Share

Bab 228

Penulis: Danira Widia
Saat Janice hendak berbalik, dia mendengar suara yang tidak asing.

"Paman, lama nggak berjumpa. Aku senang sekali melihatmu baik-baik saja."

Yoshua.

Suara itu begitu lembut, seolah-olah sudah melekat pada dirinya dan membuat semua ucapannya terasa penuh kasih sayang. Bahkan ketika dia menyisipkan nada provokasi terhadap Jason, ucapannya tetap terdengar menenangkan.

Janice perlahan mengangkat pandangannya dan bertemu dengan tatapan Yoshua yang kini berdiri di hadapannya. Senyum yang sama seperti dulu menghiasi wajahnya saat dia memanggil pelan, "Janice."

Namun bagi Janice, suara itu bagaikan bisikan ular berbisa yang mendekat tanpa suara, lalu menyemburkan racunnya.

"Kak," sapanya dengan nada dingin.

Dari Ivy, Janice mendengar bahwa Tracy membawa Yoshua kembali ke Keluarga Hariwan dengan alasan merawat orang tuanya. Kini, Yoshua adalah otak di balik kebangkitan Keluarga Hariwan dan jarang terlihat di Keluarga Karim.

Hal itu membuat Anwar begitu kesal hingga akhir-akhir ini tidak ada seo
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 229

    Janice menatap Jason dengan terkejut. Bagaimana Jason bisa tahu kalau dia ingin minum sup ikan? Jason menoleh sedikit dan berkata dengan nada datar, "Minumlah.""Mm."Janice mengangguk dan mulai meminum sup ikannya.Melihat itu, ekspresi Jason tampak rumit dan tangannya menggenggam sendok dengan erat.Tracy menyeka sudut bibirnya dengan serbet makan dan tersenyum tipis. "Janice, kenapa kamu makan malam sama Jason? Sebagai orang yang lebih tua, aku harus mengingatkanmu bahwa hal-hal yang nggak sepantasnya dilakukan nggak boleh diulang-ulang. Reputasi adalah hal yang paling penting bagi seorang wanita."Wajah Janice seketika memucat.Dia tahu Tracy sedang membicarakan insiden antara dia dan Jason di masa lalu. Meski hal itu sudah lama berlalu, Keluarga Karim tidak pernah membicarakannya secara terang-terangan. Namun sekarang, Tracy sengaja mempermalukannya di meja makan di depan orang lain.Saat itu, terdengar suara air teh yang dituang dari teko. Setelah meletakkan teko, Jason mengangka

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 230

    Saat menyebut kelemahan, Yoshua sengaja melirik Janice dengan tatapan penuh makna. Janice merasa curiga. Dia baru hendak bertanya apa maksudnya ketika suara berat yang tak asing terdengar dari belakang."Janice."Jason berjalan mendekat. Dengan setelan hitam-putih yang paling sederhana dan rapi, mencerminkan kepribadian Jason yang tegas. Sosoknya memancarkan aura begitu kuat.Hanya butuh beberapa langkah, tetapi setiap gerakannya membawa tekanan tak tertahankan. Bahkan sampai ketika rokok di tangan Yoshua telah terbakar hingga ke ujung sekalipun, Yoshua masih tetap tidak bisa bergerak.Mata Yoshua menyala penuh amarah, tetapi Jason sama sekali tak menatapnya. Dengan tenang, dia melewati Yoshua, lalu membungkuk dan langsung mengangkat Janice dalam gendongannya."Paman!" Yoshua memanggil dengan suara dingin dari belakang mereka.Jason berhenti, tetapi tidak berbalik.Janice menoleh ke arah Yoshua dan memperhatikan ekspresi obsesifnya yang semakin terlihat gila. Kegelisahan muncul di hati

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 231

    Jason menyentuh rambut Janice, sedangkan Janice mengepalkan tangannya dengan erat dan tidak berbicara.Kemudian, Janice menatap Jason seraya berbicara dengan ekspresi dingin, "Berhubungan intim nggak menandakan apa pun. Kamu nggak peduli, begitu pula aku. Asalkan ada kesempatan, aku pasti pergi.""Kamu nggak akan pergi," timpal Jason.Tubuh Janice menegang. Jason mengancamnya. Dia tahu ibunya Janice berada di kediaman Keluarga Karim.Tiba-tiba, Jason mengecup bibir Janice. Saat Janice tertegun, Jason menarik kalung di lehernya dan menegaskan, "Kamu nggak akan pergi."Janice hendak merebut kalung itu, tetapi Jason menghindar. Janice berujar, "Aku lupa melepaskannya."Jason tidak bertanya lagi. Dia menggendong Janice, lalu meletakkannya di sofa dan mengambil obat. Jason berkata, "Arya bilang harus ganti perban lagi sebelum tidur."Janice mengulurkan tangan dan membalas, "Aku ganti sendiri saja.""Jangan bergerak," sergah Jason. Dia menepis tangan Janice, lalu mengangkat kaki Janice dan m

