Share

Bab 35

Penulis: Danira Widia
Di tengah perjalanan, Yoshua ditelepon orang rumah. Katanya, reumatik ibunya kambuh. Di hari hujan seperti ini, rasanya sangat sakit kalau reumatik kambuh, sampai tidak bisa tidur.

Setelah suami Tracy meninggal, Tracy terus berdoa di kuil. Karena terus berlutut, dia jadi terkena reumatik.

Janice menunjuk ke depan dan berkata, "Kak, turunkan aku saja. Aku bisa naik MRT pulang kok. Tapi, aku harus pinjam jaketmu."

"Janice ...." Yoshua merasa bersalah.

"Kak, aku sudah 20-an tahun. Tenang saja. Bu Tracy pasti kesakitan sekarang. Sebaiknya cepat pulang dan temani dia," ucap Janice.

"Oke." Setelah menghentikan mobil, Yoshua melepas jaketnya untuk Janice dan berpesan padanya untuk hati-hati.

Janice mengiakan dan pergi. Setelah mobil Yoshua pergi, Janice langsung naik MRT. Sesampainya di stasiun selanjutnya, dia membuka payung dan berjalan kaki ke kampusnya.

Sebelum tiba di kampus, tiba-tiba terlihat lampu yang sangat terang di depan sana. Dia menyipitkan mata untuk melihat, mengira dirinya sa
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Irma Indriani
ada ya laki" cabul gk tau diri kaya jason
goodnovel comment avatar
Irma Indriani
rendahan gk tau mau x to si jason...muak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 36

    Janice pun menyentuhnya lagi. Memang basah, bahkan keluar air saat diremas. Dia baru memakai baju ini. Kenapa bisa begitu basah?Janice menoleh menatap Jason. Pakaian di sisi kirinya juga terlihat basah. Sebenarnya apa yang dia lakukan?Di perjalanan, Jason menyuruh sopir menyalakan penghangat. Janice yang kedinginan pun merasa lebih baik. Bokongnya juga terasa hangat sekarang.Janice menunduk dan tidak memahami tujuan Jason melakukan semua ini. Pada akhirnya, Jason membawanya ke apartemen sebelumnya."Mandi sana," ujar Jason sambil mengambilkan sandal wanita untuk Janice. Begitu meliriknya, Janice langsung teringat pada barang-barang Jason di apartemen Vania. Ini mungkin sandal Vania."Aku nggak mau pakai sandal itu." Janice berjalan masuk dengan kaki ayam. Karena lantai dingin, dia berjinjit saat berjalan.Jason hanya mengangkat alis dan tidak mengatakan apa pun lagi. Janice langsung masuk ke kamar mandi. Dia tiba-tiba bersin dua kali.Ketika teringat dirinya harus mengikuti lomba, J

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 37

    Janice termangu. Wajahnya memerah. Dia tidak tahu bahwa celah pintu yang sempit ini telah memperlihatkan sosoknya yang terpantul di cermin.Rambut panjang tergerai di punggung putihnya, samar-samar menunjukkan lengan dan payudaranya. Seiring gerakan tubuhnya, payudaranya pun seperti kehilangan kendali.Jason mengepalkan tangan untuk menahan gairahnya yang bergolak. Karena tidak bisa menang dari Jason, Janice akhirnya menutup pintu.Jason kembali ke sofa dan minum teh. Aroma teh memenuhi seluruh ruangan, membuat hatinya kembali tenang.Tidak berselang lama, Janice menghampiri. Terlihat Jason tidak sengaja menumpahkan teh sedikit setelah meliriknya sekilas. Apa mungkin karena teh terlalu panas?Namun, Jason segera terlihat tenang kembali. Dia berkata dengan nada datar, "Minum teh."Jason meletakkan cangkir tehnya, lalu pergi mandi tanpa mengatakan apa pun lagi. Sementara itu, Janice mengambil cangkir teh dan menyesap. Saat berikutnya, dia malah menyemburkan tehnya.Janice terbengong mena

