Home / Romansa / Pembalasan Untuk Keluarga Mantan Suami / Bab 2. Mertua Ikut Terlibat

Share

Bab 2. Mertua Ikut Terlibat

Author: Santi Suki
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Ariana pun mengadakan rapat direksi secara mendadak. Meski banyak yang mengeluhkan pertemuan ini, mereka tidak bisa apa-apa karena sang pemilik yang punya kuasa.

"Selamat sore semuanya. Maaf karena sudah mengadakan rapat dadakan hari ini. Seperti yang sudah kalian tahu kalau kita akan mengadakan rapat untuk pemegang kursi Direktur Utama, dan CEO perusahaan cabang New York yang sedang terjerat hukum. Kita pilih dua orang yang kira-kira kompeten bisa memegang jabatan ini," kata Ariana membuka rapat hari itu.

"Maaf sebelumnya, Madam. Kenapa posisi Direktur Utama juga ikut diganti? Bukannya itu posisi milik suami Anda?" tanya Oliver yang merupakan salah satu pemegang saham di perusahaan Elektronik Brown, sekaligus sahabat sejak kecil Ariana.

"Aku tidak mau mempekerjakan seorang pengkhianat. Orang yang melakukan penggelapan uang, dan memanipulasi laporan keuangan. Aku tidak butuh orang seperti itu dalam menjalankan perusahaan milikku. Meski dia itu suamiku!" jawab Ariana dengan tegas.

Para direksi perusahaan Elektronik Brown, sangat menghormati setiap keputusan yang diambil oleh wanita muda berusia 30 tahun itu. Mereka tahu kalau Ariana pasti akan melakukan yang terbaik untuk perusahaan. Meski Ariana sering bekerja di rumah, tetapi dia memantau dan mengerjakan semua tugasnya sebagai Komisaris dari Elektronik Brown.

Rapat berjalan cepat karena semua orang setuju untuk mengangkat Adam Smith untuk menempati posisi Direktur Utama. Lalu Abraham Ford untuk menempati posisi CEO.

***

"Ana, tunggu!" teriak Oliver begitu keluar ruang rapat.

"Ada apa, Oliver? Aku sedang sibuk. Banyak karyawan yang memegang posisi penting aku berhentikan dengan paksa karena mereka terlibat kejahatan dengan Enzo," balas Ariana sambil terus berjalan. Dia harus secepatnya membuka lowongan pekerjaan untuk beberapa posisi yang kosong saat ini.

"Aku rasa bukan hanya masalah penggelapan uang yang dilakukan oleh Enzo. Kamu terlihat sangat marah sekali," kata Oliver sambil ikut berjalan di samping Ariana.

"Ya. Si brengsek itu sudah selingkuh dengan Caroline!" desis Ariana menahan amarah.

"Sudah kuduga kalau mereka berdua itu diam-diam menjalin hubungan asmara di belakang kamu," ujar Oliver yang berjalan sambil memasukan tangan ke dalam saku celananya.

"Kau …!" Ariana menunjuk muka Oliver dengan geram.

"Tenang. Aku tidak bermaksud untuk menyembunyikan semua itu dari kamu. Aku beberapa kali melihat mereka dari kejauhan. Mereka berdua itu terlihat sangat mesra untuk ukuran bos dengan sekretarisnya. Bahkan aku melihat mereka masuk ke apartemen yang satu bangunan dengan Olivia. Kamu bisa cek itu nanti atau tanya pada Olivia," ujar Oliver sambil memegang bahu sahabatnya itu.

"Jika hal itu benar terjadi, aku tidak akan segan melepaskan Enzo. Hati ini terlalu sakit dan lelah. Aku baru saja kehilangan bayiku untuk ketiga kalinya. Kini suami dan sahabat aku bermain api. Rasanya aku ingin memukul mereka," ucap Ariana dengan penuh kekesalan.

"Kamu adalah wanita hebat yang aku kenal. Aku yakin kalau kamu bisa melalui ini semua," ucap Oliver sambil memeluk tubuh Ariana.

