Wenny tidak tahu rencana Yoga, sehingga dia pun tidak banyak berkomentar."Kenapa kamu tahu aku sedang dalam bahaya? Apa ini namanya kontak batin?" Hilda langsung mendekati Yoga dan berusaha menggodanya."Intelku yang mendapatkan infomasinya. Alasannya datang ke sini pasti karena ada banyak tanaman obat." Yoga mendorong Hilda untuk menjauh, lalu berbalik dan pergi.Hilda menghalanginya, "Kamu nggak boleh pergi. Terakhir kalinya kamu sudah janji mau ke hotel bersamaku, tapi malah ingkar janji. Apa pun yang terjadi, kali ini kamu harus menebusnya!""Apa?" Yoga menolak, "Nggak bisa, aku belum mandi!"Hilda membalas, "Ini adalah kesempatan yang sangat bagus. Kami bisa melayanimu berduaan!"'Astaga!' umpat Yoga dalam hati.Wajah Wenny langsung merah merona dan tatapannya menjadi sangat panik. Yoga menatap mereka dengan curiga. Dalam hatinya berpikir, 'Mana mungkin ada hal sebaik ini? Tidak, aku nggak boleh begitu murahan!'Yoga membalas, "Kalau begitu, tetap saja aku harus mandi dulu.""Apa
"Cepat cari keberadaan makam besi hitam!" perintah Rafi. Semua ahli Keluarga Kusuma mulai bergerak menjalankan perintahnya.Seekor trenggiling berwarna emas dengan keempat kakinya terikat rantai, perlahan-lahan bergerak maju sambil mengendus udara di sekitarnya. Namun gerakannya sangat lambat, seperti ragu-ragu.Plak!Seorang murid Keluarga Kusuma tiba-tiba mencambuknya dengan keras, sehingga membuat kulit trenggiling itu robek dan berdarah."Lebih cepat lagi!"Trenggiling itu gemetar kesakitan, lalu mempercepat pencariannya. Rafi duduk tenang di sebuah kursi, menunggu dengan santai.Sekitar 1.000 meter dari lokasi tersebut, Yoga berdiri di puncak sebuah pohon, sambil memperhatikan kejadian di depannya dengan tenang.'Bagus, kali ini akan kubasmi mereka semua!' batinnya.Sudut bibir Yoga sedikit terangkat. Dia mengeluarkan seekor serangga beracun dan menusukkan jarum ke dalamnya. Dalam waktu kurang dari tiga menit, sebuah bayangan memelesat dan mendarat di hadapan Yoga. Wajahnya menunj
Syut! Syut! Syut!Sosok demi sosok bermunculan. Prajna membawa ratusan orang menyerbu secara bersamaan. Semua orang ini tampak buruk rupa, hampir tidak menyerupai manusia. Mereka berdiri di kedua sisi Yoga sambil memelototi anggota Keluarga Kusuma dengan ekspresi bengis."Itu manusia hantu!" seru anggota Keluarga Kusuma dengan kaget."Apa?!" Rafi juga tercengang. Melihat orang-orang berpenampilan aneh ini, dia juga merasa gugup.Yoga bertanya, "Kenapa dia manggil kalian manusia hantu?"Prajna tertawa getir dan akhirnya menjelaskan kepada Yoga. Dalam dunia kultivator kuno, ada banyak sekali kultivator lepas yang tidak bergantung pada suatu kekuasaan. Mereka hanya berlatih secara mandiri.Namun, karena keterbatasan sumber daya, kultivator lepas ini selalu diburu oleh orang lain. Demi mencari tempat yang aman, mereka terpaksa pergi ke sekitar wilayah terlarang. Di sana, selain harus menghindari binatang buas, yang paling berbahaya adalah aura misterius dari wilayah terlarang itu.Aura ini
Dampak dari tinju ini membuat semua orang yang berada di lokasi sontak tercengang. Bahkan, ada banyak sekali orang yang terhempas karena imbas dari serangan ini.Semua orang tahu bahwa Rafi adalah kultivator prajurit tingkat jumantara. Para manusia hantu tidak ingin mengonfrontasinya langsung. Sebab, sudah bisa dipastikan mereka akan kalah. Jika bukan karena tergoda oleh makam besi hitam dan jaminan dari Prajna, mereka juga tidak mungkin akan ikut bergabung."Gimana hasilnya?" Prajna menjulurkan lehernya untuk memantau situasi.Para manusia hantu lainnya juga ikut merasa cemas. Jika Rafi berhasil membunuh pemuda itu dalam hitungan detik, mereka juga berniat untuk langsung kabur. Mereka masih bisa melawan anggota Keluarga Kusuma ini, tapi kalau menghadapi Rafi?Sudah pasti tidak ada peluang untuk menang.Saat debu menghilang, muncul dua buah sosok di hadapan semua orang. Yoga berdiri dengan penuh wibawa di tempatnya dengan ekspresi tenang. Sementara itu, terlihat jejak darah di sudut b
