Sialan, Yoga hanya mempermainkannya!"Kenapa? Kamu nggak mau?" lanjut Yoga, "Ya sudah kalau nggak mau."Wenny berkata dengan kesal, "Oke, aku akan lakukan sesuai perintahmu.""Oke, setelah pulang nanti kirimkan informasi tentang keluargamu dengan detail padaku. Aku harus cari penyebabnya dulu kalau mau mengobatinya." Usai berkata demikian, Yoga langsung menutup teleponnya.Yoga dan Roselia akhirnya tiba di depan gerbang kedutaan Jepana. Suasana di dalam sana sangat hening. Selain dua orang pengawal yang berjaga di depan pintu, tidak ada satu pun lagi sosok lain yang terlihat. Kedua orang itu bersembunyi di tempat yang gelap sambil menunggu kedatangan Richmond.Selama ini, Roselia terus menggerayangi tubuh Yoga dan mengusiknya. Wajah Yoga sampai memerah karena diperlakukan seperti itu oleh Roselia. Dalam hatinya mengutuk Richmond atas semua ini, 'Richmond sialan, semua ini gara-gara kamu. Tunggu saja, aku pasti akan membunuhmu."Sekitar pukul 21.30, terlihat sesosok bayangan yang mencur
Yoga membawanya ke vila Roselia. Gadis itu terlalu lemah. Saat tiba di vila, dia telah tidak sadarkan diri. Yoga segera melakukan pertolongan darurat padanya.Gadis itu masih dalam usia primanya, tetapi Yoga menyadari bahwa semua organ dalamnya telah rusak parah. Kondisinya seperti orang tua yang telah berusia 60 atau 70 tahun. Sekujur tubuhnya dipenuhi luka dan koreng yang bernanah. Sulit untuk membayangkan apa yang telah dialami gadis ini.Setelah melakukan pertolongan selama belasan menit, gadis ini akhirnya telah melewati masa kritis dan nyawanya telah terselamatkan. Gadis itu perlahan-lahan tersadar. Setelah mengetahui Yoga melakukan pertolongan darurat padanya, gadis itu menangis tersedu-sedu dan bahkan hendak berlutut di hadapan Yoga."Terima kasih atas pertolonganmu ...."Yoga langsung menyela, "Kamu baru saja pulih, jangan gerak sembarangan dulu. Bisa beri tahu aku, apa yang telah terjadi sebenarnya? Kenapa kamu jadi begini?"Gadis itu hanyut dalam ingatannya yang menyedihkan.
Yoga langsung menceritakan kejadian tentang melonjaknya pasien penderita kanker di Daruna kepada Roselia."Kak, aku curiga semua pasien kanker ini adalah ulah orang Jepana. Hal terpenting sekarang ini adalah mendapatkan buktinya. Dengan begitu, semuanya akan jadi lebih mudah nantinya.""Oke! Aku akan kerahkan semua anggota Restoran Floran untuk mengumpulkan bukti!" balas Roselia.Yoga juga menelepon Raja Kegelapan dan memerintahkannya untuk mengumpulkan bukti. Pada saat ini, Wenny juga telah mengirimkan informasi keluarganya pada Yoga. Setelah melihat semua informasi itu, Yoga telah mengetahui penyebab gangguan jiwa yang dialami keluarga Wenny.Ayah dan paman-paman Wenny semuanya adalah veteran perang. Mereka berhasil memenangkan banyak pertempuran saat melawan Jepana. Dalam pertempuran itu, ada banyak sekali keluarga dan teman mereka yang tewas di tangan orang Jepana. Mereka benar-benar dendam terhadap orang Jepana!Terutama di akhir pertempuran, semakin sengitnya peperangan yang berl
Terutama rumah tua Wisnu, kini telah menjadi vila tiga tingkat yang sangat mewah dan megah. Yoga bertanya, "Wisnu, apa kamu yang menyumbang uang untuk membangun semua rumah di desa ini?"Wisnu tampak bingung. "Nggak. Aku nggak pernah menyumbangkan uang, aku cuma kirimkan uang untuk ibu angkatku.""Aneh sekali. Baru beberapa bulan nggak ketemu, kenapa perubahannya besar sekali?" gumam Yoga.Pada saat ini, muncul sebuah sosok dari vila milik Wisnu. Jelas sekali, orang itu adalah istri Wisnu, Fenny. Dulu, Fenny sangat merendahkan Wisnu karena menganggapnya miskin. Dia selalu memukul ataupun memarahi Wisnu dan tidak menganggapnya sebagai manusia.Setelah itu, Yoga membantu Wisnu dengan memberinya uang, vila, serta mobil mewah. Hal ini membuat Fenny benar-benar menyesal. Dia bahkan memohon pada Wisnu untuk balikan, tetapi ditolak oleh Wisnu.Namun, kini Fenny tidak lagi terlihat seperti gadis desa. Dia mengenakan berbagai perhiasan dan barang bermerk. Bahkan tas yang dibawanya juga senilai
