Sementara itu, darah dan energi Yoga hampir terkuras habis. Dia sampai kesulitan untuk bernapas.Tiba-tiba, seberkas cahaya pedang menembus tubuh Yoga dengan cepat dan menyembul ke otaknya. Yoga sontak merasakan energi dahsyat, seolah-olah tubuhnya akan meledak.Di sisi lain, kesadarannya berangsur melemah. Samar-samar, dia mendengar suara yang sangat tua. "Wahai ras rendahan, aku roh Pedang Langit. Aku akan mengambil tubuhmu sekarang, ini suatu kehormatan bagimu."Apa? Ternyata Pedang Langit punya roh? Yoga membangunkannya sehingga roh itu ingin mengambil tubuhnya? Ini gawat sekali.Yoga mengerahkan seluruh tenaga untuk mempertahankan kesadarannya. Dengan demikian, tekad Yoga bersaing dengan tekad roh itu.Sayangnya, tubuh Yoga sangat lemah sehingga tekadnya tidak sanggup melawan tekad roh pedang. Proses ini sungguh menyakitkan bagi Yoga.Yoga seperti merasa berabad-abad telah berlalu. Kesadarannya makin lemah dan roh pedang itu hampir merenggut tubuhnya. Tiba-tiba, terdengar suara le
Yoga tertawa. Kini kekuatan tempurnya telah mencapai tingkat bentala, sementara pertahanannya tak tertandingi. Meskipun belum tentu bisa mengalahkan leluhur itu, leluhur itu juga tidak akan bisa membunuh Yoga. Yoga tidak akan mati dengan mengulur waktu."Berapa lama aku berada di ruangan itu?" tanya Yoga."Sehari semalam," jawab Raja Naga.Yoga memandang langit yang sudah mulai gelap, lalu berkata, "Ayo, kita pergi berduel.""Yoga!" Saat ini, Erna, Roselia, dan Jeje datang."Kenapa kalian mencariku?" tanya Yoga."Kami datang untuk membantumu. Kalau kamu kalah, kami akan melindungimu sebisa mungkin," sahut Erna.Raja Naga berujar, "Kalian terlalu meremehkan Master. Master sudah mencapai tingkat jumantara. Mudah saja baginya untuk membunuh leluhur itu."Begitu ucapan ini dilontarkan, semua orang pun terkejut. Raja Naga yang bermartabat dan disebut sebagai ahli bela diri nomor satu malah memanggil Yoga dengan sebutan "master"? Dia bahkan mengatakan Yoga telah mencapai tingkat jumantara! S
"Kamu punya tiket masuk?" tanya Yoga. Ketika melihat Yoga kebingungan, Fargo terkekeh-kekeh sebelum meneruskan, "Tiket masuk saja nggak tahu. Jangan harap kamu bisa menonton duel!""Asal kamu tahu, kalau ingin nonton, kamu harus punya tiket masuk dari Asosiasi Bela Diri. Tiket itu sulit didapatkan sekarang. Yang paling murah saja 200 miliar. Itu pun belum tentu bisa dapat. Semua tergantung koneksimu," jelas Fargo.Yoga tentu murka mendengarnya. Berani sekali Asosiasi Bela Diri meraup keuntungan dengan cara seperti ini.Di sisi lain, Raja Naga tampak murung. Asosiasi Bela Diri adalah organisasi di bawah naungannya. Bawahannya ingin menghasilkan keuntungan semacam ini tanpa sepengetahuannya. Sungguh suatu penghinaan.Fargo mengeluarkan 2 lembar tiket dengan bangga, lalu berkata, "Buka matamu lebar-lebar. Ini tiket kelas C. Ayah angkatku yang memberikannya kepadaku. Kalian nggak punya, 'kan? Pulang sana!"Yoga melirik Raja Naga. Wajah Raja Naga adalah tiket masuk mereka. Raja Naga membent
