Share

Bab 484

Author: Vodka
Karina yang terluka sedang dirawat di rumah sakit. Jadi, dia mengutus Gatot untuk mewakilinya menghadiri acara tender. Kalau bukan karena Gatot adalah adiknya Karina, Yoga benar-benar ingin menampar Gatot. Mereka sudah terbiasa menindas Yoga dan menganggap Yoga sebagai tempat pelampiasan.

Yoga langsung mengunci mobil, lalu pergi. Dia sama sekali tidak memedulikan Gatot. Ambar juga kesal, dia turun dari mobil dan langsung marah-marah, "Yoga, kamu memang orang yang nggak tahu berterima kasih! Bahkan, anjing yang kupelihara lebih pintar darimu! Kamu memang nggak punya hati nurani! Entah kenapa dulu Karina bisa menikah denganmu!"

Gatot menimpali, "Dia bukan hanya nggak punya hati nurani. Dia juga membalas kebaikan kita dengan kejahatan."

Kebetulan mobil di samping melaju pergi. Gatot pun segera memarkir mobilnya. Ambar yang penasaran bertanya, "Untuk apa Yoga datang ke sini?"

Gatot menyahut, "Yoga pasti mau merebut hak produksi vaksin Kota Pawana dari kakakku."

Ambar menanggapi, "Mana mung
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 485

    Nadya mengira kakak ipar yang dimaksud Gatot adalah Yoga. Sementara itu, Yoga benar-benar pusing. Dia segera mengejar Nadya dan berniat menjelaskan kepadanya.Nadya berjalan ke sudut. Orang-orang yang berdiri di sudut adalah sekelompok bos perusahaan farmasi yang makan bersama "Pak Kusuma" semalam, termasuk Rizal. Melihat Nadya datang, Rizal langsung berucap dengan antusias, "Nadya, kamu sudah datang. Aku beri tahu kamu kabar bagus."Nadya bertanya, "Oh, kabar bagus apa?"Rizal menyahut, "Semua orang bilang semalam Pak Kusuma menghadiri 10 perjamuan. Dia sudah memutuskan, semua orang yang menghadiri perjamuan akan menjadi rekan kerja samanya. Tentu saja, kami semua juga termasuk."Nadya menimpali dengan ekspresi gembira, "Benaran? Ini kabar yang sangat bagus."Rizal memandang Yoga dengan ekspresi sinis seraya berujar, "Yoga, menurut perjanjian taruhan, bukannya kamu harus berlutut dan minta maaf kepada kami semua?"Yoga membalas, "Sekarang daftar rekan kerja samanya belum diumumkan. In

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 486

    Vania melirik orang-orang yang berada di bawah panggung sekilas. Akhirnya, tatapannya tertuju pada keluarga Karina. Vania melanjutkan, "Rekan kerja sama dari Kota Pawana adalah Perusahaan Farmasi Avanti, Karina Atmaja."Gatot dan Ambar sangat antusias. Mereka memenangkan tender. Selain itu, nama perusahaan mereka diumumkan terlebih dahulu. "Pak Kusuma" benar-benar menghormati mereka.Sementara itu, Nadya merasa kecewa. Rekan kerja sama dari Kota Pawana direbut oleh Karina. Sia-sia Nadya menghabiskan uang sebesar 60 miliar! Sampai sekarang, Nadya masih belum percaya bahwa "Pak Kusuma" yang hadir semalam itu palsu. Dia tetap menganggap Yoga memakai koneksi untuk membantu Karina memenangkan tender ini.Nadya berusaha menahan amarahnya saat berbicara, "Yoga, kamu benar-benar hebat. Koneksimu luas sekali. Bahkan, uang sebesar 60 miliar yang kukeluarkan nggak sehebat koneksimu. Aku menerima kekalahanku."Yoga menanggapi dengan tenang, "Nadya, jangan buru-buru membuat kesimpulan. Dengarkan du

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 487

    Suasana di acara seketika menjadi kacau. Vania berujar dengan dingin, "Semuanya tenang dulu. Hasil tender kali ini ditentukan secara adil. Apa ada yang keberatan?""Ada!" teriak para bos perusahaan farmasi. Kemudian, mereka mulai marah-marah."Semalam kami mengundang Pak Kusuma makan dan sudah membayar uang muka. Pak Kusuma sudah berjanji untuk menetapkan kami sebagai rekan kerja sama.""Benar. Kalaupun Pak Kusuma nggak mau bekerja sama dengan kami, seharusnya dia mengembalikan uangnya kepada kami.""Kami tahu Pak Kusuma memang berkuasa. Tapi, dia nggak boleh menindas orang seperti ini."Vania melambaikan tangan seraya berucap, "Kalian tenang dulu. Aku akan memperlihatkan sesuatu kepada kalian. Setelah itu, kalian baru putuskan apakah Pak Kusuma memang menindas kalian atau nggak."Selesai bicara, Vania memberi isyarat kepada staf, lalu staf tersebut memutar sebuah video siaran langsung yang sensasional di layar. Sepasang pria dan wanita sedang bercinta di atas tempat tidur. Suasananya

