Ashila berkata, "Wenny, kamu bodoh, ya? Pak Kusuma berstatus tinggi. Mana mungkin dia langsung bilang kepadamu? Pak Kusuma sudah cukup menghargaimu dengan menyuruhku untuk menyampaikan pesan."Wenny mengangguk dan berucap, "Oke. Aku akan mentransfernya sekarang."Tiba-tiba, terdengar suara seseorang yang berbicara dengan dingin, "Wenny, sebaiknya kamu nggak mentransfer uang itu."Ternyata, Yoga datang. Ashila seketika menjadi gugup. Kenapa dia bisa kebetulan bertemu Yoga di sini? Namun, Ashila langsung menenangkan dirinya. Wenny tidak tahu identitas Yoga yang sebenarnya. Lagi pula, Wenny juga sangat membenci Yoga. Wenny pasti memercayai Ashila, bukan Yoga.Sesuai dugaan, Wenny memelototi Yoga seraya mengancam, "Yoga, kalau kamu berani menggangguku, jangan salahkan aku bertindak kejam."Yoga menyergah, "Kamu ini memang nggak tahu diuntung. Aku berniat membantumu."Wenny bertanya, "Kamu membantuku apa?"Yoga menjelaskan, "Sebenarnya Pak Kusuma itu palsu. Ashila sudah diusir dari Perusaha
Karina yang terluka sedang dirawat di rumah sakit. Jadi, dia mengutus Gatot untuk mewakilinya menghadiri acara tender. Kalau bukan karena Gatot adalah adiknya Karina, Yoga benar-benar ingin menampar Gatot. Mereka sudah terbiasa menindas Yoga dan menganggap Yoga sebagai tempat pelampiasan.Yoga langsung mengunci mobil, lalu pergi. Dia sama sekali tidak memedulikan Gatot. Ambar juga kesal, dia turun dari mobil dan langsung marah-marah, "Yoga, kamu memang orang yang nggak tahu berterima kasih! Bahkan, anjing yang kupelihara lebih pintar darimu! Kamu memang nggak punya hati nurani! Entah kenapa dulu Karina bisa menikah denganmu!"Gatot menimpali, "Dia bukan hanya nggak punya hati nurani. Dia juga membalas kebaikan kita dengan kejahatan."Kebetulan mobil di samping melaju pergi. Gatot pun segera memarkir mobilnya. Ambar yang penasaran bertanya, "Untuk apa Yoga datang ke sini?"Gatot menyahut, "Yoga pasti mau merebut hak produksi vaksin Kota Pawana dari kakakku."Ambar menanggapi, "Mana mung
Nadya mengira kakak ipar yang dimaksud Gatot adalah Yoga. Sementara itu, Yoga benar-benar pusing. Dia segera mengejar Nadya dan berniat menjelaskan kepadanya.Nadya berjalan ke sudut. Orang-orang yang berdiri di sudut adalah sekelompok bos perusahaan farmasi yang makan bersama "Pak Kusuma" semalam, termasuk Rizal. Melihat Nadya datang, Rizal langsung berucap dengan antusias, "Nadya, kamu sudah datang. Aku beri tahu kamu kabar bagus."Nadya bertanya, "Oh, kabar bagus apa?"Rizal menyahut, "Semua orang bilang semalam Pak Kusuma menghadiri 10 perjamuan. Dia sudah memutuskan, semua orang yang menghadiri perjamuan akan menjadi rekan kerja samanya. Tentu saja, kami semua juga termasuk."Nadya menimpali dengan ekspresi gembira, "Benaran? Ini kabar yang sangat bagus."Rizal memandang Yoga dengan ekspresi sinis seraya berujar, "Yoga, menurut perjanjian taruhan, bukannya kamu harus berlutut dan minta maaf kepada kami semua?"Yoga membalas, "Sekarang daftar rekan kerja samanya belum diumumkan. In
Vania melirik orang-orang yang berada di bawah panggung sekilas. Akhirnya, tatapannya tertuju pada keluarga Karina. Vania melanjutkan, "Rekan kerja sama dari Kota Pawana adalah Perusahaan Farmasi Avanti, Karina Atmaja."Gatot dan Ambar sangat antusias. Mereka memenangkan tender. Selain itu, nama perusahaan mereka diumumkan terlebih dahulu. "Pak Kusuma" benar-benar menghormati mereka.Sementara itu, Nadya merasa kecewa. Rekan kerja sama dari Kota Pawana direbut oleh Karina. Sia-sia Nadya menghabiskan uang sebesar 60 miliar! Sampai sekarang, Nadya masih belum percaya bahwa "Pak Kusuma" yang hadir semalam itu palsu. Dia tetap menganggap Yoga memakai koneksi untuk membantu Karina memenangkan tender ini.Nadya berusaha menahan amarahnya saat berbicara, "Yoga, kamu benar-benar hebat. Koneksimu luas sekali. Bahkan, uang sebesar 60 miliar yang kukeluarkan nggak sehebat koneksimu. Aku menerima kekalahanku."Yoga menanggapi dengan tenang, "Nadya, jangan buru-buru membuat kesimpulan. Dengarkan du
