Share

Bab 1153

Author: Vodka
Pada akhirnya, Yoga menemukan tempat Keluarga Kusuma berada.

"Bibi!" teriak Yoga, lalu melompat turun. Kehadirannya membuat semua orang yang berada di tempat itu terdiam.

Mendengar Yoga memanggilnya bibi, Luna bertanya-tanya sejak kapan bocah itu menganggap mereka keluarga. Ekspresinya menjadi muram dan sudut bibirnya berkedut.

Namun, sebelum Luna sempat berbicara, Yoga sudah mendekat. "Kabar buruk. Lokasi harta sudah ditemukan dan tadi terjadi baku tembak. Kita kehilangan empat orang. Ternyata tiga keluarga lainnya berniat jahat dan punya rencana tersembunyi. Mereka sedang menuju tempat persembunyian harta itu, kita harus segera ke sana."

Yoga terlihat sangat akrab, memegang tangan Luna dan hendaknya mengajaknya pergi ke tempat itu.

Namun, begitu Yoga berbalik, tiga kultivator prajurit langsung mengadang Yoga. Ekspresi mereka terlihat dingin dan menatap Yoga dengan tajam dan penuh niat membunuh.

"Apa yang kamu katakan? Jelaskan!" tanya salah satu dari mereka dengan nada yang dingin.

"
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1154

    "Jangan rebut benda milik bibiku!" teriak Yoga dengan keras, lalu langsung berdiri di depan Luna. Sikapnya itu seolah-olah ingin melindungi Luna.Mata Luna langsung membelalak, hampir percaya dengan Yoga."Bibi, harta karun apa itu?" tanya Yoga sambil menoleh."Berengsek, minggir! Ini urusan Keluarga Kusuma," kata seorang kultivator prajurit dengan kesal dan langsung menampar ke arah Yoga.Namun, Yoga bergerak sedikit untuk menyesuaikan posisi dan kekuatannya.Plak!Yoga yang terpukul di bahu terpental ke belakang.Puft!Yoga menyemburkan darah ke tanah. Setelah itu, dia mengangkat kepala dengan susah payah dan menatap Luna. "Bibi, cepat pergi! Mereka mungkin berniat jahat padamu."Luna langsung panik dan menatap ketiga kultivator prajurit itu, lalu bertanya dengan hati-hati, "Apa yang kalian lakukan?""Kamu dari Keluarga Kusuma, tentu saja ingin memeriksa harta karun itu. Apa kamu akan menolak?""Kamu hanya seorang wanita, nggak mungkin bisa menjaga harta karun itu. Cepat serahkan pad

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1155

    Yoga bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan Winola ini."Winola, kamu tetap mengawasi di sini dulu, kami akan mengejar harta karunnya," kata dua kultivator prajurit Keluarga Bramasta dengan antusias dan segera memimpin orang-orang untuk pergi. Mereka khawatir Keluarga Husin akan mendapatkan harta karun itu jika mereka terlambat.Melihat sikap itu, Yoga berpikir tindakan ini baru benar.Tak lama kemudian, hanya tersisa Winola dan Yoga di lokasi itu."Jangan mati, kamu jangan mati!" kata Winola. Dia tiba-tiba teringat sesuatu, lalu langsung mengeluarkan sebuah kantong aroma dari sakunya dan menyerahkan sebuah pil."Cepat telan Pil Penyelamat Hati agar kamu nggak mati," kata Winola sambil segera memasukkan pil itu ke dalam mulut Yoga.Yoga yang tidak sempat menjelaskan apa-apa hanya bisa menelan pil itu.Swish swish swish.Pada saat itu, ada sekelompok orang yang muncul lagi. Mereka adalah orang-orang dari Keluarga Salim."Di mana orangnya? Di mana harta karunnya?" tanya seorang kultiva

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1156

    Sutrisno benar-benar serius. Dia harus menyingkirkan tiga kultivator prajurit itu. Selama mereka masih ada, pergerakannya akan sangat terbatas.Mendengar ucapan tegas Sutrisno, Winola tidak lagi menyembunyikan apa pun dan mulai menceritakan bagaimana dirinya juga merasa ditekan.Keluarga Bramasta berkali-kali memanfaatkan Winola hanya untuk mendapatkan lebih banyak sumber daya dari tempat ini. Bagi Winola, hal ini adalah penghinaan besar.Adapun Yoga, dia tentu ingin segera membangun hubungan baik dengan keduanya. Tatapan pria itu penuh keteguhan saat menatap mereka dan berujar, "Dengan tujuan yang sama, mari kita berjuang bersama!""Oke!" balas Sutrisno segera sambil mengangguk dengan sorot mata mantap. Kini, dia dan Yoga sudah mencapai kesepakatan. Mereka akan bersama-sama melawan Keluarga Kusuma dan Keluarga Salim.Di sisi lain, Winola bertanya dengan penasaran, "Kalau gitu, gimana cara kita menghadapi mereka?"Sutrisno mengusulkan dengan yakin, "Tentu saja dengan memanfaatkan segal