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 38

    Usai berbicara, Janice langsung menuju ke kamar tamu. Sementara itu, Jason lanjut merokok dan menuangkan teh untuk diri sendiri. Setelah meneguknya, alisnya berkerut. Dia mengambil kaleng di samping, tampak merenungkan sesuatu.....Tengah malam, Janice tidak sengaja tersedak dan terbangun. Tenggorokannya terasa gatal. Ketika bangkit, kepalanya terasa pusing. Dia terpaksa memegang dinding sambil keluar untuk mencari air.Janice berjalan dengan sangat pelan. Setelah minum, kepalanya malah terasa makin pusing. Janice mencoba berjalan lagi. Alhasil, kakinya melemas. Untungnya, sebelum terjatuh, seseorang tiba-tiba menggendongnya."Kenapa lemah sekali?" Terdengar suara familier. Janice seketika teringat pada berbagai hal di masa lampau. Tubuhnya mulai bergetar."Jangan sentuh aku. Aku sudah salah, maaf .... Jangan sentuh aku ...," gumam Janice sambil meraih kerah baju Jason.Jason bisa merasakan Janice menggenggam kerah bajunya dengan sangat erat. Ini seperti saat Janice kehilangan kendali

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 39

    Janice bercucuran keringat dingin. Tiba-tiba, dia berujar dengan terbata-bata, "Ta ... tanganku ...."Jason sontak berhenti. Napasnya terengah-engah. Dia bangkit dan meraih tangan Janice. Kemudian, Janice langsung berbalik dan membungkus tubuhnya dengan selimut.Ternyata wanita ini mencari celah untuk menghindar. Jason tidak marah. Dia berbaring di samping Janice, lalu memeluknya sekaligus dengan selimut. Jason memegang kepala Janice, lalu berbisik, "Kamu kira bisa terus menghindar?"Janice ingin mendorong Jason, tetapi tubuhnya terlalu lemas. Tenaga terakhirnya sudah habis untuk melawan Jason. Saat ini, dia merasa suara Jason makin jauh, lalu dia jatuh dalam kegelapan.Larut malam, suhu tubuh Janice naik lagi, padahal sempat mereda sesaat. Kepalanya makin pusing. Kesadarannya melemah. Jika Jason melakukan sesuatu padanya, dia tidak akan bisa melawan.Namun, Jason tidak melakukan apa-apa. Sepanjang malam, Jason terus menaruh tangannya di dahi Janice untuk memastikan suhu tubuhnya.Jani

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 40

    "Jason? Jason?" Di luar sana, suara Vania makin dekat.Sekujur tubuh Janice menegang. Keringat terus bercucuran. Dia sangat panik memikirkan Vania akan memergoki mereka seperti ini.Vania adalah wanita yang sangat licik dan pintar bersandiwara. Janice yakin Vania tidak mungkin melepaskannya begitu saja. Sementara itu, Jason selalu membela Vania. Dia tidak bisa menang dari mereka!Janice menahan lengan Jason yang menjamah tubuhnya, lalu memohon, "Jangan begini. Yang kamu cintai adalah Vania."Janice sedang memperingatkan Jason, berharap bisa membuat pria ini sadar. Siapa sangka, Jason bukan hanya tidak berhenti, tetapi memasukkan tangannya ke pakaian Janice. Sentuhannya sontak membuat Janice merinding.Jason mendekati wajah Janice, lalu berbisik, "Panggilanmu itu terdengar sangat menggoda."Janice merasa sangat malu. Di situasi terdesak ini, dia akhirnya menendang pintu. Suara benturan bergema di seluruh ruangan.Vania pun berdiri di depan pintu. Dia mengetuk pintu dan bertanya, "Jason,

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 41

    Janice menggigit bibirnya. Sebelum ciuman Jason mendarat, dia sontak berjinjit dan menggigit bekas gigitan itu.Jason sama sekali tidak merasa sakit. Dia hanya berdecak kesal karena terganggu. Meskipun lukanya berdarah lagi, Jason sama sekali tidak keberatan. Namun, saat berikutnya, Janice tidak menggigit lagi, melainkan mengisap darahnya.Mata Jason sontak terbelalak. Rupanya begitu. Janice melepaskan leher Jason, lalu berucap dengan marah, "Sebaiknya kamu pikirkan cara untuk menjelaskan kepada Vania."Jason menatap dirinya di depan cermin. Ketika melihat bekas gigitan itu, dia mengangkat alis dan bertanya, "Kamu manusia atau anjing?"Janice memalingkan wajahnya. Wajahnya tampak agak basah. Tatapannya dipenuhi tekad. Jason yang melihatnya merasa sangat tergoda. Dia menyeka lehernya, lalu memperingatkan dengan suara rendah, "Jauhi Yoshua."Janice tidak berbicara. Jason mengelus dada Janice dan hampir tidak bisa mengendalikan diri."Ya, aku sudah tahu." Janice memang tidak ingin melibat

