Share

Bab 532

Penulis: Vodka
Raka menoleh ke arah Yoga, "Pak Yoga, bagaimana menurut Anda? Pabrik senjatanya bernilai ratusan triliun. Kesempatan bagus nggak akan datang kedua kalinya."

Yoga mengangguk.

Raka berkata pada Anies, "Anies, rasanya agak sakit. Kamu tahan sedikit ya."

"Aku sudah berperang di seluruh dunia, kesakitan apa yang belum pernah kurasakan? Kalaupun dia operasi aku sekarang, aku tetap akan bisa menahannya ...."

Buk!

Sebelum Anies selesai bicara, Yoga telah menendangnya hingga terbang. Setelah mendarat di lantai, Anies langsung muntah darah dan tidak bisa bicara sama sekali.

Saat itu juga, bawahan Anies langsung meledak emosinya. Apa-apaan yang dilakukan si berengsek ini? Ini bukan mengobati orang, tapi sedang membunuh orang! Mereka semua hendak menerjang untuk melindungi Anies.

Raka langsung menghentikan mereka, "Berhenti, jangan mendekat semua. Kalian nggak lihat Pak Yoga sedang mengobati Anies?"

Bawahannya langsung memaki, "Obati apanya? Jelas-jelas dia sedang membunuh orang! Raka, kalau sampa
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 533

    Anies benar-benar berdiri. Kakinya yang mati rasa sebelumnya kini dipenuhi energi. Penyakitnya sudah sembuh.Anies meneteskan air mata. Dia tidak menyangka mimpinya akan menjadi kenyataan. Anies sampai tidak sanggup mendeskripsikan perasaannya sekarang.Anies berlutut di hadapan Yoga dan berkata, "Pak, aku nggak akan pernah melupakan jasamu. Maaf karena sudah meragukanmu sebelumnya. Aku nggak seharusnya bersikap begitu."Demi mengungkapkan penyesalannya, Anies sampai menampar diri sendiri dua kali. Raka tersenyum sambil berujar, "Anies, minta maaf saja nggak bisa. Kamu harus memberi kompensasi.""Pak, aku bersedia memberi semua saham gudang senjataku kepadamu. Tolong diterima," kata Anies segera.Bagi orang seperti mereka, tidak ada yang lebih penting daripada pemulihan seperti ini. Jangankan saham, mereka bahkan rela memberikan 10 tahun hidup mereka kepada Yoga.Yoga sama sekali tidak tertarik pada saham itu. Dia membalas, "Sudahlah, aku nggak tertarik pada gudang senjata. Kalian seha

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 534

    Pengemis tua itu terlihat seperti pengemis pada umumnya. Wajahnya tampak lugu dan sorot matanya tampak tenang. Namun, Yoga justru bisa merasakan aura jahat dari tubuhnya. Aura ini pun sangat unik. Hanya orang yang sering membunuh yang bisa memilikinya.Dinilai dari aura jahat ini, pengemis ini seharusnya sudah membunuh sangat banyak orang. Mungkin sudah mencapai ribuan orang atau di atas itu?Yoga langsung memastikan bahwa pengemis ini bukan orang biasa. Pengemis ini tidak ada bedanya dengan bom waktu. Jika membuatnya gusar, dia akan meledak kapan saja.Yoga menyimpan auranya supaya tidak terkesan memprovokasi pengemis itu. Kemudian, dia berkata dengan tenang, "Pak Tua, lagi main catur?"Pengemis itu melonggarkan kewaspadaannya. Dia bertanya, "Anak Muda, apa kamu tahu langkah selanjutnya harus gimana supaya nggak kalah?"Yoga melirik papan catur itu, lalu merasa berminat sehingga berkata, "Aku bisa mencobanya."Yoga duduk di depan pengemis itu dan mulai mempelajarinya. Ketika berada di

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 535

    Hagi bertanya dengan terkejut, "Jangan-jangan, kamu juga nggak bisa mengatasi pengemis itu?""Masalah nggak sesederhana yang kamu bayangkan," ujar Yoga."Siapa sebenarnya pengemis tua itu?" tanya Hagi lagi."Menurutmu, apa mungkin dia Raja Naga yang kabur dari penjara?" tanya Yoga balik sesudah ragu-ragu sesaat.Raja Naga? Sekujur tubuh Hagi bergetar. Ekspresinya membeku. Dia menyahut, "Kalau dia memang Raja Naga, aku akan merasa sangat terhormat karena telah dipukulnya hari ini."Yoga melambaikan tangannya dan membalas, "Ini hanya dugaanku. Kita belum tahu kenyataannya seperti apa. Lagian, ada cukup banyak ahli bela diri yang bisa bersanding dengan Raja Naga."Saat ini, Nadya tiba-tiba menelepon Yoga. Yoga menerimanya, lalu terdengar suara Mulan. "Yoga, aku mau kamu tiba di Kelab Aurum dalam 30 menit. Kalau nggak, jangan harap kamu bisa berhubungan dengan Nadya lagi. Aku akan memperkenalkan pria yang lebih hebat kepadanya.""Oke, aku ke sana." Setelah mengakhiri panggilan, Yoga langsu