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1157

    Namun, mereka bukan orang bodoh. Bagaimana mungkin mereka tidak memahami maksud tersembunyi dari ucapan Luna? Jelas, dia ingin mereka saling membunuh. Nantinya, dialah yang akan diuntungkan. Itu sebabnya, tidak ada yang mau bergerak lebih dulu."Kalian!" Luna menggertakkan giginya erat-erat. Dia menyadari bahwa situasi sudah menjadi makin rumit. Dia tidak punya pilihan lain selain mengeluarkan pil yang sebelumnya dia peroleh, lalu meletakkannya di tanah.Luna benar-benar menyerah. Dia berniat untuk segera keluar dari masalah ini. Dia menjelaskan, "Inilah harta karun yang aku dapatkan. Aku menyerah. Aku nggak sanggup memperebutkannya!"Akhirnya, mata semua orang yang ada di tempat itu langsung berbinar-binar. Mereka menatap benda di tanah itu dengan penuh hasrat.Setelah saling bertukar pandang, mereka semua terdiam cukup lama. Tidak ada yang berani bertindak lebih dulu. Pengalaman Luna sebelumnya menjadi pelajaran bagi mereka tentang apa yang mungkin terjadi. Pemandangan ini membuat L

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1158

    Pertarungan makin lama makin sengit. Namun, para kultivator prajurit itu tetap tidak terluka sedikit pun. Sepertinya mereka memang sengaja menyembunyikan kekuatan sebenarnya. Mereka membiarkan para kultivator biasa saling menyerang dan terus terkuras."Dasar orang-orang licik!" maki Yoga. Sudut bibirnya sedikit berkedut karena menahan kekesalan. Dia tahu jelas bahwa jika terus begini, rencana mereka tidak akan berhasil."Gimana caranya agar mereka benar-benar mati?" tanya Winola dengan dingin. Tatapannya penuh dengan kebencian murni. Dia sangat berharap para kultivator prajurit itu segera menemui ajalnya."Menyebalkan banget. Kenapa mereka nggak mati saja sih?" ucap Sutrisno sambil menggertakkan gigi. Tatapannya penuh kekesalan ketika melirik tiga kultivator prajurit dari Keluarga Salim. Rasa frustrasi mereka sudah makin memuncak.Yoga segera menangkap inti permasalahan itu. Dia berujar, "Masalahnya, mereka semua nggak berani saling bunuh!""Nggak berani saling bunuh? Jadi, apa yang me

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1159

    "Ini cuma hal kecil," balas Yoga sambil menyeringai, lalu terus memandang ke arah depan. Yang perlu dilakukan sekarang hanyalah menunggu.Seiring dengan serangan gabungan tiga keluarga lainnya, ketiga kultivator prajurit dari Keluarga Salim akhirnya terbunuh.Semua orang menarik napas lega. Namun, tidak ada satu pun yang berani mengambil harta karun di tangan para kultivator prajurit Keluarga Salim yang telah mati."Rasanya lega banget. Dengan matinya tiga orang itu, sekarang semua sumber daya yang ada di Keluarga Salim adalah milikku!" seru Sutrisno. Matanya bersinar penuh semangat dan tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya.Winola melihat Sutrisno dengan tatapan yang sedikit rumit. Dalam hati, dia bertanya-tanya apakah dia juga harus mulai memikirkan masa depan dirinya?Namun, pada saat itu Yoga berujar sambil menggeleng, "Kondisi sekarang masih belum ideal. Tiga keluarga yang tersisa ini harus saling bertarung!"Sutrisno bertanya dengan penuh harap, "Kamu punya rencana lain?""Ten