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 488

    Vania berkata, "Para tamu sekalian, Pak Kusuma memintaku menyampaikan sesuatu. Jangan mengandalkan jalan pintas. Kalian harus jujur dalam berbisnis. Seharusnya sebagian besar dari kalian mampu mendapatkan hak kerja sama atau menjadi agen penjualan tingkat provinsi."Vania menambahkan, "Tapi, penilaian Pak Kusuma terhadap kalian berkurang karena semalam kalian berbuat curang. Itulah sebabnya kalian kehilangan kesempatan ini. Pak Kusuma berharap kalian bisa introspeksi diri."Para bos perusahaan farmasi merasa bersalah. Mereka juga sangat menyesal. Jika semalam salah satu dari mereka bisa berpikiran rasional dan percaya kepada Yoga, hari ini mereka tidak akan mengalami kerugian yang besar. Mereka menyalahkan sekelompok petinggi rumah sakit itu. Kalau bukan karena para petinggi rumah sakit yang memperkenalkan "Pak Kusuma", mereka tidak mungkin berakhir seperti ini.Hanya saja, semua petinggi rumah sakit itu tidak ada di tempat. Hanya Rizal yang datang untuk menyanjung Nadya. Para bos peru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 489

    Hubungan Yoga dengan Ambar dan Gatot sangat dekat? Yoga merasa tidak berdaya, dia tidak tahu bagaimana caranya menjelaskan kepada Nadya. Tiba-tiba, ponsel Yoga berdering. Dia melihat nomor asing di layar ponselnya, lalu menjawab panggilan telepon.Penelepon berkata, "Apa kamu pemilik mobil dengan pelat nomor 7764 YG? Mobilmu tergores dan pelakunya ingin kabur. Tapi, kami sudah menghentikannya. Kamu cepat keluar."Yoga berucap kepada Nadya, "Ayo, kita keluar."Sesampainya di tempat parkir, Yoga melihat mobilnya dikerumuni banyak orang. Dia langsung menyeruak dari kerumunan dan mencari tahu apa yang terjadi. Ternyata, Gatot yang ceroboh menabrak mobil Yoga saat memundurkan mobil. Ambar dan Gatot berniat kabur, tetapi dihentikan oleh tukang parkir.Seingat Yoga, Gatot sudah sering menabrak mobil orang. Yoga curiga SIM milik Gatot didapatkan dengan cara menyogok. Yoga berujar, "Mobilku diparkir di sini dan kalian yang menabrakku. Kalian harus bertanggung jawab. Aku nggak mau kompensasi. Ak

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 490

    Program vaksinasi masyarakat sudah mulai dilaksanakan. Semua rekan kerja sama Perusahaan Farmasi Hansa tidak berhenti memproduksi vaksin. Namun, vaksin yang diproduksi harus dikirim ke agen penjualan tingkat provinsi untuk diuji. Kemudian, vaksin-vaksin itu akan dikirim ke lembaga medis agar vaksinasi bisa dijalankan.Siuco mendatangi Lembaga Medis Provinsi Sadali dengan dalih ingin mengawasi program vaksinasi. Saat memeriksa vaksin yang diproduksi Perusahaan Farmasi Avanti, Siuco diam-diam menukar 10 vaksin Perusahaan Farmasi Avanti yang sudah memenuhi standar dengan vaksin yang bermasalah. Siuco bertindak sangat cepat sehingga tidak ada yang menyadarinya.Malam itu, kabar yang menghebohkan tersebar di Daruna. Ada 10 orang di Provinsi Sadali mengalami efek samping yang parah setelah divaksin. Awalnya, wajah mereka lumpuh dan mereka mulai setengah sadar. Akhirnya, jaringan otak mereka mengalami kerusakan sehingga mereka hampir mati. Sekarang, mereka masih dirawat di ruang ICU. Kondisi

