Yoga menghubungi nomor Nadya. Sesudah menghubungi tiga kali, Nadya baru mengangkatnya. Yoga berkata, "Nadya, kamu seharusnya sudah sampai, 'kan? Biar kujemput di bandara, ya?""Nggak perlu repot-repot," sahut Nadya dengan suara dingin.Yoga mengernyit, tidak mengerti pada perubahan mendadak wanita ini. Dia bertanya, "Ada masalah, ya? Kenapa kamu terdengar kesal?""Nggak ada, kelak jangan ikut campur urusanku lagi," balas Nadya. Kemudian, dia segera mengakhiri panggilan.Yoga mencoba untuk meneleponnya lagi, tetapi Nadya tidak menghiraukannya. Firasat buruk sontak menyelimuti hati Yoga. Dia menelepon Raja Kegelapan, menyuruhnya menyelidiki Nadya.Lima menit kemudian, Raja Kegelapan melapor, "Pak, Nona Nadya bersama teman kuliahnya hari ini. Rizal dan seluruh petinggi rumah sakit mendapat undangan makan malam dari bos Perusahaan Farmasi Hansa. Nona Nadya akan menghadiri pesta makan itu.""Hah?" Yoga mengernyit. "Sejak kapan aku mengundang teman kuliah Nadya makan malam? Siapa pula Rizal
Yoga langsung menjawab dengan lantang, "Aku pacarnya!"Apa? Wanita idamannya sudah punya pacar? Rizal seketika merasa kecewa. Apakah rencana yang disusunnya dengan susah payah akan sia-sia hari ini?Tanpa diduga, Nadya malah membantah, "Rizal, jangan dengarkan omong kosongnya. Kami hanya teman. Itu pun dulu, sekarang bukan lagi. Ayo, kita kembali.""Oke, oke." Rizal merasa senang kembali. Sementara itu, Yoga hanya bisa menghela napas dengan pasrah. Dia bisa melihat bahwa Nadya sedang merajuk, makanya memilih untuk minum-minum lagi.Yoga tentu tidak akan membiarkan Nadya sendirian sehingga mengikuti mereka. Ruang privat Sky ini tampak penuh. Totalnya ada 20-an orang. Bukan hanya para petinggi rumah sakit, tetapi juga bos perusahaan farmasi atau perwakilan.Tujuan mereka semua sama dengan Nadya, yaitu berkenalan dengan bos Perusahaan Farmasi Hansa dan mendapatkan hak kerja sama.Direktur rumah sakit adalah seorang pria tua yang beruban dan berjanggut. Dia berkata, "Semuanya, Pak Kusuma m
Yoga berujar, "Nadya, aku serius lho ...."Nadya menyahut, "Karena kamu melarangku, berarti aku harus mentransfernya!"Selesai mengatakan itu, Nadya mentransfer uang 60 miliar, begitu juga para bos perusahaan farmasi.Yoga menghela napas dengan tidak berdaya. "Nadya, untuk apa kamu bersikap keras kepala begini?""Yoga, jangan kira aku nggak tahu apa yang kamu pikirkan," ujar Nadya."Memangnya apa yang kupikirkan?" tanya Yoga."Pak Kusuma sudah bilang, hanya boleh ada satu mitra di satu kota. Sepengetahuanku, Karina juga ingin mendapatkan kuota ini. Kamu melarangku demi Karina, 'kan? Aku awalnya nggak peduli, tapi sekarang aku harus mendapatkannya," jelas Nadya.Yoga sungguh kehabisan kata-kata mendengarnya. Wanita yang cemburu benar-benar menyeramkan.Rizal memelototi Yoga dengan galak, lalu berucap, "Besok Pak Kusuma akan mengadakan acara tender. Kita akan tahu apa semua ini benaran atau nggak. Kamu terus mengatakan orang itu cuma penipu yang ingin mengambil uang kami. Apa kamu berani
Semua orang buru-buru membuka jendela untuk menghirup napas segar. Bahkan, ada yang langsung berlari keluar. Nadya juga menjadi lebih sadar karena bau busuk ini. Dia tanpa sadar mendorong Rizal sambil berujar, "Bau sekali ... minggir ...."Direktur rumah sakit itu pun membentak, "Buat malu saja! Keluar sana!"Rizal hampir menggila. Dia tidak pernah merasa semalu ini. Karena tidak bisa berlama-lama lagi, dia bergegas keluar. Akan tetapi, kentutnya masih belum berhenti sehingga semua perhatian tertuju padanya.Sementara itu, Yoga memesan kamar hotel untuk Nadya. Begitu masuk ke kamar, Nadya langsung muntah. Setelah merasa lebih baik, dia pun tertidur lelap.Yoga melepaskan jas Nadya dan membantunya membersihkan muntahan yang mengenai gaunnya. Kata sempurna tidak cukup untuk mendeskripsikan tubuh Nadya. Wanita ini bisa saja memperoleh juara pertama di kompetisi model internasional.Pria mana pun pasti akan tergoda melihat tubuhnya, termasuk Yoga. Hanya saja, Yoga tidak akan memanfaatkan k