***

Hilda dan Tamara pulang saat itu juga begitu tahu sumber keuangan mereka terancam hilang. Enzo sering memberikan uang lebih banyak kepada ibu dan adik perempuannya dari jatah yang Ariana berikan. Bahkan Enzo memberikan tiga kali lipat dari jumlah yang seharusnya mereka terima.

"Mommy, bagaimana ini? Kalau kakak ipar marah dan mengaudit kartu keuangan milik kita, pasti akan ketahuan," kata Tamara pada ibunya di salah satu ruangan rumah mewah milik Ariana.

"Kamu tenang saja. Jangan bicara apa pun selagi mommy bicara nanti. Oke!" ucap Hilda sambil menatap putrinya. Tamara pun mengangguk tanda mengerti.

Tamara mengikuti ke mana pun ibunya pergi. Saat ini Hilda mau menemui sang menantu di ruang kerjanya.

"Sayang, ini mommy!" Hilda mengetuk pintu dari kayu jati itu dengan agak keras takut tidak terdengar oleh Ariana.

Tidak lama kemudian pintu itu pun terbuka dan menampilkan sosok wanita berbaju sederhana. Hilda pun masuk dan diikuti oleh Tamara.

"Ada apa Mommy?" tanya Ariana pada sosok yang selalu dia hormati, karena wanita paruh baya itu merupakan ibu dari suaminya.

"Mommy baru dengar kalau Enzo sudah melakukan kesalahan besar terhadap pernikahan kalian. Mommy sungguh sangat kecewa! Mommy malu mempunyai anak seperti itu." Hilda menangis dan terlihat sangat kecewa.

"Sudahlah Mommy. Itu bukan salah Mommy. Tapi, kesalahan Enzo," ucap Ariana sambil memegang kedua tangan mertuanya.

"Mommy tadi sudah bicara dengan Enzo. Dia begitu karena terpaksa. Enzo bilang saat itu ada yang menaruh obat perangsang pada minuman dia. Lalu, Caroline ingin menolongnya, itu saja. Enzo terlihat sangat menderita karena harus menahan hasratnya. Sementara, saat ini kamu tidak bisa menjalankan peran istri untuk menolong dia," jelas Hilda.

Serasa dipukul pakai godam, Ariana langsung melepaskan pegangan pada tangan Hilda  Bola mata indah itu bergetar, dia baru menyadari kalau mertuanya juga sudah tahu akan perbuatan Enzo dengan Caroline.

Ariana merasa sudah menjadi orang bodoh yang buta akan keadaan sekelilingnya. Dia baru menyadari ini. Kalau selain suami dan sahabatnya, ternyata sang ibu mertua juga terlibat dalam kejahatan terselubung itu.

Lalu, Ariana pun menatap lekat pada adik iparnya. Dia ingin tahu apa Tamara juga merupakan salah satu komplotan mereka. Melihat Tamara meremas-remas jemari tangannya dan duduk dengan gelisah, sudah bisa dipastikan kalau dia juga terlibat.

"Maaf, Mommy. Kesalahan Enzo begitu sangat besar dan aku rasa tidak bisa memaafkan dia," jawab Ariana dengan menahan amarah dan air matanya.

Beberapa menit yang lalu dia menerima rekaman cctv dari gedung apartemen tempat tinggal Olivia. Dia mengirimkan belasan rekaman cctv itu mulai dari 3 tahun yang lalu. Betapa mesra dan intimnya Enzo dengan Caroline. Rekaman terakhir adalah waktu siang hari dengan tanggal hari ini. Bahkan baju mereka itu sama dengan baju yang dipakai tadi di kantor.

"Apa tidak bisa memaafkan kesalahannya? Demi mommy, Sayang. Mommy mohon maafkan Enzo. Biarkan dia menebus dosa-dosanya dengan mengabdi padamu," rayu Hilda dengan menangis tergugu.

"Maafkan aku Mommy. Perselingkuhan adalah sesuatu yang tidak bisa aku tolerir. Apa pun itu alasannya. Jadi, aku akan memilih berpisah dari Enzo. Dan pengacaraku sudah mengurus segalanya," balas Ariana.