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 491

    Karina melanjutkan, "Selain itu, aku juga menambah 2 proses pemeriksaan di luar prosedur normal. Jadi, nggak mungkin ada vaksin yang bermasalah.""Um, aku percaya kepadamu," sahut Yoga seraya mengangguk. Kemudian, dia bertanya kepada Nadya, "Nadya, apa kamu memeriksa produk Perusahaan Farmasi Avanti?"Nadya menjawab, "Tentu saja. Selain diperiksa karyawan, aku juga turun tangan memeriksa setiap vaksin. Aku yakin vaksinnya nggak mungkin bermasalah. Aku curiga ada orang yang sengaja mencelakai kita."Yoga mengangguk dan berjanji, "Oke. Yang penting kalian memang nggak bersalah. Aku jamin aku pasti akan menyelamatkan kalian."Nadya bertanya, "Yoga, kamu mau menyelamatkan aku atau Karina dulu?"Yoga tertegun setelah mendengar pertanyaan yang "mematikan" ini. Yoga mengalihkan pembicaraan, "Oh, iya. Kalian pasti lapar, 'kan? Aku suruh orang untuk mengantar makanan ...."Karina menyela, "Yoga, kami nggak lapar. Kamu jawab pertanyaan Nadia dulu."Yoga tidak bisa berkata-kata. Wanita memang sul

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 492

    Lili dan Ayu menggeleng, lalu Ayu menyahut, "Selain kami, nggak ada orang lain yang datang lagi."Yoga berjanji, "Oke. Bu, Lili, apa pun caranya, aku pasti akan menemukan pelaku itu."Yoga menelepon Naga Hijau dan menyuruhnya memimpin anggota Sekte Hagisana untuk membantu membereskan makam Keluarga Kusuma. Setelah selesai, Yoga mengantar Ayu dan Lili pulang terlebih dahulu. Kemudian, dia menelepon Raja Kegelapan, "Raja Kegelapan, bantu aku selidiki siapa yang menggali kuburan leluhurku. Selain itu, bantu aku cari lokasi Siuco."Raja Kegelapan berucap, "Siap!"Begitu mengetahui Karina dan Nadya terlibat masalah, Yoga langsung mencurigai Siuco. Pertama, ada 30 lebih provinsi di Daruna. Siuco tidak pergi ke provinsi lain, dia hanya memeriksa Provinsi Sadali. Siuco pasti punya tujuan lain. Kedua, Siuco langsung memimpin bawahan untuk menyegel Perusahaan Farmasi Avanti, lalu menangkap Karina dan Nadya. Padahal, ini bukan tanggung jawab Siuco.Yoga bahkan curiga Siuco juga terlibat dalam mas

Latest chapter

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1229

    Pada saat yang bersamaan, seluruh langit berubah menjadi merah dan benang-benang yang memerah juga terus melayang.Saat ini, semua orang merasa sangat terkejut dan tatapan mereka penuh dengan ketakutan. Orang-orang dari empat keluarga besar yang tersisa dan para Pelindung Kebenaran yang masih hidup pun tercengang dengan pemandangan itu."Astaga. Apa yang mereka inginkan? Jangan-jangan ingin membunuh kami?""Kami adalah Pelindung Kebenaran, kita ini satu kelompok. Apa mereka benar-benar ingin membunuh tanpa pandang bulu?""Sialan! Padahal hanya perlu membunuh Bimo saja, kenapa harus membunuh kami juga? Organisasi Pelindung Kebenaran benar-benar akan hancur."Banyak Pelindung Kebenaran yang berteriak dengan marah dan emosi mereka makin meledak karena merasa menderita. Mereka semua tahu mereka akan segera mati.Orang-orang dari empat keluarga besar pun sudah benar-benar putus asa dan terus berlari ke segala arah.Namun, benang-benang merah itu langsung menyerang satu per satu orang di san

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1228

    "Hancur!" teriak Yoga dan tiba-tiba melayangkan satu pukulan. Pukulan itu langsung memelesat maju, seolah-olah seluruh dunia terbuka hanya dengan satu pukulan.Boom!Benang-benang yang tidak terhitung jumlahnya langsung mencekung karena pukulan Yoga dan makin membesar. Hanya dalam sekejap, benang-benang itu langsung hancur berkeping-keping di tanah.Sepuluh tetua dan empat jenderal besar itu pun semuanya memuntahkan darah. Ekspresi mereka terlihat sangat terkejut serta ketakutan dan menatap Yoga dengan bengong."Ini ... kekuatan Bimo sebenarnya berada di tingkat apa? Kenapa aku merasa dia punya kekuatan seorang kultivator raja?""Nggak mungkin. Bagaimana mungkin ada kultivator raja di dunia bela diri kuno?""Benar-benar nggak masuk akal. Kalau dia benar-benar sudah menjadi kultivator raja, dia pasti akan terkena serangan balik dari hukum alam."Semua orang kebingungan dan mata mereka membelalak. Kekuatan tertinggi di dunia bela diri kuno adalah kultivator jenderal, ini sudah diakui sem

