Share

Bab 1161

Author: Vodka
"Aku juga. Selama para kultivator prajurit Keluarga Salim sudah dihabisi, itu sudah cukup bagiku," ucap Sutrisno dengan ekspresi puas. Matanya berbinar sambil melirik Yoga.

Sikap acuh tak acuh dari kedua orang itu membuat Yoga menahan kekesalannya. Sudut bibir pria itu sedikit berkedut. Kemudian, dia memperingatkan dengan nada dingin, "Kalau kalian terus memancingku, aku nggak akan ragu buat lempar kalian berdua keluar."

Winola dan Sutrisno langsung terdiam. Mereka menoleh dan mengalihkan pandangan ke arah lain untuk menghindari tatapan tajam Yoga. Tentu saja mereka tahu, jika benar-benar dilempar keluar, mereka sudah pasti akan kehilangan nyawa.

Apabila para kultivator prajurit Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma mengetahui bahwa ini semua adalah jebakan yang dirancang oleh Yoga untuk membuat mereka saling membunuh, mereka pasti akan kehilangan akal.

Enam kultivator prajurit melawan mereka bertiga? Itu jelas bukan pertandingan seimbang. Di sisi lain, Yoga kembali menenangkan pikirannya
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1162

    "Apa? Kalian sudah gila ya? Aku ini istrinya Rafi, menantu Keluarga Kusuma!" seru Luna dengan wajah penuh keterkejutan. Dia tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Dia belum pernah dipermalukan sampai seperti ini seumur hidupnya."Jangan bicara omong kosong. Kamu sudah ambil harta karun kami dan sekarang mau memanfaatkan hubungan keluarga?"Cepat keluarkan! Kalau nggak, tempat ini bakal jadi kuburanmu hari ini!""Jangan main trik sama kami. Ingat baik-baik. Selain kami, masih ada orang-orang Keluarga Husin di sini!"Ketiga kultivator prajurit Keluarga Kusuma berbicara satu per satu dengan nada dingin dan ekspresi yang menakutkan.Sikap mereka terhadap Luna sekarang seperti menghadapi musuh bebuyutan. Di hadapan keuntungan yang besar, tidak ada lagi kepercayaan atau hubungan keluarga. Apalagi Luna hanyalah seorang menantu, bukan keturunan asli Keluarga Kusuma."Cepatlah, jangan buang waktu lagi!" timpal Farel dengan suara dingin. Tatapannya tajam menusuk ke arah Luna. Dia m

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1163

    "Ini ...." Ekspresi Yoga terlihat ragu dan mengernyitkan alis, lalu melihat ke arah yang lainnya. Sikapnya seolah-olah terlalu banyak yang ingin dikatakannya, tetapi tersangkut di tenggorokan. Ekspresi ini benar-benar pas sekali."Ayo katakan. Kenapa malah bengong?""Kalau kamu nggak segera bicara, kami akan langsung membunuhmu di sini.""Ada enam kultivator prajurit di sini, membunuhmu sangat mudah."Terdengar satu per satu teguran dari semua orang dengan ekspresi dingin dan menatap Yoga dengan penuh aura membunuh. Pada saat ini, Yoga menjadi sasaran semua orang."Ini ...." Ekspresi Yoga terlihat makin serius dan mengernyitkan alis, lalu melirik Farel dengan tak berdaya. Pada akhirnya, dia menggertakkan giginya dan terlihat sangat kebingungan."Apa yang sebenarnya kamu lakukan?" tanya semua orang yang tidak tahan lagi, seolah-olah ingin membunuh Yoga."Paman, kamu benar-benar ingin aku mengatakannya? Aku benar-benar nggak tahu harus mengatakan apa," kata Yoga dengan ekspresi muram."P

