Yoga bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan Winola ini."Winola, kamu tetap mengawasi di sini dulu, kami akan mengejar harta karunnya," kata dua kultivator prajurit Keluarga Bramasta dengan antusias dan segera memimpin orang-orang untuk pergi. Mereka khawatir Keluarga Husin akan mendapatkan harta karun itu jika mereka terlambat.Melihat sikap itu, Yoga berpikir tindakan ini baru benar.Tak lama kemudian, hanya tersisa Winola dan Yoga di lokasi itu."Jangan mati, kamu jangan mati!" kata Winola. Dia tiba-tiba teringat sesuatu, lalu langsung mengeluarkan sebuah kantong aroma dari sakunya dan menyerahkan sebuah pil."Cepat telan Pil Penyelamat Hati agar kamu nggak mati," kata Winola sambil segera memasukkan pil itu ke dalam mulut Yoga.Yoga yang tidak sempat menjelaskan apa-apa hanya bisa menelan pil itu.Swish swish swish.Pada saat itu, ada sekelompok orang yang muncul lagi. Mereka adalah orang-orang dari Keluarga Salim."Di mana orangnya? Di mana harta karunnya?" tanya seorang kultiva
Sutrisno benar-benar serius. Dia harus menyingkirkan tiga kultivator prajurit itu. Selama mereka masih ada, pergerakannya akan sangat terbatas.Mendengar ucapan tegas Sutrisno, Winola tidak lagi menyembunyikan apa pun dan mulai menceritakan bagaimana dirinya juga merasa ditekan.Keluarga Bramasta berkali-kali memanfaatkan Winola hanya untuk mendapatkan lebih banyak sumber daya dari tempat ini. Bagi Winola, hal ini adalah penghinaan besar.Adapun Yoga, dia tentu ingin segera membangun hubungan baik dengan keduanya. Tatapan pria itu penuh keteguhan saat menatap mereka dan berujar, "Dengan tujuan yang sama, mari kita berjuang bersama!""Oke!" balas Sutrisno segera sambil mengangguk dengan sorot mata mantap. Kini, dia dan Yoga sudah mencapai kesepakatan. Mereka akan bersama-sama melawan Keluarga Kusuma dan Keluarga Salim.Di sisi lain, Winola bertanya dengan penasaran, "Kalau gitu, gimana cara kita menghadapi mereka?"Sutrisno mengusulkan dengan yakin, "Tentu saja dengan memanfaatkan segal
Namun, mereka bukan orang bodoh. Bagaimana mungkin mereka tidak memahami maksud tersembunyi dari ucapan Luna? Jelas, dia ingin mereka saling membunuh. Nantinya, dialah yang akan diuntungkan. Itu sebabnya, tidak ada yang mau bergerak lebih dulu."Kalian!" Luna menggertakkan giginya erat-erat. Dia menyadari bahwa situasi sudah menjadi makin rumit. Dia tidak punya pilihan lain selain mengeluarkan pil yang sebelumnya dia peroleh, lalu meletakkannya di tanah.Luna benar-benar menyerah. Dia berniat untuk segera keluar dari masalah ini. Dia menjelaskan, "Inilah harta karun yang aku dapatkan. Aku menyerah. Aku nggak sanggup memperebutkannya!"Akhirnya, mata semua orang yang ada di tempat itu langsung berbinar-binar. Mereka menatap benda di tanah itu dengan penuh hasrat.Setelah saling bertukar pandang, mereka semua terdiam cukup lama. Tidak ada yang berani bertindak lebih dulu. Pengalaman Luna sebelumnya menjadi pelajaran bagi mereka tentang apa yang mungkin terjadi. Pemandangan ini membuat L