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 536

    "Diam, diam!" Mulan terkejut mendengarnya. "Ucapanmu ini sama saja dengan mempermalukan Jenderal Anies. Kalau dia mendengarnya, kepalamu bisa dipenggal!""Aku nggak mempermalukannya kok. Yang kubilang fakta. Anies memberiku gudang senjatanya," timpal Yoga.Mulan menatap Yoga seperti menatap seorang idiot. Dia bertanya, "Kamu nggak merasa ucapanmu terdengar nggak masuk akal?""Tentu saja nggak," balas Yoga."Sudahlah. Jenderal Anies punya prestasi hebat, jangan mengolok-olok dia," sela Nadya."Nadya, tapi yang kukatakan adalah fakta ...." Sebelum Yoga selesai berbicara, tampak rombongan mobil mewah berhenti di sekitar mereka.Begitu pintu dibuka, terlihat sekelompok orang turun. Mereka semua sangat berkarisma. Jelas sekali, orang-orang ini berasal dari kalangan atas.Mulan segera berpesan, "Bintang utama acara malam ini sudah tiba. Yoga, sebaiknya kamu jangan sembarangan bicara. Kalau nggak, kamu tanggung sendiri konsekuensinya."Nadya melihat beberapa wajah familier di kerumunan. Dia b

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 537

    Nicky yakin tidak akan pernah bertemu wanita yang lebih memesona dari Nadya lagi. Dia segera menjulurkan tangan untuk berjabat dengan Nadya. "Ternyata, Bu Nadya jauh lebih cantik daripada yang dikatakan Mulan."Ucapan ini terdengar seperti rayuan. Nadya bisa merasakannya sehingga langsung memperkenalkan, "Pak Nicky, biar kuperkenalkan dulu. Ini pacarku, Yoga."Pacar? Ekspresi Nicky langsung membeku. Mulan buru-buru menjelaskan, "Pak Nicky, jangan salah paham dulu. Hubungan mereka nggak seperti yang kamu bayangkan. Nadya sangat cantik, pasti ada pria yang mengejarnya."Nicky mengangguk. "Ya, ya, aku mengerti. Pak Yoga, kamu bekerja di mana?""Aku membuka perusahaan kecil, Perusahaan Farmasi Sehat Abadi," jawab Yoga.Perusahaan Farmasi Sehat Abadi? Orang-orang bertatapan karena tidak pernah mendengar nama ini. Mulan berkata, "Perusahaan ini cukup hebat kok. Perusahaan ini termasuk dalam 100 perusahaan teratas di Kota Pawana. Nilai pasar mereka setidaknya mencapai 1 miliar."Nicky tertawa

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 538

    "Terima kasih banyak, Kak," sahut Nicky. Vini membawa mereka ke sebuah ruang privat, lalu berpesan kepada staf untuk menjamu mereka dengan baik. Begitu Vini pergi, orang-orang pun mulai memuji."Pak Nicky, kamu hebat sekali. Aku nggak sangka kamu punya pengaruh sebesar itu di Kota Pawana.""Kelab Aurum adalah kelab nomor satu di barat daya kota. Kak Vini sangat terkenal, tapi masih harus menjaga harga dirimu. Aku benar-benar kagum padamu.""Pak Nicky, apa hubunganmu dengan Kak Vini?""Ayah angkatku punya sahabat baik, namanya Raka. Dia juga seorang jenderal. Istrinya dan Kak Vini juga bersahabat, jadi istrinya punya saham di kelab ini juga. Kalau menurut perbedaan generasi, aku seharusnya memanggil Kak Vini dengan sebutan bibi," jelas Nicky.Begitu mendengarnya, semua orang pun menyanjung Nicky. Nicky meneruskan, "Ini nggak ada apa-apanya. Ayah angkatku dulunya adalah tangan kanan Raja Naga. Aku dan Arya termasuk segenerasi. Aku bisa membawa kalian menemuinya nanti."Orang-orang bersor

