Rudy mengeluarkan cambuk tirani, lalu mencambuk Nadya dengan kuat. Cambuk tirani dibuat dengan bahan khusus sehingga sangat keras. Ditambah lagi, cambuk itu dipenuhi dengan duri-duri yang terbuat dari kuningan. Tubuh Nadya langsung terluka parah begitu dicambuk.Nadya merasakan sakit yang luar biasa. Namun, dia berusaha untuk tidak berteriak. Rudy berujar, "Aku tanya sekali lagi, kamu mau menikah atau nggak?"Nadya berucap dengan tegas, "Nggak!"Rudy mencambuk Nadya lagi. Pakaian Nadya robek dan tubuhnya berlumuran darah. Nadya menarik napas dalam-dalam, luka di tubuhnya terasa perih. Akan tetapi, Nadya tetap tidak bersuara. Dia berusaha untuk bertahan.Rudy bertanya, "Kamu mau menikah atau nggak?"Nadya menyahut, "Nggak!"Rudy yang murka mencambuk Nadya sebanyak 3 kali berturut-turut. Darah di tubuh Nadya terus mengalir. Akhirnya, Nadya tidak mampu bertahan lagi. Dia berteriak dan terjatuh di tanah. Rasa sakit yang menyiksa membuat Nadya ingin mati.Nadya berniat untuk menelepon Yoga,
"Katakan," perintah Yoga.Raja Kegelapan berkata, "Dewa Perang Rinadi ternyata adalah keturunan Keluarga Wibowo, paman keempatnya Nona Nadya. Belakangan ini, dia juga membuat pergerakan yang entah berkaitan atau nggak denganmu."Yoga mengernyit. Tadinya, dia mengira Dewa Perang Rinadi hanya berkomplot dengan Keluarga Wibowo. Tak disangka, ternyata pria itu juga orang Keluarga Wibowo. Namun, memangnya kenapa? Siapa pun yang menyakiti ibunya harus mati! Jangankan orang Keluarga Wibowo yang lain, orang tua Nadya sekalipun tidak akan diberinya ampun!"Apa yang dilakukan orang itu?" tanya Yoga.Raja Kegelapan menjawab, "Dewa Perang Rinadi mengirim putranya yang bernama Rudy ke Provinsi Sadali untuk mengikuti ritual penghormatan leluhur Keluarga Wibowo. Berdasarkan penyelidikan kami, Nona Nadya juga pergi ke sana. Rudy menggunakan kekerasan untuk memaksa Nona Nadya menikah dengan Andreas.""Bajingan!" maki Yoga sambil menggertakkan gigi. Dia bahkan belum sempat membuat perhitungan, tetapi me
"Lancang betul! Kamu pikir siapa dirimu? Berani-beraninya kamu menghina adikku dan Rudy! Cepat berlutut dan minta ampun!" hardik Jimmy.Sebenarnya, Jimmy berharap Yoga dan Rudy benar-benar bertarung. Sebelum ini, dia sudah acapkali berselisih dengan Yoga, tetapi tidak pernah sekali pun menang. Harapannya, dia bisa membalas dendam pada Yoga dengan bantuan Rudy.Yoga menoleh pada Jimmy dan berkata, "Aku sudah mengampunimu beberapa kali, tapi kamu masih saja nggak berubah. Kali ini, nggak ada lagi kata ampun buatmu!"Rudy mencibir, "Yoga, aku tahu kalau kamu dilindungi Dewa Perang Kulusa. Dialah kartu truf terbesarmu. Tapi, sekarang orang itu sudah dijebloskan ke penjara. Dia bahkan nggak bisa menjamin keselamatannya sendiri, apalagi membantumu.""Bahkan kalau Dewa Perang Kulusa nggak di penjara, masih ada Panglima Bahri yang mendukung kami. Dewa Perang Kulusa tetap bukan tandingannya. Aku benar-benar heran gimana kamu bisa sesombong ini!" tambah Rudy."Menghabisi kalian semua hanyalah ma