Bagaikan tersambar petir, Hilda dan Tamara membelalakkan mata mereka. Kedua orang itu tidak menyangka kalau Ariana yang polos dan mudah dibodohi, kini sudah mengambil keputusan. Baik Hilda mau pun Tamara sangat marah dengan keputusan ini.

"Ariana, kamu jangan terburu-buru ambil keputusan. Hanya karena Enzo sekali melakukan kesalahan, kamu tidak memberinya ampunan," pekik Hilda.

"Sekali? Mommy pikir aku tidak tahu sudah berapa lama mereka berselingkuh? Dan aku yakin Mommy juga tahu hubungan antara Enzo dengan Caroline. Aku harap kalian segera bereskan barang-barang kalian. Karena aku tidak suka ada orang luar tinggal di rumahku," ucap Ariana dengan memasang senyum sinis, kemudian berjalan ke arah meja kerjanya.

"Kakak ipar, kamu jangan berperilaku sombong kepada kami! Kamu pikir diri kamu itu siapa? Tanpa adanya kami di sisi kamu, semua kesuksesan ini tidak akan pernah tercapai!" bentak Tamara sambil berdiri dan menunjuk ke arah Ariana.

"Iya. Kamu benar sekali Tamara. Kesuksesan ini tidak akan bisa aku raih, tanpa adanya kalian di sisi aku. Dan aku yakin kesuksesan ini akan lebih jauh lagi jika aku membuang hama tikus yang menggerogoti kantung-kantung hartaku. Aku rasa total kekayaan yang seharusnya aku miliki itu tiga kali lipat dari sekarang," pungkas Ariana sambil duduk dan memutar-mutar kursinya. Dia senang melihat muka-muka yang mendadak pucat pasi itu.

"Jika tidak ada lagi yang ingin kalian bicarakan. Tolong keluar dari ruangan ini karena aku sedang sibuk," ujar Ariana sambil membuka laptop.

Hilda dan Tamara pun keluar ruangan dengan perasaan yang berkecamuk. Mereka marah, kesal, dan terkejut, tetapi rasa takut juga mulai menguasai hati mereka.

***

Kini Hilda dan Tamara sedang berada di teras halaman samping. Hilda menelepon putra kedua yang bernama Alejandro. Dia akan meminta pada adik Enzo itu untuk ditempatkan di salah satu apartemen miliknya karena semua aset dari Ariana sudah dibekukan. Bahkan apartemen mewah yang ada di kota New Orleans pun kini tidak bisa mereka tempati.

"Ale, tolong mommy! Kita diusir oleh Ariana dari rumahnya. Apa mommy bisa menempati apartemen kamu yang ada di Manhattan?" Hilda mencoba merayu putra keduanya.

"Maaf, Mommy. Apartemen itu sedang diperbaiki. Kalau mau ada plat di daerah kota Brooklyn."

"Apa, plat? Tidak mau. Kamu sewakan saja mommy hotel."

"Saat ini aku sedang berada di luar negeri. Bukannya kalian punya banyak yang "

Hilda mematikan panggilannya, kini dia semakin emosi dan berkata, "Dasar anak tidak tahu diri. Tidak tahu balas budi!"

***

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sholeha Nurul Qolbi
Ibu mertua dan adik ipar sama-sama jahat
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pembalasan Untuk Keluarga Mantan Suami    Bab 3. Kecelakaan

    Hilda dan Tamara sedang duduk di teras samping rumah. Mereka sedang membicarakan sesuatu yang sangat rahasia."Mommy, bagaimana ini?" tanya Tamara kepada Hilda. Terlihat wajah ber-make up itu sangat gelisah."Sebaiknya kita pikirkan bagaimana caranya agar Ariana tidak jadi mengusir kita," jawab Hilda berbisik.Langit malam tanpa bintang menjadi saksi perbincangan rahasia ibu dan anak ini. Bahkan hembusan angin malam yang dingin itu tidak menyurutkan kedua orang itu untuk masuk ke dalam rumah."Begini saja Ariana sudah sangat marah. Bagaimana kalau dia tahu kita yang menyebabkan dia keguguran sampai tiga kali," gerutu Tamara dengan menghentakan kaki."Diam kamu! Bagaimana kalau ada yang mendengar?" ujar Hilda menutup mulut Tamara dengan dua tangannya.Wanita itu pun mengangguk. Dia sering berbuat bodoh dan membuat Hilda kesal."Tapi, itu 'kan benar. Mommy sudah membuat dia kehilangan bayinya. Bahkan sampai tiga kali!" bisik Tamara dengan memasang wajah kesal, karena kena omelan sang ib