Pertarungan makin lama makin sengit. Namun, para kultivator prajurit itu tetap tidak terluka sedikit pun. Sepertinya mereka memang sengaja menyembunyikan kekuatan sebenarnya. Mereka membiarkan para kultivator biasa saling menyerang dan terus terkuras."Dasar orang-orang licik!" maki Yoga. Sudut bibirnya sedikit berkedut karena menahan kekesalan. Dia tahu jelas bahwa jika terus begini, rencana mereka tidak akan berhasil."Gimana caranya agar mereka benar-benar mati?" tanya Winola dengan dingin. Tatapannya penuh dengan kebencian murni. Dia sangat berharap para kultivator prajurit itu segera menemui ajalnya."Menyebalkan banget. Kenapa mereka nggak mati saja sih?" ucap Sutrisno sambil menggertakkan gigi. Tatapannya penuh kekesalan ketika melirik tiga kultivator prajurit dari Keluarga Salim. Rasa frustrasi mereka sudah makin memuncak.Yoga segera menangkap inti permasalahan itu. Dia berujar, "Masalahnya, mereka semua nggak berani saling bunuh!""Nggak berani saling bunuh? Jadi, apa yang me
"Ini cuma hal kecil," balas Yoga sambil menyeringai, lalu terus memandang ke arah depan. Yang perlu dilakukan sekarang hanyalah menunggu.Seiring dengan serangan gabungan tiga keluarga lainnya, ketiga kultivator prajurit dari Keluarga Salim akhirnya terbunuh.Semua orang menarik napas lega. Namun, tidak ada satu pun yang berani mengambil harta karun di tangan para kultivator prajurit Keluarga Salim yang telah mati."Rasanya lega banget. Dengan matinya tiga orang itu, sekarang semua sumber daya yang ada di Keluarga Salim adalah milikku!" seru Sutrisno. Matanya bersinar penuh semangat dan tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya.Winola melihat Sutrisno dengan tatapan yang sedikit rumit. Dalam hati, dia bertanya-tanya apakah dia juga harus mulai memikirkan masa depan dirinya?Namun, pada saat itu Yoga berujar sambil menggeleng, "Kondisi sekarang masih belum ideal. Tiga keluarga yang tersisa ini harus saling bertarung!"Sutrisno bertanya dengan penuh harap, "Kamu punya rencana lain?""Ten
Situasi di medan pertempuran kini terlihat sangat jelas. Di pihak Keluarga Husin, ada dua kultivator prajurit lainnya selain Farel. Sementara di pihak Keluarga Kusuma, terdapat tiga kultivator prajurit. Masing-masing pihak saling memandang dengan penuh kewaspadaan. Wajah mereka dipenuhi kekhawatiran.Saat ini, kekuatan mereka hampir setara. Kalau pertempuran pecah, itu pasti akan menjadi pertarungan hidup dan mati. Mereka semua terlihat kelelahan dan terengah-engah, tetapi tetap waspada.Farel bertanya dengan dingin, "Keluarga Kusuma sudah mendapatkan harta karun, bukannya itu sudah cukup? Apa kalian masih mau membasmi kami juga?"Salah satu kultivator prajurit dari Keluarga Kusuma menjawab dengan sinis, "Kami nggak pernah berniat membasmi kalian. Bukannya kita ini mitra kerja sama?""Ya, mitra kerja sama," jawab Farel sambil tersenyum dingin, lalu mengangguk setuju."Harta karun kali ini memang ada kaitannya sama kalian. Kami pasti bakal kasih hadiah yang pantas. Informasi tentang ha
"Aku juga. Selama para kultivator prajurit Keluarga Salim sudah dihabisi, itu sudah cukup bagiku," ucap Sutrisno dengan ekspresi puas. Matanya berbinar sambil melirik Yoga.Sikap acuh tak acuh dari kedua orang itu membuat Yoga menahan kekesalannya. Sudut bibir pria itu sedikit berkedut. Kemudian, dia memperingatkan dengan nada dingin, "Kalau kalian terus memancingku, aku nggak akan ragu buat lempar kalian berdua keluar."Winola dan Sutrisno langsung terdiam. Mereka menoleh dan mengalihkan pandangan ke arah lain untuk menghindari tatapan tajam Yoga. Tentu saja mereka tahu, jika benar-benar dilempar keluar, mereka sudah pasti akan kehilangan nyawa.Apabila para kultivator prajurit Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma mengetahui bahwa ini semua adalah jebakan yang dirancang oleh Yoga untuk membuat mereka saling membunuh, mereka pasti akan kehilangan akal.Enam kultivator prajurit melawan mereka bertiga? Itu jelas bukan pertandingan seimbang. Di sisi lain, Yoga kembali menenangkan pikirannya