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1164

    "Apa?" tanya Farel yang ekspresinya berubah drastis dan tatapannya terlihat terkejut. Apakah orang-orang ini sudah gila sampai benar-benar percaya pada Yoga?"Berengsek, apa yang sebenarnya kamu lakukan? Cepat jelaskan semuanya!" teriak Farel pada Yoga dengan marah."Paman, apa kamu masih nggak percaya padaku? Apa aku harus mati untuk membuktikan ketulusanku?" kata Yoga sambil menghela napas dan ekspresi tidak berdaya."Nggak perlu berpura-pura di depanku. Semua ini pasti rencanamu, 'kan?" marah Farel."Terserah apa kata Paman saja," kata Yoga sambil mengangkat bahu dengan cuek dan ekspresi tenang. Kali ini ada begitu banyak orang yang bisa menjadi saksi dia tidak membunuh Farel, tetapi Farel memang dikepung dan dibunuh kultivator prajurit lainnya. Situasi ini benar-benar luar biasa."Farel, apa kamu mau menjelaskannya pada kami? Dia sebenarnya harta karun itu?" tanya salah seorang kultivator prajurit dengan nada dingin."Aku nggak tahu. Kalian semua sudah ditipu. Dasar sekelompok idio

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1165

    Ekspresi Yoga menjadi kaku karena merasa terkejut. Jika bukan karena itu, Farel tidak mungkin akan sehebat ini sampai lawannya ketakutan seperti ini."Apa dia selalu menyembunyikan kekuatannya ini?" tanya Winola dengan terkejut."Sialan! Jangan sampai kalah atau kita yang pasti akan menjadi target selanjutnya," kata Sutrisno dengan khawatir.Tepat pada saat itu, aura Farel makin kuat. Dia berteriak dengan keras, lalu kekuatan dahsyat menyembur keluar dari tubuhnya. Hanya tinggal sedikit lagi, dia sudah mencapai kultivator jenderal.Kelima kultivator prajurit lainnya terkejut dan gemetar saat melihat pemandangan itu. Terutama dua kultivator prajurit dari Keluarga Husin yang ekspresinya langsung berubah."Apa ... yang terjadi padamu?""Ini sepertinya aura seorang kultivator jenderal. Apa yang kamu lakukan?"Kedua kultivator prajurit dari Keluarga Husin bertanya dengan terkejut."Huh! Apa yang aku lakukan ada hubungannya dengan kalian? Kalian berdua ini pengkhianat Keluarga Husin, bersiap

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1166

    Saat melihat sisik hitam itu bereaksi, Yoga bertanya-tanya apakah benda di gunung itu benar-benar berhubungan dengan sisik hitam ini. Apakah ada sesuatu yang ditinggalkan dua senior ribuan tahu lalu yang terpicu sekarang? Namun, dia merasa hal itu tidak mungkin. Bagaimana mereka bisa memprediksi dia akan datang ke tempat ini?Saat menyadari sisik hitam di tangan Yoga, tubuh Winola langsung bergetar. Di benaknya, ingatan tentang kejadian yang penuh kegilaan di dalam ilusi saat itu kembali muncul. Perasaan dari kulit mereka yang bersentuhan dengan intim membuat wajah Winola langsung memerah. Apa yang sebenarnya sedang dipikirkan Yoga ini?Sutrisno segera bertanya dengan cemas, "Apa yang harus kita lakukan sekarang? Mau pergi atau nggak? Semua orang tua itu sudah pergi ke sana."Jika terlambat, Sutrisno khawatir mereka hanya bisa melihat harta itu diambil semuanya oleh orang-orang itu."Ayo pergi, tapi jangan sampai ketahuan," peringatan Yoga, lalu mereka pun menyusul orang-orang itu.Win