"Pasukan Kirin, dengarkan perintahku. Sergap bedebah ini untukku! Aku akan mencincangnya sampai mati!" seru Rudy.Bunyi amunisi dimasukkan terus terdengar. Selanjutnya, ribuan pistol hitam diarahkan langsung ke tubuh Yoga."Yoga, apa kamu punya permintaan terakhir?" tanya Rudy dengan nada bengis.Sebelum Yoga menjawab, tiba-tiba terdengar seruan marah dari segala arah. Pasukan lain telah menyerbu ke sini!Naga Hijau memimpin para anggota Geng Naga Hijau untuk maju dan mengepung semua orang. Orang-orang Geng Naga Hijau mengenakan pakaian kasual. Bila dibandingkan dengan para tentara Pasukan Kirin, aura mereka memang tidak terlalu mengintimidasi."Ini pasukanmu? Yoga, jangan bilang padaku kalau sekelompok orang nggak jelas ini adalah kartu trufmu," cibir Rudy.Yoga membalas, "Sekelompok orang yang kamu bilang nggak jelas ini akan membunuhmu."Rudy terkekeh-kekeh dan berujar sinis, "Biar kutebak, mereka ini orang-orang ini Geng Naga Hijau, preman lokal dari Kota Pawana?"Naga Hijau menjaw
Rudy sangat terpukul dengan hasil pertempuran ini. Dia tidak menyangka pasukan elite yang selama ini dibinanya dengan susah payah ternyata selemah ini. Memalukan! Ini adalah aib bagi seluruh pasukan Perbatasan Selatan. Jika hal ini tersebar ke markas Perbatasan Selatan, kelak bagaimana Rudy masih punya muka untuk keluar dan bertemu orang lain?Namun, pertanyaan terbesarnya adalah, apa sekelompok orang yang dibawa Yoga ke sini itu benar-benar hanya preman lokal? Mustahil! Mana mungkin geng lokal memiliki anggota yang merupakan petarung tingkat grandmaster dan tingkat epik master? Dengan kekuatan sehebat itu, mereka sudah bisa mendirikan sekte bela diri kuno! Sebenarnya dari mana Yoga mendapatkan orang-orang ini?Yoga berujar dengan nada dingin, "Rudy, kamu punya kartu truf lain, nggak? Kalau nggak ada, aku mau buat perhitungan denganmu sekarang juga!""Ma ... mau apa kamu?" tanya Rudy sambil mundur dengan wajah pucat."Bukannya kamu hobi mengubur orang hidup-hidup? Kali ini, biar aku ya
Yoga sudah lama menunggu Rudy mengucapkan kata-kata itu. Dia pun membalas dengan sinis, "Telepon saja! Kalau dia berani ke sini, aku juga akan membunuhnya!"Rudy buru-buru mengambil ponsel dan menelepon nomor Dewa Perang Rinadi. Begitu telepon tersambung, dia langsung mengadu, "Ayah, tolong aku ... Yoga mau membunuhku! Cepat datang, dia mau menguburku hidup-hidup!""Apa?" seru Dewa Perang Rinadi di ujung telepon. Jantungnya seketika berdegup kencang. Bukankah dia mengirim Pasukan Kirin untuk melindungi Rudy? Mengapa situasinya jadi seperti ini? Putranya hendak dikubur hidup-hidup!Dewa Perang Rinadi buru-buru bertanya, "Sebenarnya apa yang terjadi?"Rudy segera menceritakan seluk-beluk masalah pada ayahnya.Usai mendengar penuturan Rudy, Dewa Perang Rinadi bertanya lagi dengan nada muram, "Siapa orang-orang yang dibawa Yoga itu? Yang mampu mengalahkan Pasukan Kirin pasti bukan orang biasa. Apa mereka dari sekte bela diri kuno?"Rudy menyahut, "Mereka mengaku sebagai anggota Geng Naga H
Dewa Perang Rinadi adalah saudara kandung Jimmy dan Jafar, tetapi mereka juga berujar dengan segan, "Selamat datang, Dewa Perang Rinadi!""Ayah, cepat selamatkan aku!" seru Rudy dengan pilu.Dewa Perang Rinadi memaki pelan saat melihat kondisi memprihatinkan putranya. Dia lantas melompat turun ke dalam liang kubur. Bruk! Tanah di dalam liang kubur langsung beterbangan, seketika membebaskan Rudy dan yang lainnya."Ayah, tolong balaskan dendamku. Lenganku sudah dibuat patah oleh Yoga!" ujar Rudy sambil memegangi lengannya."Sampah! Kamu bahkan nggak bisa mengalahkan putra buangan itu. Kamu benar-benar membuatku malu!" hardik Dewa Perang Rinadi.Rudy tidak berani membalas ucapan Dewa Perang Rinadi. Di sebelahnya, Jimmy berkata dengan suara bergetar, "Pria bernama Yoga ini dalangnya. Dia sudah bertindak terlalu kejam. Kamu harus membalaskan dendam kami!"Dewa Perang Rinadi hanya mengangguk dingin, lalu mengalihkan pandangannya pada Yoga. Katanya, "Yoga, kamu cuma putra yang dilahirkan wani