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 539

    Bam! Pintu ruang privat tiba-tiba ditendang seseorang hingga terbuka. Terlihat sekelompok orang menyerbu masuk.Pria yang memimpin bermata tajam dan memiliki aura kuat. Hanya dengan melihat sekilas, Nicky langsung mengenali pria itu. Dia adalah Arya, putra Raja Naga.Seketika, jantung Nicky berdetak kencang. Dia membatin, 'Sialan, ternyata dugaanku benar. Yang menyentuh bokong Mulan bukan staf, tapi orang Arya. Mampuslah, mereka datang untuk membalas dendam.'Orang-orang di ruang privat segera menyadari ada yang tidak beres. Semua orang tampak ketakutan. Sementara itu, Arya menatap semua orang sambil mengernyit dan bertanya, "Aku sudah menyewa seluruh kelab ini. Gimana bisa ada orang luar yang masuk?"Nicky memberanikan diri untuk maju. Dia berucap dengan rendah diri, "Pak Arya, aku Nicky dari ibu kota. Suatu kehormatan bisa bertemu denganmu.""Aku nggak peduli siapa kamu. Siapa pun yang berani merusak acaraku harus dihukum," sahut Nicky.Nicky segera berkata, "Pak Arya, ayah angkatku

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 540

    Arya membalas dengan dingin, "Melepaskan mereka untukmu? Memangnya siapa kamu sampai-sampai aku harus begitu menghormatimu?"Nicky terpaksa mengoreksi ucapannya. "Pak Nicky, maaf kalau aku sudah lancang. Aku dan Kak Vini cukup dekat. Apa kamu bisa memaafkan mereka demi Kak Vini?""Oh ya? Suruh Kak Vini kemari. Aku ingin lihat, dia mengenalmu atau nggak," ejek Arya.Sebelum Nicky menelepon Vini, wanita itu sudah tiba. Dia sudah tahu apa yang terjadi, tetapi tetap berpura-pura bodoh. "Pak Arya, apa yang terjadi?"Nicky segera menceritakan semuanya kepada Vini. Arya terkekeh-kekeh dan berucap, "Kak Vini, dia bilang dia mengenalmu dan menyuruhku melepaskan kedua wanita itu demi menjaga harga dirimu. Apa benar begitu?""Pak Arya, jangan dengarkan omong kosongnya. Aku bahkan nggak pernah melihatnya. Siapa kalian? Kapan kalian masuk ke kelabku? Berani sekali kalian merusak acara Pak Arya!" bentak Vini langsung.Vini tidak ingin terlibat dalam kekacauan ini sehingga memilih untuk mengorbankan

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1231

    Kraaak!Tubuh jenderal itu seketika meledak di satu bagian. Separuh tubuhnya berlumuran darah dan terlihat begitu mengerikan. Luka parah di bagian luar tubuhnya bercampur dengan dampak serangan di dalam tubuh. Hal itu membuatnya berada di ambang kematian.Dengan ekspresi datar, Yoga perlahan menoleh dan menatap dingin ke arah yang lain. Dia berujar, "Selanjutnya, giliran kalian!"Kalimat itu penuh dengan aura dominasi, seakan-akan dalam sekejap mampu membekukan seluruh wilayah di sekitar. Kesepuluh tetua dan tiga jenderal yang tersisa terdiam sejenak, lalu raut wajah mereka berubah menjadi garang."Bimo, kamu pasti nggak tahu betapa menakutkannya Formasi Pembantai Dewa ini, 'kan?""Di dalam formasi ini, satu-satunya jalan bagimu adalah mati!""Hmph! Memangnya kenapa kalau kamu bunuh dia? Setelah bunuh kami semua, terus apa?"Dalam sekejap, mereka semua menunjukkan sikap yang sombong dan melontarkan ejekan terhadap Yoga.Di sisi lain, Yoga mengernyit karena bingung. Apa mereka sudah gil

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1230

    Kedua orang itu merasa bahwa jurus yang baru saja mereka lihat sangat mirip dengan gaya Yoga. Hanya saja setelah berpikir dengan saksama, mereka yakin bahwa itu tidak mungkin.Sutrisno dan Winola lebih percaya bahwa jurus itu diajarkan oleh Bimo kepada Yoga. Sebab, mana mungkin Yoga memiliki kemampuan sehebat itu?Winola bertanya dengan serius, "Tapi, apa yang harus kita lakukan selanjutnya? Sudah begitu banyak orang yang mati!"Sutrisno membalas, "Banyak orang mati, bukannya itu malah bagus? Kalau para Pelindung Kebenaran mati, Tuan Bimo yang diuntungkan. Kalau orang-orang dari empat keluarga besar ikut mati, itu malah menguntungkan kita."Winola hanya terdiam mendengar ucapan itu. Dia menatap Sutrisno dengan pandangan penuh arti sambil mengernyit. Momen itu membuatnya seketika merasa bahwa Sutrisno adalah seorang pengkhianat. Bagaimanapun, orang-orang yang mati berasal dari keluarga mereka sendiri.Melihat ekspresi Winola, Sutrisno coba meyakinkannya dengan berucap, "Kamu lupa dengan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1229

