Hanya dalam 10 detik, seluruh tangan Ichiro hampir meleleh. Ichiro pun merinding melihat lubang berdarah yang mengerikan itu. 'Gila! Ini benar-benar gila! Pria ini memang setan!'Bisa dilihat betapa besarnya kebencian Yoga terhadap Ichiro. Jika tidak, mana mungkin Yoga menggunakan metode sekejam ini! Terlepas dari rasa sakitnya, visual mengerikan seperti ini sudah cukup untuk meruntuhkan pertahanan Ichiro!Yoga tidak berhenti sampai di sana. Dia juga meneteskan cairan itu ke kaki Ichiro. Rasa sakit yang dahsyat membuat Ichiro hampir menggila. Sekuat apa pun mentalnya, dia tidak mungkin sanggup menahan siksaan seperti ini. Dia sontak berteriak, "Aku akan memberitahumu semuanya! Tolong hentikan!"Yoga pun melemparkan Ichiro ke lantai, lalu bertanya, "Siapa yang menyuruhmu menculik Karina?"Ichiro menarik napas dalam-dalam sebelum membalas, "Tiano dari Kediaman Sawana di ibu kota. Dia yang menyuruhku melakukan semua ini.""Tiano? Kenapa dia menculik Karina? Dia ingin melawanku atau dia pu
Usai bicara, mereka langsung menyerbunya. Yoga langsung merebut sebuah pedang dan memulai pembantaian. Hanya dalam sekejap, semua pengawal itu sudah mati dan lumpuh. Tidak ada lagi yang berdaya melawan.Yoga terus melangkah dengan mantap. Selanjutnya, dia kembali menghadapi beberapa pengawal yang terus berdatangan. Namun, semuanya telah dibantai habis oleh Yoga. Mereka bahkan tidak sanggup mengurangi kecepatan Yoga.Semakin jauh berjalan, pengawal yang dihadapi juga semakin kuat. Saat tiba di halaman dalam, pengawalnya adalah 10 orang petarung tingkat agung master. Mereka berjaga di pintu depan halaman dalam. Mereka menatap Yoga seakan-akan hendak langsung membunuhnya."Lancang! Berani-beraninya kamu melakukan pembantaian di Kediaman Sawana. Semua keluargamu harus mati!"Yoga membalas, "Kalian juga harus mati karena membantu penjahat.""Sombong sekali!" teriak seorang pengawal dengan marah. Kemudian, dia langsung menyerbu ke arah Yoga. Selain itu, mereka langsung mengerahkan teknik pam
"Teknik Guntur Surgawi Super!"Duar! Sebuah petir dahsyat dari langit menghantam bumi. Suara gemuruh menggema hingga memekakkan telinga, seolah-olah terdengar ledakan dari sebuah bom nuklir. Kekuatan sisa dari petir itu mengguncang pohon besar yang berada di puluhan meter jauhnya hingga tumbang.Yoga mengangkat Pedang Langitnya, kemudian sambaran petir itu bersatu pada pedangnya."Pedang Langit, tebas!"Yoga mengayunkan pedangnya. Bilah pedang sepanjang puluhan meter itu diselimuti oleh petir yang menakutkan dan ditebaskan ke arah para prajurit berzirah. Belasan prajurit itu terkesan begitu lemah dan tidak berdaya di hadapan Pedang Langit. Bahkan sebelum mereka sempat bereaksi, bilah pedang itu telah menebas mereka menjadi dua bagian dan langsung tewas ....Mata mereka membelalak dan dipenuhi dengan tatapan takjub."Nggak ... nggak mungkin! Ini teknik bela diri kuno tingkat tinggi! Dia menguasai dua teknik kuno bela diri! Pedang Langit yang dipegangnya tadi juga senjata artefak untuk a
Mendengar laporan itu, Dirga langsung emosi. Yoga benar-benar semakin keterlaluan. Apakah dia baru akan berhenti setelah memporakporandakan semua tempat? Dirga langsung menelepon Yoga, "Yoga, kamu menangkap Tiano ya?"Yoga menjawab, "Dia menculik wanitaku, memangnya aku nggak boleh menangkapnya?""Boleh, tapi apa kamu punya bukti bahwa Tiano yang menangkap Karina?" tanya Dirga.Dirga sangat memahami Tiano. Orang itu sangat licik, semua rencana yang disusunnya sangat sempurna. Jadi, seharusnya tidak akan ada bukti yang bisa membuatnya ketahuan. Jika Yoga tidak ada bukti, Tiano tidak akan membiarkannya begitu saja. Tiba saatnya nanti, bahkan penguasa negara saja mungkin tidak akan bisa melindungi Yoga lagi."Tenang saja, aku akan temukan buktinya," jawab Yoga.Tiano berteriak ke arah telepon Yoga, "Dirga, tolong aku! Aku nggak menculik Karina. Dia sendiri yang mau belajar ke Jepana, kami juga sudah tanda tangan perjanjian. Aku punya bukti tanda tangannya.""Berisik!" Yoga langsung menamp