Pertanyaan ini membuat semua orang terperangah. "Apa maksudmu?"Raja Naga sontak menampar kapten itu dan berkata, "Ini maksudku."Tamparan ini jauh lebih kuat daripada tamparan untuk Fargo. Kapten itu terhempas ratusan meter hingga akhirnya kehilangan kesadaran diri.Fargo dan para pengawal itu pun terkesiap. Kapten yang bertanggung jawab atas keamanan sedang menjalankan tugas dan mewakili Asosiasi Bela Diri.Dengan kata lain, pria tua ini bukan hanya menampar kapten itu, melainkan menginjak martabat Asosiasi Bela Diri. Tamatlah riwayatnya! Asosiasi Bela Diri pasti akan membunuhnya!Fargo membentak, "Kenapa kalian masih diam saja? Dia memukul kapten kalian! Cepat tangkap dia!""Baik!" Para pengawal itu menerjang ke arah Raja Naga. Fargo tentu tahu mereka bukan lawan Raja Naga. Dia sengaja memberi perintah supaya masalah membesar dan sampai ke Asosiasi Bela Diri.Sesuai dugaan, Raja Naga menghajar semua pengawal itu. Kemudian, dia menginstruksi, "Suruh pemimpin kalian kemari. Kalian ngg
Pradi bertanya dengan dingin, "Apa maksudmu? Kamu ingin menyuapku?"Di kalangan Pradi, gestur tangan seperti ini berarti ingin menyuap. Raja Naga menggeleng. "Bukan begitu.""Jadi, apa artinya?" tanya Pradi."Artinya aku ingin menghajarmu." Raja Naga sontak melayangkan pukulan.Reaksi Pradi sangat cepat. Dia langsung menjulurkan lengan untuk menangkis serangan. Namun, dia sudah meremehkan kemampuan Raja Naga. Raja Naga meremukkan tulang lengan Pradi, bahkan meninju wajahnya hingga membuatnya terhempas jauh.Seketika, Pradi terkapar dengan tidak berdaya. Orang-orang tentu tidak menyangka bahwa Pradi sekalipun bukan lawan Raja Naga. Fargo dan si kapten jelas belum cukup kuat, tetapi Pradi adalah seorang guru. Harapan orang-orang tentu berbeda.Pradi sontak naik pitam. Dia adalah tetua Asosiasi Bela Diri, tetapi malah diserang sampai berakhir setragis ini. Jika tidak memberi Raja Naga pelajaran, dia yang akan malu di Asosiasi Bela Diri.Saat berikutnya, Pradi mengerahkan seluruh tenaganya
"Segera minta maaf, maka aku akan meminta bantuan kepada Kakek. Tentunya, syaratnya adalah kamu membatalkan perjanjian pernikahan kita," jelas Wenny.Ucapan ini membuat Yoga merasa agak lega. Dia tidak menyangka Wenny akan berinisiatif membantunya. Dia menyahut, "Nggak perlu, urus saja dirimu sendiri."Wenny berkata dengan kesal, "Kamu memang nggak akan kapok sebelum diberi pelajaran. Terserah kamu saja!"Pradi dan Fargo masih sibuk memberi tahu Gading dosa-dosa yang telah dilakukan Raja Naga. Tiba-tiba, Gading menghardik, "Tutup mulut kalian!"Orang-orang itu tentu kebingungan. "Ketua, apa maksudmu?"Gading sontak menghajar mereka dan membentak, "Akan kubunuh kalian!"Pradi dan Fargo tentu tidak bodoh. Mereka segera menyadari bahwa ada yang tidak beres. Jangan-jangan, pria tua ini punya latar belakang yang tidak biasa?Di bawah tatapan semua orang, Gading berlari menghampiri Raja Naga, lalu berlutut dengan sopan dan berkata, "Master, aku kurang mendisiplinkan bawahanku. Tolong maafkan
Patut diketahui bahwa seseorang harus membunuh sangat banyak orang untuk mengumpulkan energi negatif. "Itu leluhur Jahanam Bumi. Dia sudah datang!" Orang-orang segera bangkit dan memberi hormat. Tidak ada yang berani bergerak karena khawatir menarik perhatian leluhur Jahanam Bumi.Leluhur itu langsung menyerbu ke puncak Tembok Dawarsa. Dia meletakkan kedua tangannya di belakang punggung sehingga terlihat sangat gagah. Inilah wibawa kultivator kuno.Karena leluhur Jahanam Bumi sudah datang, orang yang ditantangnya seharusnya juga sudah datang. Siapa sebenarnya lawan leluhur Jahanam Bumi? Sehebat apa orang itu sampai membuat leluhur Jahanam Bumi menantangnya?Yoga tidak berlama-lama lagi. Dia diam-diam menuju ke puncak Tembok Dawarsa sesuai rute yang telah ditetapkannya. Tembok Dawarsa adalah simbol Negara Daruna. Sejak zaman dulu, banyak legenda tentangnya. Kali ini, Tembok Dawarsa mungkin akan hancur karena pertarungan mereka.Yoga terus menyusuri Tembok Dawarsa. Di tengah perjalanan,
