Setelah kembali ke Kota Pawana, langkah pertama yang diambil Yoga tentu saja adalah menggunakan bahan obat yang diberikan Dirga untuk menyembuhkan ibunya. Berhubung ibunya mengetahui kebenaran masalah ini, seluruh kebenarannya akan terungkap begitu ibunya sadar.Untuk menyadarkan ibunya, hanya dengan mengandalkan bahan-bahan obat itu saja tidak akan cukup. Ibunya juga membutuhkan api bumi. Jadi, Rumah Wisnu di pedesaan itu adalah pilihan yang terbaik.Namun, begitu tiba di rumah itu, Yoga langsung tercengang. Rumah yang sebelumnya ditutupi oleh rumput liar itu sudah rata dengan tanah dan dipenuhi dengan darah, kotoran, serta puing-puing lainnya. Sebuah tempat yang seharusnya mengandung api bumi itu sudah dirusak hingga tidak bisa diperbaiki lagi.Yoga pun langsung murka dan mengumpat, “Sialan! Ini kerjaan siapa!”Kemudian, ponselnya tiba-tiba berdering. Layar ponsel menunjukkan segelintir nomor dari ibu kota yang tidak dikenalnya. Yoga menerimanya tanpa ragu dan bertanya, “Siapa ini?”
Sepasang suami istri itu mengenakan pakaian mewah dan kacamata bingkai hitam. Mereka terlihat bermartabat dan gerak-gerik mereka juga memberikan kesan bahwa mereka sangat sombong.Wisnu sedang duduk di hadapan mereka dan menuangkan teh dengan rendah hati. Begitu melihat kemunculan Yoga, Wisnu buru-buru menyambutnya dan berkata, “Yoga, akhirnya kamu pulang juga.”“Siapa mereka?” tanya Yoga.“Katanya, mereka itu pemilik vila ini,” jawab Wisnu.Pemilik vila ini? Ada apa ini? Ini adalah vila yang dibeli Raja Kegelapan untuk Yoga. Kenapa vila ini bisa jadi milik mereka?Sebelum Yoga sempat bertanya, sepasang suami istri itu sudah terlebih dahulu bertanya, “Kamu yang namanya Yoga Kusuma?”Yoga mengangguk, lalu menyahut, “Benar, siapa kalian?” “Kami adalah orang tuanya Nadya,” jawab kedua orang itu.Yoga pun merasa agak bingung. Kenapa dia tidak pernah mendengar Nadya mengungkit tentang orang tuanya? Sebelumnya, saat Nadya dipersulit di Kediaman Wibowo, orang tua Nadya juga tidak muncul untu
Di luar, berdiri sekelompok preman yang sedang menyandera seorang pemuda yang wajahnya sudah babak belur.“Kak Yoga, tolong aku ...,” seru pemuda yang wajahnya babak belur itu.Setelah mengamatinya secara saksama, Yoga baru menyadari bahwa pemuda itu adalah Gatot. Ekspresinya pun langsung menjadi muram. Bajingan itu pasti menimbulkan masalah lagi dan hendak menyuruh Yoga untuk membantunya menyelesaikan masalah itu.Yoga pun bertanya dengan dingin, “Buat apa kalian datang kemari?”“Apa kamu itu kakak iparnya Gatot? Cepat bereskan barangmu dan pergi dari vila ini! Vila ini sudah jadi milik kami!” ujar seorang pria botak.Yoga pun langsung marah dan bertanya, “Ini adalah vila yang kubeli dengan uangku sendiri. Sejak kapan vila ini jadi milik kalian?”“Kali ini, Gatot nggak bisa bayar utangnya dan sudah menggadaikan vila ini kepada kami,” jawab si Botak.Yoga pun memelototi Gatot dan berseru, “Gatot sialan! Apa-apaan kamu?”“Kak, cepat berikan vila ini pada mereka. Nanti, aku akan menjelas
Yoga pun berkata, “Ya sudahlah, bagaimanapun Karina adalah mantan istriku. Bawalah aku pergi ke bank kalian. Aku akan membayar utang Gatot itu.”Si Botak mengira Yoga takut pada ancamannya dan berkata dengan sombong, “Huh! Sudah takut, ‘kan? Ayo ikut kami kembali. Kalau kamu patuh, aku nggak akan melaporkan hal ini pada Pak Andi.”Yoga pun mengejek dalam hati, ‘Bagaimana kamu mau kasih tahu Andi mengenai hal ini? Dengan menyusulnya ke alam baka?’Sekelompok preman itu pun melepaskan Gatot, lalu membawa Yoga pergi. Sebelum Yoga pergi, Gatot tidak lupa berpesan, “Yoga, coba saja kalau kamu berani mengadu ke ibuku! Aku nggak akan mengampunimu!"Lokasi Bank Cuci Uang Tatula sangatlah tersembunyi, yaitu di sebuah garasi mobil bawah tanah yang belum selesai didirikan. Saat ini, layanan peminjaman uang dan penggadaian aset kepada bank ini sudah dihentikan. Ini seharusnya adalah dampak dari musnahnya empat keluarga besar ibu kota provinsi.Si Botak membawa Yoga masuk ke kantor supervisor merek
Si Botak pun tertegun. Ada apa ini?Suwanto berkata dengan gemetar, “Tuan Yoga, masalah waktu itu ... hanyalah sebuah salah paham. Aku juga terpaksa melakukannya karena harus menjalankan perintah Pak Andi. Semua ini salah Pak Andi.”“Aku tentu saja tahu. Kalau nggak, apa kamu kira kamu masih bisa berdiri dan berbicara denganku di sini sekarang?” tanya Yoga.“Baguslah kalau kamu tahu ...,” jawab Suwanto dengan lega.“Jangan banyak omong kosong lagi! Aku akan memberimu 10 menit untuk mentransferkan seluruh utang beserta bunganya ke rekening ini. Kalau kurang sepeser pun, aku akan menghabisimu,” ujar Yoga.Suwanto pun berkata dengan serbasalah, “Sebelumnya, Keluarga Wardam sudah mengambil sebagian besar uang dari bank cuci uang ini untuk merekrut pasukan. Uang yang tersisa hanya sekitar 20 triliun. Aku akan memberikan seluruh uang itu kepadamu.”Pada akhirnya, Suwanto mentransferkan seluruh uang yang tersisa di bank cuci uang ini kepada Yoga. Kebetulan total uang itu mencapai 20 triliun.