Suasana di acara seketika menjadi kacau. Vania berujar dengan dingin, "Semuanya tenang dulu. Hasil tender kali ini ditentukan secara adil. Apa ada yang keberatan?""Ada!" teriak para bos perusahaan farmasi. Kemudian, mereka mulai marah-marah."Semalam kami mengundang Pak Kusuma makan dan sudah membayar uang muka. Pak Kusuma sudah berjanji untuk menetapkan kami sebagai rekan kerja sama.""Benar. Kalaupun Pak Kusuma nggak mau bekerja sama dengan kami, seharusnya dia mengembalikan uangnya kepada kami.""Kami tahu Pak Kusuma memang berkuasa. Tapi, dia nggak boleh menindas orang seperti ini."Vania melambaikan tangan seraya berucap, "Kalian tenang dulu. Aku akan memperlihatkan sesuatu kepada kalian. Setelah itu, kalian baru putuskan apakah Pak Kusuma memang menindas kalian atau nggak."Selesai bicara, Vania memberi isyarat kepada staf, lalu staf tersebut memutar sebuah video siaran langsung yang sensasional di layar. Sepasang pria dan wanita sedang bercinta di atas tempat tidur. Suasananya
Vania berkata, "Para tamu sekalian, Pak Kusuma memintaku menyampaikan sesuatu. Jangan mengandalkan jalan pintas. Kalian harus jujur dalam berbisnis. Seharusnya sebagian besar dari kalian mampu mendapatkan hak kerja sama atau menjadi agen penjualan tingkat provinsi."Vania menambahkan, "Tapi, penilaian Pak Kusuma terhadap kalian berkurang karena semalam kalian berbuat curang. Itulah sebabnya kalian kehilangan kesempatan ini. Pak Kusuma berharap kalian bisa introspeksi diri."Para bos perusahaan farmasi merasa bersalah. Mereka juga sangat menyesal. Jika semalam salah satu dari mereka bisa berpikiran rasional dan percaya kepada Yoga, hari ini mereka tidak akan mengalami kerugian yang besar. Mereka menyalahkan sekelompok petinggi rumah sakit itu. Kalau bukan karena para petinggi rumah sakit yang memperkenalkan "Pak Kusuma", mereka tidak mungkin berakhir seperti ini.Hanya saja, semua petinggi rumah sakit itu tidak ada di tempat. Hanya Rizal yang datang untuk menyanjung Nadya. Para bos peru
Hubungan Yoga dengan Ambar dan Gatot sangat dekat? Yoga merasa tidak berdaya, dia tidak tahu bagaimana caranya menjelaskan kepada Nadya. Tiba-tiba, ponsel Yoga berdering. Dia melihat nomor asing di layar ponselnya, lalu menjawab panggilan telepon.Penelepon berkata, "Apa kamu pemilik mobil dengan pelat nomor 7764 YG? Mobilmu tergores dan pelakunya ingin kabur. Tapi, kami sudah menghentikannya. Kamu cepat keluar."Yoga berucap kepada Nadya, "Ayo, kita keluar."Sesampainya di tempat parkir, Yoga melihat mobilnya dikerumuni banyak orang. Dia langsung menyeruak dari kerumunan dan mencari tahu apa yang terjadi. Ternyata, Gatot yang ceroboh menabrak mobil Yoga saat memundurkan mobil. Ambar dan Gatot berniat kabur, tetapi dihentikan oleh tukang parkir.Seingat Yoga, Gatot sudah sering menabrak mobil orang. Yoga curiga SIM milik Gatot didapatkan dengan cara menyogok. Yoga berujar, "Mobilku diparkir di sini dan kalian yang menabrakku. Kalian harus bertanggung jawab. Aku nggak mau kompensasi. Ak
Program vaksinasi masyarakat sudah mulai dilaksanakan. Semua rekan kerja sama Perusahaan Farmasi Hansa tidak berhenti memproduksi vaksin. Namun, vaksin yang diproduksi harus dikirim ke agen penjualan tingkat provinsi untuk diuji. Kemudian, vaksin-vaksin itu akan dikirim ke lembaga medis agar vaksinasi bisa dijalankan.Siuco mendatangi Lembaga Medis Provinsi Sadali dengan dalih ingin mengawasi program vaksinasi. Saat memeriksa vaksin yang diproduksi Perusahaan Farmasi Avanti, Siuco diam-diam menukar 10 vaksin Perusahaan Farmasi Avanti yang sudah memenuhi standar dengan vaksin yang bermasalah. Siuco bertindak sangat cepat sehingga tidak ada yang menyadarinya.Malam itu, kabar yang menghebohkan tersebar di Daruna. Ada 10 orang di Provinsi Sadali mengalami efek samping yang parah setelah divaksin. Awalnya, wajah mereka lumpuh dan mereka mulai setengah sadar. Akhirnya, jaringan otak mereka mengalami kerusakan sehingga mereka hampir mati. Sekarang, mereka masih dirawat di ruang ICU. Kondisi