"Apa? Kalian sudah gila ya? Aku ini istrinya Rafi, menantu Keluarga Kusuma!" seru Luna dengan wajah penuh keterkejutan. Dia tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Dia belum pernah dipermalukan sampai seperti ini seumur hidupnya."Jangan bicara omong kosong. Kamu sudah ambil harta karun kami dan sekarang mau memanfaatkan hubungan keluarga?"Cepat keluarkan! Kalau nggak, tempat ini bakal jadi kuburanmu hari ini!""Jangan main trik sama kami. Ingat baik-baik. Selain kami, masih ada orang-orang Keluarga Husin di sini!"Ketiga kultivator prajurit Keluarga Kusuma berbicara satu per satu dengan nada dingin dan ekspresi yang menakutkan.Sikap mereka terhadap Luna sekarang seperti menghadapi musuh bebuyutan. Di hadapan keuntungan yang besar, tidak ada lagi kepercayaan atau hubungan keluarga. Apalagi Luna hanyalah seorang menantu, bukan keturunan asli Keluarga Kusuma."Cepatlah, jangan buang waktu lagi!" timpal Farel dengan suara dingin. Tatapannya tajam menusuk ke arah Luna. Dia m
Saat melihat orang-orang di belakang, mata Prajna dan yang lainnya langsung membelalak. Tatapan mereka terlihat terkejut dan gelisah."Bukankah orang-orang ini ... dari Keluarga Husin?""Gawat, mereka datang secepat ini. Bahkan membawa begitu banyak orang.""Orang itu juga ada, pasti dia yang bilang pada mereka. Kali ini kita sepertinya sudah salah melepaskan orang itu."Semua orang mengeluh dan melampiaskan ketakutan mereka. Mereka merasa tidak ada peluang untuk menang melawan orang-orang dari Keluarga Husin."Bos ...." Semua orang hanya bisa menatap pada Yoga dan menaruh harapan mereka pada kekuatan Yoga. Bagaimanapun juga, mereka semua mengandalkan kekuatan Yoga untuk sampai di sini."Tuan, orang ini yang membunuh orang-orang dari Keluarga Teungku," kata Hardi yang langsung marah saat melihat Yoga dan segera menunjuknya. Ekspresinya yang marah sampai menggertakkan gigi, seolah-olah ingin mengoyak Yoga sampai berkeping-keping."Hehe!" Girbet melirik Yoga dengan sikap yang meremehkan
"Manusia hantu?" Ekspresi Girbet langsung terlihat meremehkan dan penuh dengan kebencian.Orang-orang di belakangnya langsung saling memandang dan mendengus.Bagi empat keluarga besar, manusia hantu ini dianggap sebagai kelompok yang menjijikkan. Siapa pun yang berteman dengan mereka sama saja merendahkan martabatnya sendiri."Huh. Sampah seperti ini juga bisa membunuh orang juga? Jadi, kamu lebih parah daripada sampah ini?" sindir Girbet."Aku ...." Hardi terbata-bata dengan ekspresi yang sangat muram. Bagaimanapun juga, Keluarga Husin adalah tuan dari Keluarga Teungku. Mereka adalah bawahan seumur hidupnya, sehingga Hardi tidak berani membantah."Ayo pergi. Aku kebetulan sedang senggang, nggak ada salahnya melihat-lihat. Memukul anjing juga harus melihat siapa tuannya. Orang itu pasti mati," kata Girbet dengan santai, lalu langsung membawa orang-orangnya untuk mengejar."Orang itu sepertinya belum bermutasi, mungkin baru saja dibuang ke sini. Kalau kamu yang turun tangan, kamu pasti