Ashila berkata, "Wenny, kamu bodoh, ya? Pak Kusuma berstatus tinggi. Mana mungkin dia langsung bilang kepadamu? Pak Kusuma sudah cukup menghargaimu dengan menyuruhku untuk menyampaikan pesan."Wenny mengangguk dan berucap, "Oke. Aku akan mentransfernya sekarang."Tiba-tiba, terdengar suara seseorang yang berbicara dengan dingin, "Wenny, sebaiknya kamu nggak mentransfer uang itu."Ternyata, Yoga datang. Ashila seketika menjadi gugup. Kenapa dia bisa kebetulan bertemu Yoga di sini? Namun, Ashila langsung menenangkan dirinya. Wenny tidak tahu identitas Yoga yang sebenarnya. Lagi pula, Wenny juga sangat membenci Yoga. Wenny pasti memercayai Ashila, bukan Yoga.Sesuai dugaan, Wenny memelototi Yoga seraya mengancam, "Yoga, kalau kamu berani menggangguku, jangan salahkan aku bertindak kejam."Yoga menyergah, "Kamu ini memang nggak tahu diuntung. Aku berniat membantumu."Wenny bertanya, "Kamu membantuku apa?"Yoga menjelaskan, "Sebenarnya Pak Kusuma itu palsu. Ashila sudah diusir dari Perusaha
Karina yang terluka sedang dirawat di rumah sakit. Jadi, dia mengutus Gatot untuk mewakilinya menghadiri acara tender. Kalau bukan karena Gatot adalah adiknya Karina, Yoga benar-benar ingin menampar Gatot. Mereka sudah terbiasa menindas Yoga dan menganggap Yoga sebagai tempat pelampiasan.Yoga langsung mengunci mobil, lalu pergi. Dia sama sekali tidak memedulikan Gatot. Ambar juga kesal, dia turun dari mobil dan langsung marah-marah, "Yoga, kamu memang orang yang nggak tahu berterima kasih! Bahkan, anjing yang kupelihara lebih pintar darimu! Kamu memang nggak punya hati nurani! Entah kenapa dulu Karina bisa menikah denganmu!"Gatot menimpali, "Dia bukan hanya nggak punya hati nurani. Dia juga membalas kebaikan kita dengan kejahatan."Kebetulan mobil di samping melaju pergi. Gatot pun segera memarkir mobilnya. Ambar yang penasaran bertanya, "Untuk apa Yoga datang ke sini?"Gatot menyahut, "Yoga pasti mau merebut hak produksi vaksin Kota Pawana dari kakakku."Ambar menanggapi, "Mana mung
Nadya mengira kakak ipar yang dimaksud Gatot adalah Yoga. Sementara itu, Yoga benar-benar pusing. Dia segera mengejar Nadya dan berniat menjelaskan kepadanya.Nadya berjalan ke sudut. Orang-orang yang berdiri di sudut adalah sekelompok bos perusahaan farmasi yang makan bersama "Pak Kusuma" semalam, termasuk Rizal. Melihat Nadya datang, Rizal langsung berucap dengan antusias, "Nadya, kamu sudah datang. Aku beri tahu kamu kabar bagus."Nadya bertanya, "Oh, kabar bagus apa?"Rizal menyahut, "Semua orang bilang semalam Pak Kusuma menghadiri 10 perjamuan. Dia sudah memutuskan, semua orang yang menghadiri perjamuan akan menjadi rekan kerja samanya. Tentu saja, kami semua juga termasuk."Nadya menimpali dengan ekspresi gembira, "Benaran? Ini kabar yang sangat bagus."Rizal memandang Yoga dengan ekspresi sinis seraya berujar, "Yoga, menurut perjanjian taruhan, bukannya kamu harus berlutut dan minta maaf kepada kami semua?"Yoga membalas, "Sekarang daftar rekan kerja samanya belum diumumkan. In
Vania melirik orang-orang yang berada di bawah panggung sekilas. Akhirnya, tatapannya tertuju pada keluarga Karina. Vania melanjutkan, "Rekan kerja sama dari Kota Pawana adalah Perusahaan Farmasi Avanti, Karina Atmaja."Gatot dan Ambar sangat antusias. Mereka memenangkan tender. Selain itu, nama perusahaan mereka diumumkan terlebih dahulu. "Pak Kusuma" benar-benar menghormati mereka.Sementara itu, Nadya merasa kecewa. Rekan kerja sama dari Kota Pawana direbut oleh Karina. Sia-sia Nadya menghabiskan uang sebesar 60 miliar! Sampai sekarang, Nadya masih belum percaya bahwa "Pak Kusuma" yang hadir semalam itu palsu. Dia tetap menganggap Yoga memakai koneksi untuk membantu Karina memenangkan tender ini.Nadya berusaha menahan amarahnya saat berbicara, "Yoga, kamu benar-benar hebat. Koneksimu luas sekali. Bahkan, uang sebesar 60 miliar yang kukeluarkan nggak sehebat koneksimu. Aku menerima kekalahanku."Yoga menanggapi dengan tenang, "Nadya, jangan buru-buru membuat kesimpulan. Dengarkan du