Muncul retakan-retakan yang menyerupai jaring laba-laba di permukaan tanah selebar jurang. Di tanah, banyak sekali orang yang terbaring dan menderita akibat suara benturan yang memekakkan telinga itu.Rafi merasa yakin bahwa pedangnya telah berhasil membunuh Yoga, sehingga sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman puas. Dia bahkan tidak repot-repot mengangkat kepalanya untuk memastikan."Bocah tengik, kamu sama sekali nggak ngerti kekuatan Pedang Nawala ini! Konon, pedang ini bisa membunuh semua kultivator prajurit. Kamu terlalu meremehkannya! Anakku, akhirnya aku sudah balaskan dendammu!"Rafi tertawa dengan bangga dan perasaan puas. Namun tiba-tiba, pedang di tangannya kembali bergerak. Rafi merasa kaget dan mendongak. Ternyata Yoga sedang berdiri menatapnya dengan tenang."Cuma begini?" Yoga melirik ke pundaknya dan melihat Pedang Nawala yang mendarat di sana. Selain pakaiannya yang koyak, pedang itu tidak menimbulkan luka sama sekali pada tubuhnya.Rafi membelalakkan matanya deng
"Rafi kalah? Gila! Sehebat itu?""Haha! Bunuh dia, hari ini benar-benar menakjubkan!""Semua orang Keluarga Kusuma ini juga, ayo kita bunuh! Bunuh! Bunuh!"Para manusia hantu menjadi semakin antusias dan semangat tempur mereka semakin membara. Seolah-olah dipenuhi dengan energi yang tak terbatas, mereka dengan ganas ke arah para murid Keluarga Kusuma dengan ganas.Murid-murid Keluarga Kusuma dihajar habis-habisan hingga mengalami kekalahan. Melihat Rafi tidak berdaya di hadapan Yoga, semua murid itu pun merasa putus asa. Siapa yang bisa membayangkan bahwa seorang ahli kultivator tingkat jumantara tidak berdaya untuk melawan?Pada saat ini, Yoga berjalan dengan perlahan ke arah Rafi."Ka ... kamu mau ngapain? Aku ini Rafi! Kamu berani bunuh aku?" tanya Rafi, "Kalau aku mati, kamu harus menanggung amarah dari Keluarga Kusuma!""Rafi sialan, kalau begitu sebaiknya kamu lebih cepat mati saja! Malah sesuai keinginanku!" teriak Yoga dengan angkuh sambil menatapnya dengan marah. Dia akan memb
Begitu sosok itu berbalik, wajahnya terlihat sama persis dengan Yoga."Lagi-lagi kamu!" seru Yoga dengan kaget. Ternyata "Yoga" yang satunya lagi!"Dia ... masih belum boleh mati sekarang," jelas Yogi."Nggak bisa. Aku punya dendam besar dengannya. Dia harus mati!" Yoga tidak mau menerima nasihat dari pria itu. Dia bahkan berencana untuk merebut Rafi.Yogi berkata, "Kalau dia mati sekarang, seperti yang dikatakannya, Keluarga Kusuma akan merusak peraturan dan memicu perang berdarah. Tiba saatnya nanti, wanita-wanitamu itu juga akan dalam bahaya."Yoga mengerutkan alisnya. Dalam hatinya bertanya-tanya, apakah hal yang dikatakan Rafi tadi benar-benar akan terjadi?Setelah berpikir sejenak, dia bertanya, "Lalu apa yang mau kamu lakukan?"Yogi berkata, "Serahkan orangnya padaku, aku akan berikan nyawanya padamu."Yoga: "Dia juga bunuh ayahmu?"Yogi terdiam, lalu menarik napas dan menjelaskan, "Aku cuma bisa bilang, aku punya dendam dengannya. Biarkan aku memanfaatkannya beberapa saat, sete
Setelah mendapat lokasi Farel, Yoga membawa sekelompok manusia hantu itu bergegas ke sana. Dalam perjalanan, Yoga kembali berpesan, "Bunuh anggota Keluarga Husin sebanyak mungkin. Jangan sampai ada yang tersisa.""Ingat, geledah semua barang bawaan mereka. Kalau ada harta, langsung ambil saja semuanya! Biar aku yang hadapi Farel, jangan ada yang ikut campur. Dia masih nggak boleh mati sekarang. Tapi, kalau ada di antara kalian yang mau tanggung konsekuensinya, aku juga nggak akan menghalangi kalian!"Pada saat bersamaan, Farel terus-menerus bersin tanpa henti. Hidungnya telah digosoknya berulang kali hingga memerah."Belum ada hasil?" tanya Farel dengan lantang sambil mengernyit."Sepertinya nggak ada makam besi hitam di sini dan naga itu juga sepertinya nggak pernah singgah," lapor salah seorang bawahan Keluarga Husin."Dasar pecundang! Cepat teruskan pencarian!" desak Farel.Para murid Keluarga Husin segera bersiap-siap untuk berganti lokasi. Namun tiba-tiba, muncul banyak sekali sos