Raka menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Anies, sepertinya kita hanya bisa menggunakan kartu truf kita."Anies mengangguk dan mengiakan. "Baiklah, cuma itu cara satu-satunya untuk sekarang."Keduanya menelepon delapan teman mereka, menyuruh mereka untuk mengutus seluruh koneksi yang ada.Setelah Aula Naga dibubarkan, sepuluh anggota inti yang dipimpin oleh Raka merekrut beberapa pasukan elite Aula Naga dan membentuk sepuluh pasukan.Mereka awalnya berniat menggunakan sepuluh pasukan ini untuk membangun kembali Aula Naga. Namun, karena situasi ini, mereka terpaksa menunjukkan kartu truf mereka.Saat berikutnya, sepuluh pasukan elite itu langsung menuju ke Kota Pawana untuk berkumpul. Sementara itu, di Kelab Aurum, Nicky bertanya dengan dingin, "Siapa yang kamu telepon?""Raka dan Anies, ayah angkatmu," jawab Yoga."Cih! Mana mungkin kamu bisa menelepon ayah angkatku! Kamu ingin menghina mereka, ya?" maki Nicky.Teman-teman Nicky terus membujuknya untuk menghubungi Anies karena ini s
Arya tergelak dan berkata, "Ya, ide ini bagus juga. Kalau begitu, aku akan memberi kalian satu kesempatan. Kalau kalian berhasil menghabisi Yoga, aku akan mengampuni nyawa kalian.""Terima kasih banyak, Pak Arya." Semua orang merasa senang. Saat berikutnya, mereka berdiri dan mengepung Yoga.Mulan berkata, "Yoga, kamu harus bertanggung jawab atas perbuatan sendiri. Kalau kamu seorang pria, serahkan nyawamu sebagai pengampunan dosa."Nicky berujar, "Yoga, Pasukan Raja Naga sudah datang. Kalau kamu menentang, kami semua sudah pasti akan mati. Kalau kamu bersedia membunuh dirimu sendiri untuk menyelamatkan nyawa kami, aku bakal menjamin kehidupan seluruh keluargamu."Yoga mengembuskan napas panjang, merasa kecewa dengan sikap mereka. Sementara itu, Nadya berdiri dengan teguh di depan Yoga. Dia berkata, "Yoga, kalau kamu mati, aku juga akan mati."Yoga tertawa mendengarnya. Dia membalas, "Jangan bicara begitu, nggak akan ada masalah yang terjadi."Mulan sungguh gusar. Dia berseru, "Nadya,
"Kamu nggak takut Raja Naga kecewa pada perbuatanmu ini?" tanya Raka."Nggak perlu ikut campur urusanku. Hari ini, aku pasti akan menghabisi mereka. Kalian yakin ingin melawanku?" balas Arya.Anies dan Raka mengangguk tanpa ragu sedikit pun. Arya sulit memercayai hal ini. Bagaimana bisa Anies memusuhi dirinya demi seorang anak angkat?Arya langsung memerintahkan, "Semuanya, dengarkan perintahku. Bidik mereka dengan baik. Aku mau mereka semua mati!"Pasukan Raja Naga sibuk memuat peluru. Mereka pun mengarahkan laras kepada Nicky dan lainnya. Di sisi lain, Anies turut memerintahkan, "Semuanya, siap siaga."Laras yang tak terhitung jumlahnya juga membidik Pasukan Raja Naga. Raka dan Anies dipenuhi niat tempur.Arya mengamati Anies dan Raka, mendapati tatapan mereka dipenuhi keteguhan. Kedua orang ini benar-benar ingin melawannya.Arya sungguh tidak menyangka akan hal ini. Dia tahu bahwa dirinya akan menderita kerugian besar jika pertempuran benar-benar terjadi. Dia juga tahu tidak ada gun
Mulan menatap Yoga sembari bertanya, "Yoga, sekarang kamu sudah melihat kesenjanganmu dengan Pak Nicky, 'kan? Pak Nicky mampu membuat Pak Arya mundur, gimana denganmu? Selain membuat masalah dan mencelakai Nadya, kamu bisa apa?"Yoga membalas, "Kamu begitu yakin Nicky yang menyelamatkan kalian semua?""Siapa lagi kalau bukan Pak Nicky? Masa kamu?" ejek Mulan sambil tersenyum sinis. Kemudian, dia meneruskan, "Bukannya aku ingin meremehkanmu, tapi mengobrol dengan mereka saja kamu nggak pantas.""Manusia harus memiliki kebijaksanaan. Yang nggak tahu diri biasanya akan mati lebih tragis," sindir Yoga sambil menatap Nicky.Nicky berkata, "Aku rasa kalimat itu lebih cocok untukmu. Berpikir dulu sebelum bertindak lain kali. Jangan sampai orang lain yang terus membereskan kekacauan yang kamu buat."Yoga malas berdebat dengan Nicky. Dia berucap kepada Nadya, "Nadya, ayo kita pergi.""Ya." Nadya hendak pergi bersama Yoga, tetapi Mulan tiba-tiba berujar dengan kesal, "Nadya, kamu bodoh sekali. K
