"Yoga, ada apa dengan luka di wajahmu ini?" tanya Erna.Yoga mengelus bekas luka di wajahnya dan berkata, "Tadi ada serpihan torpedo yang melintasi wajahku. Nggak apa-apa, kok.""Sialan!" Erna melemparkan tatapan tajam ke arah Tiano. "Orang yang berani melukai adik juniorku harus masuk ke neraka!"Tiano buru-buru menjelaskan, "Jelas-jelas torpedomu yang melukainya, kami sama sekali nggak menembakkan torpedo."Terna membalas, "Kalau bukan gara-gara kalian, mana mungkin aku menembakkan torpedo? Pada akhirnya, semua ini salah kalian.""Kamu ...." Tiano benar-benar kehabisan kata-kata. Wanita ini tidak bisa diajak bicara dengan rasional. Erna kembali menyergahnya, "Kamu nggak bisa mengelak lagi, 'kan? Rasakan kekuatan dari nuklirku.""Tunggu!" teriak Yoga menghentikannya, "Kak Erna, nggak pantas kamu menghabiskan nuklir deminya. Sebaiknya biarkan aku yang habisi dia saja, sekalian bisa melampiaskan dendam di hatiku.""Boleh juga!" Erna melambaikan tangannya, lalu muncul seutas tali merah d
"Aku ...." Kaisar Jepana kehabisan kata-kata. Perkataan Erna ini tepat mengenai titik kelemahannya. Setelah diam beberapa saat, dia langsung mematikan panggilan tersebut. Hal ini berarti dia telah merelakan pasukannya sendiri.Erna berkata, "Baiklah, mereka semua sudah bisa mati."Setelah sebuah badai berdarah berlalu, permukaan laut itu akhirnya kembali tenang. Hanya saja, permukaan laut telah dinodai dengan warna merah saat ini. Yoga berkata kepada Erna, "Kak Erna, kamu jangan berlayar lagi di lautan. Ikut aku ke daratan saja. Dunia darat lebih seru dari yang kamu bayangkan."Sejak lahir, Erna selalu berlayar di atas lautan. Selain Pulau Neraka, dia tidak pernah lagi menginjak daratan mana pun. Alasan itu jugalah yang membuat temperamennya menjadi sangat penyendiri dan dingin. Yoga selalu membujuk Erna untuk kembali ke daratan dan menjalani kehidupan orang normal.Namun sesuai dugaan, Erna tetap menolaknya dengan tegas, "Aku nggak mau ke daratan. Kamu temani aku beberapa saat di laut
Setelah mendengar penjelasan Dirga, Yoga mulai merasa cemas. Namun, dia tetap tidak menyerah. "Nggak masalah! Mereka memang hebat, tapi kekuatanku juga nggak bisa diremehkan."Dirga menghela napas. "Haeh, kamu atur saja sendiri."Erna berkata dengan dingin, "Huh, Jahanam Bumi apanya? Aku akan habisi orang yang berani melukai adik juniorku ini."Yoga merasa sangat terharu. Meski sifat Erna sangat dingin, dia benar-benar tulus memperlakukan Yoga dengan baik dan rela mengorbankan nyawa untuk melindungi Yoga. Terkadang, Yoga merasa Erna seperti seorang ibu baginya.Yoga membawa Erna ke vila tempat tinggal Roselia dan ingin menempatkannya di sini untuk sementara. Saat baru saja memasuki vila, Erna langsung mengendus-endus dan mengernyit. "Kenapa sepertinya aku mencium bau si genit itu?""Si Genit" adalah julukan yang diberikan Erna kepada Roselia. Yoga langsung menjelaskan, "Kak, di sini adalah vila Kak Roselia.""Apa?!" Ekspresi Erna sontak berubah. Dia melihat penampilan Yoga seakan-akan
Namun, tak disangka Erna malah tidak naik pitam. Dengan nada tenang, dia bertanya, "Sudah berapa bulan?" Reaksi Erna membuat Roselia juga ikut terkejut.Tanpa pikir panjang, dia membalas, "Sudah delapan bulan, sebentar lagi mau melahirkan."Erna mencibir, "Kamu hamil telur bebek? Perutmu nggak kelihatan besar sama sekali."Roselia langsung menyergah, "Hush! Kamu yang hamil telur bebek. Badanku memang langsing, makanya nggak terlihat besar.""Haha! Dua bulan yang lalu kamu masih di Pulau Neraka dan nggak pernah keluar dari sana sama sekali. Kalaupun memang hamil, nggak ada hubungannya sama Yoga," balas Erna."Jangan bicara sembarangan. Delapan bulan yang lalu, aku melarikan diri dari pulau dan hamil pada saat itu," balas Roselia."Oh ya? Kamu diam-diam keluar dari pulau, itu melanggar aturan. Aku akan laporkan hal ini pada Guru dan menyuruhnya menghukummu!""Kamu berani?!" Roselia mulai marah.Melihat situasi yang tidak beres, Yoga langsung mengalihkan pembicaraan, "Kak Erna, Kak Roseli
