"Dasar nggak tahu malu!" maki Hilda. Kemudian, dia berbalik dan hendak kabur lagi. Sayangnya, Bromo langsung menyusul dan memukul leher Hilda untuk membuatnya jatuh pingsan.Saat ini, Yoga menelepon Raja Kegelapan. "Raja Kegelapan, bantu aku cari benih tingkat tinggi. Cari di seluruh dunia. Makin cepat makin bagus."Yoga ingin menanam tanaman obat yang tingkatannya di atas tingkat sembilan, bahkan obat suci di Gunung Sakura. Dengan begitu, dia bisa meningkatkan kekuatan Sekte Hagisana dan melawan Aula Digdaya dengan lebih mudah.Raja Kegelapan mengiakan. "Oke. Raja Agoy, ada yang ingin kulaporkan.""Katakan," sahut Yoga."Kami menemukan Nona Wenny pulang sendiri. Kami nggak melihat Nona Hilda bersamanya," ucap Raja Kegelapan.Yoga khawatir orang Jepana mengincar Wenny dan Hilda, jadi menyuruh Raja Kegelapan mengutus 2 bawahan untuk mengawal mereka."Hm? Hilda nggak pulang? Apa yang dia lakukan?" gumam Yoga dengan curiga."Aku sudah menyuruh orang menyelidikinya. Aku akan mengabarimu ka
Sementara itu, terlihat kawah gunung sedalam ratusan meter di bawah wanita itu. Lava tampak menggulung dan mendidih di kawah gunung itu. Karena suhu di sini sangat tinggi, pepohonan di sekeliling pun terbakar dan mati.Yoga mengamati dengan saksama dan mendapati bahwa wanita itu tidak lain adalah Hilda. Saat ini, Hilda sedang mengalami penderitaan fisik dan mental.Panas yang mengusuk membuat sekujur tubuhnya terasa tidak nyaman dan napasnya berat. Jika terjatuh ke dalam sana, tubuhnya sudah pasti akan hancur. Hilda tidak pernah merasa seputus asa ini.Mampuslah! Hilda yakin dirinya akan mati. Ketika berada dalam situasi terpuruk, sebuah sosok tiba-tiba muncul di hadapannya.Hilda pun berteriak secara naluriah dan mengerahkan seluruh tenaganya, "Tolong ... tolong aku ...!"Yoga maju dan berkata, "Hilda, jangan bergerak sembarangan. Aku akan menolongmu."Tali yang mengikat Hilda mulai hancur karena suhu yang terlalu tinggi. Jika gerakan Hilda terlalu kuat, takutnya tali itu akan putus.
Yoga memandang ke arah peluru memelesat. Terlihat seorang pria bersetelan hitam muncul dari belakang pohon. Orang itu tidak lain adalah Bromo yang menipu Hilda kemari.Bromo meniup pistolnya, lalu terkekeh-kekeh dan berujar, "Hebat juga kamu. Pantas saja, Guru mau turun tangan untuk melawanmu."Yoga bertanya, "Kamu yang menculik Hilda? Kuberi kamu kesempatan untuk menebus kesalahanmu dengan bunuh diri. Kalau nggak, aku jamin kamu akan merasakan kesengsaraan duniawi."Bromo mengarahkan pistolnya kepada Hilda dan berkata, "Anak Muda, jangan membual. Aku tahu kamu hebat, tapi apa kecepatanmu bisa menandingi pistolku?""Kalau kamu berani bergerak sembarangan, aku akan memutuskan tali yang mengikat Hilda. Dengan begitu, tubuhnya akan meleleh karena lava. Haha!""Coba saja kalau kamu berani," tantang Yoga."Lancang sekali! Bocah, jangan nggak tahu diri ya!" Bromo murka. Sebelum dia sempat melanjutkan ucapannya, Yoga sontak mengempaskan tangannya dan peluru memelesat ke arah Bromo.Kecepatan
Winola berkata dengan dingin, "Yoga, kamu pintar sekali bersembunyi. Aku baru tahu kalau kamu adalah Raja Agoy."Yoga berujar dengan tidak sabar, "Langsung saja ke intinya.""Yoga, sebaiknya kamu bersikap lebih sopan kepadaku! Kamu pasti tahu ajalmu sudah dekat, jadi berani menghinaku. Aku bisa memberimu kesempatan, kuharap kamu bisa menghargainya," ucap Winola yang murka."Oh? Kesempatan apa?" tanya Yoga."Kalau kamu bersikap baik, aku bisa menerimamu menjadi bagian dari Keluarga Bramasta. Kamu bisa menjadi bawahan keluargaku dengan memanfaatkan pengaruh dan kekayaanmu di dunia manusia," jelas Winola.Leluhur Jahanam Langit sontak terkejut. Dia bertanya, "Nona, dia nggak pantas menjadi bagian dari Keluarga Bramasta! Kalau kamu mau, kita bisa membuat ribuan Raja Agoy!"Leluhur Jahanam Langit tahu betapa sulitnya untuk bergabung dengan Keluarga Bramasta. Dia berjuang mati-matian selama puluhan tahun hingga akhirnya mendapat pengakuan di usia 60-an tahun.Kini, Winola malah tiba-tiba men