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1160

    Situasi di medan pertempuran kini terlihat sangat jelas. Di pihak Keluarga Husin, ada dua kultivator prajurit lainnya selain Farel. Sementara di pihak Keluarga Kusuma, terdapat tiga kultivator prajurit. Masing-masing pihak saling memandang dengan penuh kewaspadaan. Wajah mereka dipenuhi kekhawatiran.Saat ini, kekuatan mereka hampir setara. Kalau pertempuran pecah, itu pasti akan menjadi pertarungan hidup dan mati. Mereka semua terlihat kelelahan dan terengah-engah, tetapi tetap waspada.Farel bertanya dengan dingin, "Keluarga Kusuma sudah mendapatkan harta karun, bukannya itu sudah cukup? Apa kalian masih mau membasmi kami juga?"Salah satu kultivator prajurit dari Keluarga Kusuma menjawab dengan sinis, "Kami nggak pernah berniat membasmi kalian. Bukannya kita ini mitra kerja sama?""Ya, mitra kerja sama," jawab Farel sambil tersenyum dingin, lalu mengangguk setuju."Harta karun kali ini memang ada kaitannya sama kalian. Kami pasti bakal kasih hadiah yang pantas. Informasi tentang ha

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1161

    "Aku juga. Selama para kultivator prajurit Keluarga Salim sudah dihabisi, itu sudah cukup bagiku," ucap Sutrisno dengan ekspresi puas. Matanya berbinar sambil melirik Yoga.Sikap acuh tak acuh dari kedua orang itu membuat Yoga menahan kekesalannya. Sudut bibir pria itu sedikit berkedut. Kemudian, dia memperingatkan dengan nada dingin, "Kalau kalian terus memancingku, aku nggak akan ragu buat lempar kalian berdua keluar."Winola dan Sutrisno langsung terdiam. Mereka menoleh dan mengalihkan pandangan ke arah lain untuk menghindari tatapan tajam Yoga. Tentu saja mereka tahu, jika benar-benar dilempar keluar, mereka sudah pasti akan kehilangan nyawa.Apabila para kultivator prajurit Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma mengetahui bahwa ini semua adalah jebakan yang dirancang oleh Yoga untuk membuat mereka saling membunuh, mereka pasti akan kehilangan akal.Enam kultivator prajurit melawan mereka bertiga? Itu jelas bukan pertandingan seimbang. Di sisi lain, Yoga kembali menenangkan pikirannya

Latest chapter

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1284

    "Paman Alex, ini pasti ulah para manusia hantu itu dan bocah itu pasti bersama mereka. Dia sudah membunuh begitu banyak orang kita, mungkin saja dia sengaja memancing kita ke sana. Kita harus berhati-hati, dia pasti punya rencana lain," kata Girbet yang berdiri di samping Alex dengan ekspresi yang sangat serius, seolah-olah memikirkan kepentingan Keluarga Husin.Namun, sebenarnya Girbet sudah sangat berniat untuk membunuh Yoga. Dia ingin segera bergegas ke sana dan menangkap Yoga.Namun, ekspresi Alex menjadi muram dan menatap Girbet dengan tajam. "Dasar sampah! Kamu benar-benar mempermalukan seluruh Keluarga Husin. Kalau orang lain tahu hal ini, kamu jangan bilang kamu adalah anggota Keluarga Husin. Melihatmu saja pun sudah membuatku kesal. Kamu malah membiarkan para manusia hantu itu membunuh begitu banyak anggota keluarga kita."Alex benar-benar kecewa terhadap Girbet. Girbet tadinya adalah pemuda yang menjadi harapan Keluarga Husin dan selalu menjadi pusat perhatian. Girbet seharus

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1283

    Bimo berkata, "Sepertinya ada monster mengerikan yang muncul lagi."Yoga bertanya, "Apa benar-benar akan ada Sulur Ular Hijau yang akan muncul lagi?"Bimo menjawab, "Sulur Ular Hijau sudah kami bunuh sampai hampir punah dulu, seharusnya nggak akan muncul lagi."Yoga bertanya lagi, "Bagaimana kalau kita kembali dan memeriksanya?"Bimo langsung menjawab, "Jangan kepo. Kalau itu benar-benar Sulur Ular Hijau yang sudah dewasa, kamu bukan tandingannya."Mendengar perkataan itu, Yoga langsung terdiam. Dia tahu butuh sepuluh petarung tahap kultivator raja untuk menghadapi Sulur Ular Dewasa yang sudah dewasa, dia memang bukan tandingannya. Setelah merenungkannya, dia akhirnya memutuskan untuk mengikuti saran Bimo."Ayo kita pergi," desak Yoga sambil melambaikan tangannya.Semua orang pun mulai bergerak dan melanjutkan perjalanan mereka. Saat ini matahari sudah terbit dan menyinari mereka, sehingga mereka merasa hangat.Yoga bertanya, "Apa kalian tahu Tulang Naga Tunduk dan Kayu Petir Hijau ini