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 232

    Andrew menampar Vania. Tamparannya sangat kuat hingga Vania terjatuh. Vania yang kesakitan tidak berani bersuara.Risma yang kasihan kepada Vania membelanya, "Apa gunanya kamu pukul Vania? Sekarang yang terpenting itu jangan sampai Keluarga Karim tahu!"Andrew sangat geram. Dia menunjuk Vania sembari bertanya, "Siapa pria yang berhubungan denganmu?"Vania tidak berani berbicara jujur. Dia hanya berkata, "Ayah, kamu tenang saja. Pasti nggak ada yang kepikiran orang itu, termasuk Jason. Aku sudah putus hubungan dengan orang itu. Waktu itu aku mabuk karena temani Caitlin ...."Emosi Andrew sedikit mereda setelah mendengar nama Caitlin. Anwar masih membutuhkan Vania untuk mendekati Caitlin. Jadi, Vania aman untuk sementara waktu.Andrew mengingatkan, "Cepat cari cara supaya Jason berinvestasi pada Grup Tanaka."Vania mengangguk. Tiba-tiba, ponselnya berdering. Ternyata Malia mengirim 2 video kepada Vania. Salah satu isinya adalah rekaman saat Janice menguji Arya.Wajah Vania memucat. Terny

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 233

    Seiring dengan perkembangan zaman, beberapa tahun ini perhiasan pria makin digandrungi. Bahkan, terkadang pria lebih mementingkan desain daripada wanita. Jadi, bukan hal yang aneh lagi jika pria memakai perhiasan.Yang membuat Janice terkejut adalah Howard mencarinya. Orang kaya seperti Howard paling mementingkan koneksi. Seharusnya dia mencari Vania.Begitu memikirkan hal ini, Janice langsung merasa gelisah. Howard meminum teh, lalu menjelaskan, "Minggu ini, Grup Hariwan berencana mengadakan acara perayaan. Kebetulan aku mendapatkan barang bagus. Aku ingin membuat perhiasan dan memakainya di acara perayaan."Amanda menimpali dengan antusias, "Barang bagus yang dimaksud Pak Howard ...."Howard menepuk tangannya. Pengawal berjalan masuk dengan membawa kotak. Sebuah borgol yang membelenggu pergelangan tangan pengawal terhubung ke kotak itu.Pengawal melepaskan borgol, lalu memasukkan sandi dan kotak tersebut pun terbuka. Janice dan Amanda melihat batu safir kashmir berkualitas tinggi sek

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 234

    Janice menyimpan jam tangan pemberian Jason di dalam tasnya. Dia tidak memahami maksud Jason berbuat seperti ini.Saat Janice merenung, Vania mengangkat tangan untuk menunjukkan jam tangannya kepada semua orang. Jam tangan itu dihiasi dengan banyak berlian dan batu rubi. Orang yang jeli pasti tahu jam tangan Vania hanya bisa dibeli di pelelangan dan harganya pasti sangat mahal.Seorang rekan kerja memegang tangan Vania dan memuji, "Jam tangan ini pasti barang antik. Kualitasnya sangat bagus. Yang paling penting jam tangan ini sangat cocok denganmu. Pak Jason benar-benar perhatian padamu, harganya pasti mahal, 'kan?"Vania menarik tangannya, lalu melirik pergelangan tangan Janice sekilas dan menimpali seraya tersenyum, "Jason nggak pedulikan harganya, yang penting aku suka. Sebenarnya, kemarin Jason mau belikan aku jam tangan yang sama dengan punya dia, tapi aku nggak suka. Jadi, dia belikan jam tangan antik ini untukku di pelelangan."Vania ingin menunjukkan Jason sangat mencintainya.

