Pria botak itu menarik rambut Karina dengan tanpa belas kasihan dan menyeretnya keluar. Karina telah putus asa, sehingga dia langsung menggigit lengan pria tua itu."Argh!" Pria botak itu kesakitan dan melepaskan cengkeramannya pada Karina. Pada saat bersamaan, dia menendang perut Karina hingga terhempas. "Sialan, dikasih hati minta jantung. Lihat saja, aku akan menghabisimu hari ini!"Karina yang terlempar ke lantai seketika merasa sekujur tubuhnya hampir remuk dan kesakitan. Air matanya mengalir dengan deras. Ketika bos kapal itu baru saja hendak membawa pergi Karina, tiba-tiba kapal itu bergetar hebat."Sialan, apa yang terjadi!" seru bos kapal itu dengan terkejut.Salah satu awak kapal menjawab, "Bos, sepertinya ada kapal yang menabrak kita."Pria botak itu marah besar. "Berengsek! Merusak suasana hatiku saja. Ayo, kita buat perhitungan dengan mereka." Pria botak itu berjalan ke dek kapal bersama beberapa bawahannya. Sesuai dugaan, terlihat sebuah kapal cepat telah menabrak kapal m
Suara pistol terdengar bergema di udara. Namun, tidak ada adegan percikan darah seperti yang dibayangkannya. Bagian tubuh Yoga yang tertembak tidak ada bekas sama sekali. Pelurunya telah hilang begitu saja. Situasi seperti apa ini? Ke mana perginya peluru itu?Yoga membuka telapak tangannya perlahan-lahan. Peluru yang telah berubah bentuk itu tergeletak dalam telapak tangannya.Pria botak itu langsung terperangah. Orang ini benar-benar bisa menangkap peluru dengan tangan kosong! Pria botak itu merasa sial bertemu dengan orang gila seperti Yoga. Dia tidak berniat untuk bertarung lagi, melainkan ingin melarikan diri. Namun, Yoga malah mencengkeram tangannya dan menekannya dengan perlahan.Bagaikan ditekan oleh mesin seberat ribuan ton, tangan pria botak itu meledak bersamaan dengan peluru. Rasa sakit itu membuatnya berguling-guling di lantai dan berteriak histeris."Di mana Karina? Cepat bawa aku cari dia," perintah Yoga."Baik, baik!" Pria botak itu tentu tidak berani melawan. Dia langs
"Pak, tolong kami. Huhuhu .... Kami nggak mau dijual jadi budak di luar negeri."Yoga menghibur mereka, "Tenang saja, kalian akan baik-baik saja. Aku akan bawa kalian pergi sekarang juga.""Terima kasih!" Semua orang bersujud untuk berterima kasih kepada Yoga. Yoga langsung menggendong Karina yang telah pingsan ke geladak kapal. Namun, pemandangan di hadapan mereka malah membuat semua orang merasa putus asa.Entah sejak kapan, kapal nelayan itu telah dikepung oleh puluhan kapal perang. Kapal perang itu dilengkapi dengan senjata api yang diarahkan kepada mereka. Ratusan tentara angkatan laut bersenjata lengkap mengawasi mereka dengan waspada.Melihat penampilan para angkatan laut dan bendera di kapal perang, semua orang ini seharusnya adalah pasukan Negara Jepana. Tentu saja, Tiano telah berada di kapal musuh. Dengan wajah yang marah, dia berkata pada Yoga, "Yoga, kamu kira kamu sudah menang ya? Salah besar! Ingat, orang yang terakhir kali tertawa adalah pemenangnya!"Yoga membalas, "Sa
Tiano menelan ludah dengan gugup, tetapi tidak berbicara sama sekali. Dia benar-benar percaya sekarang. Sebagai Raja Hansa dan dewa bisnis di seluruh dunia, Yoga memiliki koneksi dengan pemimpin negara-negara besar. Dia bisa meminjam kapal induk dari kepala negara itu dengan mudahnya.Setelah itu, terdengar suara gemuruh dari bawah permukaan laut. Selanjutnya, diikuti dengan empat buah benda besar yang menyembul ke permukaan. Benda itu adalah empat buah kapal selam kelas atas berskala internasional. Di seluruh dunia, negara yang memiliki kapal selam seperti ini tidak lebih dari 10 negara.Setelah melihat tanda yang tertera di kapal selam tersebut, Tiano sontak tercengang. Ini adalah kapal selam dari "Penguasa Lautan". "Penguasa Lautan" tidak dimiliki oleh negara mana pun, benda itu adalah legenda militer laut yang diciptakan secara pribadi. Meskipun kekuatan ini bersifat pribadi, kekuatan militernya termasuk dalam lima besar di seluruh dunia. Dikatakan bahwa mereka juga memiliki kapal