"Di gunung Kota Pawana," jawab pengemis tua itu. Jawaban ini membuat Yoga terkejut. Jika yang dikatakan pengemis ini benar, kemungkinan besar dia adalah Raja Naga. Bagaimanapun, yang tahu lokasi Penjara Jahanam hanya Raja Digdaya dan Raja Naga.Penjara Jahanam mungkin berada di Kota Pawana, yang berarti ibunya mungkin dikurung di kota ini. Yoga malah tidak menyadari apa pun. Suasana hati Yoga mulai kacau.Pengemis tua itu menyadari sesuatu. Dia sontak menengadah, lalu menatap Yoga lekat-lekat. Yoga seperti bisa melihat ombak besar yang bergolak dari tatapan itu. Sungguh mengerikan.Kemudian, pengemis itu meledakkan niat membunuh yang kuat, membuat Yoga merasakan ancaman akan kematian.Pengemis itu bertanya dengan suara serak, "Kamu bertanya tentang Penjara Jahanam barusan? Apa tujuanmu? Siapa kamu?"Yoga yakin bahwa pengemis ini akan langsung memulai pertarungan dengannya kalau jawaban yang diberikannya kurang memuaskan. Begitu "bom waktu" ini meledak, Yoga bisa lolos, tetapi nadi obat
Raja Kegelapan berucap, "Pak, mereka menyusup ke daerah pegunungan selatan setelah sampai di Kota Pawana. Jejak mereka sama sekali nggak ditemukan. Aku sudah mengutus orang untuk mencari keberadaan mereka di daerah pegunungan selatan."Ternyata anggota Aula Digdaya dan keempat keluarga bela diri kuno menyusup ke daerah pegunungan selatan. Sepertinya perkataan pengemis tua memang benar. Penjara Jahanam mungkin ada di daerah pegunungan Kota Pawana. Kemungkinan besar pengemis tua itu adalah Raja Naga!Yoga ingin segera pergi ke daerah pegunungan selatan untuk menyelamatkan ibunya. Namun, akhirnya Yoga tetap menahan keinginannya. Dia tidak mau bertindak gegabah. Daerah pegunungan selatan sangat luas. Pasti sangat sulit jika dia mencari Penjara Jahanam sendirian. Yoga bukan hanya tidak bisa menyelamatkan ibunya, mungkin kemunculannya akan mengejutkan musuh.Yoga harus segera memperbesar kekuasaannya. Dengan bantuan orang-orang yang kuat, Yoga akan menghancurkan daerah pegunungan dan menyela
Vini melanjutkan, "Yoga ... Pak, tadi aku sudah menyinggungmu. Maafkan aku."Raka menimpali, "Pak Kusuma bukan hanya tamu penting. Dia yang menyembuhkan penyakitku dan Anies. Aku mengundangnya untuk mengobati 8 saudaraku yang lain. Pak Kusuma itu penyelamatku."Vini terkejut lagi. Penampilan Yoga sangat biasa. Bahkan, Yoga juga tidak bersikeras melawan saat dipermalukan Nicky semalam. Tidak disangka, ternyata Yoga sangat hebat. Dia benar-benar rendah hati. Yoga adalah ahli yang misterius!Vini meminta maaf lagi dengan tulus. Raka memandang Yoga sembari berucap, "Pak Kusuma, bawahanku sudah menyinggungmu. Silakan hukum dia."Yoga malas menghabiskan waktunya pada Vini. Dia berujar, "Aku mau obati saudaramu dulu."Vini yang merasa lega berkata, "Terima kasih, Pak Yoga."Yoga dan Raka berjalan masuk, sedangkan Vini merenung. Kalau begitu, semalam Raka dan Anies bukan datang karena Nicky, melainkan Yoga. Tidak mungkin Nicky begitu hebat. Vini membatin, 'Sialan! Beraninya Nicky memukulku! Ak