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 235

    Janice berpikir sejenak, lalu teringat dengan Arya. Ternyata Janice terlalu menganggap remeh Arya. Sekarang Janice harus memikirkan cara untuk menghadapi masalah ini.Janice yang gelisah bergegas keluar dari pantri setelah menuang kopi ke cangkirnya. Dia melihat Vania berdiri di samping meja kerjanya. Janice buru-buru menghampiri meja dan bertanya, "Bu Vania, ada apa?"Vania menunjuk ponsel di meja dan bertanya dengan tenang, "Kamu ganti ponsel baru?"Saat Vania hendak menyentuh ponselnya, Janice segera merebutnya dan menjawab, "Nggak. Aku cuma ganti casing baru.""Oh," sahut Vania. Dia tidak mengatakan apa pun lagi dan kembali ke tempat duduknya.Janice segera menyimpan ponsel di tasnya.....Saat jam istirahat makan siang, Janice pergi memperbaiki ponselnya dengan menaiki taksi. Bos toko mengernyit setelah memeriksa ponsel lama Janice yang jatuh ke dalam air.Bos menjelaskan, "Bu, ini ponsel lama 3 tahun yang lalu. Di tokoku nggak ada layar dan baterai untuk ponsel ini, harus pesan d

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 236

    Klang! Kaca mobil bukan hanya utuh, tetapi tidak ada retakan sedikit pun. Janice bersandar pada pintu mobil dengan agak bingung.Saat ini, jendela mobil perlahan-lahan turun, memperlihatkan tatapan dingin Jason. Pada saat yang hampir bersamaan, pintu mobil terbuka dan lengan panjang melingkari pinggang Janice. Jason mengangkatnya dan menendang pria yang mendekat.Begitu melihat Jason, pria itu segera berdiri dan menarik rekannya pergi. Jason melirik Norman sekilas. Norman mengangguk dan diam-diam pergi.Ketika melihat keduanya pergi, Janice baru saja ingin menghela napas lega. Namun, terdengar suara dingin di atas kepalanya. "Apa yang terjadi?"Janice mengerutkan bibirnya. Beberapa kata yang ingin dikeluarkannya terpaksa ditarik kembali. Dia yakin orang-orang itu dikirim oleh Vania. Vania pasti merasa ponselnya terlalu baru, jadi mengutus orang untuk merampok ponsel lamanya.Namun, apakah Jason akan percaya? Itu tidak mungkin. Dia adalah orang yang rela menghabiskan banyak uang untuk V

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 368

    Janice merapikan gaunnya dan berbalik, lalu bertemu dengan ekspresi kaget Vania."Vania, masa kamu membuka tirai tanpa izinku? Gimana kalau aku masih sedang berganti pakaian?"Vania menatap Janice yang mengenakan gaun putih panjang. Rasa cemburu membuatnya tidak bisa berkata-kata.Meskipun desainnya sederhana, gaun itu justru membuat Janice terlihat semakin menawan dan memikat.Bahkan, staf butik yang sudah terbiasa melihat wanita cantik tidak bisa menahan kekaguman mereka.Vania mencengkeram tirai dengan erat, mencoba mempertahankan senyum di wajahnya. Namun, dia melihat bekas telapak tangan di cermin di belakang Janice.Senyuman di wajahnya perlahan memudar. Dengan nada sarkastis bercampur iri, dia berkata, "Gaun pendamping yang kamu pilih terlalu panjang, Janice. Kalau orang nggak tahu, mereka bisa mengira kamu pakai gaun pengantin yang sederhana."Janice tersenyum ringan. Tidak peduli apa yang dia kenakan, Vania selalu punya komentar. Ketika melihat raut wajah Anwar yang agak kesal

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 367

    Vania tidak mungkin sebaik itu.Seorang staf mendekati Janice dan berujar, "Silakan lewat sini.""Hm."Janice meletakkan cangkir tehnya dan langsung berdiri. Dia hanya ingin segera keluar dari ruangan yang membuatnya merasa tersiksa ini.....Janice melangkah masuk ke ruang ganti kecil yang terpisah. Dari balik tirai tebal, staf menunjuk rak pakaian dengan sikap dingin dan berkata, "Silakan dipilih."Janice membalik beberapa pakaian dengan santai. Hampir semua pakaian berwarna merah atau ungu, bahkan masih ada warna neon lainnya. Setiap gaun didesain dengan potongan punggung terbuka atau leher berbentuk V yang sangat dalam. Sepertinya semua gaun aneh dari merek ini sengaja dikumpulkan di sini.Dengan sabar, Janice bertanya, "Apa ada pilihan lain?"Staf itu memalingkan wajahnya, berpura-pura tidak mendengar, lalu memutar matanya dengan malas.Janice tertawa dingin dalam hati. Dia tahu Vania tidak mungkin membiarkannya begitu saja. Tanpa ragu, dia berucap, "Aku nggak akan pakai gaun di s

