Wenny juga menatap Yoga dengan penuh kekecewaan, "Yoga, kamu benar-benar membuatku kecewa. Saat ini seharusnya adalah usia produktifmu, tapi kamu malah datang ke sini untuk bersantai. Memang benar kata Fargo, kalau kamu masih terus begitu, seumur hidup ini mungkin benar-benar nggak akan punya istri."Interaksi mereka menarik banyak perhatian dari orang di sekitar mereka. Beberapa di antara kerumunan itu adalah orang yang berkecimpung dalam dunia bela diri. Saat mendengar nama Fargo, mereka sangat tercengang."Aku pernah dengar ada pendatang baru di dunia bela diri Daruna yang sangat hebat. Di usianya yang muda, dia sudah mendapat juara pertama dalam pertandingan bela diri yang diadakan Asosiasi Bela Diri tahun ini. Nggak kusangka aku bisa bertemu dengannya hari ini, sungguh sebuah kehormatan bagiku.""Memang cuma Fargo yang bisa cocok bersanding dengan wanita secantik ini. Si miskin itu nggak tahu diri mau merebut wanita Fargo.""Orang miskin yang cuma bisa jajan di tempat seperti ini
Semua orang mengumpat dalam hati, 'Sialan, ada yang memamerkan kemesraan di depan umum. Apa dunia ini masih ada hukum yang berlaku?!'Fargo menenangkan dirinya, lalu berkata, "Cantik, kalian jangan tertipu oleh Yoga. Sebenarnya, dia ini adalah pria berengsek dan pembohong. Dia sudah dijodohkan, tapi malah terus cari simpanan di luar sana. Orangnya benar-benar bermasalah ...."Roselia berkata, "Justru pria berengsek yang bagus, banyak pengalaman. Dengan begitu pasti lebih seru, benar nggak Dik?"Jeje mengangguk sambil mengunyah tahu goreng, "Ya, seru, seru."Fargo semakin emosi. Ingin sekali rasanya dia mengatakan dirinya lebih berpengalaman daripada Yoga. Setelah berusaha meredam emosi lagi, dia melanjutkan, "Sebaiknya kalian buka mata kalian lebar-lebar, jangan sampai tertipu dengan penampilan. Selain penampilannya, aku benar-benar nggak mengerti apa yang kalian suka darinya."Erna menjawab, "Aku suka dengan kemampuannya yang hebat, bisa memberi kami rasa aman. Apa itu cukup?""Haha!"
Fargo marah besar, "Sombong sekali, ayo maju!"Yoga berkata, "Aku mengalah satu tangan untukmu.""Cari mati kamu!" Fargo yang telah naik pitam langsung mengerahkan semua tenaganya untuk menyerbu ke arah Yoga. Dia mengeluarkan kemampuannya sebagai seorang ahli tingkat master agung. Aura yang dipancarkannya membuat semua orang yang menonton terasa tertekan. Tidak sia-sia Fargo memiliki reputasi sebagai juara bela diri.Semua orang langsung bergerak mundur karena takut akan terkena imbas dari serangannya. Sampai ketika Fargo tiba di depan Yoga, Yoga bahkan tidak bereaksi sama sekali. Fargo mengepalkan tangannya dengan kuat dan melayangkan tinju ke dada Yoga. Yoga tidak melawan ataupun menghindar. Dia hanya membiarkan tinju Fargo mendarat di dadanya.Bum! Krak! Terdengar suara derakan tulang.Semua orang mengira tulang rusuh Yoga pasti telah hancur. Tak disangka, detik berikutnya, Fargo malah memegang tinjunya sambil berteriak histeris, "Tanganku ....""Apa?!" Semua orang sontak tercengang
Yoga merasa Wenny sungguh menyedihkan. Perusahaan Wenny mengalami krisis sebanyak 2 kali dan Yoga selalu membantu. Namun, di mata wanita itu, dia hanya pembuat masalah.Yoga memutuskan untuk memberi tahu Wenny bahwa dirinya adalah bos Perusahaan Farmasi Hansa. Lagi pula, kakak dan adik seperguruannya sedang berada di sini. Dia tidak perlu takut Wenny terus mengganggunya setelah tahu identitasnya.Yoga berkata dengan serius, "Wenny, asal kamu tahu, aku yang diam-diam membantu perusahaanmu di masa kritis. Kalau aku nggak memberimu hak produksi vaksin, mungkin perusahaanmu sudah bangkrut.""Hehe." Wenny terkekeh-kekeh dan menyahut, "Apa serunya berbohong seperti ini? Kamu kira aku akan percaya dan berterima kasih padamu?""Aku nggak berbohong. Memang aku yang diam-diam membantumu ...," jelas Yoga.Sebelum Yoga menyelesaikan perkataannya, Wenny menyela, "Cukup! Kamu harus tahu, Tuan Fargo punya hubungan dekat dengan Pak Kusuma. Dia meminta bantuan Pak Kusuma untukku.""Dulu aku masih bingu
Dirga berkata dengan tidak serius, "Ya, ya. Aku akan menyuruh orang mengantarnya secepat mungkin.""Secepat mungkin itu kapan? Kamu harus memberitahuku waktu spesifiknya," desak Yoga.Dirga mulai kesal. Dia berujar, "Sudah, jangan berpura-pura bodoh lagi. Kudengar kamu menanam benih tingkat sembilan di nadi obat. Kalau tebakanku nggak salah, kamu mencuri benih tingkat sembilan itu, 'kan?""Hei, jangan memfitnahku. Benih tingkat sembilan dijaga dengan ketat. Gimana mungkin aku mencurinya semudah itu?" balas Yoga. Sebenarnya, benih itu dicuri oleh Jeje."Fitnah apanya? Kami semua yang ada di Kota Terlarang melihatnya dengan mata kepala sendiri," timpal Dirga.Dirga tidak bisa mengeluarkan bukti, jadi bersikap tidak masuk akal seperti ini. Yoga pun berkata, "Teman-temanku bisa membuktikan kalau aku nggak mencurinya.""Sudahlah, aku malas berdebat denganmu. Begini saja, aku akan membantumu dan kita lupakan janji itu. Gimana?" tawar Dirga."Bantuan apa yang ingin kamu berikan?" tanya Yoga.
