"Di gunung Kota Pawana," jawab pengemis tua itu. Jawaban ini membuat Yoga terkejut. Jika yang dikatakan pengemis ini benar, kemungkinan besar dia adalah Raja Naga. Bagaimanapun, yang tahu lokasi Penjara Jahanam hanya Raja Digdaya dan Raja Naga.Penjara Jahanam mungkin berada di Kota Pawana, yang berarti ibunya mungkin dikurung di kota ini. Yoga malah tidak menyadari apa pun. Suasana hati Yoga mulai kacau.Pengemis tua itu menyadari sesuatu. Dia sontak menengadah, lalu menatap Yoga lekat-lekat. Yoga seperti bisa melihat ombak besar yang bergolak dari tatapan itu. Sungguh mengerikan.Kemudian, pengemis itu meledakkan niat membunuh yang kuat, membuat Yoga merasakan ancaman akan kematian.Pengemis itu bertanya dengan suara serak, "Kamu bertanya tentang Penjara Jahanam barusan? Apa tujuanmu? Siapa kamu?"Yoga yakin bahwa pengemis ini akan langsung memulai pertarungan dengannya kalau jawaban yang diberikannya kurang memuaskan. Begitu "bom waktu" ini meledak, Yoga bisa lolos, tetapi nadi obat
Raja Kegelapan berucap, "Pak, mereka menyusup ke daerah pegunungan selatan setelah sampai di Kota Pawana. Jejak mereka sama sekali nggak ditemukan. Aku sudah mengutus orang untuk mencari keberadaan mereka di daerah pegunungan selatan."Ternyata anggota Aula Digdaya dan keempat keluarga bela diri kuno menyusup ke daerah pegunungan selatan. Sepertinya perkataan pengemis tua memang benar. Penjara Jahanam mungkin ada di daerah pegunungan Kota Pawana. Kemungkinan besar pengemis tua itu adalah Raja Naga!Yoga ingin segera pergi ke daerah pegunungan selatan untuk menyelamatkan ibunya. Namun, akhirnya Yoga tetap menahan keinginannya. Dia tidak mau bertindak gegabah. Daerah pegunungan selatan sangat luas. Pasti sangat sulit jika dia mencari Penjara Jahanam sendirian. Yoga bukan hanya tidak bisa menyelamatkan ibunya, mungkin kemunculannya akan mengejutkan musuh.Yoga harus segera memperbesar kekuasaannya. Dengan bantuan orang-orang yang kuat, Yoga akan menghancurkan daerah pegunungan dan menyela
Vini melanjutkan, "Yoga ... Pak, tadi aku sudah menyinggungmu. Maafkan aku."Raka menimpali, "Pak Kusuma bukan hanya tamu penting. Dia yang menyembuhkan penyakitku dan Anies. Aku mengundangnya untuk mengobati 8 saudaraku yang lain. Pak Kusuma itu penyelamatku."Vini terkejut lagi. Penampilan Yoga sangat biasa. Bahkan, Yoga juga tidak bersikeras melawan saat dipermalukan Nicky semalam. Tidak disangka, ternyata Yoga sangat hebat. Dia benar-benar rendah hati. Yoga adalah ahli yang misterius!Vini meminta maaf lagi dengan tulus. Raka memandang Yoga sembari berucap, "Pak Kusuma, bawahanku sudah menyinggungmu. Silakan hukum dia."Yoga malas menghabiskan waktunya pada Vini. Dia berujar, "Aku mau obati saudaramu dulu."Vini yang merasa lega berkata, "Terima kasih, Pak Yoga."Yoga dan Raka berjalan masuk, sedangkan Vini merenung. Kalau begitu, semalam Raka dan Anies bukan datang karena Nicky, melainkan Yoga. Tidak mungkin Nicky begitu hebat. Vini membatin, 'Sialan! Beraninya Nicky memukulku! Ak
Hagi berucap dengan dingin, "Mereka ini bukan binatang biasa. Bahkan, salah satu dari mereka bisa menyiksa kalian habis-habisan."Semua binatang ini mengonsumsi pil tingkat tinggi setiap hari. Mereka punya kecerdasan spiritual sehingga bisa memahami ucapan Raka. Jadi, mereka merasa tidak senang saat Raka meremehkan mereka.Raka dan lainnya merasa lucu, apa mungkin binatang ini bisa menyiksa mereka? Saat ini, kekuatan mereka memang belum sepenuhnya pulih, tetapi sudah setara dengan petarung tingkat raja master. Mana mungkin semua binatang ini bisa menandingi mereka?Hagi menantang, "Kalian nggak percaya? Coba lawan mereka."Raka dan anggota lain merasa kesal karena mengira Hagi sedang menghina mereka. Raka menyahut, "Siapa takut?"Hagi tersenyum licik, lalu melepaskan Bruno dan berujar, "Bruno, beri mereka pelajaran."Bruno menggonggong dan menunjukkan keganasannya. Kedua matanya terus menatap Raka. Bruno sudah siap untuk menyerang Raka.Raka meregangkan tubuhnya dan menceletuk, "Ayo ma
