Ekspresi Vini tampak suram. Jika masalah ini tidak segera ditangani, dia juga akan terlibat. Dia berteriak ke luar pintu, "Satpam, cepat masuk!"Sekelompok satpam menyerbu masuk. Vini menunjuk Yoga dan berkata, "Cepat tahan bajingan itu! Kita akan menyerahkannya kepada Pak Arya untuk dihukum!"Meskipun tahu para satpam ini tidak mungkin bisa menjatuhkan Yoga, Vini tetap harus melakukan semua ini untuk menunjukkan sikapnya."Baik!" Para satpam tentu memahami maksud Vini. Mereka menyerbu ke arah Yoga tanpa rasa ragu sedikit pun.Hasilnya sesuai ekspektasi. Para satpam dijatuhkan oleh Yoga dan ruang privat menjadi kacau balau. Bahkan, Vini yang maju untuk memberi Yoga pelajaran juga ditampar oleh Yoga.Yoga berjalan ke hadapan Arya, lalu mencengkeram lehernya untuk mengangkatnya dari lantai. Yoga berteriak dengan lantang, "Cepat minta maaf sekarang juga!"Mulan buru-buru menghampiri dan menarik Yoga sambil membujuk, "Yoga, cepat lepaskan Pak Arya. Cepat ...."Mulan yakin dirinya akan mati
Raka menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Anies, sepertinya kita hanya bisa menggunakan kartu truf kita."Anies mengangguk dan mengiakan. "Baiklah, cuma itu cara satu-satunya untuk sekarang."Keduanya menelepon delapan teman mereka, menyuruh mereka untuk mengutus seluruh koneksi yang ada.Setelah Aula Naga dibubarkan, sepuluh anggota inti yang dipimpin oleh Raka merekrut beberapa pasukan elite Aula Naga dan membentuk sepuluh pasukan.Mereka awalnya berniat menggunakan sepuluh pasukan ini untuk membangun kembali Aula Naga. Namun, karena situasi ini, mereka terpaksa menunjukkan kartu truf mereka.Saat berikutnya, sepuluh pasukan elite itu langsung menuju ke Kota Pawana untuk berkumpul. Sementara itu, di Kelab Aurum, Nicky bertanya dengan dingin, "Siapa yang kamu telepon?""Raka dan Anies, ayah angkatmu," jawab Yoga."Cih! Mana mungkin kamu bisa menelepon ayah angkatku! Kamu ingin menghina mereka, ya?" maki Nicky.Teman-teman Nicky terus membujuknya untuk menghubungi Anies karena ini s
Arya tergelak dan berkata, "Ya, ide ini bagus juga. Kalau begitu, aku akan memberi kalian satu kesempatan. Kalau kalian berhasil menghabisi Yoga, aku akan mengampuni nyawa kalian.""Terima kasih banyak, Pak Arya." Semua orang merasa senang. Saat berikutnya, mereka berdiri dan mengepung Yoga.Mulan berkata, "Yoga, kamu harus bertanggung jawab atas perbuatan sendiri. Kalau kamu seorang pria, serahkan nyawamu sebagai pengampunan dosa."Nicky berujar, "Yoga, Pasukan Raja Naga sudah datang. Kalau kamu menentang, kami semua sudah pasti akan mati. Kalau kamu bersedia membunuh dirimu sendiri untuk menyelamatkan nyawa kami, aku bakal menjamin kehidupan seluruh keluargamu."Yoga mengembuskan napas panjang, merasa kecewa dengan sikap mereka. Sementara itu, Nadya berdiri dengan teguh di depan Yoga. Dia berkata, "Yoga, kalau kamu mati, aku juga akan mati."Yoga tertawa mendengarnya. Dia membalas, "Jangan bicara begitu, nggak akan ada masalah yang terjadi."Mulan sungguh gusar. Dia berseru, "Nadya,
"Kamu nggak takut Raja Naga kecewa pada perbuatanmu ini?" tanya Raka."Nggak perlu ikut campur urusanku. Hari ini, aku pasti akan menghabisi mereka. Kalian yakin ingin melawanku?" balas Arya.Anies dan Raka mengangguk tanpa ragu sedikit pun. Arya sulit memercayai hal ini. Bagaimana bisa Anies memusuhi dirinya demi seorang anak angkat?Arya langsung memerintahkan, "Semuanya, dengarkan perintahku. Bidik mereka dengan baik. Aku mau mereka semua mati!"Pasukan Raja Naga sibuk memuat peluru. Mereka pun mengarahkan laras kepada Nicky dan lainnya. Di sisi lain, Anies turut memerintahkan, "Semuanya, siap siaga."Laras yang tak terhitung jumlahnya juga membidik Pasukan Raja Naga. Raka dan Anies dipenuhi niat tempur.Arya mengamati Anies dan Raka, mendapati tatapan mereka dipenuhi keteguhan. Kedua orang ini benar-benar ingin melawannya.Arya sungguh tidak menyangka akan hal ini. Dia tahu bahwa dirinya akan menderita kerugian besar jika pertempuran benar-benar terjadi. Dia juga tahu tidak ada gun