Yoga sontak terperosok, bahkan Tembok Dawarsa di sekitar ambruk dan membuat Yoga terkubur. Melihat ini, sosok itu pun menyesal karena mengerahkan tenaga yang terlalu besar. Dia berucap kepada Yoga, "Kamu istirahat saja di sini. Biar aku yang melawan leluhur Jahanam Bumi."Selesai melontarkan itu, sosok itu hendak pergi. Namun, dia menoleh lagi karena mendengar suara dari belakang. Yoga melompat keluar dari bebatuan dan berkata, "Cuma ini kemampuanmu? Ayo, serang aku lagi."Sosok itu tentu tercengang. Bagaimana bisa Yoga tidak terluka sedikit pun? Dia terkekeh-kekeh dan berkata, "Oke. Biar kulihat sekuat apa fisikmu."Sosok itu melancarkan serangan lagi. Yoga lagi-lagi terkubur oleh bebatuan, tetapi segera bangkit tanpa terluka sedikit pun. Dia berkata, "Belum cukup, serang aku lagi."Sosok itu makin terkejut melihat ini. Dia berujar, "Ternyata aku sudah meremehkanmu. Kalau begitu, mari kita lihat kamu sanggup menahan seranganku ini nggak?"Yoga menyahut, "Coba saja. Pokoknya kamu nggak
Hukum alam semesta akan memberikan tekanan jika itu terjadi. Yoga harus tetap waspada. Retakan-retakan di langit adalah hasil dari kekuatan hukum tersebut.Hukum alam semesta telah merasakan keberadaan Yoga sehingga langsung mencarinya tanpa ragu. Bahkan, formasi besar yang mengurung tempat ini pun tak mampu menghentikannya."Sepertinya aku harus sedikit menahan diri," gumam Yoga perlahan.Bimo menambahkan, "Cuma sedikit lagi doang. Meski kekuatanmu mampu menembus level kultivator raja, mana boleh kamu bertindak serampangan begini?""Aku tahu," jawab Yoga singkat, tanpa banyak bicara lagi. Kemudian, dia menoleh ke arah jenderal yang gemetar ketakutan dalam genggamannya. Kakinya bahkan hampir tak mampu menopang tubuhnya."Cepat katakan! Kalau nggak, aku akan menjadikanmu seperti mayat boneka itu, lalu menghancurkanmu hingga menjadi serpihan!" ancam Yoga dengan suara dingin."Aku akan kasih tahu semuanya!" balas jenderal itu sambil buru-buru mengangguk. Ketakutan dan emosinya sudah tak t
Wajah jenderal itu langsung memucat. Dia berseru panik dengan nada penuh ketakutan, "Aku ... aku akan bilang! Jangan bunuh aku!"Saat ini, yang tersisa dalam pikiran jenderal itu hanyalah keinginan untuk bertahan hidup. Dia telah sepenuhnya melupakan tanggung jawab sebagai Pelindung Kebenaran yang seharusnya menjaga keadilan.Jenderal itu tidak ingin mati, apalagi mengalami nasib seperti orang yang sudah menjadi boneka itu. Di bawah kendali formasi, dia mungkin tidak akan mati ataupun hancur, tetapi akan kehilangan kesadaran sepenuhnya. Apa gunanya hidup seperti itu? Itu bukan kehidupan yang layak.Pada saat yang sama, suara keras menggema dari kejauhan."Dasar pengkhianat! Apa yang kamu bilang barusan? Dengan sikap seperti itu, apa kamu pantas disebut Pelindung Kebenaran?""Kamu sama sekali nggak layak jadi Pelindung Kebenaran. Kamu cuma sampah!""Dasar berengsek, apa kamu mau mati? Beraninya mengkhianati kami!"Permohonan jenderal itu langsung memancing amarah orang-orang di sekitarn