Wisnu mengernyitkan alisnya, lalu membuka pintu perlahan-lahan. Dari dalam rumah yang hening itu, tercium bau jamur. Beberapa perabotan kuno di dalamnya sudah rusak, bahkan rumah pengemis pun lebih bagus dari rumah ini.Wisnu melihat bahwa ada debu tebal yang telah menumpuk di meja. Alisnya semakin berkerut. "Ada apa ini? Kelihatannya tempat ini sudah lama nggak ditempati. Ke mana perginya Ibu?"Yoga berkata, "Mungkin sudah pindah rumah dengan uang yang kamu kirimkan?"Wisnu mengangguk, sepertinya memang hanya ada kemungkinan seperti itu. Dia berkata, "Kak Yoga, aku mau berdoa di makam orang tuaku dulu. Kalau kamu sibuk, pulanglah dulu."Yoga menjawab, "Nggak apa-apa, kutemani saja.""Terima kasih!" ucap Wisnu. Yoga menemani Wisnu ke bukit belakang, orang tua Wisnu dimakamkan di tengah bukit ini. Setelah tiba di depan makam itu, Wisnu melihat bahwa ada beberapa lubang di samping makam itu. Di dalam lubang itu bahkan ada peti hitam yang telah terbuka.Ada apa ini sebenarnya?Siapa yang
"Fenny bilang kamu sangat menderita di luar sana, bahkan sampai harus mengemis dan mati kelaparan. Ibu menjual semua mahar Ibu dan menyuruh Fenny untuk mengantarkan uangnya padamu. Dia pasti sudah kirimkan padamu, 'kan? Haeh, Ibu sudah tua dan nggak bisa hasilkan uang lagi. Kalaupun hidup juga cuma menghabiskan makanan. Lebih baik Ibu mati saja supaya kamu nggak usah khawatir."Fenny! Semua ini ternyata ulah Fenny si bajingan itu! Tidak, bahkan bajingan juga tidak akan memperlakukan orang tua sekejam itu!Wisnu yang lemah lembut selama ini, kini bahkan ingin membunuh orang. Yoga juga mengepalkan tangannya dengan kejam. Dia harus mencabut nyawa bedebah ini untuk menebus semuanya. Wisnu langsung melompat ke dalam peti dan bersujud pada Puput."Ibu, maafkan aku telah lalai merawatmu sampai membuatmu seperti ini. Ibu jangan dengar omong kosong Fenny. Hidupku sangat baik sekarang. Aku sudah jadi direktur di sebuah perusahaan besar, penghasilan tahunanku sebesar puluhan miliar. Aku mengirimk
Kenapa dia bisa tega melakukan semua ini?Yoga berusaha menghiburnya, "Wisnu, jangan terlalu sedih. Kita masih belum bisa pastikan apakah dua tengkorak ini benar-benar milik orang tuamu." Hanya dengan melihat dua tengkorak ini, tidak mungkin bisa menentukan identitasnya.Wisnu berkata, "Nggak, Kak Yoga. Mereka ini adalah orang tuaku. Saat masih hidup, ayahku mengalami luka parah dan harus dipotong dua tulang rusuk dan satu jarinya. Ini nggak mungkin salah ...."Niat membunuh Yoga langsung menyeruak. Bahkan orang luar sepertinya saja tidak bisa menahan emosi mendengarnya, apalagi Wisnu. Yoga berusaha meredam amarahnya saat berkata, "Wisnu, kita kuburkan dulu mereka.""Baik!" Wisnu mengalami syok berat berkali-kali sehingga pikirannya sudah tidak terlalu jelas dan sekujur tubuhnya terasa lemas. Yoga yang menurunkan tengkorak kedua orang tuanya dan menguburnya kembali."Wisnu," panggil Yoga."Ya?""Hari ini, aku akan kabulkan permintaanmu. Balas semua dendammu! Siapa pun yang berani menen
Dulu saat Wisnu dan Fenny belum bercerai, Sangga telah mulai mendekati Fenny. Dia juga sering menindas Wisnu dengan menggunakan jabatannya ini. Melihat tindakan Wisnu yang menghancurkan barang-barang di vila Fenny, para penduduk desa merasa marah.Sangga yang maju duluan untuk memakinya, "Wisnu sialan! Kamu benar-benar membuat reputasi desa kita tercoreng! Dulu kamu mencampakkan Fenny setelah mulai menghasilkan uang. Sekarang hidupnya sudah bahagia, kamu malah datang untuk merusaknya. Kamu ini benar-benar bajingan! Saudara-saudara sekalian, ayo usir bajingan ini. Kelak, jangan biarkan dia masuk ke desa ini lagi!"Sekelompok orang langsung menyerbu masuk ke vila itu untuk menyerang Wisnu. Puput ketakutan dan ingin mencegah mereka. Namun, Yoga telah duluan maju untuk mengadangnya."Berhenti semuanya! Siapa pun yang berani menghalanginya, jangan salahkan aku nggak segan-segan!"Sangga memakinya, "Sialan, ini daerah kekuasaan kami. Kamu ini cuma orang luar, tapi berani sekali bersikap lanc