Mulan menatap Yoga sembari bertanya, "Yoga, sekarang kamu sudah melihat kesenjanganmu dengan Pak Nicky, 'kan? Pak Nicky mampu membuat Pak Arya mundur, gimana denganmu? Selain membuat masalah dan mencelakai Nadya, kamu bisa apa?"Yoga membalas, "Kamu begitu yakin Nicky yang menyelamatkan kalian semua?""Siapa lagi kalau bukan Pak Nicky? Masa kamu?" ejek Mulan sambil tersenyum sinis. Kemudian, dia meneruskan, "Bukannya aku ingin meremehkanmu, tapi mengobrol dengan mereka saja kamu nggak pantas.""Manusia harus memiliki kebijaksanaan. Yang nggak tahu diri biasanya akan mati lebih tragis," sindir Yoga sambil menatap Nicky.Nicky berkata, "Aku rasa kalimat itu lebih cocok untukmu. Berpikir dulu sebelum bertindak lain kali. Jangan sampai orang lain yang terus membereskan kekacauan yang kamu buat."Yoga malas berdebat dengan Nicky. Dia berucap kepada Nadya, "Nadya, ayo kita pergi.""Ya." Nadya hendak pergi bersama Yoga, tetapi Mulan tiba-tiba berujar dengan kesal, "Nadya, kamu bodoh sekali. K
"Di gunung Kota Pawana," jawab pengemis tua itu. Jawaban ini membuat Yoga terkejut. Jika yang dikatakan pengemis ini benar, kemungkinan besar dia adalah Raja Naga. Bagaimanapun, yang tahu lokasi Penjara Jahanam hanya Raja Digdaya dan Raja Naga.Penjara Jahanam mungkin berada di Kota Pawana, yang berarti ibunya mungkin dikurung di kota ini. Yoga malah tidak menyadari apa pun. Suasana hati Yoga mulai kacau.Pengemis tua itu menyadari sesuatu. Dia sontak menengadah, lalu menatap Yoga lekat-lekat. Yoga seperti bisa melihat ombak besar yang bergolak dari tatapan itu. Sungguh mengerikan.Kemudian, pengemis itu meledakkan niat membunuh yang kuat, membuat Yoga merasakan ancaman akan kematian.Pengemis itu bertanya dengan suara serak, "Kamu bertanya tentang Penjara Jahanam barusan? Apa tujuanmu? Siapa kamu?"Yoga yakin bahwa pengemis ini akan langsung memulai pertarungan dengannya kalau jawaban yang diberikannya kurang memuaskan. Begitu "bom waktu" ini meledak, Yoga bisa lolos, tetapi nadi obat
Raja Kegelapan berucap, "Pak, mereka menyusup ke daerah pegunungan selatan setelah sampai di Kota Pawana. Jejak mereka sama sekali nggak ditemukan. Aku sudah mengutus orang untuk mencari keberadaan mereka di daerah pegunungan selatan."Ternyata anggota Aula Digdaya dan keempat keluarga bela diri kuno menyusup ke daerah pegunungan selatan. Sepertinya perkataan pengemis tua memang benar. Penjara Jahanam mungkin ada di daerah pegunungan Kota Pawana. Kemungkinan besar pengemis tua itu adalah Raja Naga!Yoga ingin segera pergi ke daerah pegunungan selatan untuk menyelamatkan ibunya. Namun, akhirnya Yoga tetap menahan keinginannya. Dia tidak mau bertindak gegabah. Daerah pegunungan selatan sangat luas. Pasti sangat sulit jika dia mencari Penjara Jahanam sendirian. Yoga bukan hanya tidak bisa menyelamatkan ibunya, mungkin kemunculannya akan mengejutkan musuh.Yoga harus segera memperbesar kekuasaannya. Dengan bantuan orang-orang yang kuat, Yoga akan menghancurkan daerah pegunungan dan menyela
Vini melanjutkan, "Yoga ... Pak, tadi aku sudah menyinggungmu. Maafkan aku."Raka menimpali, "Pak Kusuma bukan hanya tamu penting. Dia yang menyembuhkan penyakitku dan Anies. Aku mengundangnya untuk mengobati 8 saudaraku yang lain. Pak Kusuma itu penyelamatku."Vini terkejut lagi. Penampilan Yoga sangat biasa. Bahkan, Yoga juga tidak bersikeras melawan saat dipermalukan Nicky semalam. Tidak disangka, ternyata Yoga sangat hebat. Dia benar-benar rendah hati. Yoga adalah ahli yang misterius!Vini meminta maaf lagi dengan tulus. Raka memandang Yoga sembari berucap, "Pak Kusuma, bawahanku sudah menyinggungmu. Silakan hukum dia."Yoga malas menghabiskan waktunya pada Vini. Dia berujar, "Aku mau obati saudaramu dulu."Vini yang merasa lega berkata, "Terima kasih, Pak Yoga."Yoga dan Raka berjalan masuk, sedangkan Vini merenung. Kalau begitu, semalam Raka dan Anies bukan datang karena Nicky, melainkan Yoga. Tidak mungkin Nicky begitu hebat. Vini membatin, 'Sialan! Beraninya Nicky memukulku! Ak
Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje
"Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata
"Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata
Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga
Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D
Seiring dengan tertidurnya Bimo, tidak ada jawaban sama sekali ketika Yoga memanggilnya dua kali. Dia benar-benar telah tertidur.Yoga bergumam dalam hati. Dia merasa sedikit tidak yakin. 'Satu bulan ... bisakah aku menemukannya?'Benda seperti itu, bahkan ketika Yoga sendiri masuk ke area terlarang, hanya bisa menemukan satu. Sementara dua benda yang tersisa ... dia sama sekali tidak memiliki petunjuk. Selain itu, kini dirinya juga telah menjadi target dari para penjaga gerbang.Setelah berpikir panjang, Yoga menyadari bahwa dia harus mempercepat langkahnya. Setelah melalui berbagai rintangan dalam perjalanan pulang, Yoga akhirnya kembali ke vila.Namun begitu masuk ke dalam, Yoga langsung melihat Sutrisno sudah duduk di ruang tamu. Dia sedang menunggunya dengan ekspresi penuh kegelisahan."Apa itu kamu? Sebenarnya kamu bukan? Apa kamu yang bunuh anggota Keluarga Husin?" tanya Sutrisno dengan nada cemas. Dia terus-menerus menekannya untuk memberikan jawaban.Yoga menghela napas. Dia m
"Benar! Kita harus rebut kembali obat-obatan. Besi hitam nggak boleh jatuh ke tangan mereka!""Tapi ... di mana manusia hantu lainnya? Bukannya yang ada di sini kebanyakan hanya orang-orang dari Keluarga Husin?" Di tengah kerumunan, seseorang tiba-tiba mengajukan pertanyaan itu.Sutrisno membalas dengan santai, "Apa pedulimu? Mereka memang nggak pernah akur satu sama lain. Mungkin mereka langsung kabur begitu keadaan menjadi genting!"Mendengar itu, orang-orang yang ada di sana pun mengangguk-angguk seakan menerima penjelasan tersebut tanpa banyak berpikir.Winola melirik Sutrisno sekilas. Pikirannya penuh dengan beban berat. Di tempat ini, hanya dia dan Sutrisno yang memiliki hubungan dekat dengan Yoga. Mereka berdua sangat memahami kepribadian Yoga. Kemungkinan besar, Keluarga Husin telah dijebak olehnya.Tak lama setelah itu, orang-orang mulai bergerak. Mereka berpencar untuk mencari keberadaan Keluarga Husin.Saat ini, Yoga duduk bersila dalam meditasi di kejauhan. Setelah beberapa
"Yang aku inginkan adalah membuat Keluarga Husin benar-benar tunduk sepenuhnya! Rasa takut? Itu nggak ada dalam kamusku!" Suara Yoga penuh dengan keangkuhan dan keyakinan mutlak.Di tempat itu, para manusia hantu hanya bisa terdiam. Mereka semua menatapnya dengan ekspresi kosong. Namun, di mata mereka kini muncul kilatan kekaguman yang makin mendalam.Bagaimanapun juga, orang yang berani bersikap begitu arogan, yang berani berhadapan langsung dengan Keluarga Husin, bukanlah orang biasa. Keberanian seperti ini ... tidak dimiliki oleh semua orang!"Gawat! Ada orang-orang dari tiga kekuatan lain yang datang! Mereka adalah anggota dari tiga keluarga besar lainnya!" Tiba-tiba, suara seseorang menggema.Semua orang di sana langsung tersentak kaget. Mereka segera menoleh ke arah Yoga. Tiga keluarga besar lainnya ... datang juga?Prajna mengusulkan dengan nada tegang, "Apa yang harus kita lakukan? Sebaiknya kita segera pergi!"Yoga tersenyum licik. Sepasang matanya berkilat penuh arti ketika b
Kata-kata Yoga langsung membuat Girbet melihat secercah harapan. Dengan penuh kegembiraan, dia merangkak maju dalam posisi berlutut.Segera, Girbet sudah sampai di hadapan Yoga. Dia membenturkan kepalanya ke tanah berkali-kali dengan sekuat tenaga. Dia takut jika terlambat sedikit saja, Yoga akan berubah pikiran.Girbet berkata dengan penuh kegelisahan dan ketergesaan, "Makasih! Makasih banyak! Aku akan segera kembali dan mengambil uangku! Aku janji akan kasih semuanya padamu!"Setelah itu tanpa membuang waktu, Girbet berbalik dan hendak pergi. Namun, tiba-tiba terdengar suara Yoga. "Tunggu!"Hati Girbet seakan berhenti berdetak sejenak. Wajahnya menjadi pucat pasi. Dia ingin berpura-pura tidak mendengar dan terus melangkah pergi. Namun, pada saat berikutnya ... sosok-sosok aneh bermunculan di sekelilingnya.Mereka semua memiliki penampilan yang mengerikan. Ternyata itu adalah para manusia hantu dari area terlarang."Bos sudah menyuruhmu berhenti, apa kamu tuli?" Suara dingin Prajna me