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1167

    Tiba-tiba terdapat sebuah celah di penghalang gunung yang ada di depan ketiganya. Pemandangan ini membuat Sutrisno dan Winola tercengang dan ekspresi mereka terlihat terkejut."Apa ini? Kenapa ini bisa menghancurkan penghalangnya?" tanya Sutrisno dengan mata yang membelalak dan ekspresi bingung."Apa ... semua ini memang sudah direncanakan seseorang?" tanya Winola yang juga terkejut dengan pelan. Dia tidak menyangka bayangan ilusi yang pernah dilihatnya saat itu benar-benar menjadi kenyataan, sisik hitam ini akhirnya berhasil membuka jalan agar mereka bisa masuk ke sini."Apa benar-benar ada itu di dalam sini?" tanya Winola sambil menatap Yoga dengan mata yang bersinar."Aku nggak tahu. Tapi, kalau semua ini memang direncanakan seseorang, aku merasa ini terlalu berlebihan," kata Yoga dengan tenang."Kenapa?" tanya Winola dengan bingung."Kalau mereka benar-benar berharap aku bisa mendapatkan harta karun nadi naga, kenapa nggak langsung meletakkannya di sebuah gua di kaki gunung saja?"

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1168

    Ekspresi Winola dan Sutrisno langsung menjadi muram karena ternyata mereka sudah ditipu. Apakah benda yang berada di dalam makam seperti ini juga bisa dipalsukan?"Ayo kita pergi. Kalau ini adalah sebuah istana bawah tanah, pasti ada sesuatu yang tersembunyi di sini. Kita cari di sekitar dulu," peringatan Yoga.Oleh karena itu, ketiganya melanjutkan perjalanan mereka sampai ke dalam sebuah aula besar. Jalan di dalam sini sangat rumit, tetapi sangat luas dan hanya terdengar suara gema langkah kaki mereka di mana-mana. Keheningan di tempat ini membuat mereka merasa cemas. Mereka tidak bisa menemukan apa pun, hanya jalan tak berujung dengan dinding batu hijau di kedua sisi.Pada saat yang bersamaan, Farel dan kultivator prajurit lainnya sudah tiba dan juga masuk melalui lubang yang sama. Saat melihat mutiara bercahaya yang menyilaukan di langit aula besar itu, mereka semua tercengang."Astaga. Ternyata ada mutiara bercahaya yang sebesar ini di dunia ini.""Kalau kita membawa ini pulang, e

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1169

    "Apa kita sudah memicu jebakannya?" kata salah seorang lagi dengan cemas dan ragu.Saat ini, semua orang cemas karena merasa ada sesuatu yang tidak beres.Namun, raksa yang mengalir di langit itu hanya berkumpul dan mengisi lengkungan karena mutiara bercahaya yang tercabut saja. Setelah itu, raksanya tidak mengalir lagi."Sepertinya nggak ada apa-apa lagi. Syukurlah," kata salah seorang sambil menghela napas lega."Ayo pergi," kata Farel sambil mengernyitkan alis dan berusaha menahan amarahnya. Semua ini karena sekelompok sampah ini, sehingga jebakannya terpicu. Jika seluruh istana ini dipenuhi dengan raksa, mereka akan mati. Namun, sekarang yang paling penting adalah segera mencari harta karun itu.Semua orang segera melanjutkan perjalanan dengan langkah yang terburu-buru. Namun, mereka mendengar ada suara langkah kaki lainnya di tempat itu. Seorang kultivator prajurit memiliki indra yang lebih tajam, sehingga mereka bisa mendengar lebih banyak suara di ruangan tertutup seperti ini."

Latest chapter

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1305

    Yoga merasa sangat puas. Setelah itu, dia berbalik dan meninggalkan tempat tersebut. Tak lama kemudian, dia menemui Sutrisno dan memintanya untuk mengatur penjemputan Ayu serta yang lainnya.Sebagai salah satu dari empat keluarga besar, Keluarga Salim seharusnya tidak kesulitan untuk menjemput orang dari dunia bela diri kuno. Apalagi, para penjaga gerbang yang sebelumnya menghalangi jalan telah dibunuh oleh Yoga. Kini, tak ada lagi yang berani menghalangi jalannya.Yang lebih penting adalah pertempuran hari ini telah mengguncang seluruh dunia kultivator kuno. Nama Yoga langsung menyebar luas. Semua orang tak henti-hentinya membicarakan betapa kuatnya dia.Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma benar-benar tercengang saat mendengar hasil pertempuran. Entah bagaimana memikirkannya, tidak ada yang menyangka bahwa Yoga mampu menekan empat kultivator raja sekaligus seorang diri.Dalam sekejap, banyak orang gelisah dan ketakutan. Mereka mulai berpikir, apakah mereka pernah menyinggung Yoga sebel