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 366

    Butik gaun pengantin itu adalah satu-satunya toko fisik di dalam negeri dari salah satu merek gaun pengantin ternama dunia.Hanya untuk membuat janji melihat gaun saja, pelanggan harus memesan setahun sebelumnya. Namun, bagi seseorang dengan status seperti Jason, aturan itu jelas tidak berlaku.Sebelum mereka melangkah masuk ke toko yang megah, manajer sudah mengosongkan toko dan menunggu kedatangan mereka."Pak, Bu," sapa manajer dengan ramah.Vania melirik Jason dengan malu-malu, seolah-olah menunggu Jason mengatakan sesuatu untuk memastikan identitasnya.Namun, Jason tidak memberi respons. Dengan wajah dingin, dia berkata, "Malam ini aku ada rapat daring dengan klien luar negeri."Yang berarti mereka tidak boleh membuang waktu. Manajer tampak bingung dan spontan melirik Vania.Vania juga termangu, tetapi segera tersenyum. Dia menjulurkan tangan untuk merapikan kerah mantel Jason, dan berkata, "Jangan kecapekan. Sebenarnya aku bisa datang sendiri. Aku lebih memilih kamu istirahat di

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 365

    Namun, setelah dua minggu berlalu, kerja keras dan dedikasi Janice akhirnya diakui oleh semua orang. Rekan-rekannya pun menyadari bahwa sikap dingin mereka tidak memengaruhinya sama sekali sehingga suasana kerja kembali seperti semula.Hingga akhirnya, Vania muncul kembali. Saat itu, hanya tersisa dua hari sebelum pernikahannya dengan Jason. Penampilannya sudah mencerminkan status sebagai Nyonya Ketiga Keluarga Karim, bahkan mobil dan sopir yang mengantar sudah diganti dengan fasilitas dari Keluarga Karim.Di depan umum, Vania sengaja menghalangi jalan Janice, lalu berkata dengan ramah, "Janice, aku ingin kamu menjadi pengiring pengantin di pernikahanku."Janice tertegun sesaat. Ketika tersadar kembali, dia segera menepis tangan Vania dan menjawab, "Maaf, aku sedang sibuk akhir-akhir ini, nggak ada waktu untuk menjadi pengiring pengantin.""Janice, aku sudah jelasin kepada para penggemar kalau itu cuma kecelakaan dan aku nggak menyalahkanmu. Aku juga nggak ingin orang lain berpikir ada

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 364

    Jason tidak lagi mengirim pesan, sehingga Arya berpikir percakapan sudah selesai. Saat dia hendak meletakkan ponsel, tiba-tiba muncul sebuah gambar.[ Gimana kalau ini? ]Arya tidak tahu apa yang dilakukan Jason tengah malam begini, sampai-sampai meminta seseorang melukis potret. Namun, dia tetap membuka gambar itu dengan sabar.Hanya dengan sekali lihat, Arya langsung terpaku di tempat dan ketakutan. Terlebih lagi, dia sedang sendirian di lorong rumah sakit yang sunyi. Punggungnya sampai terasa dingin.Sambil mempercepat langkahnya, Arya membalas pesan.[ Persis. Awalnya aku kira itu Janice waktu kecil, tapi sekarang aku akhirnya melihat perbedaannya. Mata ini persis dengan matamu! ]Arya masuk ke kantor, lalu menutup pintu dan meneguk air untuk menenangkan diri. Dia selalu berpikir bahwa mimpi hanyalah sesuatu yang tidak nyata. Namun, sekarang dia mulai merasa ragu.[ Oke, aku sudah paham. ]Jason tidak lagi mengirim pesan setelah itu. Arya sampai tidak bisa tidur sepanjang malam kar