Yoga merasa sangat puas. Setelah itu, dia berbalik dan meninggalkan tempat tersebut. Tak lama kemudian, dia menemui Sutrisno dan memintanya untuk mengatur penjemputan Ayu serta yang lainnya.Sebagai salah satu dari empat keluarga besar, Keluarga Salim seharusnya tidak kesulitan untuk menjemput orang dari dunia bela diri kuno. Apalagi, para penjaga gerbang yang sebelumnya menghalangi jalan telah dibunuh oleh Yoga. Kini, tak ada lagi yang berani menghalangi jalannya.Yang lebih penting adalah pertempuran hari ini telah mengguncang seluruh dunia kultivator kuno. Nama Yoga langsung menyebar luas. Semua orang tak henti-hentinya membicarakan betapa kuatnya dia.Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma benar-benar tercengang saat mendengar hasil pertempuran. Entah bagaimana memikirkannya, tidak ada yang menyangka bahwa Yoga mampu menekan empat kultivator raja sekaligus seorang diri.Dalam sekejap, banyak orang gelisah dan ketakutan. Mereka mulai berpikir, apakah mereka pernah menyinggung Yoga sebel
"Dia ... berhasil menahannya?" Leluhur dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin luar biasa terkejut. Jantung mereka berdebar kencang, bahkan sulit untuk menyembunyikan rasa gugup.Mereka sama-sama berada di tingkat kultivator raja, tetapi kenapa pemuda ini bisa sekuat itu? Ini sungguh di luar nalar"Barang bagus." Tepat pada saat itu, Yoga mengerahkan energi sejatinya dan menyelimuti dua harta pusaka yang sebelumnya digunakan lawan.Pada saat yang sama, petir dari langit tiba-tiba menyambar turun. Dalam sekejap, sambaran petir itu langsung memutuskan hubungan antara dua harta pusaka itu dengan pemiliknya."Pfft!" Dua kultivator raja itu muntah darah di tempat. Energi mereka terguncang hebat. Mereka bahkan nyaris kehilangan keseimbangan. Serangan balik dari harta pusaka itu menghantam mereka keras. Sungguh mengerikan."Mana mungkin begini? Bahkan, Jam Penciptaan pun nggak bisa menghadapinya? Dia ini ... sebenarnya berada di tingkat apa?""Seorang kultivator raja sekuat ini? Ini nggak mas
"Matilah!" Empat kultivator raja mengerahkan senjata ajaib mereka dan langsung melancarkan serangan.Dalam sekejap, langit seakan-akan runtuh. Bumi bergetar dan suasana menjadi mengerikan. Udara di sekitar dipenuhi dengan tekanan yang menyesakkan.Meskipun orang-orang di sekitar berdiri cukup jauh, mereka tetap bisa merasakan perubahan ini dengan jelas. Tatapan mereka penuh keterkejutan. Mereka hanya bisa terpaku menyaksikan pertempuran yang belum pernah mereka lihat seumur hidup."Meskipun Yoga berbakat luar biasa, dia pasti nggak punya harapan untuk bertahan hidup kali ini!" Begitulah yang ada di benak semua orang. Mereka hanya bisa menghela napas dalam hati.Hanya saja pada saat ini, terdengar suara keras. Tiba-tiba, kilatan petir muncul dan menyelimuti tubuh Yoga. Cahaya petir itu berkilauan luar biasa dan terlihat seperti zirah yang menyala dengan sinar terang."Ini ... apa sebenarnya yang terjadi?""Petir bisa digunakan seperti ini? Mustahil!""Apa yang dia latih? Kenapa kekuatan
"Ternyata kamu seorang kultivator raja juga?" tanya keempat kultivator raja itu dengan ekspresi yang berubah dan tatapan yang aneh. Dengan kekuatan yang begitu luar biasa, Yoga sudah bisa berjalan dengan bebas di dunia kultivator kuno. Apalagi orang ini memiliki hubungan darah dengan mereka, ini adalah sebuah kesempatan yang langka bagi keluarga mereka."Bukankah kalian ingin membunuhku? Ayo maju," teriak Yoga dengan petir yang menyambar-nyambar dan aura yang kuat memenuhi ruangan itu."Yoga, kamu adalah keturunan dai Keluarga Kusuma. Kalau sekarang kamu berlutut untuk minta maaf dan menyerah, aku akan menerimamu kembali ke Keluarga Kusuma," kata salah satu kultivator raja Keluarga Kusuma dengan dingin."Ibumu adalah anggota Keluarga Husin. Asalkan kamu bersedia mengabdi pada Keluarga Husin, aku akan menerimamu dan ibumu kembali ke Keluarga Husin," teriak salah satu kultivator raja Keluarga Husin dengan lantang.Saat ini, kedua keluarga itu sudah bisa melihat kekuatan Yoga, mereka tent
Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje
"Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata
"Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata
Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga
Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D