Hagi berucap dengan dingin, "Mereka ini bukan binatang biasa. Bahkan, salah satu dari mereka bisa menyiksa kalian habis-habisan."Semua binatang ini mengonsumsi pil tingkat tinggi setiap hari. Mereka punya kecerdasan spiritual sehingga bisa memahami ucapan Raka. Jadi, mereka merasa tidak senang saat Raka meremehkan mereka.Raka dan lainnya merasa lucu, apa mungkin binatang ini bisa menyiksa mereka? Saat ini, kekuatan mereka memang belum sepenuhnya pulih, tetapi sudah setara dengan petarung tingkat raja master. Mana mungkin semua binatang ini bisa menandingi mereka?Hagi menantang, "Kalian nggak percaya? Coba lawan mereka."Raka dan anggota lain merasa kesal karena mengira Hagi sedang menghina mereka. Raka menyahut, "Siapa takut?"Hagi tersenyum licik, lalu melepaskan Bruno dan berujar, "Bruno, beri mereka pelajaran."Bruno menggonggong dan menunjukkan keganasannya. Kedua matanya terus menatap Raka. Bruno sudah siap untuk menyerang Raka.Raka meregangkan tubuhnya dan menceletuk, "Ayo ma
"Nggak perlu meminta maaf. Kalian masuk dulu, aku akan menyusul nanti," kata Yoga sambil tersenyum dengan tenang dan terlihat santai, seolah-olah hal ini sama sekali tidak memengaruhinya."Nggak perlu menghiburku. Ini mungkin terakhir kalinya kita bertemu, aku ...," kata Winola dengan mata yang berkaca-kaca dan hati yang terasa sangat sakit. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu memberanikan diri untuk mendekat dan mencium bibir Yoga dengan lembut.Seluruh tubuh Yoga langsung bergetar saat merasakan sentuhan yang lembut itu. Ini ....Orang-orang di sekitar yang melihat adegan itu pun terpesona dan iri. Winola adalah wanita yang terkenal kecantikannya di dunia kultivator kuno, malah diam-diam menaruh hati pada seorang pria dari dunia bela diri kuno.Beberapa saat kemudian, Winola melepaskan ciumannya dari Yoga dengan wajah yang memerah. Dia menatap Yoga dengan ekspresi tulus dan berkata dengan nada lembut, "Setelah berpisah, kita mungkin nggak akan bertemu lagi dan pertunangan kita juga m
Winola sudah menduga perjalanan mereka pasti akan menghadapi hambatan di sini. Bagaimanapun juga, semua penjaga gerbang ini adalah orang yang hanya mementingkan keuntungan saja. Sekarang dia membawa orang baru untuk kembali, para penjaga ini pasti akan mempersulitnya.Melihat isi dari bungkusan yang diberikan Winola, pemimpin itu akhirnya tersenyum dengan puas."Baiklah, silakan lewat," kata pemimpin itu sambil memberikan isyarat dengan menganggukkan kepala.Winola menghela napas lega, lalu menatap Yoga dan berkata, "Ayo pergi."Yoga pun merespons dan bersiap untuk pergi.Namun, ada seseorang tiba-tiba mendekat dengan terburu-buru dan berbisik di telinga pemimpin itu.Setelah itu, pemimpin itu kembali mengalihkan pandangannya ke arah Yoga. Dia tertegun sejenak, lalu matanya langsung membelalak."Berhenti!" teriak pemimpin itu dengan marah."Apa?" tanya Winola dengan terkejut dan secara refleks menatap pemimpin itu.Semua anggota Keluarga Bramasta pun langsung waspada, mengira akan terj
Perasaan senang terpancar jelas di wajah Winola. Dia menatap Yoga dengan sangat bersemangat, lalu menganggukkan kepala. Dia segera mulai bersiap-siap dan membawa Yoga serta para bawahan dari Keluarga Bramasta di dunia bela diri kuno untuk berangkat.Berita tentang Keluarga Bramasta yang mengundang Bimo segera menyebar sampai ke telinga Sutrisno dan membuatnya merasa sangat iri. Dia segera menelepon Yoga dan bahkan menawarkan diri untuk ikut bergabung dalam perjalanan itu. Setelah Bimo bertamu ke rumah Keluarga Bramasta di dunia kultivator kuno, dia akan mengundang Bimo bertamu ke rumah Keluarga Salim juga.Lagi pula, sudah bertamu ke satu keluarga, Yoga merasa tidak ada salahnya untuk bertamu ke satu keluarga lagi. Ini adalah kesempatan untuk menjalin hubungan dengan Keluarga Salim juga, mungkin saja kelak mereka bisa bekerja sama untuk melawan Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma. Dia pun setuju untuk bertamu, tetapi tidak bisa pulang bersama karena dia tidak ingin menambah masalahnya.