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   #Bab 42

    Vania tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Jason, lehermu kenapa?"Begitu mendengarnya, Janice langsung bersemangat. Dia ingin melihat bagaimana Jason akan menghadapi pertanyaan wanita yang dicintainya itu.Janice diam-diam memandang ke depan, lalu melihat sepasang mata yang suram. Seketika, dia merasa terancam.Jason menatap Vania, lalu mengusap lehernya dengan santai sambil menyahut, "Nggak sengaja kebentur."Punggung Janice sontak terasa dingin. Pintu akhirnya ditutup. Dia bersandar dengan napas tak beraturan.Di luar kamar mandi, Vania tampak terkejut. Ini pertama kalinya Jason tidak menjawab pertanyaannya dengan serius."Ada masalah?" tanya Jason sambil menunduk. Rambutnya yang berantakan mengenai dahinya, membuatnya terlihat agak nakal."Nggak ada." Vania tersenyum patuh, lalu berbalik dan keluar.Suara langkah kaki yang tergesa-gesa menunjukkan betapa gusarnya dia. Dia yakin suara yang didengarnya tadi bukan ditimbulkan oleh Jason. Ada seseorang di dalam kamar mandi dan Jaso

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 43

    Janice kembali ke kampus. Dia menerima pesan dari Hamdan yang menyuruhnya untuk mengumpul draf desain. Janice pun segera menuju ke ruang kantor.Selain peserta dari tingkatan lain, ternyata ada Vania juga di sini. Sebenarnya setiap tingkatan hanya boleh diwakili satu kontestan. Namun, tingkatan mereka yang sudah hampir lulus ini justru mendapat dua kuota. Ini karena Jason punya kuasa besar.Janice maju. Sebelum dia berbicara, Hamdan sudah menegur, "Janice, cuma kamu yang belum kumpul drafnya. Jangan membuatku repot. Asal kamu tahu, Vania orang pertama yang kumpul.Vania tersenyum rendah hati mendengarnya. Janice tahu kelicikan Vania. Jika mereka berdebat, Vania akan mulai bersandiwara. Dia tidak ingin orang-orang melihat drama Vania.Janice berujar dengan tenang, "Maaf. Pak. Aku akan menunjukkannya sekarang."Janice membuka tasnya, lalu mengeluarkan buku gambarnya. Begitu dibuka, isinya kosong! Draf yang diselipnya di dalam hilang!Ketika Janice termangu, Vania sontak merebut buku gamb

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 536

    "Jason? Jason?" Rachel menarik lengan pria di sampingnya.Jason kembali sadar, ekspresinya tetap datar. "Ada apa?"Ekspresi Rachel sedikit kaku, lalu dia tersenyum. "Ayo pulang.""Kamu dan Bu Elaine pulang dulu. Aku harus ke kantor." Jason menarik tangannya sambil melirik Elaine dengan dingin.Seketika, Elaine merasa punggungnya menegang. Awalnya, dia ingin membujuk Rachel untuk ikut dengan Jason. Namun, di bawah tatapan Jason, dia hanya bisa berpura-pura tenang dan tersenyum."Rachel, aku akan menemanimu pulang. Jangan ganggu Jason bekerja.""Baiklah." Rachel mengangguk dan naik mobil bersama Elaine.Setelah mereka pergi, Norman menghentikan mobil di depan Jason dan membukakan pintu untuknya.Jason merapikan jasnya. Sebelum naik ke mobil, Jason berkata dengan suara rendah, "Kamu ikuti Janice."Norman bingung. "Dia sudah nggak punya apa-apa. Seharusnya dia nggak berani bertindak sembarangan.""Kamu nggak memahami dia.""Baik."....Dalam perjalanan ke rumah Keluarga Karim, Rachel menat

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 535

    "Menurutmu?" Jason menangkap tangan Janice dan menatapnya dengan dalam. "Jangan sentuh sembarangan.""Takut apa? Lagian nggak ada yang lihat," ucap Janice sambil menjinjitkan kakinya.Hampir pada saat bersamaan, Jason meraih dagunya dan menariknya lebih dekat. "Janice, aktingmu akhirnya ada kemajuan. Tapi, apa kamu pikir aku benar-benar peduli apakah ada orang lain yang melihatnya?"Usai bicara, Jason langsung menciumnya. Janice terkejut, lalu berkata, "Bu Rachel."Jason langsung berhenti dan melepaskannya.Janice merasa menyedihkan, sekaligus menggelikan. Kemudian, dia menepuk kerahnya sambil berkata, "Pak Jason, ada rambut yang nempel."Sambil menatap Jason, dia melanjutkan sambil tertawa, "Pak Jason, kalau kamu tidak bisa kasih apa pun, lebih baik jangan ikut campur urusan orang lain. Karena kalau seseorang sudah terdesak, mereka bisa melakukan apa saja."Saat Jason tertegun sesaat, Janice segera mendorongnya dan melangkah keluar dari tangga darurat.Begitu dia sampai di depan ruang