"Hahaha! Bimo, akhirnya kamu mengalami ini juga!""Sekarang, gimana kamu bisa bertarung? Bersiaplah untuk mati!""Nggak peduli apa yang kamu lakukan, hari ini kamu nggak akan bisa kabur. Kematian sudah pasti menjadi akhirmu!"Suara-suara penuh keyakinan itu terdengar jelas di telinga Yoga. Dia agak mengernyit dan menatap dingin ke arah mereka.Yoga agak memiringkan kepala, lalu mengejek sambil menyeringai, "Kalian ini benar-benar terlalu berisik. Sepertinya kalian juga mau jadi boneka ya?"Sekejap kemudian, suasana berubah drastis. Semua orang terdiam, tak ada yang berani bicara lagi. Mereka tahu betul bahwa mereka tidak ingin mati.Sebab begitu mati, mereka akan dikendalikan oleh formasi ini. Mereka akan menjadi makhluk mengerikan yang tak bisa mati dan dihancurkan, kecuali semua makhluk hidup di dalam formasi ini sudah kehilangan nyawa.Yoga mengalihkan targetnya. Dia langsung menuju ke arah orang-orang yang tersisa sambil berujar, "Ya sudah. Kalau begitu seperti yang kalian inginkan
Di dalam formasi, sepuluh tetua dan tiga jenderal berdiri dengan kewaspadaan penuh. Mereka menatap tajam ke arah Yoga.Tatapan mereka yang dingin tertuju pada Yoga. Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang bergerak. Mereka yakin bahwa pertempuran berikutnya akan berlangsung sesuai dengan rencana.Melihat itu, Yoga sedikit mengernyit. Dia bisa merasakan bahwa mereka sepertinya sedang menunggu sesuatu. Perasaan seperti itu sungguh membuatnya merasa sangat tidak nyaman.Akhirnya, Yoga mulai menyadari sesuatu. Dia segera mengalihkan pandangannya ke satu arah. Di sana, dia melihat tubuh jenderal yang sebelumnya telah dia bunuh.Jenderal itu kini seperti boneka yang dikendalikan oleh benang-benang merah. Tubuhnya mulai berubah menjadi makin besar dan berotot. Ini semua adalah hasil dari formasi, yang mengubah mayat itu menjadi lebih kuat dari sebelumnya.Yoga mendengus sebelum berujar, "Sepertinya, mereka mau menguji aku dulu."Yoga tahu betul bahwa orang-orang ini takut mati sehingga berh
Kraaak!Tubuh jenderal itu seketika meledak di satu bagian. Separuh tubuhnya berlumuran darah dan terlihat begitu mengerikan. Luka parah di bagian luar tubuhnya bercampur dengan dampak serangan di dalam tubuh. Hal itu membuatnya berada di ambang kematian.Dengan ekspresi datar, Yoga perlahan menoleh dan menatap dingin ke arah yang lain. Dia berujar, "Selanjutnya, giliran kalian!"Kalimat itu penuh dengan aura dominasi, seakan-akan dalam sekejap mampu membekukan seluruh wilayah di sekitar. Kesepuluh tetua dan tiga jenderal yang tersisa terdiam sejenak, lalu raut wajah mereka berubah menjadi garang."Bimo, kamu pasti nggak tahu betapa menakutkannya Formasi Pembantai Dewa ini, 'kan?""Di dalam formasi ini, satu-satunya jalan bagimu adalah mati!""Hmph! Memangnya kenapa kalau kamu bunuh dia? Setelah bunuh kami semua, terus apa?"Dalam sekejap, mereka semua menunjukkan sikap yang sombong dan melontarkan ejekan terhadap Yoga.Di sisi lain, Yoga mengernyit karena bingung. Apa mereka sudah gil
Kedua orang itu merasa bahwa jurus yang baru saja mereka lihat sangat mirip dengan gaya Yoga. Hanya saja setelah berpikir dengan saksama, mereka yakin bahwa itu tidak mungkin.Sutrisno dan Winola lebih percaya bahwa jurus itu diajarkan oleh Bimo kepada Yoga. Sebab, mana mungkin Yoga memiliki kemampuan sehebat itu?Winola bertanya dengan serius, "Tapi, apa yang harus kita lakukan selanjutnya? Sudah begitu banyak orang yang mati!"Sutrisno membalas, "Banyak orang mati, bukannya itu malah bagus? Kalau para Pelindung Kebenaran mati, Tuan Bimo yang diuntungkan. Kalau orang-orang dari empat keluarga besar ikut mati, itu malah menguntungkan kita."Winola hanya terdiam mendengar ucapan itu. Dia menatap Sutrisno dengan pandangan penuh arti sambil mengernyit. Momen itu membuatnya seketika merasa bahwa Sutrisno adalah seorang pengkhianat. Bagaimanapun, orang-orang yang mati berasal dari keluarga mereka sendiri.Melihat ekspresi Winola, Sutrisno coba meyakinkannya dengan berucap, "Kamu lupa dengan