Karina berkata, “Gatot, cepat minta maaf pada Yoga!”Ada bekas tamparan yang jelas di pipi Gatot. Tak perlu diragukan lagi, Karina pasti sudah menamparnya. Setelah mendengar perintah Karina, dia pun berkata dengan enggan, “Maaf.”Yoga tidak menggubris Gatot sehingga suasana di dalam mobil menjadi semakin canggung. Pada akhirnya, Lili memecahkan keheningan dengan bertanya, “Kak, kamu nggak terluka akibat kejadian semalam, ‘kan?”“Nggak kok. Kakakmu ini sangat beruntung, kamu nggak usah khawatir,” jawab Yoga sambil tersenyum.Ambar pun mencibir, “Bisa-bisanya kamu berkata seperti itu! Yoga, coba jawab. Ada rumor yang bilang kalau Dewa Perang Kulusa berutang budi padamu. Apa itu benar?”Yoga mengangguk, lalu menjawab, “Emm, kami pernah menjadi tentara bersama dan aku yang mempromosikannya.”“Lihatlah dia, lalu lihat lagi dirimu sendiri. Kalian pernah menjadi tentara bersama, tapi dia mampu menjadi Dewa Perang Kulusa, sedangkan kamu masih nggak punya apa-apa sampai sekarang. Kamu punya kon
Yanti menjawab, “Pesan makanan? Ini adalah hotel kelas atas yang menu restorannya pakai bahasa asing. Kamu juga nggak mungkin ngerti setelah melihatnya. Aku sudah pesan makanannya kok. Kalian tinggal tunggu untuk makan.”“Oke, oke!” Ambar pun mengangguk dengan patuh.Tidak lama kemudian, makanan mereka pun dihidangkan. Meskipun makanannya terlihat mewah, jenisnya sangat sedikit. Yoga dan Karina langsung tahu bahwa makanan yang dipesan Yanti adalah makanan yang harganya paling murah di restoran ini. Ternyata Yanti hanya berlagak hebat.“Kalian nggak pernah makan makanan seperti ini, ‘kan? Cepat makan! Mungkin saja ini adalah satu-satunya kesempatan kalian untuk makan di tempat ini.”Jika bukan demi Karina, Yoga pasti sudah membawa Lili pergi dari tempat ini.Semua orang hanya makan beberapa suap sebelum berhenti makan. Jika tidak, makanannya akan langsung ludes.Kemudian, Yanti melirik Yoga dengan tatapan mengejek dan bertanya, “Yoga, apa kerjaanmu masih hanya melakukan pekerjaan rumah?