Bimo menegaskan, "Aku nggak akan pergi. Aku sudah lama berada di dunia bela diri kuno. Menurutmu, untuk apa aku di sini? Untuk meraih ambisi besar?""Kalau bukan itu, untuk apa lagi?" tanya Yoga.Bimo membalas, "Dunia kultivator kuno jauh lebih mengerikan daripada yang bisa kamu bayangkan. Ada banyak keberadaan di sana yang bahkan aku sendiri nggak berani hadapi. Sebaiknya kamu lupakan saja.""Tapi, aku punya alasan yang sangat penting untuk pergi ke sana!" ucap Yoga.Bimo menimpali, "Tapi, aku nggak mau pergi. Aku masih mau hidup. Seingatku, masih ada banyak pihak yang mau membunuhku di dunia kultivator kuno!"Yoga segera membalas, "Kalau begitu ... gimana kalau aku bantu membentuk kembali tubuhmu?"Bimo terdiam sejenak karena terkejut. Dia tidak menyangka Yoga akan menawarkan hal ini. Ini benar-benar di luar dugaannya. Setelah berpikir sesaat, dia akhirnya menjawab, "Oke!"Yoga berucap, "Kalau begitu, katakan saja gimana caranya. Aku akan segera mempersiapkannya!"Bimo memberi tahu,
Selama ada sedikit saja tanda kehamilan, Yoga pasti bisa merasakannya lewat denyut nadi."Kamu!" Winola membelalakkan mata dan menatap Yoga dengan penuh keterkejutan. Orang ini benar-benar tidak bisa diluluhkan. Dia pikir Yoga akan menyatakan perasaannya, tetapi ternyata dia hanya memeriksa denyut nadi."Pergi sana!" Winola merasa malu dan marah. Dia langsung menarik tangannya dan berbalik untuk pergi. Dia tidak ingin berbicara lagi dengan Yoga.Yoga segera mengejarnya dan berucap dengan cemas, "Eh, tunggu sebentar! Aku masih punya hal penting yang mau dibicarakan!"Winola langsung menolak, tanpa memberi ruang untuk diskusi, "Aku nggak mau dengar!"Yoga jadi bingung. Apakah dia mengatakan sesuatu yang salah? Kenapa orang ini selalu berpikir terlalu jauh?Meski begitu, Yoga tetap mengikuti Winola sampai ke tepi sebuah danau buatan. Winola berdiri diam di atas sebuah platform dan memandang permukaan air yang tenang. Perlahan-lahan, suasana hatinya mulai tenang kembali. Namun ....Yoga co
Ayu menatap Yoga. Dia tetap merasa khawatir meskipun sudah menyetujuinya. Di dalam hati, dia terus berdoa agar Bimo dapat membantu dan melindungi Yoga.Setelah itu, Yoga mulai berpamitan dengan orang-orang terdekatnya, termasuk Lili dan lainnya. Setelah semua ini selesai, Yoga merasa tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Dia pun mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kultivator kuno.Langkah pertama Yoga adalah menemui Winola. Saat itu, Winola sedang berbicara di telepon dengan raut wajah serius, bahkan terlihat marah. Setelah menutup telepon, dia terdiam cukup lama dan terjebak dalam pikirannya.Melihat itu, Yoga bertanya dengan penasaran, "Ada apa?"Winola membalas dengan kesal, "Mereka benar-benar keterlaluan. Mereka suruh aku mengundang Tuan Bimo pergi ke dunia kultivator kuno. Kalau aku gagal, mereka akan memaksaku nikah sama orang lain!""Nikah sama siapa?" tanya Yoga dengan santai.Winola meliriknya sekilas, lalu berucap dingin, "Kamu nggak kenal, jadi nggak ada gunanya aku