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 534

    Janice tahu dia tidak akan bisa melawan kekuatan Jason. Selain itu, koridor di luar toilet bisa dilewati orang kapan saja. Dia tidak ingin menarik perhatian siapa pun.Jadi, dia menarik napas dalam-dalam, lalu mengangguk dengan tenang. "Baik, aku ikut denganmu." Pria itu menariknya ke dalam tangga darurat.Angin dingin bertiup kencang dari jendela yang terbuka, membuat Janice bergetar tanpa sadar.Tanpa banyak bicara, Jason menutup jendela, lalu bersandar di ambang jendela. Dia merogoh saku jasnya dan mengeluarkan sebungkus rokok.Janice sudah tahu kebiasaannya. Setiap kali ingin merokok, dia pasti seperti ini. Jadi, dia tidak berpikir berlebihan karena mengira Jason melakukannya karena khawatir dirinya kedinginan.Namun, detik berikutnya, Jason tidak menyalakan rokok. Dia hanya memutar-mutar batang rokok di tangannya, lalu mengangkat pandangannya dengan perlahan. Sepasang matanya yang gelap dan tajam menatap Janice."Aku sudah peringatkan kamu untuk jangan ikut campur dalam masalah in

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 533

    Penny meraih tasnya yang tergeletak di sofa, lalu berbalik menuju toilet. Janice menampilkan ekspresi bersalah dan menerima handuk yang diberikan oleh pegawai butik.Dia lalu menoleh ke arah Thiago dengan tulus dan berkata, "Pak Thiago, aku pergi lihat keadaan Bu Penny dulu. Kalian lanjutkan saja pembicaraan kalian."Thiago mengangguk dingin, tampak sama sekali tidak peduli dengan ibunya. Sementara itu, Janice berjalan menuju toilet.....Begitu melihat Janice masuk, Penny langsung menurunkan rok yang tadinya hendak dia angkat."Ngapain kamu ke sini? Dasar nggak berguna! Lihat saja gimana nanti setelah kamu nikah!"Janice memegang handuk, lalu berkata pelan, "Bu Penny, maafkan aku. Mungkin lebih baik Bu Penny masuk ke bilik untuk membersihkan diri?"Bagian yang terkena tumpahan teh cukup canggung. Jika tidak segera dikeringkan, pakaian dalamnya mungkin akan basah seluruhnya. Tadi Penny jelas sekali tidak ingin memperlihatkan tubuhnya. Jadi, tentu saja masuk ke bilik toilet adalah pilih

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 532

    Rachel berpegangan pada tangan pegawai butik dan melangkah dengan hati-hati ke depan. Pada saat itu, Janice terpaku. Berbagai kata muncul dalam pikirannya, tetapi akhirnya hanya satu kata yang tersisa .... Anggun.Mengingat Rachel menggunakan kaki palsu, dia tidak bisa memakai gaun yang terlalu berat atau rumit. Jadi, desainer telah merancang gaun ini khusus untuknya.Bagian atasnya adalah korset berbahan renda dengan tulang, dihiasi dengan tumpukan kelopak tipis dari kain transparan, sehingga memberikan kesan ringan tetapi tetap kokoh.Bagian roknya terbuat dari tulle berlapis-lapis. Bagian bawahnya terdapat belahan kecil sehingga tidak mengganggu pergerakannya.Auranya yang lembut dipadukan dengan senyum bahagia Rachel, dia terlihat seolah memang pantas mendapatkan yang terbaik di dunia ini.Rachel mengenakan sepatu hak tinggi dan berjalan mendekat dengan hati-hati. Dia bahkan tersenyum cerah kepada Janice, seakan bertanya apakah gaunnya terlihat bagus atau tidak.Bagus.Sangat bagus