Yoga menjawab, “Aku nggak punya maksud apa-apa kok.”Hendrik mendengus, “Apa ini caramu minta tolong sama orang lain? Huh, dengan sikapmu ini, kamu nggak akan mungkin bisa bekerja di perusahaan kami untuk selamanya.”“Memangnya aku ada mohon sama kamu?” tanya Yoga.“Kamu ....” Hendrik pun menjadi malu.“Cukup! Yoga, kalau dengar dari ucapanmu, apa kamu merasa keluarga kami kurang kaya? Waktu kamu dan Karina menikah, berapa banyak mahar yang kamu berikan padanya?” tanya Yanti.“Nggak ada,” jawab Yoga. Waktu itu, dia tidak memiliki apa-apa sehingga tidak bisa memberikan mahar untuk Karina.Yanti pun mencibir, “Heh, kamu bukan cuma nggak kasih mahar, tapi semua biaya pernikahan juga ditanggung Karina, ‘kan? Apa kamu nggak malu waktu mengejek Hendrik?”Yoga melirik Karina, lalu berkata, “Karina, ulang tahun pernikahan kita akan segera tiba. Untuk menebusnya, aku putuskan untuk menghadiahkan hotel ini kepadamu.”Pfft! Haha! Yanti dan Hendrik pun tertawa terbahak-bahak. Yoga benar-benar hany
Yoga merasa sangat puas. Setelah itu, dia berbalik dan meninggalkan tempat tersebut. Tak lama kemudian, dia menemui Sutrisno dan memintanya untuk mengatur penjemputan Ayu serta yang lainnya.Sebagai salah satu dari empat keluarga besar, Keluarga Salim seharusnya tidak kesulitan untuk menjemput orang dari dunia bela diri kuno. Apalagi, para penjaga gerbang yang sebelumnya menghalangi jalan telah dibunuh oleh Yoga. Kini, tak ada lagi yang berani menghalangi jalannya.Yang lebih penting adalah pertempuran hari ini telah mengguncang seluruh dunia kultivator kuno. Nama Yoga langsung menyebar luas. Semua orang tak henti-hentinya membicarakan betapa kuatnya dia.Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma benar-benar tercengang saat mendengar hasil pertempuran. Entah bagaimana memikirkannya, tidak ada yang menyangka bahwa Yoga mampu menekan empat kultivator raja sekaligus seorang diri.Dalam sekejap, banyak orang gelisah dan ketakutan. Mereka mulai berpikir, apakah mereka pernah menyinggung Yoga sebel
"Dia ... berhasil menahannya?" Leluhur dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin luar biasa terkejut. Jantung mereka berdebar kencang, bahkan sulit untuk menyembunyikan rasa gugup.Mereka sama-sama berada di tingkat kultivator raja, tetapi kenapa pemuda ini bisa sekuat itu? Ini sungguh di luar nalar"Barang bagus." Tepat pada saat itu, Yoga mengerahkan energi sejatinya dan menyelimuti dua harta pusaka yang sebelumnya digunakan lawan.Pada saat yang sama, petir dari langit tiba-tiba menyambar turun. Dalam sekejap, sambaran petir itu langsung memutuskan hubungan antara dua harta pusaka itu dengan pemiliknya."Pfft!" Dua kultivator raja itu muntah darah di tempat. Energi mereka terguncang hebat. Mereka bahkan nyaris kehilangan keseimbangan. Serangan balik dari harta pusaka itu menghantam mereka keras. Sungguh mengerikan."Mana mungkin begini? Bahkan, Jam Penciptaan pun nggak bisa menghadapinya? Dia ini ... sebenarnya berada di tingkat apa?""Seorang kultivator raja sekuat ini? Ini nggak mas
"Matilah!" Empat kultivator raja mengerahkan senjata ajaib mereka dan langsung melancarkan serangan.Dalam sekejap, langit seakan-akan runtuh. Bumi bergetar dan suasana menjadi mengerikan. Udara di sekitar dipenuhi dengan tekanan yang menyesakkan.Meskipun orang-orang di sekitar berdiri cukup jauh, mereka tetap bisa merasakan perubahan ini dengan jelas. Tatapan mereka penuh keterkejutan. Mereka hanya bisa terpaku menyaksikan pertempuran yang belum pernah mereka lihat seumur hidup."Meskipun Yoga berbakat luar biasa, dia pasti nggak punya harapan untuk bertahan hidup kali ini!" Begitulah yang ada di benak semua orang. Mereka hanya bisa menghela napas dalam hati.Hanya saja pada saat ini, terdengar suara keras. Tiba-tiba, kilatan petir muncul dan menyelimuti tubuh Yoga. Cahaya petir itu berkilauan luar biasa dan terlihat seperti zirah yang menyala dengan sinar terang."Ini ... apa sebenarnya yang terjadi?""Petir bisa digunakan seperti ini? Mustahil!""Apa yang dia latih? Kenapa kekuatan
"Ternyata kamu seorang kultivator raja juga?" tanya keempat kultivator raja itu dengan ekspresi yang berubah dan tatapan yang aneh. Dengan kekuatan yang begitu luar biasa, Yoga sudah bisa berjalan dengan bebas di dunia kultivator kuno. Apalagi orang ini memiliki hubungan darah dengan mereka, ini adalah sebuah kesempatan yang langka bagi keluarga mereka."Bukankah kalian ingin membunuhku? Ayo maju," teriak Yoga dengan petir yang menyambar-nyambar dan aura yang kuat memenuhi ruangan itu."Yoga, kamu adalah keturunan dai Keluarga Kusuma. Kalau sekarang kamu berlutut untuk minta maaf dan menyerah, aku akan menerimamu kembali ke Keluarga Kusuma," kata salah satu kultivator raja Keluarga Kusuma dengan dingin."Ibumu adalah anggota Keluarga Husin. Asalkan kamu bersedia mengabdi pada Keluarga Husin, aku akan menerimamu dan ibumu kembali ke Keluarga Husin," teriak salah satu kultivator raja Keluarga Husin dengan lantang.Saat ini, kedua keluarga itu sudah bisa melihat kekuatan Yoga, mereka tent
Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje
"Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata
"Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata
Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga
Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D