"Gi ... gimana mungkin!"Orang-orang Keluarga Wibowo tidak bisa memercayai fakta mengerikan ini. Mereka bergegas mendekat dan menggali Dewa Perang Rinadi keluar dari timbunan batu.Saat ini, sekujur tubuh Dewa Perang Rinadi telah berlumuran darah. Tidak ada satu pun area tubuhnya yang tidak terluka. Seakan-akan kulitnya telah dikupas tanpa belas kasihan. Napasnya juga sangat lemah. Jika Yoga mengerahkan kekuatan yang lebih besar barusan, Dewa Perang Rinadi pasti sudah mati."Ayah nggak apa-apa, 'kan?" tanya Rudy dengan nada tercekat.Dewa Perang Rinadi menatap Yoga dengan ngeri. Dengan tubuh dan jantung bergetar hebat, dia mulai meracau, "Gimana bisa jadi begini? Nggak, ini mustahil! Kamu berada di tingkat eminen master? Tapi, kamu masih sangat muda! Kamu cuma putra buangan, orang yang seharusnya sudah lama mati. Gimana kamu bisa jadi sekuat ini! Nggak, ini nggak mungkin!"Sambil berkata begitu, Dewa Perang Rinadi terbatuk dan memuntahkan darah. Kondisinya sekarang begitu mengerikan! J
Tampaknya dalam sekejap, Yoga akan tercabik-cabik oleh kekuatan dahsyat itu. Namun saat berikutnya, dia perlahan mengangkat tangan.Dengan gerakan yang terlihat seperti membelah ombak, Yoga melambaikan tangannya secara vertikal. Seketika, kekuatan dahsyat keluar dari tubuhnya dan langsung merobek segala sesuatu.Formasi besar yang digunakan untuk menyerangnya sontak menjadi tidak berguna dan hancur total. Kekuatan Yoga telah mencapai tingkatan semi kultivator raja. Formasi ini sama sekali bukan ancaman baginya.Yoga membiarkan kelima jenderal itu tetap hidup hanya karena satu alasan. Dia ingin melihat apakah di sekitar mereka masih ada sisa-sisa Pelindung Kebenaran yang bersembunyi."Apa? Formasi ini bisa dihancurkan?""Nggak mungkin! Kenapa dia bisa sekuat ini?""Bimo sebelumnya nggak begitu ahli dalam menghadapi formasi. Gimana dia bisa menghancurkannya secepat ini?"Kelima jenderal itu melongo. Wajah mereka penuh keterkejutan dan rasa tidak percaya. Tatapan mereka bahkan terlihat sa
Saat ini, Yoga berdiri dengan penuh wibawa. Suaranya menggema di seluruh area. Pada saat ini, bahkan orang-orang dari empat keluarga besar di sekitarnya ikut merasakan kegembiraan yang membara. Setiap orang begitu bersemangat. Satu per satu dari mereka berteriak dengan lantang."Luar biasa. Hahaha! Para Pelindung Kebenaran ternyata nggak sekuat itu!""Tuan Bimo memang perkasa dan penuh wibawa! Inilah sosok seorang yang benar-benar kuat!""Orang-orang payah ini sungguh nggak tahu diri!"Orang-orang mengejek para Pelindung Kebenaran dengan gembira, tanpa sedikit pun rasa takut. Mereka sangat yakin bahwa dengan Bimo turun tangan, semua Pelindung Kebenaran pasti akan dilenyapkan."Ini nggak mungkin! Apa Bimo sudah memulihkan kekuatannya ke puncak kejayaan?" tanya seorang jenderal sambil mengernyit. Ekspresinya menjadi makin dingin. Dengan penuh ketegangan, dia terus menatap Yoga tanpa berkedip.Yoga mencibir dan berucap dengan suara dingin, "Puncak kejayaan? Apa kamu benar-benar pernah mel