Semua orang segera membujuk Yoga karena merasa sangat cemas. Merasa sangat ketakutan, khawatir Hardi benar-benar akan kembali dan menyampaikan pesan itu pada Keluarga Husin. Melihat bayangan Hardi yang makin menjauh dan hampir menghilang dari pandangan mereka, mereka pun gelisah sampai tidak bisa berdiri dengan tenang."Aku memang sengaja membiarkan dia pulang. Cepat atau lambat aku akan mengendalikan Keluarga Husin dan membuat mereka tunduk padaku. Kalian takut? Meskipun takut, kalian tetap harus berdiri dengan tegak," kata Yoga dengan nada datar sambil menatap semua orang dengan tenang. Aura yang menekan pun perlahan-lahan menyebar ke sekitar dan ekspresinya dingin serta penuh tekad.Prajna dan yang lainnya langsung tertegun sejenak dan tidak bisa berkata apa-apa. Tidak ada satu pun dari mereka yang menyangka sikap Yoga akan begitu tegas seperti ini. Melihat sikapnya yang begitu, mereka hanya bisa menutup mulut dan tidak mencoba untuk membujuknya lagi.Namun, dalam hati Prajna dan ya
"Dari mana datangnya keberanianmu ini sampai berani begitu angkuh?" kata Hardi dengan sudut bibir yang berkedut dan ekspresi yang sangat jijik. Dia menatap Yoga dengan tajam dan penuh dengan niat membunuh.Orang-orang di sekitar Hardi semuanya menyerbu dan bersiap untuk membunuh Yoga.Prajna dan yang lainnya juga tidak mungkin hanya diam dan melihat Yoga dihina.Namun, saat Prajna dan yang lainnya hendak bergerak, Yoga berkata dengan tenang dan tersenyum dingin, "Biar aku saja."Setelah datang ke dunia kultivator kuno, Yoga belum pernah melawan orang-orang di tempat ini. Dia masih tidak tahu apakah kekuatan mereka yang ada di sini berbeda dengan dirinya.Melihat situasinya, Prajna dan yang lainnya juga berhenti bergerak lagi dan segera mundur. Mereka menunggu untuk menonton pertunjukan karena orang yang sudah berani menyinggung Yoga sama saja mencari mati.Tepat pada saat itu, orang-orang dari Keluarga Teungku di sekitar sudah berdiri di depan Yoga dan langsung melayangkan serangan-ser
Siapa yang tidak menyukai dunia yang normal?Namun, pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara seseorang."Berani-beraninya manusia hantu ini muncul di siang bolong seperti ini. Kalian semua ingin mati ya?"Terlihat sekelompok orang yang perlahan-lahan keluar dan mendekati Yoga dan yang lainnya. Mereka mengenakan serangan yang sama yang terlihat mewah dan indah. Satu per satu mengamati Yoga dan yang lainnya dengan ekspresi yang sangat angkuh."Eh? Ada satu di sini yang masih belum bermutasi jadi manusia hantu. Sungguh langka!""Bagus sekali. Tangkap dia dan lempar ke area terlarang. Kita lihat bagaimana dia berubah menjadi manusia hantu.""Aku dengar prosesnya agak lambat. Bagaimana kalau kita langsung mengirimnya ke area yang lebih dalam?"Semua orang tertawa terbahak-bahak dan terus menyindir. Mereka semua menatap Yoga dengan penuh semangat dan membuat ekspresi Yoga langsung menjadi muram."Bos, apa yang aku katakan nggak salah, 'kan? Kemunculan kita pasti akan membuat mereka merasa ng
Yoga melihat ke sekeliling, lalu menyipitkan matanya. Dia bisa merasakan ada sebuah kutukan yang sangat kuat muncul di wilayah di depannya. Ada kekuatan yang sulit untuk dijelaskan di dalam kutukan itu yang bisa memengaruhi tubuh manusia.Yoga berkata, "Ternyata ini adalah kekuatan yang kalian terima selama ini."Saat mengatakan itu, tatapan Yoga terlihat penuh dengan belas kasihan. Para manusia hantu itu semuanya tadinya adalah manusia, tetapi mereka didesak dan dikucilkan sampai terpaksa datang ke area terlarang ini. Pada akhirnya, mereka malah menjadi orang yang terkutuk.Prajna membalas, "Bos, apa kutukan ini bisa dihilangkan?"Semua orang menatap Yoga dengan penuh harapan karena mereka semua berharap bisa kembali seperti semula.Namun, Yoga tetap menggelengkan kepala, lalu berkata dengan nada yang muram, "Kekuatan dari kutukan ini terlalu hebat, bahkan aku pun hanya bisa menahannya dengan susah payah."Ekspresi Prajna dan yang lainnya langsung menjadi muram dan perlahan-lahan menu