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 363

    Arya sontak berdiri. "Nggak boleh! Lukamu baru saja sembuh. Sejak kembali dari Kota Gunang, kamu hampir nggak pernah istirahat. Tubuhmu nggak bakal tahan!""Kamu pulang saja. Malam ini aku sudah tukar jadwal malam dengan dokter lain. Aku yang akan membantumu berjaga. Lagi pula, bukankah orang-orangmu juga mengawasi secara diam-diam?" Sambil berbicara, Arya mendorong Jason dengan pelan.Jason mengusap pelipisnya sambil mengangguk pelan. Pada akhirnya, dia berbalik dan keluar dari kantor.....Larut malam, Jason duduk di ruang kerjanya. Kedua tangannya menopang dagunya. Rokok di jarinya perlahan-lahan habis terbakar, sementara asap yang membubung menyembunyikan ekspresinya.Di meja, ponselnya terus memutar ulang rekaman yang didapat dari Malia."Jadi, kamu diam-diam ingin menikah dengan Jason! Bahkan ingin punya anak dengannya! Kamu ingin anak perempuan atau laki-laki?""Anak perempuan.""Anak perempuan ....""Anak ...."Ketika pertama kali mendengar rekaman ini, Jason merasakan perasaan

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 362

    Saat cairan dalam jarum suntik sepenuhnya masuk ke selang infus, dokter itu menunjukkan senyuman puas di matanya.Namun, detik berikutnya, matanya terbelalak tak percaya. Dia bahkan tidak sempat menoleh, tubuhnya seperti robot yang kehilangan daya dan langsung terjatuh ke lantai.Setelah dokter itu terjatuh, sosok pria di belakangnya pun terlihat. Wajahnya tampan, tetapi memancarkan aura membunuh yang samar.Jason mengelap tangannya. "Bawa dia pergi."Norman melangkah maju, lalu menyeret pria itu keluar dengan mudah.Akhirnya, ruangan itu kembali sunyi. Jason duduk di tepi ranjang. Dengan hati-hati, dia membuka selotip di punggung tangan Janice. Jarum infus itu ternyata tidak benar-benar menembus kulitnya, hanya trik untuk mengelabui.Jason mengusap punggung tangan Janice perlahan, menatap wajahnya yang pucat dan tenang saat tidur. Matanya yang dalam menyimpan emosi yang sulit dibaca. Pada akhirnya, dia menunduk untuk menyembunyikan emosinya. Namun, dia menggenggam tangan Janice semaki

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 361

    Sosok Jason menyihir perhatian orang, tetapi sekaligus membuat mereka takut. Jason telah datang.Dia mendekati Janice, tetapi Vania tiba-tiba memutar kursi rodanya dan memeluk Jason. "Jason, aku baik-baik saja. Jangan salahkan Janice. Aku cuma ingin berbicara dengannya. Lagi pula, sebulan lagi kita akan menikah.""Nggak ada yang perlu dibicarakan dengannya." Jason berbicara dengan dingin sambil membantu Vania duduk dengan baik di kursi roda.Vania mengerutkan alisnya, bersandar pada Jason. "Jason, jangan begini. Bagaimanapun, dia juga keluarga.""Bukan," jawab Jason dengan tatapan tanpa emosi sedikit pun."Bukan keluarga? Jadi, dia orang luar?" tanya Vania sambil menatap Janice dengan wajah bingung yang dibuat-buat.Sekujur tubuh Janice terasa dingin. Suara yang datang dari kehidupan lain tiba-tiba terngiang di pikirannya."Janice, kamu bersama Jason 8 tahun, tapi nggak bisa menandingiku. Begitu aku kembali, dia langsung ingin kamu menyerahkan tempatmu untukku dan anakku. Dia bahkan bi

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 360

    Ketika Janice kembali sadar, dia sudah mengenakan pakaian bersih dengan bantuan Ivy dan suster, bahkan darah di kepalanya sudah dicuci bersih.Rambutnya yang setengah kering terurai di pipinya, memberikan kesan indah yang rapuh. Namun, matanya benar-benar hampa, membuatnya seperti boneka kayu yang digerakkan dengan tali.Arya menunduk sambil memotong kulit mati di jarinya dengan hati-hati. Saat melihat jari Janice bergerak sedikit, dia segera menenangkan, "Sebentar lagi selesai, tahan sedikit."Janice mengangguk dengan bengong, lalu bertanya, "Gimana dengan Vania?""Keguguran, pendarahan hebat, tapi sekarang sudah stabil," jawab Arya dengan nada canggung.Mendengar itu, Janice menggertakkan giginya dan mencengkeram tepi ranjang. Dia mengangguk, lalu menggeleng. "Aku nggak mendorongnya."Arya mendongak dengan kaget. Dia menatap mata suram itu dan merasa kasihan. "Sebenarnya ...."Sebelum dia selesai bicara, pintu bangsal dibuka. Vania masuk dengan kursi roda, didorong oleh Risma. Dia me

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status