Ekspresi pria itu terlihat ganas dan satu tangannya langsung menyerang Yoga. Jari-jarinya langsung berubah menjadi cakar elang. Melihat Yoga yang saat ini sudah terkepung, mereka tahu Bimo pasti akan mati.Namun, pada detik berikutnya, Yoga tiba-tiba melepaskan aura yang sangat kuat.Boom!Yoga tiba-tiba maju dan langsung meninju cakar elang pria itu.Krak!Hanya dengan satu pukulan, Yoga berhasil menghancurkan cakar itu sepenuhnya. Bukan hanya telapak tangan, bahkan lengan pria itu juga ikut hancur."Argh!" Pria itu langsung terjatuh ke tanah dan terus merintih, lalu berguling-guling dengan tangan yang sudah cacat total.Ekspresi keempat jenderal besar di sekeliling juga terlihat terkejut. Mereka segera mundur dan takut mendekat dengan Yoga."Hanya dengan satu pukulan? Bimo tadi hanya menggunakan satu pukulan saja?""Nggak mungkin, Bimo nggak sekuat ini.""Ada yang nggak beres, dia nggak mungkin punya kekuatan seperti ini."Dalam sekejap, semua orang yang berada di tempat itu terlihat
Yoga menyamar sebagai Bimo dan berusaha melepaskan aura yang sangat kuat. Saat ini, semua mata tertuju padanya. Mereka terkejut saat merasakan kekuatan dari Bimo, tetapi itu sebenarnya adalah Yoga."Semuanya cepat bersujud dan bersiap untuk mati," kata Yoga dengan nada yang dingin aura yang mengesankan.Setelah merasakan aura yang begitu kuat, orang-orang dari empat keluarga besar tidak bisa menahan diri mereka dan bersorak."Tuan Bimo sangat perkasa!""Tuan Bimo sangat perkasa!""Tuan Bimo sangat perkasa!"Suara-suara itu bergema di langit, menunjukkan betapa hormatnya orang-orang dari empat keluarga besar ini pada Bimo. Mereka sangat bersemangat dan ingin bertempur bersamanya. Yoga berhasil mengubah suasana di lokasi menjadi makin panas dengan kekuatannya sendiri sampai semangat bertempur mereka bangkit dan menatap musuh mereka dengan tajam.Ekspresi Yoga terlihat dingin dan menatap para Pelindung Kebenaran itu dengan tajam. Dia mengangkat tangannya perlahan-lahan dan menunjuk ke dep
Yoga berkata, "Waktunya sudah hampir tiba, Pelindung Kebenaran itu akan datang."Prajna menjawab, "Jadi, apa yang harus kita lakukan?"Yoga menjelaskan, "Kalian hanya perlu menjaga di luar. Usahakan untuk mengepung para Pelindung Kebenaran itu, jangan biarkan mereka melarikan diri."Ekspresi Prajna terlihat terkejut dan menatap Yoga dengan bingung. Dia tersenyum pahit dan berkata dengan ragu, "Bos, kamu nggak sedang bercanda, 'kan? Apa kita sanggup bertahan?"Yoga membalas, "Aku akan berusaha sebisa mungkin agar para Pelindung Kebenaran yang ingin melarikan diri itu yang lemah atau yang sudah terluka parah."Prajna dan yang lainnya saling memandang dengan ekspresi bingung, lalu pada akhirnya menganggukkan kepala dan menyetujuinya. "Baiklah."Setelah mendapatkan jawaban, Yoga pun kembali ke puncak gunung. Dia melihat ke sekeliling dengan ekspresi yang makin serius. Aura dari Pelindung Kebenaran di sekitarnya mulai terasa sangat kuat dan formasi yang sangat berbahaya juga mulai terbentuk
Pelindung Kebenaran mempersiapkan formasi ini khusus untuk menghadapi empat keluarga besar. Sejak meninggalkan Kota Pawana, empat keluarga besar itu sudah diawasi mereka.Sosok-sosok itu terus bergerak dengan cepat di kegelapan malam. Tujuan mereka adalah untuk membunuh seluruh empat keluarga besar itu.Seiring dengan pergerakan Pelindung Kebenaran ini, sebuah formasi pun perlahan-lahan muncul. Mereka bergerak menggunakan aura Bimo sebagai pusat dan terus memperkecil jaraknya, sehingga formasinya makin solid.Pada saat yang bersamaan, Yoga yang sedang berada di puncak gunung sengaja melepaskan semua aura BimoSaat itu, tiba-tiba terdengar suara Bimo. "Mereka sudah datang."Yoga membuka matanya dan melihat ke sekeliling sambil mengernyitkan alis. Dia bisa merasakan sesuatu yang aneh. Dia pun berkata, "Sepertinya jumlah mereka cukup banyak."Bimo berkata, "Selain itu, mereka juga sudah mempersiapkan semuanya. Sepertinya kali ini mereka bertekad untuk membunuhmu."Yoga menegaskan, "Bukan