Jantung Yoga berdetak kencang. Kini, dia menguasai 2 keterampilan tempur kultivator kuno dan memiliki kekuatan dahsyat. Dia seharusnya berada di tingkat aswad. Akan tetapi, kemampuannya masih kalah jauh dari tingkat bentala.Untungnya, sang ibu meninggalkan keterampilan tempur kultivator kuno dan teknik alkimia. Entah Yoga bisa meningkatkan kekuatannya malam ini atau tidak.Yoga berkata, "Kak, nggak perlu minta bantuan dulu. Aku sudah jauh lebih kuat sekarang. Kalau bertarung dengan leluhur itu, belum tentu aku yang akan kalah."Roselia dan Erna sama-sama menatap Yoga dengan ragu. Mereka bertanya, "Kamu yakin? Di usiamu yang sekarang, kamu nggak mungkin mencapai tingkat bentala. Belum ada sejarah seperti itu hingga sekarang.""Tentu saja. Untuk apa aku berbohong?" balas Yoga. Karena tidak seharusnya menunda-nunda lagi, Yoga langsung kembali ke nadi obat untuk meningkatkan kekuatannya.Raja Naga terus berjaga di nadi obat. Ketika melihat Yoga, dia menyapa dengan sopan, "Master, ayo sila
Sementara itu, darah dan energi Yoga hampir terkuras habis. Dia sampai kesulitan untuk bernapas.Tiba-tiba, seberkas cahaya pedang menembus tubuh Yoga dengan cepat dan menyembul ke otaknya. Yoga sontak merasakan energi dahsyat, seolah-olah tubuhnya akan meledak.Di sisi lain, kesadarannya berangsur melemah. Samar-samar, dia mendengar suara yang sangat tua. "Wahai ras rendahan, aku roh Pedang Langit. Aku akan mengambil tubuhmu sekarang, ini suatu kehormatan bagimu."Apa? Ternyata Pedang Langit punya roh? Yoga membangunkannya sehingga roh itu ingin mengambil tubuhnya? Ini gawat sekali.Yoga mengerahkan seluruh tenaga untuk mempertahankan kesadarannya. Dengan demikian, tekad Yoga bersaing dengan tekad roh itu.Sayangnya, tubuh Yoga sangat lemah sehingga tekadnya tidak sanggup melawan tekad roh pedang. Proses ini sungguh menyakitkan bagi Yoga.Yoga seperti merasa berabad-abad telah berlalu. Kesadarannya makin lemah dan roh pedang itu hampir merenggut tubuhnya. Tiba-tiba, terdengar suara le
Yoga tertawa. Kini kekuatan tempurnya telah mencapai tingkat bentala, sementara pertahanannya tak tertandingi. Meskipun belum tentu bisa mengalahkan leluhur itu, leluhur itu juga tidak akan bisa membunuh Yoga. Yoga tidak akan mati dengan mengulur waktu."Berapa lama aku berada di ruangan itu?" tanya Yoga."Sehari semalam," jawab Raja Naga.Yoga memandang langit yang sudah mulai gelap, lalu berkata, "Ayo, kita pergi berduel.""Yoga!" Saat ini, Erna, Roselia, dan Jeje datang."Kenapa kalian mencariku?" tanya Yoga."Kami datang untuk membantumu. Kalau kamu kalah, kami akan melindungimu sebisa mungkin," sahut Erna.Raja Naga berujar, "Kalian terlalu meremehkan Master. Master sudah mencapai tingkat jumantara. Mudah saja baginya untuk membunuh leluhur itu."Begitu ucapan ini dilontarkan, semua orang pun terkejut. Raja Naga yang bermartabat dan disebut sebagai ahli bela diri nomor satu malah memanggil Yoga dengan sebutan "master"? Dia bahkan mengatakan Yoga telah mencapai tingkat jumantara! S
"Ternyata kamu seorang kultivator raja juga?" tanya keempat kultivator raja itu dengan ekspresi yang berubah dan tatapan yang aneh. Dengan kekuatan yang begitu luar biasa, Yoga sudah bisa berjalan dengan bebas di dunia kultivator kuno. Apalagi orang ini memiliki hubungan darah dengan mereka, ini adalah sebuah kesempatan yang langka bagi keluarga mereka."Bukankah kalian ingin membunuhku? Ayo maju," teriak Yoga dengan petir yang menyambar-nyambar dan aura yang kuat memenuhi ruangan itu."Yoga, kamu adalah keturunan dai Keluarga Kusuma. Kalau sekarang kamu berlutut untuk minta maaf dan menyerah, aku akan menerimamu kembali ke Keluarga Kusuma," kata salah satu kultivator raja Keluarga Kusuma dengan dingin."Ibumu adalah anggota Keluarga Husin. Asalkan kamu bersedia mengabdi pada Keluarga Husin, aku akan menerimamu dan ibumu kembali ke Keluarga Husin," teriak salah satu kultivator raja Keluarga Husin dengan lantang.Saat ini, kedua keluarga itu sudah bisa melihat kekuatan Yoga, mereka tent
Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje
"Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata
"Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata
Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga
Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D
Seiring dengan tertidurnya Bimo, tidak ada jawaban sama sekali ketika Yoga memanggilnya dua kali. Dia benar-benar telah tertidur.Yoga bergumam dalam hati. Dia merasa sedikit tidak yakin. 'Satu bulan ... bisakah aku menemukannya?'Benda seperti itu, bahkan ketika Yoga sendiri masuk ke area terlarang, hanya bisa menemukan satu. Sementara dua benda yang tersisa ... dia sama sekali tidak memiliki petunjuk. Selain itu, kini dirinya juga telah menjadi target dari para penjaga gerbang.Setelah berpikir panjang, Yoga menyadari bahwa dia harus mempercepat langkahnya. Setelah melalui berbagai rintangan dalam perjalanan pulang, Yoga akhirnya kembali ke vila.Namun begitu masuk ke dalam, Yoga langsung melihat Sutrisno sudah duduk di ruang tamu. Dia sedang menunggunya dengan ekspresi penuh kegelisahan."Apa itu kamu? Sebenarnya kamu bukan? Apa kamu yang bunuh anggota Keluarga Husin?" tanya Sutrisno dengan nada cemas. Dia terus-menerus menekannya untuk memberikan jawaban.Yoga menghela napas. Dia m
"Benar! Kita harus rebut kembali obat-obatan. Besi hitam nggak boleh jatuh ke tangan mereka!""Tapi ... di mana manusia hantu lainnya? Bukannya yang ada di sini kebanyakan hanya orang-orang dari Keluarga Husin?" Di tengah kerumunan, seseorang tiba-tiba mengajukan pertanyaan itu.Sutrisno membalas dengan santai, "Apa pedulimu? Mereka memang nggak pernah akur satu sama lain. Mungkin mereka langsung kabur begitu keadaan menjadi genting!"Mendengar itu, orang-orang yang ada di sana pun mengangguk-angguk seakan menerima penjelasan tersebut tanpa banyak berpikir.Winola melirik Sutrisno sekilas. Pikirannya penuh dengan beban berat. Di tempat ini, hanya dia dan Sutrisno yang memiliki hubungan dekat dengan Yoga. Mereka berdua sangat memahami kepribadian Yoga. Kemungkinan besar, Keluarga Husin telah dijebak olehnya.Tak lama setelah itu, orang-orang mulai bergerak. Mereka berpencar untuk mencari keberadaan Keluarga Husin.Saat ini, Yoga duduk bersila dalam meditasi di kejauhan. Setelah beberapa
"Yang aku inginkan adalah membuat Keluarga Husin benar-benar tunduk sepenuhnya! Rasa takut? Itu nggak ada dalam kamusku!" Suara Yoga penuh dengan keangkuhan dan keyakinan mutlak.Di tempat itu, para manusia hantu hanya bisa terdiam. Mereka semua menatapnya dengan ekspresi kosong. Namun, di mata mereka kini muncul kilatan kekaguman yang makin mendalam.Bagaimanapun juga, orang yang berani bersikap begitu arogan, yang berani berhadapan langsung dengan Keluarga Husin, bukanlah orang biasa. Keberanian seperti ini ... tidak dimiliki oleh semua orang!"Gawat! Ada orang-orang dari tiga kekuatan lain yang datang! Mereka adalah anggota dari tiga keluarga besar lainnya!" Tiba-tiba, suara seseorang menggema.Semua orang di sana langsung tersentak kaget. Mereka segera menoleh ke arah Yoga. Tiga keluarga besar lainnya ... datang juga?Prajna mengusulkan dengan nada tegang, "Apa yang harus kita lakukan? Sebaiknya kita segera pergi!"Yoga tersenyum licik. Sepasang matanya berkilat penuh arti ketika b