Sangat jelas, perbedaannya hanya pada lokasi. Yoga menyeringai dingin dan menunjukkan ekspresi penuh kejutan.Yoga menarik napas dalam-dalam, lalu mengeluarkan sebuah kotak kecil dari sakunya. Setelah membukanya, terlihat seekor serangga kecil berwarna putih di dalamnya.Yoga meletakkan serangga itu di tanah. Serangga kecil itu perlahan merangkak keluar, lalu mengangkat kepalanya sedikit, seolah-olah sedang memanggil sesuatu.Tak lama kemudian, terdengar suara langkah-langkah yang mendekat. Siluet-siluet mulai bermunculan satu per satu, lalu berkumpul di tempat itu.Di antara kerumunan itu, pemimpinnya adalah Prajna. Begitu melihat Yoga, ekspresinya berubah drastis. Dia bertanya dengan kaget, "Bos, kamu benar-benar datang?" Tatapan terkejut mereka terus mengamati Yoga, seakan-akan tidak percaya apa yang mereka lihat."Ya," jawab Yoga dengan tenang. Suaranya datar tanpa emosi.Yoga telah menanamkan serangga anak di tubuh mereka sebelumnya. Dengan serangga induk putih di tangannya, dia d
Setelah selesai membaca sebuah buku, Yoga perlahan menutupnya. Matanya berkilat dengan ekspresi penuh tanda tanya. Dia terdiam, sementara pandangannya tertuju pada halaman pertama buku itu.Tiba-tiba, suara Bimo terdengar kembali di pikirannya. Dia bertanya, "Gimana perasaanmu setelah membaca?""Sulit diungkapkan ... tapi aku merasa ada sesuatu yang nggak beres!" ucap Yoga.Itulah yang dirasakan Yoga. Sejarah dunia kultivator kuno yang diklaim sudah berlangsung ribuan tahun hanya diceritakan secara sepintas. Banyak peristiwa penting bahkan sama sekali tidak disebutkan. Semua yang tercatat terkesan terlalu biasa, seperti tidak ada apa-apa.Hal ini membuat Yoga merasa, ada banyak hal yang sengaja disembunyikan dari sejarah tersebut. Dia pun merenungkan kata-kata Bimo yang terus terngiang di pikirannya. Apa yang Yoga lihat hanyalah apa yang mereka izinkan untuk dia lihat!"Sudahlah, nggak usah baca lagi!" Yoga akhirnya membuat keputusan itu sambil menghela napas kecil. Dia merasa kecewa.
Yoga memberi tahu, "Aku lagi berada di vila Sutrisno. Untuk sementara, seharusnya nggak akan ada bahaya."Winola mengingatkannya, "Tapi kamu tetap harus berhati-hati. Ingat baik-baik, jangan biarkan besi hitam itu terlihat lagi. Kalau nggak, kamu akan menghadapi lebih banyak bahaya."Yoga bertanya dengan serius, "Menurutmu, apa tiga barang itu bisa ditemukan dengan mudah?""Di mana ada hadiah besar, pasti ada orang yang berani mengambil risiko. Harusnya bisa ditemukan! Jangan terlalu khawatir, aku juga akan membantumu mencarinya secepat mungkin!" ucap Winola."Makasih," jawab Yoga dengan tulus.Kemudian, Winola bertanya, "Apa Tuan Bimo datang?"Yoga menjawab dengan samar, "Dia bisa datang." Jawaban ini penuh arti, tidak langsung mengiakan tetapi juga tidak membantah.Winola bertanya dengan penuh harap, "Kalau begitu ... bisakah kamu memintanya untuk datang?"Bagaimanapun, Winola pernah meminta hal ini kepada Yoga sebelumnya saat masih di dunia bela diri kuno. Jika Bimo bisa datang, dia