Semua orang dari empat keluarga besar tidak memiliki pilihan lain dan hanya bisa menyetujuinya karena perintah sudah disampaikan dengan jelas."Kalau semuanya sudah berkumpul, bersiaplah untuk berangkat," kata Yoga dengan tenang dan ekspresi yang datar. Dia tidak yakin apakah orang-orang dari empat keluarga besar akan bekerja dengan sepenuh hati. Namun, para manusia hantu ini pasti akan patuh karena Prajna dan yang lainnya masih berada di bawah pengaruh racun.Oleh karena itu, semua orang berangkat bersama-sama di bawah komando Yoga."Tuan Bimo nggak ikut kita berangkat?" tanya Sutrisno dengan hati-hati setelah mendekat. Dia sudah melihat ke sekeliling, tetapi tidak menemukan keberadaan Bimo.Orang-orang lainnya juga menatap Yoga karena ingin tahu jawabannya. Bagaimanapun juga, hingga saat ini, belum ada seorang pun yang pernah bertemu dengan Bimo secara langsung."Tuan Bimo sudah berangkat, kita harus segera menyusulnya," teriak Yoga dengan lantang.Semua orang merasa kecewa saat mend
Setelah masuk, Sutrisno menelepon Yoga. Tak lama kemudian, Yoga pun datang.Sutrisno berkata, "Barangnya sudah dipersiapkan semuanya, sekarang hanya tinggal menunggu perintah dari Tuan Bimo."Yoga membalas, "Tuan Bimo bilang tunggu sebentar lagi."Sutrisno bertanya, "Tunggu? Tunggu apa?"Dia berpikir sudah di saat seperti ini, mengapa harus menunggu lagi?Yoga menjawab, "Kamu tunggu saja. Kenapa begitu terburu-buru?"Sutrisno hanya bisa menggelengkan kepala dengan tak berdaya. Dia juga tidak tahu apa lagi yang ditunggu Bimo sekarang, bukankah lebih baik langsung bergerak saja? Dengan perasaan yang enggan, dia pun menyampaikan pesan itu pada yang lainnya.Ekspresi semua orang terlihat bingung dan merasa sangat curiga. Tidak ada seorang pun yang tahu apa yang sebenarnya mereka tunggu.Satu jam kemudian, akhirnya ada beberapa orang lagi yang datang.Saat melihat orang yang datang, ekspresi semua orang dari empat keluarga besar terlihat kesal dan tatapan mereka menjadi makin serius.Yang d
Tidak ada satu pun yang boleh bertindak sewenang-wenang. Jika tidak, orang itu akan menerima sanksi dan dibunuh yang lainnya. Inilah alasannya mengapa organisasi Pelindung Kebenaran bisa bertahan selama ribuan tahun."Tuan Jordi, kamu juga nggak tahan lagi dan ingin membunuh orang itu ya?""Jangan ragu lagi. Orang ini sudah bersekongkol dengan Farel untuk mendapatkan harta karun itu, dia sudah mengkhianati kepercayaan dan kita semua.""Segera lakukan perhitungannya sekarang, selidiki masalah ini. Kita pasti bisa segera menemukan kebenarannya."Semua orang mulai mendesak dengan cemas. Mereka tahu betul harta karun itu baru bisa ditemukan jika kebenarannya terungkap."Harta karun Pil Ketenangan Jiwa ini mungkin benar-benar bisa membuat kita jadi lebih kuat dan bisa membunuh Bimo. Tapi, nggak ada tahu harta yang bisa menyatukan dunia ini sebenarnya apa, semuanya hanya bisa terus membahasnya saja. Apa kalian pernah berpikir mungkin saja ini taktik dari empat keluarga besar untuk memecah be