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1282

    Tubuh Sulur Ular Hijau penuh dengan bekas gigitan. Bahkan, pada tulang-tulangnya terlihat bekas yang sangat jelas. Itu membuat siapa pun yang melihatnya merasa jijik.Di area terlarang ini, hanya manusia hantu yang melakukan hal menjijikkan seperti ini. Mengonsumsi darah dan daging monster seperti itu sangat bermanfaat bagi mereka."Benar-benar mereka! Mereka sungguh berani datang ke tempat ini!""Hmph! Mereka memang nggak tahu diri. Pasti mereka datang ke sini untuk mencari Bunga Putih!""Tapi, Bunga Putih di sini tampaknya sudah nggak ada. Jangan-jangan, waktu panennya memang sudah lewat?"Saat mereka berbicara, semua mata memandang ke sekitar dengan penuh kecemasan. Wajah-wajah mereka menunjukkan keterkejutan yang mendalam. Rasa gelisah juga makin terlihat.Pada akhirnya, mereka saling memandang dengan tatapan penuh amarah. Beberapa dari mereka menggeram dengan nada penuh kebencian. Mereka akhirnya yakin bahwa manusia hantu telah mengambil Bunga Putih!"Cepat! Temukan jejak mereka s

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1281

    Kekuatan petir itu membuat tubuh Sulur Ular Hijau gosong di luar dan matang di dalam. Bahkan, banyak tentakel yang dimilikinya terputus akibat sambaran petir tersebut.Sulur Ular Hijau menggeliat hebat. Tubuhnya kejang-kejang di tanah. Ia berjuang dengan susah payah. Bahkan hingga saat ini, ia masih tidak bisa memahami bagaimana situasi seperti ini bisa terjadi.Selama ini, Sulur Ular Hijau adalah penguasa tak tergoyahkan di area ini. Ia melakukan apa pun yang diinginkannya tanpa ada yang bisa melawannya.Di malam hari, Sulur Ular Hijau hanya perlu melayang di langit untuk menikmati santapan sesuka hati. Namun hari ini, ia bertemu dengan sosok yang begitu menakutkan. Siapa sebenarnya orang ini?"Oh? Masih hidup?" ucap Yoga. Dia terkejut melihat Sulur Ular Hijau yang masih bernapas. Dia menggeleng pelan dan berdecak, seolah tidak percaya.Awalnya, Yoga mengira serangannya yang pertama sudah cukup untuk membunuh makhluk itu. Tanpa ragu, dia kembali mengangkat tangannya dan menjatuhkan s

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1280

    Sulur Ular Hijau membuka mulut lebarnya. Ia memperlihatkan deretan gigi putih yang tajam dan rapat, membuat siapa pun yang melihatnya merasa ngeri. Aura yang mengerikan tiba-tiba meledak dari tubuhnya.Dalam sekejap, puluhan tentakel menyeruak ke udara, seperti pasukan yang menyerbu dengan gila-gilaan menuju Yoga.Suara gemuruh dan gerakan yang sangat besar membuat jantung siapa pun yang melihatnya berdegup kencang. Tentakel-tentakel itu meluncur menuju Yoga dengan kecepatan seperti tombak yang menembus udara, lalu langsung mengarah ke tubuhnya.Namun, Yoga berdiri diam di tempat dan tak tergoyahkan sedikit pun. Saat tentakel-tentakel itu mendekat, dia tiba-tiba mengangkat jarinya dan menunjuk ke langit.Suara petir bergemuruh memecah keheningan dan menerangi seluruh langit. Orang-orang dan makhluk di sekitar yang menyaksikan pemandangan ini. Mereka tak kuasa mendongak ke atas.Kegelisahan menyebar di hati setiap orang. Semua yang melihat kejadian itu tertegun, seakan-akan terjebak dal