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1227

    Tak lama kemudian, semua orang segera bergerak kembali dan mengendalikan formasinya. Kali ini, benang-benangnya bergerak dengan makin kuat dan rapat, sehingga para Pelindung Kebenaran dan orang-orang empat keluarga besar yang terbelah menjadi dua bertambah makin banyak. Mereka semua menjadi korban mengenaskan dengan tubuh berserakan dan darah mengalir di mana-mana.Bahkan para penyintas dari kejadian itu pun merinding karena ketakutan. Mereka segera melarikan diri ke segala arah karena takut menjadi korban dari formasi ini.Tak lama kemudian, medan pertempuran menjadi kosong dan hanya tersisa sepuluh tetua serta lima jenderal besar yang mengepung Yoga. Benang-benang itu juga masih terus bergerak dan terus menghantam ke arahnya.Sebuah benang yang sangat tipis melayang karena tertiup angin dan langsung menyerang ke arah kening Yoga. Namun, dia tetap tenang dan hanya bergeser sedikit ke samping.Plak!Terdengar suara keras dan sebuah jurang yang dalam pun terbentuk di samping Yoga. Ini a

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1226

    Dalam sekejap, seluruh tempat itu berubah menjadi seperti neraka dengan bau amis darah dan kekejaman di mana-mana. Terlihat sangat mengerikan saat satu per satu tubuh terpotong oleh benang hitam itu. Makin banyak benang yang bergerak dengan tidak teratur dan memotong ke segala arah, tidak ada seorang pun bisa menghindar. Meskipun dewa yang datang, mereka juga akan tewas.Di salah satu deretan bangunan, Winola dan Sutrisno sedang berdiri di depan jendela dan melihat pemandangan itu dengan ketakutan. Ekspresi mereka terlihat sangat muram dan wajah mereka pucat pasi. Tidak ada yang menyangka semuanya akan menjadi begitu mengerikan.Winola tiba-tiba berkata, "Aku akhirnya mengerti kenapa Tuan Bimo menyuruh kita datang ke sini."Sutrisno menambahkan, "Ternyata dia ingin melindungi kita. Kalau kita berada di medan perang, kita pasti sudah mati."Winola kembali berkata, "Harus diakui, Tuan Bimo memang bijak. Bukan hanya memperhatikan kita, dia juga ingin melindungi kita."Sutrisno menghela na

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1225

    Yoga tersenyum sinis dan menatap kerumunan orang di depannya dengan dingin, lalu mengangkat kepalanya dengan ekspresi angkuh. Jubahnya yang berkibar meskipun tidak ada angin membuatnya terkesan santai, tetapi berwibawa. Aura kuat yang misterius tiba-tiba memancar dari tubuhnya, sehingga orang-orang di sekitarnya makin waspada dan mengawasi setiap gerakannya."Bimo, jangan kira kamu sudah menang karena membawa orang untuk menyerang kami.""Kami sudah mempersiapkan tempat ini sepenuhnya untuk menghadapi kemungkinan kamu datang ke sini.""Kamu ini sama saja mencari mati sendiri. Lihat saja bagaimana kami membunuhmu."Dalam sekejap, semua orang yang berada di sana menjadi sangat bersemangat dan tertawa terbahak-bahak.Saat ini, Yoga mengernyitkan alis dan mengamati sekelilingnya. Dia menyadari ada ancaman yang terus mendekat, seolah-olah memang ada yang tidak beres."Ayo mulai aktifkan formasi!" teriak seseorang dengan lantang.Sepuluh tetua dan lima jenderal itu pun langsung bergerak. Mer