Jeje mengejeknya, "Omongan pria memang nggak bisa dipercaya. Kak Yoga nggak sanggup menghadapi mereka, makanya menyuruhku datang untuk membantu, 'kan?"Yoga merasa agak bersalah, "Nggak kok, aku cuma menyuruhmu datang untuk reunian.""Nggak usah banyak omong kosong. Pokoknya aku nggak bisa bantu secara gratis.""Oke, katakan saja syaratmu," kata Yoga."Tahu goreng untuk seumur hidupku masih belum jelas sampai sekarang," timpal Jeje."Serahkan saja semua itu padaku," balas Yoga. Entah mengapa, gadis loli yang imut ini punya selera sebesar itu.Jeje baru tersenyum setelah mendengarnya, "Terima kasih Kak."Setelah itu, Jeje melompat dengan riang ke dalam vila. "Kak Erna, Kak Roselia, aku rindu sekali sama kalian. Akhirnya kalian mau mengajakku main."Roselia menenangkan dirinya, lalu berkata, "Jeje, Kakak juga sudah rindu padamu. Sini, coba Kakak lihat kamu ada perubahan nggak."Erna juga ikut perhatian, "Jeje, bukannya sudah kusuruh banyak minum susu? Kenapa kamu nggak dengar nasihat Kak
Wenny juga menatap Yoga dengan penuh kekecewaan, "Yoga, kamu benar-benar membuatku kecewa. Saat ini seharusnya adalah usia produktifmu, tapi kamu malah datang ke sini untuk bersantai. Memang benar kata Fargo, kalau kamu masih terus begitu, seumur hidup ini mungkin benar-benar nggak akan punya istri."Interaksi mereka menarik banyak perhatian dari orang di sekitar mereka. Beberapa di antara kerumunan itu adalah orang yang berkecimpung dalam dunia bela diri. Saat mendengar nama Fargo, mereka sangat tercengang."Aku pernah dengar ada pendatang baru di dunia bela diri Daruna yang sangat hebat. Di usianya yang muda, dia sudah mendapat juara pertama dalam pertandingan bela diri yang diadakan Asosiasi Bela Diri tahun ini. Nggak kusangka aku bisa bertemu dengannya hari ini, sungguh sebuah kehormatan bagiku.""Memang cuma Fargo yang bisa cocok bersanding dengan wanita secantik ini. Si miskin itu nggak tahu diri mau merebut wanita Fargo.""Orang miskin yang cuma bisa jajan di tempat seperti ini
Semua orang mengumpat dalam hati, 'Sialan, ada yang memamerkan kemesraan di depan umum. Apa dunia ini masih ada hukum yang berlaku?!'Fargo menenangkan dirinya, lalu berkata, "Cantik, kalian jangan tertipu oleh Yoga. Sebenarnya, dia ini adalah pria berengsek dan pembohong. Dia sudah dijodohkan, tapi malah terus cari simpanan di luar sana. Orangnya benar-benar bermasalah ...."Roselia berkata, "Justru pria berengsek yang bagus, banyak pengalaman. Dengan begitu pasti lebih seru, benar nggak Dik?"Jeje mengangguk sambil mengunyah tahu goreng, "Ya, seru, seru."Fargo semakin emosi. Ingin sekali rasanya dia mengatakan dirinya lebih berpengalaman daripada Yoga. Setelah berusaha meredam emosi lagi, dia melanjutkan, "Sebaiknya kalian buka mata kalian lebar-lebar, jangan sampai tertipu dengan penampilan. Selain penampilannya, aku benar-benar nggak mengerti apa yang kalian suka darinya."Erna menjawab, "Aku suka dengan kemampuannya yang hebat, bisa memberi kami rasa aman. Apa itu cukup?""Haha!"
Fargo marah besar, "Sombong sekali, ayo maju!"Yoga berkata, "Aku mengalah satu tangan untukmu.""Cari mati kamu!" Fargo yang telah naik pitam langsung mengerahkan semua tenaganya untuk menyerbu ke arah Yoga. Dia mengeluarkan kemampuannya sebagai seorang ahli tingkat master agung. Aura yang dipancarkannya membuat semua orang yang menonton terasa tertekan. Tidak sia-sia Fargo memiliki reputasi sebagai juara bela diri.Semua orang langsung bergerak mundur karena takut akan terkena imbas dari serangannya. Sampai ketika Fargo tiba di depan Yoga, Yoga bahkan tidak bereaksi sama sekali. Fargo mengepalkan tangannya dengan kuat dan melayangkan tinju ke dada Yoga. Yoga tidak melawan ataupun menghindar. Dia hanya membiarkan tinju Fargo mendarat di dadanya.Bum! Krak! Terdengar suara derakan tulang.Semua orang mengira tulang rusuh Yoga pasti telah hancur. Tak disangka, detik berikutnya, Fargo malah memegang tinjunya sambil berteriak histeris, "Tanganku ....""Apa?!" Semua orang sontak tercengang