Semua musuh yang menyerang telah terpental jauh. Yoga terus melemparkan orang-orang yang ada di tangannya ke udara tanpa henti. Akhirnya, seseorang "terbang" hingga ke lantai sepuluh dan tergantung di besi beton.Yoga terus melangkah maju dan menendang seorang musuh yang sudah tidak berdaya, lalu melemparkan orang itu ke lantai sebelas. Yoga terus berlari dan melancarkan serangan.Dalam sekejap mata, semua musuh telah tergantung terbalik di dinding bangunan dan tidak ada lagi yang tersisa di tanah. Dia kemudian menatap ibunya, Ayu.Ayu baru saja keluar dari penjara dan tubuhnya masih belum pulih sepenuhnya. Karena itulah, dia tidak bisa melawan Harsha. Ayu didesak bertubi-tubi oleh Harsha dan hampir saja kalah. Yoga langsung berkelebat ke hadapan Ayu untuk menahan serangan Harsha.Bum! Kembali terdengar suara dentuman yang menggelegar.Detik berikutnya, Harsha malah terpental jauh hingga belasan meter. Dia baru berhenti setelah menabrak sebuah pohon besar. Harsha memuntahkan darah dan
Nadya dan Karina yang tidak sanggup menerima berita mengejutkan ini hampir saja pingsan. Namun, kedua wanita itu langsung bereaksi dengan cepat dan berlari ke hadapan Yoga. Keduanya memukul tubuh Yoga dan mulai menangis histeris."Huhuhu! Berengsek! Yoga, kamu benar-benar berengsek! Kalau masih hidup, kenapa nggak muncul lebih awal?""Tahu nggak, kami hampir saja bunuh diri demi kamu! Kamu ini benar-benar ... bukan manusia! Huhuhu .... Kugigit kamu sampai mati!"Yoga memeluk kedua gadis itu dengan perasaan bersalah. "Maaf, semua ini salahku. Nggak akan kuulangi lagi. Aku bersumpah, nggak akan seperti ini lagi lain kali.""Kamu masih berani bilang lain kali? Kugigit kamu sampai mati!" Tangisan kedua wanita itu menggetarkan hati semua orang. Perasaan mereka bergolak penuh kejutan.Ternyata "pengecut misterius" ini adalah bos mereka yang memiliki kekayaan puluhan triliun. Apakah dia datang ke lokasi konstruksi ini hanya untuk memeriksa situasi?Memikirkan semua perbuatan mereka terhadap Y
Sementara itu, Harsha hanyalah kultivator dasar. Yoga berkelebat ke hadapan Harsha. Harsha terkejut dan hendak menyerang Yoga untuk membuatnya mundur.Yoga mengulurkan tangannya untuk menangkap tinju Harsha dengan mudah.Sambil tertawa mengejek, dia berkata, "Kamu sudah mukul pacarku, nggak keterlaluan kalau kuambil kedua tanganmu, 'kan?"Harsha tercengang, "Kamu berani? Aku ini cucu tertua Keluarga Husin ...."Ayu juga ikut terkesiap dan hendak menghentikannya. Jika Yoga benar-benar melumpuhkan Harsha, artinya mereka telah resmi bermusuhan dengan Keluarga Husin.Keluarga Husin akan melakukan pembalasan dendam dengan brutal. Sehebat apa pun Yoga, tetap saja dia hanya seorang diri. Tidak mungkin dia bisa melawan seluruh anggota Keluarga Husin. Namun, semuanya telah terlambat ....Yoga menendang Harsha tepat di perutnya. Bagaikan layangan yang terputus, tubuh Harsha terlempar jauh, sedangkan kedua lengannya masih berada di tempat semula. Yoga memegang kedua lengannya dengan erat di tanga
Setelah selesai berkata, Nadya berbalik dan hendak pergi. Sekujur tubuh Yoga langsung merinding. Gawat, sepertinya dia telah membuat Nadya cemburu. Masalah kali ini agak runyam.Yoga bergegas menarik Nadya. "Nadya, jangan pergi. Ayo kita makan sama-sama."Nadya menjawab dengan ketus, "Untuk apa aku ikutan makan malam romantis kalian? Mau jadi nyamuk?""Aku ...." Yoga terdiam seketika. Kedua wanita itu memandang Yoga dengan tatapan mengancam sambil menunggu keputusannya. Saat ini, Yoga benar-benar kebakaran jenggot.Pada akhirnya, dia meminta bantuan pada ibunya, Ayu. Ayu menunjukkan ekspresi tak berdaya. Padahal mereka baru saja bertemu, tapi anaknya ini malah memberinya kesulitan besar.Ayu benar-benar menyukai kedua gadis ini, mana mungkin dia tega mencampakkan salah satunya?'Anak durhaka, awas saja kamu setelah pulang nanti!' batin Ayu.Ayu kemudian berkata, "Begini saja, hari ini adalah hari yang patut dirayakan. Aku akan traktir semua karyawan untuk makan bersama.""Semua karyawa