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1224

    "Benda berharga yang bisa diambil? Maksudnya, kami disuruh merampok?" tanya Sutrisno dengan ekspresi yang berubah, tidak percaya dengan apa yang didengarnya."Benar, mana mungkin kami bisa melakukan hal seperti ini. Bukankah seharusnya kita bertarung melawan musuh?" kata Winola yang terlihat bingung dan sangat penasaran.Keduanya menatap Yoga dengan tajam karena ingin tahu dengan jawabannya.Namun, Yoga sebenarnya mengatakan itu hanya demi menyingkirkan keduanya, mana mungkin ada jawaban untuk pertanyaan mereka. Pada akhirnya, dia mengernyitkan alis dan berkata setelah berpikir sejenak, "Mungkin saja dia memperhatikan kalian, jadi ingin memberi kalian kesempatan untuk berprestasi."Mendengar perkataan itu, ekspresi Sutrisno dan Winola terlihat sangat terkejut. Kemungkinan untuk berprestasi ini bukannya mustahil.Winola langsung berkata, "Benar. Tuan Bimo pasti melihat potensi kita, jadi ingin membimbing kita."Sutrisno menambahkan, "Memang ada kemungkinannya. Kalau begitu, kita harus b

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1223

    "Di mana Tuan Bimo sekarang?" tanya seseorang dengan segera saat Yoga memberikan perintah."Tuan Bimo selalu bertindak dengan hati-hati, teliti, dan sulit untuk ditebak. Aku juga nggak tahu dia ada di mana sekarang," jawab Yoga dengan tenang.Semua orang saling memandang dengan ekspresi tak berdaya, hanya bisa mulai bergerak.Winola bertanya, "Tuan Bimo ... kapan dia berbicara denganmu?"Sutrisno juga bertanya, "Benar. Bukankah tadi kamu selalu bersama kami?"Keduanya maju dengan ekspresi bingung dan memperhatikan Yoga. Mereka sudah bersama dengan Yoga sejak tadi, tetapi tidak terlihat sosok Bimo di sekitar."Tuan Bimo punya kemampuan transmisi suara sejauh ribuan mil, jadi wajar saja kalian nggak mendengarnya," jawab Yoga sambil menunjuk kepalanya, lalu menggelengkan kepala dengan tak berdaya. Dia merasa kedua orang ini benar-benar terlalu santai.Pada saat itu, orang-orang dari empat keluarga besar sudah berpencar dan mengelilingi Gunung Lorta. Setelah itu, mereka bergerak mendekat k

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1222

    Yoga kembali menyerang. Dia langsung menghabisi dua jenderal yang tersisa. Tubuh mereka terjatuh ke tanah. Darah mengalir deras dan mewarnai tanah dengan warna merah pekat.Suasana di tempat itu berubah menjadi sangat sunyi hingga hanya keheningan yang tersisa. Semua orang menatap Yoga dengan kagum sekaligus gentar. Sorot mata mereka penuh semangat juang yang berkobar."Hidup Tuan Bimo!""Hidup Tuan Bimo!""Hidup Tuan Bimo!"Dalam sekejap, mereka dipenuhi semangat yang meluap-luap. Orang-orang itu berteriak dengan penuh kegembiraan. Semua Pelindung Kebenaran telah dihabisi tanpa tersisa.Menurut mereka, Bimo benar-benar mengubah situasi pertempuran dengan begitu mendominasi. Pada momen ini, semua orang merasakan tekanan yang sangat kuat darinya."Ayo, pergi ke Gunung Lorta! Hancurkan markas Pelindung Kebenaran!" Dengan hanya satu kalimat dari Yoga, semua orang di tempat itu menjadi sangat bersemangat. Mereka mengangguk penuh antusias dan percaya diri.Di mata mereka, Bimo begitu kuat h

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1221

    Suasana di medan perang mendadak menjadi sangat sunyi. Tatapan dingin Yoga tertuju pada tiga jenderal yang tersisa. Ketiganya merasakan ketakutan yang luar biasa, seolah-olah mereka berdiri di tepi jurang maut.Mencabik tangan dan kaki? Apa Yoga berniat menyiksa mereka sampai mati? Pikiran ini membuat mereka makin cemas. Ketiga jenderal itu tidak lagi tenang. Mereka ingin berbicara, tetapi ketakutan mengunci mulut mereka."Dimulai dari kamu," ujar Yoga tiba-tiba sambil menunjuk salah satu dari mereka."Aku?" Jenderal yang ditunjuk itu gemetar hebat. Wajahnya pucat pasi, sementara bibirnya bergetar tanpa henti.Yoga menatapnya dengan ekspresi yang datar. Dia bertanya dengan nada penuh tekanan, "Katakan, di mana markas kalian?"Jenderal itu menjawab dengan suara penuh ketegangan, "Aku ... aku bakal kasih tahu kamu! Markas kami ada di dalam Gunung Lorta!""Kamu bisa-bisanya berkhianat? Cari mati!"Dua jenderal lainnya memelotot penuh amarah. Mereka sulit percaya bahwa salah satu dari mere

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status