Nadya mengira kakak ipar yang dimaksud Gatot adalah Yoga. Sementara itu, Yoga benar-benar pusing. Dia segera mengejar Nadya dan berniat menjelaskan kepadanya.Nadya berjalan ke sudut. Orang-orang yang berdiri di sudut adalah sekelompok bos perusahaan farmasi yang makan bersama "Pak Kusuma" semalam, termasuk Rizal. Melihat Nadya datang, Rizal langsung berucap dengan antusias, "Nadya, kamu sudah datang. Aku beri tahu kamu kabar bagus."Nadya bertanya, "Oh, kabar bagus apa?"Rizal menyahut, "Semua orang bilang semalam Pak Kusuma menghadiri 10 perjamuan. Dia sudah memutuskan, semua orang yang menghadiri perjamuan akan menjadi rekan kerja samanya. Tentu saja, kami semua juga termasuk."Nadya menimpali dengan ekspresi gembira, "Benaran? Ini kabar yang sangat bagus."Rizal memandang Yoga dengan ekspresi sinis seraya berujar, "Yoga, menurut perjanjian taruhan, bukannya kamu harus berlutut dan minta maaf kepada kami semua?"Yoga membalas, "Sekarang daftar rekan kerja samanya belum diumumkan. In
Vania melirik orang-orang yang berada di bawah panggung sekilas. Akhirnya, tatapannya tertuju pada keluarga Karina. Vania melanjutkan, "Rekan kerja sama dari Kota Pawana adalah Perusahaan Farmasi Avanti, Karina Atmaja."Gatot dan Ambar sangat antusias. Mereka memenangkan tender. Selain itu, nama perusahaan mereka diumumkan terlebih dahulu. "Pak Kusuma" benar-benar menghormati mereka.Sementara itu, Nadya merasa kecewa. Rekan kerja sama dari Kota Pawana direbut oleh Karina. Sia-sia Nadya menghabiskan uang sebesar 60 miliar! Sampai sekarang, Nadya masih belum percaya bahwa "Pak Kusuma" yang hadir semalam itu palsu. Dia tetap menganggap Yoga memakai koneksi untuk membantu Karina memenangkan tender ini.Nadya berusaha menahan amarahnya saat berbicara, "Yoga, kamu benar-benar hebat. Koneksimu luas sekali. Bahkan, uang sebesar 60 miliar yang kukeluarkan nggak sehebat koneksimu. Aku menerima kekalahanku."Yoga menanggapi dengan tenang, "Nadya, jangan buru-buru membuat kesimpulan. Dengarkan du
Suasana di acara seketika menjadi kacau. Vania berujar dengan dingin, "Semuanya tenang dulu. Hasil tender kali ini ditentukan secara adil. Apa ada yang keberatan?""Ada!" teriak para bos perusahaan farmasi. Kemudian, mereka mulai marah-marah."Semalam kami mengundang Pak Kusuma makan dan sudah membayar uang muka. Pak Kusuma sudah berjanji untuk menetapkan kami sebagai rekan kerja sama.""Benar. Kalaupun Pak Kusuma nggak mau bekerja sama dengan kami, seharusnya dia mengembalikan uangnya kepada kami.""Kami tahu Pak Kusuma memang berkuasa. Tapi, dia nggak boleh menindas orang seperti ini."Vania melambaikan tangan seraya berucap, "Kalian tenang dulu. Aku akan memperlihatkan sesuatu kepada kalian. Setelah itu, kalian baru putuskan apakah Pak Kusuma memang menindas kalian atau nggak."Selesai bicara, Vania memberi isyarat kepada staf, lalu staf tersebut memutar sebuah video siaran langsung yang sensasional di layar. Sepasang pria dan wanita sedang bercinta di atas tempat tidur. Suasananya
Vania berkata, "Para tamu sekalian, Pak Kusuma memintaku menyampaikan sesuatu. Jangan mengandalkan jalan pintas. Kalian harus jujur dalam berbisnis. Seharusnya sebagian besar dari kalian mampu mendapatkan hak kerja sama atau menjadi agen penjualan tingkat provinsi."Vania menambahkan, "Tapi, penilaian Pak Kusuma terhadap kalian berkurang karena semalam kalian berbuat curang. Itulah sebabnya kalian kehilangan kesempatan ini. Pak Kusuma berharap kalian bisa introspeksi diri."Para bos perusahaan farmasi merasa bersalah. Mereka juga sangat menyesal. Jika semalam salah satu dari mereka bisa berpikiran rasional dan percaya kepada Yoga, hari ini mereka tidak akan mengalami kerugian yang besar. Mereka menyalahkan sekelompok petinggi rumah sakit itu. Kalau bukan karena para petinggi rumah sakit yang memperkenalkan "Pak Kusuma", mereka tidak mungkin berakhir seperti ini.Hanya saja, semua petinggi rumah sakit itu tidak ada di tempat. Hanya Rizal yang datang untuk menyanjung Nadya. Para bos peru