Leluhur Jahanam Langit berujar dengan dingin, "Sudahlah, waktuku nggak banyak lagi. Aku akan mengantar kalian ke neraka sekarang juga. Kalian bermesra-mesraan di sana saja."Usai melontarkan itu, leluhur Jahanam Langit melancarkan tinju ke arah Hilda. Tinju itu membawa angin kencang yang bisa menghancurkan segalanya. Batu sampai hancur dan ruang terdistorsi.Tinju itu menargetkan kepala Hilda. Melihat ini, Yoga langsung berkelebat ke samping Hilda dan menggunakan tubuhnya untuk menggagalkan serangan. "Awas!"Duar! Tinju itu seketika hancur dan menimbulkan suara yang memekakkan telinga seperti ledakan. Yoga pun terhempas jauh. Meskipun begitu, dia tidak melepaskan Hilda dan tetap menggunakan tubuhnya untuk melindungi Hilda.Kekuatan tinju itu sungguh dahsyat, sampai bisa mengacaukan magma di dalam kawah. Yoga pun memeluk Hilda dan keduanya menggelinding hingga kejauhan ratusan meter. Pada akhirnya, tubuh mereka menghantam batu besar dan berhenti.Batu itu sampai hancur karena benturan k
Demi menyerang Yoga secara diam-diam, leluhur Jahanam Langit tega mengorbankannya. Bromo merasa seluruh organ dalamnya telah hancur dan dirinya akan segera mati.Bromo menatap leluhur Jahanam Langit dengan mata terbelalak dan merah. Dia berkata, "Guru ... kamu ... tega membunuhku ...."Leluhur Jahanam Langit membalas, "Kalau nyawamu bisa membuat Yoga terluka parah, kamu pantas mati. Seharusnya kamu merasa terhormat karena mati di tanganku.""Ka ... kamu ...." Darah Bromo bergejolak hebat. Setelah memuntahkan darah, dia langsung tewas di tempat.Yoga bertanya dengan dingin, "Kamu menghalalkan segala cara hanya untuk mencapai tujuanmu. Kamu sampai tega membunuh muridmu sendiri. Apa begini sifat para kultivator kuno? Aku paham sekarang."Leluhur Jahanam Langit terkekeh-kekeh dan menyahut, "Dia cuma anjing peliharaanku di dunia fana. Dia bukan muridku.""Bukankah kamu juga cuma seekor anjing di mata Keluarga Bramasta?" cemooh Yoga."Suatu kehormatan bagiku bisa menjadi anjing Keluarga Bram
Pukulan ini dilayangkan dengan kekuatan penuh, seperti yang diharapkan dari seorang kultivator tingkat bentala. Yoga kembali mengerahkan seluruh tenaganya untuk melawan musuh.Duar!Setelah terdengar suara dentuman, kedua orang itu terlempar secara bersamaan. Gelombang benturan yang kuat menyapu bersih semua benda di puncak gunung. Lava di dalam kawah gunung berapi bergolak semakin hebat, seolah-olah terlihat seperti akan meledak.Kali ini keduanya terpukul mundur sama jauhnya dan tidak ada yang unggul.Leluhur Jahanam Langit berkata, "Kelihatannya, inilah kekuatanmu yang sesungguhnya. Bisa mencapai tingkat bentala di usia semuda ini memang sangat langka. Aku jadi nggak tega mau membunuhmu."Melihat ekspresi leluhur Jahanam Langit yang percaya diri, hati Yoga tersentak. Jangan-jangan, leluhur Jahanam Langit masih belum menunjukkan kekuatannya sesungguhnya? Apakah dia adalah kultivator tingkat jumantara? Kalau benar-benar seperti itu, masalahnya jadi agak repot.Leluhur Jahanam Langit b
Yoga bertekad untuk membuat leluhur Jahanam Langit mati kelelahan. Menghadapi orang yang telah memukulnya berkali-kali, Yoga tidak mungkin akan membiarkannya begitu saja. Sebagai seorang Raja Agoy yang perkasa, mana pernah Yoga diperlakukan seperti ini sebelumnya?Oleh karena itu, strategi pertempuran Yoga selanjutnya adalah terus bangkit kembali setelah dihajar oleh leluhur Jahanam Langit. Yoga sendiri paham bahwa dia bukanlah saingan leluhur Jahanam Langit. Maka dari itu, dia tidak menangkis serangan leluhur Jahanam Langit sama sekali. Dia hanya terus membiarkan pria itu menyerangnya.Sementara itu, Yoga yakin dia akan bisa menemukan kesempatan untuk menyerang leluhur Jahanam Langit diam-diam. Ini benar-benar sebuah strategi yang mempertaruhkan nyawa.Dalam sekejap, kedua belah pihak telah melancarkan puluhan serangan secara berturut-turut. Tubuh Yoga telah babak belur, tetapi semuanya hanya luka luar. Organ dalamnya tidak terluka sama sekali. Leluhur Jahanam Langit juga terluka cuku