Pria botak itu menarik rambut Karina dengan tanpa belas kasihan dan menyeretnya keluar. Karina telah putus asa, sehingga dia langsung menggigit lengan pria tua itu."Argh!" Pria botak itu kesakitan dan melepaskan cengkeramannya pada Karina. Pada saat bersamaan, dia menendang perut Karina hingga terhempas. "Sialan, dikasih hati minta jantung. Lihat saja, aku akan menghabisimu hari ini!"Karina yang terlempar ke lantai seketika merasa sekujur tubuhnya hampir remuk dan kesakitan. Air matanya mengalir dengan deras. Ketika bos kapal itu baru saja hendak membawa pergi Karina, tiba-tiba kapal itu bergetar hebat."Sialan, apa yang terjadi!" seru bos kapal itu dengan terkejut.Salah satu awak kapal menjawab, "Bos, sepertinya ada kapal yang menabrak kita."Pria botak itu marah besar. "Berengsek! Merusak suasana hatiku saja. Ayo, kita buat perhitungan dengan mereka." Pria botak itu berjalan ke dek kapal bersama beberapa bawahannya. Sesuai dugaan, terlihat sebuah kapal cepat telah menabrak kapal m
Suara pistol terdengar bergema di udara. Namun, tidak ada adegan percikan darah seperti yang dibayangkannya. Bagian tubuh Yoga yang tertembak tidak ada bekas sama sekali. Pelurunya telah hilang begitu saja. Situasi seperti apa ini? Ke mana perginya peluru itu?Yoga membuka telapak tangannya perlahan-lahan. Peluru yang telah berubah bentuk itu tergeletak dalam telapak tangannya.Pria botak itu langsung terperangah. Orang ini benar-benar bisa menangkap peluru dengan tangan kosong! Pria botak itu merasa sial bertemu dengan orang gila seperti Yoga. Dia tidak berniat untuk bertarung lagi, melainkan ingin melarikan diri. Namun, Yoga malah mencengkeram tangannya dan menekannya dengan perlahan.Bagaikan ditekan oleh mesin seberat ribuan ton, tangan pria botak itu meledak bersamaan dengan peluru. Rasa sakit itu membuatnya berguling-guling di lantai dan berteriak histeris."Di mana Karina? Cepat bawa aku cari dia," perintah Yoga."Baik, baik!" Pria botak itu tentu tidak berani melawan. Dia langs
"Pak, tolong kami. Huhuhu .... Kami nggak mau dijual jadi budak di luar negeri."Yoga menghibur mereka, "Tenang saja, kalian akan baik-baik saja. Aku akan bawa kalian pergi sekarang juga.""Terima kasih!" Semua orang bersujud untuk berterima kasih kepada Yoga. Yoga langsung menggendong Karina yang telah pingsan ke geladak kapal. Namun, pemandangan di hadapan mereka malah membuat semua orang merasa putus asa.Entah sejak kapan, kapal nelayan itu telah dikepung oleh puluhan kapal perang. Kapal perang itu dilengkapi dengan senjata api yang diarahkan kepada mereka. Ratusan tentara angkatan laut bersenjata lengkap mengawasi mereka dengan waspada.Melihat penampilan para angkatan laut dan bendera di kapal perang, semua orang ini seharusnya adalah pasukan Negara Jepana. Tentu saja, Tiano telah berada di kapal musuh. Dengan wajah yang marah, dia berkata pada Yoga, "Yoga, kamu kira kamu sudah menang ya? Salah besar! Ingat, orang yang terakhir kali tertawa adalah pemenangnya!"Yoga membalas, "Sa
Tiano menelan ludah dengan gugup, tetapi tidak berbicara sama sekali. Dia benar-benar percaya sekarang. Sebagai Raja Hansa dan dewa bisnis di seluruh dunia, Yoga memiliki koneksi dengan pemimpin negara-negara besar. Dia bisa meminjam kapal induk dari kepala negara itu dengan mudahnya.Setelah itu, terdengar suara gemuruh dari bawah permukaan laut. Selanjutnya, diikuti dengan empat buah benda besar yang menyembul ke permukaan. Benda itu adalah empat buah kapal selam kelas atas berskala internasional. Di seluruh dunia, negara yang memiliki kapal selam seperti ini tidak lebih dari 10 negara.Setelah melihat tanda yang tertera di kapal selam tersebut, Tiano sontak tercengang. Ini adalah kapal selam dari "Penguasa Lautan". "Penguasa Lautan" tidak dimiliki oleh negara mana pun, benda itu adalah legenda militer laut yang diciptakan secara pribadi. Meskipun kekuatan ini bersifat pribadi, kekuatan militernya termasuk dalam lima besar di seluruh dunia. Dikatakan bahwa mereka juga memiliki kapal