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 531

    Mendengar Rachel pernah menyebut namanya, Thiago langsung melepas genggamannya dan menjabat tangan Landon dengan kedua tangan. "Pak Landon, senang bertemu dengan Anda."Akhirnya, Janice terbebas dari cengkeraman Thiago. Dia melirik Landon dengan penuh rasa terima kasih. Landon tetap tenang dan tidak menunjukkan ekspresi apa pun."Ayo masuk. Tubuh Rachel lemah, jangan terlalu lama di luar kena angin."Thiago segera mengangguk. "Maaf, aku nggak memikirkan itu. Silakan masuk duluan."Mendengar ucapannya, semua orang langsung menyingkir dan memberi jalan bagi Jason dan Landon untuk masuk lebih dulu.Begitu semua orang berjalan ke dalam, Janice mengangkat lengan bajunya. Di bawah kulitnya yang pucat, terlihat jelas bekas memar berbentuk jari.Thiago terlalu menakutkan.Janice menggigit bibirnya sambil menahan rasa sakit, lalu mengikuti yang lainnya masuk.Begitu masuk ke butik, Janice menyadari bahwa Penny masih memakai kacamata hitamnya."Bu Penny nggak mau lepas kacamata?"Reaksi Penny sa

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 530

    Di studio.Hari pertama kembali bekerja, Amanda membagikan angpau kepada semua orang sebelum memulai rapat. Setelah itu, dia menjelaskan pekerjaan yang akan dikerjakan dalam satu bulan ke depan.Setelah kembali ke mejanya, Janice segera mengirim pesan kepada Ivy untuk mengingatkannya agar jangan lupa sarapan. Tidak lama kemudian, Ivy membalas pesannya.[ Hari ini aku dapat dokter wanita baru, dia baik sekali. Setelah mengobrol sama dia, rasanya aku nggak terlalu tertekan lagi. ][ Kamu jangan khawatir. Tapi sepertinya pamanmu sudah hampir tahu semuanya. Dia mulai curiga kenapa aku belum pulang dan bilang akan menjemputku langsung ke perbukitan. ]Janice mengetik balasan singkat.[ Sebentar lagi. ]Setelah mengirim pesan, Janice mengernyit sedikit. Bukankah teman Arya yang ditugaskan seharusnya seorang pria? Kenapa sekarang malah dokter wanita?Namun, selama Ivy baik-baik saja, itu sudah cukup. Dia berpikir untuk mentraktir Arya makan nanti sebagai ucapan terima kasih.Baru saja dia mel

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 529

    Jason menatap dingin ke dalam mobil tersebut. Dalam 90 detik waktu lampu merah, Janice mengatakan banyak hal kepada Landon. Terakhir kali Janice berbicara begitu banyak dengannya adalah saat dia menipu Jason di vila.Begitu lampu hijau menyala, mobil Janice berbelok dan menghilang dari pandangan. Jason mengerutkan kening, lalu mengangkat tangan untuk memijat pelipisnya.Melihat hal itu, Norman bertanya dengan khawatir, "Pak, Anda mau saya menepi untuk ambil obat?"Sejak kebakaran di vila, Jason sering mengalami sakit kepala, tetapi pemeriksaan medis tidak menemukan masalah apa pun. Arya pernah mengatakan bahwa itu bukan sakit fisik, melainkan tekanan batin yang terlalu besar.Jason terdiam sambil menatap ke luar jendela dan memainkan cincin nikahnya. Dulu, dia sering memutar cincin itu untuk mengingat tanggung jawabnya. Namun entah sejak kapan, dia justru sering terdiam sambil menyentuh cincin itu.Sesampainya di Keluarga Karim.Para pelayan sibuk memindahkan koper dan barang-barang. S

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 528

    Setelah keluar dari klub, Janice pergi ke rumah sakit swasta. Baru saja masuk ke kamar perawatan, dia melihat Ivy melempar ponselnya ke dinding.Seiring dengan suara gebrakan, layar ponselnya hancur berkeping-keping.Ivy memegangi kepalanya sambil meringkuk di ranjang. Begitu mendengar ada suara, dia langsung mendongak dan menampakkan kedua matanya yang memerah. Jelas sekali, baru saja dia berpura-pura baik-baik saja saat melakukan panggilan video dengan Zachary, tetapi kemudian langsung diancam seseorang.Saat melihat Janice, air matanya langsung berderai dan merusak riasannya hingga berantakan. Hanya dalam tiga atau empat hari, Ivy telah menjadi begitu kurus dan lemah. Pipinya juga mulai cekung.Inikah yang disebut Jason dengan "Ibumu sudah nggak apa-apa"?Janice bergegas menghampirinya, lalu memeluknya erat. "Ibu, jangan takut. Aku nggak akan membiarkan semua ini sia-sia."Ivy hanya bisa mengeluarkan suara lirih dan tubuhnya gemetar dalam pelukan Janice. Butuh waktu hingga tengah ma

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status