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1279

    Pada saat berikutnya, Yoga tiba-tiba mengangkat tangannya dan mengepalkan tinjunya dengan erat. Dalam sekejap, aura yang begitu menakutkan menyebar ke seluruh penjuru.Kekuatan luar biasa meledak dari tinju Yoga, lalu menyerang langsung ke arah langit. Saat keduanya bertabrakan, suara ledakan yang dahsyat bergema.Bak suara petir yang mengguncang langit, suara itu membuat orang-orang di sekitar merasa tidak nyaman. Mereka semua refleks menutup telinga, tetapi mata mereka tetap terpaku ke langit dan penuh keterkejutan yang luar biasa.Di langit, makhluk raksasa itu terpaksa menarik kembali semua tentakel panjangnya yang seperti akar tanaman. Beberapa di antaranya bahkan robek dan jatuh ke tanah.Tentakel-tentakel yang jatuh menciptakan suara keras saat menyentuh tanah, serta memunculkan debu tebal yang menyebar seperti gelombang.Sementara itu, Yoga berdiri tegak di tempatnya. Dia seperti pohon yang tak tergoyahkan. Pria itu sedikit mendongak, lalu dengan tenang menatap ke arah atas. Ti

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1278

    Seiring terdengarnya suara Yoga, mata hijau besar di langit tiba-tiba meledakkan cahaya yang luar biasa terang. Cahaya hijau yang menyilaukan langsung menerangi seluruh langit, lalu menciptakan suasana yang terasa sangat aneh dan menakutkan.Prajna dan yang lainnya terdiam di tempat. Mereka menatap kosong ke arah langit. Ekspresi mereka dipenuhi keterkejutan yang tidak bisa disembunyikan."Apa yang terjadi? Apakah makhluk ini benar-benar akan menunjukkan kekuatannya?""Ya ampun! Gimana dia bisa memancarkan cahaya sekuat ini? Apa yang sebenarnya terjadi?""Mengerikan, benar-benar terlalu mengerikan! Apa ini berarti wujud aslinya akan segera muncul?"Dalam sekejap, hati mereka semua dipenuhi kecemasan yang mendalam. Pikiran mereka kacau. Semuanya saling bertanya-tanya tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.Namun, Yoga tetap berdiri di tempatnya dengan tenang. Tatapannya dingin dan penuh keyakinan saat memandang ke arah langit.Yoga sudah lama menyadari bahwa mata hijau di atas sana b

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1277

    Tiba-tiba Yoga berseru demikian. Semua orang makin terkejut. Raut wajah mereka penuh keterkejutan dan keraguan. Di saat genting seperti ini, Yoga menyuruh mereka keluar untuk mengambil Bunga Putih? Bukankah itu sama saja dengan mengirim mereka ke kematian?Dalam sekejap, hati semua orang dipenuhi rasa takut. Wajah mereka menjadi pucat, sementara tubuh mereka gemetar. Tidak ada yang berani maju.Yoga pun mengernyit. Suaranya meningkat dengan nada perintah ketika berseru, "Cepat!" Mendengar itu, wajah semua orang makin menunjukkan ekspresi kebingungan dan dilema.Kemudian, Yoga menambahkan dengan nada dingin, "Makhluk di langit ini urusanku. Kalian jangan jadi pengecut!"Semua orang saling berpandangan. Mereka tidak tahu harus berbuat apa. Tentu saja mereka tidak ingin mati. Hanya saja jika Yoga sudah memberikan perintah, mereka tidak berani menolaknya."Ayo kita lakukan bersama! Jangan sampai Bos meremehkan kita!" seru Prajna sambil menggertakkan giginya dengan penuh tekad.Orang-orang

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1276

    Sungguh kekuatan yang mengejutkan. Salah satu orang bertanya, "Apa ini? Kenapa kelihatannya seperti mata?"Alis Yoga terangkat sedikit. Dia menunjukkan ekspresi terkejut. Benar-benar seperti yang dikatakan Prajna dan yang lainnya, ini terlalu mirip.Prajna dan yang lainnya terlihat sangat cemas. Salah satu dari mereka memanggil Yoga dengan suara pelan, "Bos, cepatlah kembali! Kalau nggak, ini bisa jadi sangat berbahaya!"Mereka sudah mengingatkan sebelumnya agar Yoga tidak muncul di tempat terbuka. Kalau dia terlihat, itu bisa membahayakan nyawanya.Namun, Yoga tetap tidak mendengarkan dan dengan sengaja menampakkan diri. Dia justru membalas dengan tenang, "Nggak apa-apa."Jika ada yang ingin membunuh Yoga, mereka setidaknya harus memiliki kekuatan setara dengan kultivator raja. Mata di langit itu memang membawa aura bahaya, tetapi Yoga tidak merasa itu cukup untuk mengancam dirinya.Melihat sikapnya yang begitu santai, Prajna dan yang lainnya hanya bisa menghela napas dengan perasaan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status