Hubungan Yoga dengan Ambar dan Gatot sangat dekat? Yoga merasa tidak berdaya, dia tidak tahu bagaimana caranya menjelaskan kepada Nadya. Tiba-tiba, ponsel Yoga berdering. Dia melihat nomor asing di layar ponselnya, lalu menjawab panggilan telepon.Penelepon berkata, "Apa kamu pemilik mobil dengan pelat nomor 7764 YG? Mobilmu tergores dan pelakunya ingin kabur. Tapi, kami sudah menghentikannya. Kamu cepat keluar."Yoga berucap kepada Nadya, "Ayo, kita keluar."Sesampainya di tempat parkir, Yoga melihat mobilnya dikerumuni banyak orang. Dia langsung menyeruak dari kerumunan dan mencari tahu apa yang terjadi. Ternyata, Gatot yang ceroboh menabrak mobil Yoga saat memundurkan mobil. Ambar dan Gatot berniat kabur, tetapi dihentikan oleh tukang parkir.Seingat Yoga, Gatot sudah sering menabrak mobil orang. Yoga curiga SIM milik Gatot didapatkan dengan cara menyogok. Yoga berujar, "Mobilku diparkir di sini dan kalian yang menabrakku. Kalian harus bertanggung jawab. Aku nggak mau kompensasi. Ak
Program vaksinasi masyarakat sudah mulai dilaksanakan. Semua rekan kerja sama Perusahaan Farmasi Hansa tidak berhenti memproduksi vaksin. Namun, vaksin yang diproduksi harus dikirim ke agen penjualan tingkat provinsi untuk diuji. Kemudian, vaksin-vaksin itu akan dikirim ke lembaga medis agar vaksinasi bisa dijalankan.Siuco mendatangi Lembaga Medis Provinsi Sadali dengan dalih ingin mengawasi program vaksinasi. Saat memeriksa vaksin yang diproduksi Perusahaan Farmasi Avanti, Siuco diam-diam menukar 10 vaksin Perusahaan Farmasi Avanti yang sudah memenuhi standar dengan vaksin yang bermasalah. Siuco bertindak sangat cepat sehingga tidak ada yang menyadarinya.Malam itu, kabar yang menghebohkan tersebar di Daruna. Ada 10 orang di Provinsi Sadali mengalami efek samping yang parah setelah divaksin. Awalnya, wajah mereka lumpuh dan mereka mulai setengah sadar. Akhirnya, jaringan otak mereka mengalami kerusakan sehingga mereka hampir mati. Sekarang, mereka masih dirawat di ruang ICU. Kondisi
Karina melanjutkan, "Selain itu, aku juga menambah 2 proses pemeriksaan di luar prosedur normal. Jadi, nggak mungkin ada vaksin yang bermasalah.""Um, aku percaya kepadamu," sahut Yoga seraya mengangguk. Kemudian, dia bertanya kepada Nadya, "Nadya, apa kamu memeriksa produk Perusahaan Farmasi Avanti?"Nadya menjawab, "Tentu saja. Selain diperiksa karyawan, aku juga turun tangan memeriksa setiap vaksin. Aku yakin vaksinnya nggak mungkin bermasalah. Aku curiga ada orang yang sengaja mencelakai kita."Yoga mengangguk dan berjanji, "Oke. Yang penting kalian memang nggak bersalah. Aku jamin aku pasti akan menyelamatkan kalian."Nadya bertanya, "Yoga, kamu mau menyelamatkan aku atau Karina dulu?"Yoga tertegun setelah mendengar pertanyaan yang "mematikan" ini. Yoga mengalihkan pembicaraan, "Oh, iya. Kalian pasti lapar, 'kan? Aku suruh orang untuk mengantar makanan ...."Karina menyela, "Yoga, kami nggak lapar. Kamu jawab pertanyaan Nadia dulu."Yoga tidak bisa berkata-kata. Wanita memang sul
Lili dan Ayu menggeleng, lalu Ayu menyahut, "Selain kami, nggak ada orang lain yang datang lagi."Yoga berjanji, "Oke. Bu, Lili, apa pun caranya, aku pasti akan menemukan pelaku itu."Yoga menelepon Naga Hijau dan menyuruhnya memimpin anggota Sekte Hagisana untuk membantu membereskan makam Keluarga Kusuma. Setelah selesai, Yoga mengantar Ayu dan Lili pulang terlebih dahulu. Kemudian, dia menelepon Raja Kegelapan, "Raja Kegelapan, bantu aku selidiki siapa yang menggali kuburan leluhurku. Selain itu, bantu aku cari lokasi Siuco."Raja Kegelapan berucap, "Siap!"Begitu mengetahui Karina dan Nadya terlibat masalah, Yoga langsung mencurigai Siuco. Pertama, ada 30 lebih provinsi di Daruna. Siuco tidak pergi ke provinsi lain, dia hanya memeriksa Provinsi Sadali. Siuco pasti punya tujuan lain. Kedua, Siuco langsung memimpin bawahan untuk menyegel Perusahaan Farmasi Avanti, lalu menangkap Karina dan Nadya. Padahal, ini bukan tanggung jawab Siuco.Yoga bahkan curiga Siuco juga terlibat dalam mas