Hagi mengambil segenggam pil tingkat enam dan melemparkannya kepada binatang. Namun, binatang itu hanya menciumnya dan meraung untuk menunjukkan penolakan. Kemudian, mereka pun pergi.Hagi marah-marah, "Sialan! Binatang-binatang ini sudah makan pil tingkat tujuh terlalu banyak! Mereka sama sekali nggak tertarik dengan pil tingkat enam!"Raka dan lainnya membatin, 'Bahkan binatang pun lebih beruntung dari mereka.'Dengan pil tingkat tinggi yang begitu banyak, bukan hal yang sulit untuk membentuk pasukan tingkat agung master atau tingkat raja master. Jadi, anggota inti Aula Naga tidak merasa ragu lagi untuk pergi ke Penjara Jahanam.Sepuluh anggota inti bersujud kepada Yoga dan salah satu dari mereka berkata, "Pak Kusuma, kelak kami akan berjuang mati-matian untukmu. Tolong izinkan kami bergabung dengan kalian. Kami akan mematuhi semua perintahmu."....Di Grup Magani. Belakangan ini, Nadya sangat sibuk. Akhirnya, pabrik bisa menyerahkan hasil produksi pertama tepat waktu. Nadya baru mer
Nadya yang terharu berkata, "Mulan, tolong sampaikan terima kasihku pada Pak Nicky.""Nadya, kamu nggak dekat dengan Pak Nicky. Kalau kamu nggak kasih imbalan padanya, aku khawatir dia nggak akan mengusahakan yang terbaik untuk membantumu," tutur Mulan.Nadya menyahut, "Maksudmu ... aku harus membayar jasanya? Aku bersedia memberinya 20 miliar, apa menurutmu cukup?""Nadya, kamu kira Pak Nicky miskin? Uang sebesar itu bahkan nggak cukup untuk dia pakai selama beberapa hari," ujar Mulan.Nadya pun bertanya, "Kalau begitu, aku harus gimana?"Mulan menjawabnya, "Aku sudah bicara sama Pak Nicky sebelum ke sini. Dia bilang, selama kamu menemaninya malam ini, kamu pasti aman.""Nggak bisa! Aku nggak jual diri!" tolak Nadya dengan tegas.Mulan berujar marah, "Kamu benar-benar nggak sadar situasi. Sekarang mana yang jadi prioritas, nyawamu atau kehormatanmu? Coba pikir baik-baik."Saat ini, Nadya sudah jauh lebih tenang. Dia menelaah kembali kejadian yang menimpanya dari awal hingga akhir. Kem
Nadya merasa mual saat ditatap sedemikian rupa oleh Nicky. Dia berkata padanya, "Pak Nicky, aku nggak akan membiarkan kamu membantuku secara cuma-cuma. Silakan katakan berapa yang kamu mau ...."Nicky melirik Mulan dan bertanya padanya, "Kamu belum katakan syaratku pada Bu Nadya?"Mulan menyahut, "Sudah kujelaskan, tapi ....""Pak Nicky, kamu nggak perlu mempersulit Mulan. Aku nggak akan pernah setuju dengan syaratmu. Aku wanitanya Yoga dan aku nggak akan berkhianat darinya," ujar Nadya.Begitu mendengar nama Yoga, amarah Nicky langsung tersulut. Dia membentak, "Diam! Jangan sebut namanya di depanku! Apa kamu lebih memilih mati daripada tidur denganku?"Nadya mengangguk mengiakan."Sialan! Sepertinya kamu memang lebih suka menempuh jalan sulit! Keputusan nggak berada di tanganmu!" umpat Nicky marah. Setelahnya, dia berujar lagi pada Mulan, "Kamu keluar dulu."Mulan segera berujar dengan gugup, "Jangan buru-buru, Pak Nicky. Aku akan pelan-pelan membujuk Nadya.""Keluar. Kalau kamu nggak
Nicky memekik kesakitan, lalu mengumpat kasar, "Bajingan, mati kamu! Aku akan membunuhmu!""Hei, kalian! Masuklah!" seru Nicky lagi.Sekelompok besar orang bergegas masuk ke ruangan. Mereka adalah para prajurit yang menangkap Nadya sebelumnya. Mulan juga berada di antara orang-orang itu. Saat melihat situasi di sana, lututnya seketika terasa lemas. Yoga menghancurkan kaki Nicky!Yoga bakal tamat, lalu mereka juga akan memikul akibatnya. Pria itu lagi-lagi membuat masalah besar! Dia benar-benar pembawa bencana yang hanya bisa membuat kekacauan!Nicky segera memerintah sekelompok prajurit itu, "Si berengsek ini mematahkan lututku. Tangkap dia, aku mau mematahkan setiap tulang di tubuhnya!""Baik!" sahut para prajurit itu dengan setia.Para prajurit itu bergegas maju dan menyerang Yoga sekuat tenaga. Namun, mereka sama sekali tidak berdaya di hadapan Yoga. Pada akhirnya, mereka semua ditundukkan dengan begitu mudah."Sialan! Beraninya kamu memukul prajurit aktif. Kamu akan dihukum seberat
Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje
"Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata
"Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata
Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga
Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D
Seiring dengan tertidurnya Bimo, tidak ada jawaban sama sekali ketika Yoga memanggilnya dua kali. Dia benar-benar telah tertidur.Yoga bergumam dalam hati. Dia merasa sedikit tidak yakin. 'Satu bulan ... bisakah aku menemukannya?'Benda seperti itu, bahkan ketika Yoga sendiri masuk ke area terlarang, hanya bisa menemukan satu. Sementara dua benda yang tersisa ... dia sama sekali tidak memiliki petunjuk. Selain itu, kini dirinya juga telah menjadi target dari para penjaga gerbang.Setelah berpikir panjang, Yoga menyadari bahwa dia harus mempercepat langkahnya. Setelah melalui berbagai rintangan dalam perjalanan pulang, Yoga akhirnya kembali ke vila.Namun begitu masuk ke dalam, Yoga langsung melihat Sutrisno sudah duduk di ruang tamu. Dia sedang menunggunya dengan ekspresi penuh kegelisahan."Apa itu kamu? Sebenarnya kamu bukan? Apa kamu yang bunuh anggota Keluarga Husin?" tanya Sutrisno dengan nada cemas. Dia terus-menerus menekannya untuk memberikan jawaban.Yoga menghela napas. Dia m
"Benar! Kita harus rebut kembali obat-obatan. Besi hitam nggak boleh jatuh ke tangan mereka!""Tapi ... di mana manusia hantu lainnya? Bukannya yang ada di sini kebanyakan hanya orang-orang dari Keluarga Husin?" Di tengah kerumunan, seseorang tiba-tiba mengajukan pertanyaan itu.Sutrisno membalas dengan santai, "Apa pedulimu? Mereka memang nggak pernah akur satu sama lain. Mungkin mereka langsung kabur begitu keadaan menjadi genting!"Mendengar itu, orang-orang yang ada di sana pun mengangguk-angguk seakan menerima penjelasan tersebut tanpa banyak berpikir.Winola melirik Sutrisno sekilas. Pikirannya penuh dengan beban berat. Di tempat ini, hanya dia dan Sutrisno yang memiliki hubungan dekat dengan Yoga. Mereka berdua sangat memahami kepribadian Yoga. Kemungkinan besar, Keluarga Husin telah dijebak olehnya.Tak lama setelah itu, orang-orang mulai bergerak. Mereka berpencar untuk mencari keberadaan Keluarga Husin.Saat ini, Yoga duduk bersila dalam meditasi di kejauhan. Setelah beberapa
"Yang aku inginkan adalah membuat Keluarga Husin benar-benar tunduk sepenuhnya! Rasa takut? Itu nggak ada dalam kamusku!" Suara Yoga penuh dengan keangkuhan dan keyakinan mutlak.Di tempat itu, para manusia hantu hanya bisa terdiam. Mereka semua menatapnya dengan ekspresi kosong. Namun, di mata mereka kini muncul kilatan kekaguman yang makin mendalam.Bagaimanapun juga, orang yang berani bersikap begitu arogan, yang berani berhadapan langsung dengan Keluarga Husin, bukanlah orang biasa. Keberanian seperti ini ... tidak dimiliki oleh semua orang!"Gawat! Ada orang-orang dari tiga kekuatan lain yang datang! Mereka adalah anggota dari tiga keluarga besar lainnya!" Tiba-tiba, suara seseorang menggema.Semua orang di sana langsung tersentak kaget. Mereka segera menoleh ke arah Yoga. Tiga keluarga besar lainnya ... datang juga?Prajna mengusulkan dengan nada tegang, "Apa yang harus kita lakukan? Sebaiknya kita segera pergi!"Yoga tersenyum licik. Sepasang matanya berkilat penuh arti ketika b
Kata-kata Yoga langsung membuat Girbet melihat secercah harapan. Dengan penuh kegembiraan, dia merangkak maju dalam posisi berlutut.Segera, Girbet sudah sampai di hadapan Yoga. Dia membenturkan kepalanya ke tanah berkali-kali dengan sekuat tenaga. Dia takut jika terlambat sedikit saja, Yoga akan berubah pikiran.Girbet berkata dengan penuh kegelisahan dan ketergesaan, "Makasih! Makasih banyak! Aku akan segera kembali dan mengambil uangku! Aku janji akan kasih semuanya padamu!"Setelah itu tanpa membuang waktu, Girbet berbalik dan hendak pergi. Namun, tiba-tiba terdengar suara Yoga. "Tunggu!"Hati Girbet seakan berhenti berdetak sejenak. Wajahnya menjadi pucat pasi. Dia ingin berpura-pura tidak mendengar dan terus melangkah pergi. Namun, pada saat berikutnya ... sosok-sosok aneh bermunculan di sekelilingnya.Mereka semua memiliki penampilan yang mengerikan. Ternyata itu adalah para manusia hantu dari area terlarang."Bos sudah menyuruhmu berhenti, apa kamu tuli?" Suara dingin Prajna me