"Matilah!" Empat kultivator raja mengerahkan senjata ajaib mereka dan langsung melancarkan serangan.Dalam sekejap, langit seakan-akan runtuh. Bumi bergetar dan suasana menjadi mengerikan. Udara di sekitar dipenuhi dengan tekanan yang menyesakkan.Meskipun orang-orang di sekitar berdiri cukup jauh, mereka tetap bisa merasakan perubahan ini dengan jelas. Tatapan mereka penuh keterkejutan. Mereka hanya bisa terpaku menyaksikan pertempuran yang belum pernah mereka lihat seumur hidup."Meskipun Yoga berbakat luar biasa, dia pasti nggak punya harapan untuk bertahan hidup kali ini!" Begitulah yang ada di benak semua orang. Mereka hanya bisa menghela napas dalam hati.Hanya saja pada saat ini, terdengar suara keras. Tiba-tiba, kilatan petir muncul dan menyelimuti tubuh Yoga. Cahaya petir itu berkilauan luar biasa dan terlihat seperti zirah yang menyala dengan sinar terang."Ini ... apa sebenarnya yang terjadi?""Petir bisa digunakan seperti ini? Mustahil!""Apa yang dia latih? Kenapa kekuatan
"Ternyata kamu seorang kultivator raja juga?" tanya keempat kultivator raja itu dengan ekspresi yang berubah dan tatapan yang aneh. Dengan kekuatan yang begitu luar biasa, Yoga sudah bisa berjalan dengan bebas di dunia kultivator kuno. Apalagi orang ini memiliki hubungan darah dengan mereka, ini adalah sebuah kesempatan yang langka bagi keluarga mereka."Bukankah kalian ingin membunuhku? Ayo maju," teriak Yoga dengan petir yang menyambar-nyambar dan aura yang kuat memenuhi ruangan itu."Yoga, kamu adalah keturunan dai Keluarga Kusuma. Kalau sekarang kamu berlutut untuk minta maaf dan menyerah, aku akan menerimamu kembali ke Keluarga Kusuma," kata salah satu kultivator raja Keluarga Kusuma dengan dingin."Ibumu adalah anggota Keluarga Husin. Asalkan kamu bersedia mengabdi pada Keluarga Husin, aku akan menerimamu dan ibumu kembali ke Keluarga Husin," teriak salah satu kultivator raja Keluarga Husin dengan lantang.Saat ini, kedua keluarga itu sudah bisa melihat kekuatan Yoga, mereka tent
Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje
"Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata
"Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata
Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga
Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D
Seiring dengan tertidurnya Bimo, tidak ada jawaban sama sekali ketika Yoga memanggilnya dua kali. Dia benar-benar telah tertidur.Yoga bergumam dalam hati. Dia merasa sedikit tidak yakin. 'Satu bulan ... bisakah aku menemukannya?'Benda seperti itu, bahkan ketika Yoga sendiri masuk ke area terlarang, hanya bisa menemukan satu. Sementara dua benda yang tersisa ... dia sama sekali tidak memiliki petunjuk. Selain itu, kini dirinya juga telah menjadi target dari para penjaga gerbang.Setelah berpikir panjang, Yoga menyadari bahwa dia harus mempercepat langkahnya. Setelah melalui berbagai rintangan dalam perjalanan pulang, Yoga akhirnya kembali ke vila.Namun begitu masuk ke dalam, Yoga langsung melihat Sutrisno sudah duduk di ruang tamu. Dia sedang menunggunya dengan ekspresi penuh kegelisahan."Apa itu kamu? Sebenarnya kamu bukan? Apa kamu yang bunuh anggota Keluarga Husin?" tanya Sutrisno dengan nada cemas. Dia terus-menerus menekannya untuk memberikan jawaban.Yoga menghela napas. Dia m
"Benar! Kita harus rebut kembali obat-obatan. Besi hitam nggak boleh jatuh ke tangan mereka!""Tapi ... di mana manusia hantu lainnya? Bukannya yang ada di sini kebanyakan hanya orang-orang dari Keluarga Husin?" Di tengah kerumunan, seseorang tiba-tiba mengajukan pertanyaan itu.Sutrisno membalas dengan santai, "Apa pedulimu? Mereka memang nggak pernah akur satu sama lain. Mungkin mereka langsung kabur begitu keadaan menjadi genting!"Mendengar itu, orang-orang yang ada di sana pun mengangguk-angguk seakan menerima penjelasan tersebut tanpa banyak berpikir.Winola melirik Sutrisno sekilas. Pikirannya penuh dengan beban berat. Di tempat ini, hanya dia dan Sutrisno yang memiliki hubungan dekat dengan Yoga. Mereka berdua sangat memahami kepribadian Yoga. Kemungkinan besar, Keluarga Husin telah dijebak olehnya.Tak lama setelah itu, orang-orang mulai bergerak. Mereka berpencar untuk mencari keberadaan Keluarga Husin.Saat ini, Yoga duduk bersila dalam meditasi di kejauhan. Setelah beberapa