  • Pembalasan Untuk Keluarga Mantan Suami    Bab 4. Identitas Baru

    "Ada mayat! Tolong, ada mayat!" teriak seorang nelayan dan membuat terkejut orang yang tidak jauh dari bibir pantai."Mana?" Banyak orang berbondong-bondong menghampiri nelayan itu.Mereka melihat ada perempuan dengan luka yang sangat parah di sekujur tubuhnya. Mayat itu berada di tepi pantai, karena tersapu oleh ombak."Cepat hubungi 911, kita laporkan temuan mayat ini!" titah seseorang.Sekitar 30 menit datang ambulance dan polisi. Mereka mengevakuasi mayat temuan itu, dan membawanya ke rumah sakit terdekat."Dia masih hidup!" pekik tim medis agak terkejut begitu memeriksa keadaan nadi Ariana."Apa? Cepat selamatkan nyawanya!" Beberapa dokter langsung memasukan ke ruang operasi."Apa ada kartu identitas milik korban?" tanya salah seorang polisi yang ikut ke rumah sakit."Tidak ada, Pak. Korban hanya memakai kalung ini saja yang bisa jadi bahan identifikasi. Kecuali jika korban selamat, baru bisa di ajukan pertanyaan tentang identitas dia," jawab tim medis.***"Dokter bagaimana kead

  • Pembalasan Untuk Keluarga Mantan Suami    Bab 5. Bertemu Kembali

    Alice menginjakan kakinya kembali di tanah kelahirannya. Kini, dia sudah menjadi sosok wanita pebisnis ulung. Uang modal yang dia terima dari Dokter Giovanni berhasil dia kembangkan. Selama dua tahun ini, Alice sukses di bidang perhotelan dan restoran. Dia membeli hotel dan restoran yang sudah bangkrut dengan harga murah. Lalu, dia renovasi, dikelola dengan manajemen yang sudah handal dan melakukan promosi besar-besaran. Memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggannya agar mereka merasa puas. Setelah berhasil di negara bagian Arizona, sekarang dia mengembangkan usahanya merambah ke bidang produksi barang rumah tangga. Dia mengincar perusahaan PT. Graham yang memproduksi barang-barang furniture. Selain membuat produk, dia juga membeli sedikit sahamnya.Alice mengajukan ingin bekerja sama terlebih dahulu kepada perusahaan itu, untuk mendesain barang khusus untuk hotel dan restoran miliknya. Hari ini rencananya dia akan bertemu dengan CEO dari perusahaan itu. Dia adalah Alejandro Grey, a

  • Pembalasan Untuk Keluarga Mantan Suami    Bab 6. Ciuman Pertama

    Bab 6 Tubuh Alice membeku saat Enzo berdiri di depannya. Kedua netra mereka saling bersirobok. Dalam hati Alice terus mengucapkan mantra untuk membuat dirinya tetap kuat dan tenang. Dia sekarang adalah Alice White dan bukan Ariana Brown. "Kenalkan, Enzo Grey," kata laki-laki itu mengulurkan tangannya ke arah Alice, dengan diiringi senyum hangatnya. Caroline yang berdiri di samping Enzo melotot ke arah perempuan yang datang bersama adik ipar. Dia tidak suka padanya, karena penampilan Alice itu memperlihatkan lekuk tubuh yang indah. Gaun yang dipakai juga merupakan keluaran terbaru dari merk terkenal. "Alice White," balas Alice sambil menerima uluran tangan dari mantan suami Ariana. Alice bersorak dalam hati saat melihat ada pancaran marah dan cemburu dari kedua mata milik Carolin. Entah kenapa dirinya merasa sangat senang dan puas. Wanita itu ingin membuat mantan sahabatnya merasakan rasa sakit karena pengkhianatan oleh laki-laki yang dicintai. Alejandro terlihat tidak suka saat E