Wenny menjelaskan dengan tegas, "Kita punya ikatan pertunangan. Kalau bukan karena Kakek, kamu pikir aku akan datang?"Yoga bertanya dengan alis terangkat, "Jadi, ini ide Pak Dirga?"Wenny menjawab dengan nada dingin, "Ya. Kamu punya banyak jasa untuk Daruna, disebut pahlawan pun nggak berlebihan. Aku cuma merasa kasihan padamu, makanya setuju."Wenny menyilangkan tangan di depan dada dengan ekspresi sombong. Sepertinya dia telah melakukan banyak pertimbangan hingga akhirnya mau menerima keputusan ini. Hanya saja, kalau pria ini benar-benar keras kepala dan tidak terpengaruh, itu akan menjadi penghinaan besar baginya.Yoga membalas, "Sudahlah, kalian pergi saja. Aku pasti akan kembali kok.""Kamu!" Hilda dan Wenny benar-benar terkejut mendengar jawabannya. Mereka tidak menyangka akan benar-benar ... ditolak. Yoga sungguh membuat mereka merasa terpukul.Wenny pun berseru, "Lihat saja, kamu akan menyesal nanti!"Hilda menoleh dengan cepat, lalu bertanya dengan penuh harap, "Kalau dia per
Hilda dan Wenny tertegun setelah menerima kabar tersebut. Ekspresi mereka penuh keterkejutan, seolah-olah tidak percaya apa yang baru saja mereka dengar.Wenny bertanya, "Apa maksud mereka? Apa ada makna tersembunyi di balik ini?"Hilda tersenyum samar ketika menjawab, "Yoga sudah mau pergi ... apa kita diminta untuk meninggalkan keturunannya?"Wenny bertanya dengan kaget, "Apa? Meninggalkan keturunan?"Hilda mengangguk pelan sambil tersenyum malu-malu. Rona merah mulai muncul di wajahnya. Dia membalas, "Ya .... Kalau aku memanfaatkan kesempatan ini, kurasa aku akan berhasil dengan mengandalkan pesonaku!"Wenny bertanya dengan bingung sambil mengernyit, "Kamu nggak serius, 'kan?"Setelah mendengar kata-kata terakhir Hilda, Wenny benar-benar terguncang. Begitu memikirkan pertunangannya dengan Yoga dan kemungkinan hubungan lebih jauh, dia pun merasa makin canggung. Ini ... tidak akan menjadi kenyataan, bukan?Hilda berujar dengan nada tegas, "Aku beri tahu dulu, aku nggak akan setuju kal
Prajna mengusulkan, "Bos, kamu bisa bicara dengan Keluarga Bramasta untuk mencari jalan masuk. Dengan begitu, nggak akan ada masalah. Kalau kamu masuk secara diam-diam, cepat atau lambat akan ketahuan."Prajna menambahkan, "Saat itu, statusmu akan dianggap ilegal dan nggak akan diterima di dunia kultivator kuno. Pada akhirnya, nasibmu sama seperti kami yaitu diasingkan ke sekitar area terlarang, lalu menjadi orang seperti kami ...."Semua manusia hantu menunduk. Ekspresi mereka menunjukkan kesedihan yang mendalam, seolah-olah mengingat kembali pengalaman pahit yang pernah mereka alami hingga menjadi seperti sekarang."Aku akan mempertimbangkannya. Sekarang, kalian kembalilah!" ucap Yoga sambil melambaikan tangan. Sikapnya menandakan bahwa pembicaraan telah selesai, lalu dia pun meninggalkan semua manusia hantu.Tak lama kemudian, Yoga kembali ke vila. Dia menceritakan rencananya untuk pergi ke dunia kultivator kuno kepada Karina dan Nadya. Karina bertanya dengan terkejut, "Apa? Kamu m