"Aku akan menyuruh orang mengantar Bibi ke rumah sakit. Kalau kamu membantuku, aku akan menyembuhkan Bibi," ujar Yoga."Bukannya kamu sudah mengobati ibuku?" tanya Asta."Ya, tapi belum sampai ke akar penyakitnya," sahut Yoga.Asta tahu dirinya tidak bisa menghindar. Dia memaksakan diri untuk berkata, "Ya sudah. Kalau aku nggak salah, kamu ingin aku mencari alasan untuk membawamu pergi setelah makan, 'kan?""Tepat sekali! Nanti kamu bilang saja penyakit Bibi kambuh dan menyuruhku mengobatinya," timpal Yoga."Bu Karina, Bu Nadya, maafkan aku. Aku telah menipu kalian. Aku memang manusia hina," gumam Asta.Yoga kehabisan kata-kata mendengarnya. Kenapa Asta terdengar seperti memaki dirinya?Karyawan di Grup Yoga melampaui ribuan orang. Hotel bintang 5 terlalu mahal, jadi mereka semua berkumpul di hotel bintang 3.Sebelum pergi, Ayu berpesan kepada bawahannya untuk mengantar Harsha ke rumah sakit. Harsha adalah putra sulung sekaligus cucu pertama Keluarga Husin. Jika dia mati, Keluarga Husi
Asta memelototi Yoga dan berkata, "Ya, kamu sudah membuat Lili menangis. Nanti kuhajar kamu.""Kak Asta, kalau kamu menghajar Kak Yoga, aku akan memaafkanmu," ujar Lili segera."Ayo, Asta. Aku akan memberimu kesempatan untuk menghajarku." Yoga terkekeh-kekeh.Kelopak mata Asta berkedut. Dia tahu dirinya tidak bisa menang dari Yoga.Sementara itu, Lili pergi mencari Karina dan Nadya. Dia berkata, "Kakak iparku yang kasihan, kukira kalian akan menjadi janda untuk sisa hidup kalian ...."Setelah mengatakan ini, Lili merasa ada yang tidak beres. Dia mendapati kedua wanita itu sedang menatapnya dengan tatapan dingin. Tatapan itu seolah-olah memberi tahu Lili bahwa kakak iparnya hanya boleh ada satu.Ini gawat! Sepertinya Lili salah bicara. Namun, dia tidak peduli lagi. Dia langsung berjongkok sambil menangis sesenggukan. "Kakakku benar-benar jahat! Dia masih hidup, tapi nggak mengabari kita semua. Kalian harus memberinya pelajaran. Huhu ...."Karina dan Nadya buru-buru menghampiri untuk mem
Yoga ingin mendorong Winola, tetapi Winola memeluknya dengan makin erat. Yoga bertanya, "Winola, apa maumu?"Winola berkata dengan ekspresi sedih, "Kita punya perjanjian nikah. Selain itu, aku hamil anakmu. Kamu nggak mau mengakui perbuatanmu?"Jika tatapan bisa membunuh, Karina dan Nadya pasti sudah membunuh Yoga sejak tadi. Begitu mendengarnya, ekspresi Yoga tampak murung. Dia membentak, "Jangan bicara omong kosong atau aku akan memberimu pelajaran! Minggir! Jangan sampai aku bertindak lancang!"Winola segera berbisik, "Yoga, kalau kamu bekerja sama dengan aktingku, aku akan memberi tahu informasi tentang ayahmu. Aku yakin informasi ini sangat penting bagimu."Informasi tentang ayahnya? Yoga seketika merasa gugup. Dia bertanya, "Kamu serius?""Aku nggak pernah berbohong," timpal Winola dengan yakin.Ketika Yoga belum membuat keputusan, beberapa pria tiba-tiba mengejar ke arah mereka. Yoga bahkan mengenal pemuda yang memimpin rombongan itu. Itu adalah Sutrisno dari Keluarga Salim.Seb
Pada akhirnya, Sutrisno membawa bawahannya pergi dengan murka. Winola menghela napas lega, tetapi masih belum melepaskan tangannya dari Yoga. Dia berujar, "Suamiku, antar aku ke kamar yuk."Yoga tidak berani menatap Karina ataupun Nadya. Dia memaksakan diri untuk membawa Winola ke kamar tamu di lantai atas.Setelah masuk dan menutup pintu, Winola sontak mendorong Yoga. Dia menggertakkan gigi sambil memaki, "Berengsek! Siapa suruh kamu menyentuh perutku?""Jangan marah-marah dong. Nanti janinmu kenapa-napa," goda Yoga."Tutup mulutmu! Pergi sana! Jangan sampai aku melihatmu lagi!" hardik Winola."Kamu punya wajah cantik, tapi hatimu busuk sekali. Kamu kira aku mau sekamar dengan harimau betina sepertimu? Cepat beri tahu aku informasi tentang ayahku. Setelah itu, aku baru pergi," ucap Yoga."Kamu mengataiku harimau betina?" tanya Winola sambil menggertakkan giginya."Sudah, sudah, anggap aku salah bicara. Cepat beri tahu informasi tentang ayahku," ujar Yoga."Ayahmu belum mati. Dia masih