    Pada saat yang bersamaan, seluruh langit berubah menjadi merah dan benang-benang yang memerah juga terus melayang.Saat ini, semua orang merasa sangat terkejut dan tatapan mereka penuh dengan ketakutan. Orang-orang dari empat keluarga besar yang tersisa dan para Pelindung Kebenaran yang masih hidup pun tercengang dengan pemandangan itu."Astaga. Apa yang mereka inginkan? Jangan-jangan ingin membunuh kami?""Kami adalah Pelindung Kebenaran, kita ini satu kelompok. Apa mereka benar-benar ingin membunuh tanpa pandang bulu?""Sialan! Padahal hanya perlu membunuh Bimo saja, kenapa harus membunuh kami juga? Organisasi Pelindung Kebenaran benar-benar akan hancur."Banyak Pelindung Kebenaran yang berteriak dengan marah dan emosi mereka makin meledak karena merasa menderita. Mereka semua tahu mereka akan segera mati.Orang-orang dari empat keluarga besar pun sudah benar-benar putus asa dan terus berlari ke segala arah.Namun, benang-benang merah itu langsung menyerang satu per satu orang di san

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1228

    "Hancur!" teriak Yoga dan tiba-tiba melayangkan satu pukulan. Pukulan itu langsung memelesat maju, seolah-olah seluruh dunia terbuka hanya dengan satu pukulan.Boom!Benang-benang yang tidak terhitung jumlahnya langsung mencekung karena pukulan Yoga dan makin membesar. Hanya dalam sekejap, benang-benang itu langsung hancur berkeping-keping di tanah.Sepuluh tetua dan empat jenderal besar itu pun semuanya memuntahkan darah. Ekspresi mereka terlihat sangat terkejut serta ketakutan dan menatap Yoga dengan bengong."Ini ... kekuatan Bimo sebenarnya berada di tingkat apa? Kenapa aku merasa dia punya kekuatan seorang kultivator raja?""Nggak mungkin. Bagaimana mungkin ada kultivator raja di dunia bela diri kuno?""Benar-benar nggak masuk akal. Kalau dia benar-benar sudah menjadi kultivator raja, dia pasti akan terkena serangan balik dari hukum alam."Semua orang kebingungan dan mata mereka membelalak. Kekuatan tertinggi di dunia bela diri kuno adalah kultivator jenderal, ini sudah diakui sem

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1227

    Tak lama kemudian, semua orang segera bergerak kembali dan mengendalikan formasinya. Kali ini, benang-benangnya bergerak dengan makin kuat dan rapat, sehingga para Pelindung Kebenaran dan orang-orang empat keluarga besar yang terbelah menjadi dua bertambah makin banyak. Mereka semua menjadi korban mengenaskan dengan tubuh berserakan dan darah mengalir di mana-mana.Bahkan para penyintas dari kejadian itu pun merinding karena ketakutan. Mereka segera melarikan diri ke segala arah karena takut menjadi korban dari formasi ini.Tak lama kemudian, medan pertempuran menjadi kosong dan hanya tersisa sepuluh tetua serta lima jenderal besar yang mengepung Yoga. Benang-benang itu juga masih terus bergerak dan terus menghantam ke arahnya.Sebuah benang yang sangat tipis melayang karena tertiup angin dan langsung menyerang ke arah kening Yoga. Namun, dia tetap tenang dan hanya bergeser sedikit ke samping.Plak!Terdengar suara keras dan sebuah jurang yang dalam pun terbentuk di samping Yoga. Ini a