  • Pembalasan Untuk Keluarga Mantan Suami    Bab 7. Pertemuan Dengan Mantan Mertua

    Bab 7 Alice menemui Oliver dan Olivia, mereka berjanji untuk membicarakan langkah-langkah yang akan dia lakukan agar secepatnya bisa mendekati Hilda dan Enzo. Orang ketiga itu makan siang bersama di apartemen milik Alice. "Jangan-jangan nanti kamu jatuh cinta beneran ke Alejandro," kata Oliver sambil tertawa terbahak. Alice mendelikkan mata dan mencebikkan mulutnya. Dia merasa menyesal karena sudah menceritakan apa yang sudah dia lakukan dengan mantan adik ipar, kemarin. "Setahu aku, Alejandro belum pernah menjalin hubungan dengan wanita manapun. Bahkan banyak yang menduga kalau dia menyimpang. Tapi, tidak ada yang tahu siapa yang menjadi kekasihnya," ujar Olivia. Usia Alejandro terpaut 2 tahun dari Ariana dan Enzo. Laki-laki itu merupakan adik kelas mereka. Hanya saja memiliki postur tubuh yang tinggi, sehingga sering di sangka senior atau lebih tua dari kedua orang itu. Ditambah orangnya pendiam dan jarang tersenyum. "Hei, saat ini aku adalah Alice White. Jadi, aku akan bertind

  • Pembalasan Untuk Keluarga Mantan Suami    Bab 8. Liburan Bersama

    Bab 8 Hilda dan Tamara merasa sangat senang saat Alice mengajak mereka berbelanja. Mereka sibuk memilih baju keluaran terbaru dari perancang busana terkenal di dunia. Senyum bahagia selalu menghiasi wajah keduanya yang dikasih make up seharga ratusan dollar. "Alice, mommy ingin membeli gaun yang ini," ucap Hilda dengan sedikit rayuan. Wanita paruh baya itu memutar badannya sambil melihat ke arah cermin. Gaun dengan harga ribuan dollar itu sangat bagus dan terlihat cocok di tubuh ibunya Alejandro. Meski Hilda sudah berusia di atas 50 tahun, tetapi dia masih terlihat seperti berusia 40 tahunan. "Cocok sekali baju itu untukmu, Mommy! Kalau mau boleh ambil, biar aku yang bayar nanti," ujar Alice dengan senyum cantiknya memuji wanita itu. "Oh, terima kasih, Alice. Kamu memang wanita terbaik dan pantas untuk putraku," kata Hilda sambil memeluk tubuh Alice dengan lembut. M Melihat hal itu membuat Tamara tidak mau kalah dengan sang ibu. Perempuan itu pun merayu Alice agar mau membelikan

  • Pembalasan Untuk Keluarga Mantan Suami    Bab 9. Trauma

    Bab 9 "Ale," lirih Alice. "Iya, ada apa?" tanya Alejandro sambil menahan tubuh wanita itu karena terlihat bergetar. "Aku takut," jawab Alice yang kini bisa memutarkan kepalanya menghadap ke arah sang kekasih. Terlihat wajahnya yang pucat dengan bibir bergetar. Tatapan mata yang tersirat akan ketakutan. "Tenang, kamu jangan takut terjatuh, karena aku akan memeluk tubuhmu. Jika kamu takut cukup pejamkan mata dan bayangkan saja taman bunga yang indah," lanjut Alejandro tepat di samping telinga kanan Alice agar bisa didengar semua ucapannya. Alice menuruti semua ucapan Alejandro. Bahkan dia tidak sadar saat sky boat miliknya sudah sampai di dekat pelabuhan kecil. Pasangan itu turun dengan cara yang romantis di mata Hilda. Di mana Alejandro menggendong Alice dengan ala bridal style. "Ale, ada apa dengan Alice?" tanya Hilda dengan raut wajah penuh kecemasan. Sebenarnya Alice sudah merasa baik dan ketakutannya juga hilang saat calon suami dia membawa dirinya turun dari sky boat . Wan