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1304

    "Dia ... berhasil menahannya?" Leluhur dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin luar biasa terkejut. Jantung mereka berdebar kencang, bahkan sulit untuk menyembunyikan rasa gugup.Mereka sama-sama berada di tingkat kultivator raja, tetapi kenapa pemuda ini bisa sekuat itu? Ini sungguh di luar nalar"Barang bagus." Tepat pada saat itu, Yoga mengerahkan energi sejatinya dan menyelimuti dua harta pusaka yang sebelumnya digunakan lawan.Pada saat yang sama, petir dari langit tiba-tiba menyambar turun. Dalam sekejap, sambaran petir itu langsung memutuskan hubungan antara dua harta pusaka itu dengan pemiliknya."Pfft!" Dua kultivator raja itu muntah darah di tempat. Energi mereka terguncang hebat. Mereka bahkan nyaris kehilangan keseimbangan. Serangan balik dari harta pusaka itu menghantam mereka keras. Sungguh mengerikan."Mana mungkin begini? Bahkan, Jam Penciptaan pun nggak bisa menghadapinya? Dia ini ... sebenarnya berada di tingkat apa?""Seorang kultivator raja sekuat ini? Ini nggak mas

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1303

    "Matilah!" Empat kultivator raja mengerahkan senjata ajaib mereka dan langsung melancarkan serangan.Dalam sekejap, langit seakan-akan runtuh. Bumi bergetar dan suasana menjadi mengerikan. Udara di sekitar dipenuhi dengan tekanan yang menyesakkan.Meskipun orang-orang di sekitar berdiri cukup jauh, mereka tetap bisa merasakan perubahan ini dengan jelas. Tatapan mereka penuh keterkejutan. Mereka hanya bisa terpaku menyaksikan pertempuran yang belum pernah mereka lihat seumur hidup."Meskipun Yoga berbakat luar biasa, dia pasti nggak punya harapan untuk bertahan hidup kali ini!" Begitulah yang ada di benak semua orang. Mereka hanya bisa menghela napas dalam hati.Hanya saja pada saat ini, terdengar suara keras. Tiba-tiba, kilatan petir muncul dan menyelimuti tubuh Yoga. Cahaya petir itu berkilauan luar biasa dan terlihat seperti zirah yang menyala dengan sinar terang."Ini ... apa sebenarnya yang terjadi?""Petir bisa digunakan seperti ini? Mustahil!""Apa yang dia latih? Kenapa kekuatan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1302

    "Ternyata kamu seorang kultivator raja juga?" tanya keempat kultivator raja itu dengan ekspresi yang berubah dan tatapan yang aneh. Dengan kekuatan yang begitu luar biasa, Yoga sudah bisa berjalan dengan bebas di dunia kultivator kuno. Apalagi orang ini memiliki hubungan darah dengan mereka, ini adalah sebuah kesempatan yang langka bagi keluarga mereka."Bukankah kalian ingin membunuhku? Ayo maju," teriak Yoga dengan petir yang menyambar-nyambar dan aura yang kuat memenuhi ruangan itu."Yoga, kamu adalah keturunan dai Keluarga Kusuma. Kalau sekarang kamu berlutut untuk minta maaf dan menyerah, aku akan menerimamu kembali ke Keluarga Kusuma," kata salah satu kultivator raja Keluarga Kusuma dengan dingin."Ibumu adalah anggota Keluarga Husin. Asalkan kamu bersedia mengabdi pada Keluarga Husin, aku akan menerimamu dan ibumu kembali ke Keluarga Husin," teriak salah satu kultivator raja Keluarga Husin dengan lantang.Saat ini, kedua keluarga itu sudah bisa melihat kekuatan Yoga, mereka tent

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1301

    Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1300

    "Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1299

    "Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1298

    Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1297

    Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status