Pada saat yang bersamaan, seluruh langit berubah menjadi merah dan benang-benang yang memerah juga terus melayang.Saat ini, semua orang merasa sangat terkejut dan tatapan mereka penuh dengan ketakutan. Orang-orang dari empat keluarga besar yang tersisa dan para Pelindung Kebenaran yang masih hidup pun tercengang dengan pemandangan itu."Astaga. Apa yang mereka inginkan? Jangan-jangan ingin membunuh kami?""Kami adalah Pelindung Kebenaran, kita ini satu kelompok. Apa mereka benar-benar ingin membunuh tanpa pandang bulu?""Sialan! Padahal hanya perlu membunuh Bimo saja, kenapa harus membunuh kami juga? Organisasi Pelindung Kebenaran benar-benar akan hancur."Banyak Pelindung Kebenaran yang berteriak dengan marah dan emosi mereka makin meledak karena merasa menderita. Mereka semua tahu mereka akan segera mati.Orang-orang dari empat keluarga besar pun sudah benar-benar putus asa dan terus berlari ke segala arah.Namun, benang-benang merah itu langsung menyerang satu per satu orang di san
"Hancur!" teriak Yoga dan tiba-tiba melayangkan satu pukulan. Pukulan itu langsung memelesat maju, seolah-olah seluruh dunia terbuka hanya dengan satu pukulan.Boom!Benang-benang yang tidak terhitung jumlahnya langsung mencekung karena pukulan Yoga dan makin membesar. Hanya dalam sekejap, benang-benang itu langsung hancur berkeping-keping di tanah.Sepuluh tetua dan empat jenderal besar itu pun semuanya memuntahkan darah. Ekspresi mereka terlihat sangat terkejut serta ketakutan dan menatap Yoga dengan bengong."Ini ... kekuatan Bimo sebenarnya berada di tingkat apa? Kenapa aku merasa dia punya kekuatan seorang kultivator raja?""Nggak mungkin. Bagaimana mungkin ada kultivator raja di dunia bela diri kuno?""Benar-benar nggak masuk akal. Kalau dia benar-benar sudah menjadi kultivator raja, dia pasti akan terkena serangan balik dari hukum alam."Semua orang kebingungan dan mata mereka membelalak. Kekuatan tertinggi di dunia bela diri kuno adalah kultivator jenderal, ini sudah diakui sem
Tak lama kemudian, semua orang segera bergerak kembali dan mengendalikan formasinya. Kali ini, benang-benangnya bergerak dengan makin kuat dan rapat, sehingga para Pelindung Kebenaran dan orang-orang empat keluarga besar yang terbelah menjadi dua bertambah makin banyak. Mereka semua menjadi korban mengenaskan dengan tubuh berserakan dan darah mengalir di mana-mana.Bahkan para penyintas dari kejadian itu pun merinding karena ketakutan. Mereka segera melarikan diri ke segala arah karena takut menjadi korban dari formasi ini.Tak lama kemudian, medan pertempuran menjadi kosong dan hanya tersisa sepuluh tetua serta lima jenderal besar yang mengepung Yoga. Benang-benang itu juga masih terus bergerak dan terus menghantam ke arahnya.Sebuah benang yang sangat tipis melayang karena tertiup angin dan langsung menyerang ke arah kening Yoga. Namun, dia tetap tenang dan hanya bergeser sedikit ke samping.Plak!Terdengar suara keras dan sebuah jurang yang dalam pun terbentuk di samping Yoga. Ini a