  • Pembalasan Untuk Keluarga Mantan Suami    Bab 10. Rekaman Penting

    Bab 10 Sudah satu minggu berlalu setelah mereka pulang dari liburan bersama. Sikap Alejandro kepada Alice semakin posesif. Bahkan dia ingin agar hubungan mereka segera bisa bersatu dalam ikatan pernikahan. "Alice, izinkan aku menemui kedua orang tuamu," kata Alejandro ketika mereka makan malam bersama di apartemen wanita itu. Alice berpikir apa hubungan dirinya dengan Alejandro terlalu cepat atau malah bagus untuk memperlancar tujuan dia. Wanita itu tidak mau kalau sampai salah strategi, dia harus bisa membalas semua kejahatan mantan suami, mertua, dan adik iparnya. "Akan aku tanyakan dulu, apa mommy dan daddy punya waktu," balas Alice sambil tersenyum manis kepada laki-laki yang kini duduk di depannya. "Ya, aku harap mereka punya waktu luang. Sungguh aku ingin secepatnya bisa menikahimu," ucap Alejandro dengan tatapan penuh damba kepada sang kekasih. Setelah mereka makan malam, dilanjutkan dengan menonton film bersama. Di pertengahan pemutaran film terjadi adegan panas dan itu m

Latest chapter

  • Pembalasan Untuk Keluarga Mantan Suami    Bab 32. Hasil Penyelidikan

    Bab 31Alice mendatangi apartemen Olivia karena ada kabar dari kelanjutan hasil pemerikasaan sidik jari tempo hari. Selain itu dia juga akan memberikan kejutan untuk calon pengantin itu.Kini semua orang berkumpul di ruang tengah. Mereka duduk di sofa saling berhadapan dan hanya terhalang oleh meja."Ini data hasil laporan dari Morgan. Hasilnya sudah diketahui nama seseorang, tetapi aku tidak mengenal orang ini. Mungkin kamu mengenal dia," ucap Oliver sambil menyerahkan sebuah amplop kepada Alice.Alice pun membaca data orang yang ditemukan sidik jarinya di semua mobil milik Ariana. Nama yang tertera di sana adalah Evans Blue. Tentu saja bagi Alice nama ini terasa asing, tetapi saat melihat foto wajah orang itu, Alice merasa tidak asing."Apa kamu tahu orang itu?" tanya Oliver yang menatap ke arah Alice sejak tadi.Alice membaca data tentang orang yang bernama Evans Blue berulang kali takut ada bagian yang terlewat. Bahkan foto dirinya pun dia perhatikan baik-baik."Aku ... ragu akan i

  • Pembalasan Untuk Keluarga Mantan Suami    Bab 31. Tamara Mencuri

    Bab 31"Apa mommy tidak curiga kepada wanita ini? Aku merasa kalau dia itu seperti menyembunyikan sesuatu dari kita," ujar Caroline dan membuat semua orang yang ada di sana menatap dengan ekspresi terkejut."Apa maksud kamu, Caroline?" Hilda menatap tajam kepada menantunya. Terlihat jelas pancaran mata wanita itu terlihat tidak suka dengan sikap dari istri Enzo.Alice sendiri berusaha menahan diri agar jangan sampai dia melakukan sesuatu yang mencurigakan. Perempuan ini menggenggam ujung baju dengan erat untuk menenangkan dirinya.Alejandro pun menggenggam tangan Alice dengan lembut. Laki-laki ini berusaha untuk memberikan ketenangan dan kekuatan kepada sang kekasih.Caroline sejak tadi terus memperhatikan setiap gerak-gerik dari Alice. Apa pun yang dilakukan oleh wanita itu akan terus dia lihat."Ya aku bicara seperti ini bukan karena tanpa sebab. Dia itu suka ada di saat kita mengalami sesuatu yang buruk. Aku curiga kalau itu semua adalah perbuatannya," ucap Caroline dengan tatapan s