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1226

    Dalam sekejap, seluruh tempat itu berubah menjadi seperti neraka dengan bau amis darah dan kekejaman di mana-mana. Terlihat sangat mengerikan saat satu per satu tubuh terpotong oleh benang hitam itu. Makin banyak benang yang bergerak dengan tidak teratur dan memotong ke segala arah, tidak ada seorang pun bisa menghindar. Meskipun dewa yang datang, mereka juga akan tewas.Di salah satu deretan bangunan, Winola dan Sutrisno sedang berdiri di depan jendela dan melihat pemandangan itu dengan ketakutan. Ekspresi mereka terlihat sangat muram dan wajah mereka pucat pasi. Tidak ada yang menyangka semuanya akan menjadi begitu mengerikan.Winola tiba-tiba berkata, "Aku akhirnya mengerti kenapa Tuan Bimo menyuruh kita datang ke sini."Sutrisno menambahkan, "Ternyata dia ingin melindungi kita. Kalau kita berada di medan perang, kita pasti sudah mati."Winola kembali berkata, "Harus diakui, Tuan Bimo memang bijak. Bukan hanya memperhatikan kita, dia juga ingin melindungi kita."Sutrisno menghela na

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1225

    Yoga tersenyum sinis dan menatap kerumunan orang di depannya dengan dingin, lalu mengangkat kepalanya dengan ekspresi angkuh. Jubahnya yang berkibar meskipun tidak ada angin membuatnya terkesan santai, tetapi berwibawa. Aura kuat yang misterius tiba-tiba memancar dari tubuhnya, sehingga orang-orang di sekitarnya makin waspada dan mengawasi setiap gerakannya."Bimo, jangan kira kamu sudah menang karena membawa orang untuk menyerang kami.""Kami sudah mempersiapkan tempat ini sepenuhnya untuk menghadapi kemungkinan kamu datang ke sini.""Kamu ini sama saja mencari mati sendiri. Lihat saja bagaimana kami membunuhmu."Dalam sekejap, semua orang yang berada di sana menjadi sangat bersemangat dan tertawa terbahak-bahak.Saat ini, Yoga mengernyitkan alis dan mengamati sekelilingnya. Dia menyadari ada ancaman yang terus mendekat, seolah-olah memang ada yang tidak beres."Ayo mulai aktifkan formasi!" teriak seseorang dengan lantang.Sepuluh tetua dan lima jenderal itu pun langsung bergerak. Mer

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1224

    "Benda berharga yang bisa diambil? Maksudnya, kami disuruh merampok?" tanya Sutrisno dengan ekspresi yang berubah, tidak percaya dengan apa yang didengarnya."Benar, mana mungkin kami bisa melakukan hal seperti ini. Bukankah seharusnya kita bertarung melawan musuh?" kata Winola yang terlihat bingung dan sangat penasaran.Keduanya menatap Yoga dengan tajam karena ingin tahu dengan jawabannya.Namun, Yoga sebenarnya mengatakan itu hanya demi menyingkirkan keduanya, mana mungkin ada jawaban untuk pertanyaan mereka. Pada akhirnya, dia mengernyitkan alis dan berkata setelah berpikir sejenak, "Mungkin saja dia memperhatikan kalian, jadi ingin memberi kalian kesempatan untuk berprestasi."Mendengar perkataan itu, ekspresi Sutrisno dan Winola terlihat sangat terkejut. Kemungkinan untuk berprestasi ini bukannya mustahil.Winola langsung berkata, "Benar. Tuan Bimo pasti melihat potensi kita, jadi ingin membimbing kita."Sutrisno menambahkan, "Memang ada kemungkinannya. Kalau begitu, kita harus b

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1223

    "Di mana Tuan Bimo sekarang?" tanya seseorang dengan segera saat Yoga memberikan perintah."Tuan Bimo selalu bertindak dengan hati-hati, teliti, dan sulit untuk ditebak. Aku juga nggak tahu dia ada di mana sekarang," jawab Yoga dengan tenang.Semua orang saling memandang dengan ekspresi tak berdaya, hanya bisa mulai bergerak.Winola bertanya, "Tuan Bimo ... kapan dia berbicara denganmu?"Sutrisno juga bertanya, "Benar. Bukankah tadi kamu selalu bersama kami?"Keduanya maju dengan ekspresi bingung dan memperhatikan Yoga. Mereka sudah bersama dengan Yoga sejak tadi, tetapi tidak terlihat sosok Bimo di sekitar."Tuan Bimo punya kemampuan transmisi suara sejauh ribuan mil, jadi wajar saja kalian nggak mendengarnya," jawab Yoga sambil menunjuk kepalanya, lalu menggelengkan kepala dengan tak berdaya. Dia merasa kedua orang ini benar-benar terlalu santai.Pada saat itu, orang-orang dari empat keluarga besar sudah berpencar dan mengelilingi Gunung Lorta. Setelah itu, mereka bergerak mendekat k

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status