"Yoga, ada apa dengan luka di wajahmu ini?" tanya Erna.Yoga mengelus bekas luka di wajahnya dan berkata, "Tadi ada serpihan torpedo yang melintasi wajahku. Nggak apa-apa, kok.""Sialan!" Erna melemparkan tatapan tajam ke arah Tiano. "Orang yang berani melukai adik juniorku harus masuk ke neraka!"Tiano buru-buru menjelaskan, "Jelas-jelas torpedomu yang melukainya, kami sama sekali nggak menembakkan torpedo."Terna membalas, "Kalau bukan gara-gara kalian, mana mungkin aku menembakkan torpedo? Pada akhirnya, semua ini salah kalian.""Kamu ...." Tiano benar-benar kehabisan kata-kata. Wanita ini tidak bisa diajak bicara dengan rasional. Erna kembali menyergahnya, "Kamu nggak bisa mengelak lagi, 'kan? Rasakan kekuatan dari nuklirku.""Tunggu!" teriak Yoga menghentikannya, "Kak Erna, nggak pantas kamu menghabiskan nuklir deminya. Sebaiknya biarkan aku yang habisi dia saja, sekalian bisa melampiaskan dendam di hatiku.""Boleh juga!" Erna melambaikan tangannya, lalu muncul seutas tali merah d
"Aku ...." Kaisar Jepana kehabisan kata-kata. Perkataan Erna ini tepat mengenai titik kelemahannya. Setelah diam beberapa saat, dia langsung mematikan panggilan tersebut. Hal ini berarti dia telah merelakan pasukannya sendiri.Erna berkata, "Baiklah, mereka semua sudah bisa mati."Setelah sebuah badai berdarah berlalu, permukaan laut itu akhirnya kembali tenang. Hanya saja, permukaan laut telah dinodai dengan warna merah saat ini. Yoga berkata kepada Erna, "Kak Erna, kamu jangan berlayar lagi di lautan. Ikut aku ke daratan saja. Dunia darat lebih seru dari yang kamu bayangkan."Sejak lahir, Erna selalu berlayar di atas lautan. Selain Pulau Neraka, dia tidak pernah lagi menginjak daratan mana pun. Alasan itu jugalah yang membuat temperamennya menjadi sangat penyendiri dan dingin. Yoga selalu membujuk Erna untuk kembali ke daratan dan menjalani kehidupan orang normal.Namun sesuai dugaan, Erna tetap menolaknya dengan tegas, "Aku nggak mau ke daratan. Kamu temani aku beberapa saat di laut
Setelah mendengar penjelasan Dirga, Yoga mulai merasa cemas. Namun, dia tetap tidak menyerah. "Nggak masalah! Mereka memang hebat, tapi kekuatanku juga nggak bisa diremehkan."Dirga menghela napas. "Haeh, kamu atur saja sendiri."Erna berkata dengan dingin, "Huh, Jahanam Bumi apanya? Aku akan habisi orang yang berani melukai adik juniorku ini."Yoga merasa sangat terharu. Meski sifat Erna sangat dingin, dia benar-benar tulus memperlakukan Yoga dengan baik dan rela mengorbankan nyawa untuk melindungi Yoga. Terkadang, Yoga merasa Erna seperti seorang ibu baginya.Yoga membawa Erna ke vila tempat tinggal Roselia dan ingin menempatkannya di sini untuk sementara. Saat baru saja memasuki vila, Erna langsung mengendus-endus dan mengernyit. "Kenapa sepertinya aku mencium bau si genit itu?""Si Genit" adalah julukan yang diberikan Erna kepada Roselia. Yoga langsung menjelaskan, "Kak, di sini adalah vila Kak Roselia.""Apa?!" Ekspresi Erna sontak berubah. Dia melihat penampilan Yoga seakan-akan
Namun, tak disangka Erna malah tidak naik pitam. Dengan nada tenang, dia bertanya, "Sudah berapa bulan?" Reaksi Erna membuat Roselia juga ikut terkejut.Tanpa pikir panjang, dia membalas, "Sudah delapan bulan, sebentar lagi mau melahirkan."Erna mencibir, "Kamu hamil telur bebek? Perutmu nggak kelihatan besar sama sekali."Roselia langsung menyergah, "Hush! Kamu yang hamil telur bebek. Badanku memang langsing, makanya nggak terlihat besar.""Haha! Dua bulan yang lalu kamu masih di Pulau Neraka dan nggak pernah keluar dari sana sama sekali. Kalaupun memang hamil, nggak ada hubungannya sama Yoga," balas Erna."Jangan bicara sembarangan. Delapan bulan yang lalu, aku melarikan diri dari pulau dan hamil pada saat itu," balas Roselia."Oh ya? Kamu diam-diam keluar dari pulau, itu melanggar aturan. Aku akan laporkan hal ini pada Guru dan menyuruhnya menghukummu!""Kamu berani?!" Roselia mulai marah.Melihat situasi yang tidak beres, Yoga langsung mengalihkan pembicaraan, "Kak Erna, Kak Roseli