  • Pembalasan Untuk Keluarga Mantan Suami    Bab 30. Hampir Ketahuan

    Bab 30 Wajah Alice mendadak pucat saat mendengar suara Enzo. Laki-laki itu tiba-tiba saja muncul di sana. Entah sejak kapan dia berada di lantai satu ini. Senyum manis pun terukir dari bibir sensual milik Alice. Wanita itu berjalan ke arah Enzo sekitar lima langkah. "Aku haus dan tidak ada air di nakas kamar. Makanya aku pun ke dapur untuk mengambil air minum," ucap Alice dengan pelan. Enzo pun menarik tubuh Alice sampai menempel pada badannya. Laki-laki itu hendak mencium bibir sang perempuan, tetapi dengan gesit wanita itu memalingkan wajah dan memundurkan kepalanya. "Kamu jangan kurang ajar Enzo. Hanya Ale yang boleh mencium bibirku," desis Alice dengan ekspresi kesal dan marah. "Kamu sangat menggoda Alice dan membuat aku selalu diliputi rasa bergairah jika dekat dengan dirimu," aku Enzo dengan suara yang menggoda. "Sana pergi dan rayu istrimu saja!" titah Alice sambil mendorong kuat tubuh suami dari Caroline itu sampai terlepas dan agak terdorong menjauh dari dirinya. Enzo

  • Pembalasan Untuk Keluarga Mantan Suami    Bab 29. Menyusup

    Bab 29Hilda pulang ke rumah dengan perasaan bahagia karena Alice dan Alejandro akan menginap di sana. Mereka makan malam bersama dan seperti biasa Alice memperlihatkan keromantisan bersama Alejandro. Tentu saja ini membuat Enzo kesal dan merutuki dalam hatinya. Berbeda dengan Caroline dengan menatap penuh benci kepada calon adik iparnya itu."Mom, di mana Tamara? Sepertinya belakang ini aku jarang sekali melihat dia," tanya Alice sambil melihat ke arah Hilda."Dia sedang sibuk berbisnis dengan teman-temannya. Sudah saatnya dia bekerja mencari uang. Jangan hanya bisa meminta kepada Enzo dan Ale," jawab Hilda dengan senyum tipisnya.Sebenarnya Alice tahu apa yang sedang dilakukan oleh Tamara. Wanita itu sering mendapat laporan dari orang kepercayaannya. Namun, dia biarkan saja sampai nanti waktu yang tepat untuk menghancurkan perempuan yang sudah membuat dirinya celaka dan kehilangan bayi di dalam kandungan beberapa tahun silam."Mommy sudah selesai menghubungi orang-orang yang akan men

  • Pembalasan Untuk Keluarga Mantan Suami    Bab 28. Rencana Dimulai

    Bab Tamara diam-diam masuk ke kamar ibunya. Wanita itu membuka perhiasan milik Hilda. Mata yang biasanya menatap sinis, kini terbelalak saat melihat banyaknya perhiasan di dalam kotak itu."Kalau aku ambil dua atau tiga, sepertinya tidak akan ketahuan," gumam Tamara sambil memilih model-model perhiasan lama.Bukan dua atau tiga perhiasan Hilda yang dibawa oleh Tamara, melainkan sekitar lima jenis perhiasan. Diantaranya kalung, sepasang anting, dua buah cincin, dan gelang rantai. Dia pun buru-buru memasukan perhiasan curian itu ke dalam sakunya. Lalu, dia pun menyimpan kembali kotak itu ke tempat semula.Uang milik Tamara sudah habis semua dan tidak bersisa sedikit pun. Wanita itu terlalu senang berfoya-foya dengan Robin sampai lupa batas. Jutaan dollar uang yang ada di tabungan bank sudah dihabiskan oleh dirinya dengaan kekasih barunya.Hari ini Tamara akan pergi bersenang-senang bersama Robin dan beberapa teman mereka. Sekarang bagi Tamara hal yang membuatnya bahagia adalah berkumpul

  • Pembalasan Untuk Keluarga Mantan Suami    Bab 27. Caroline dan Alice Mulai Berseteru

    Bab 27Alice hanya melirik sekilas ke arah tangan Enzo. Lalu, dia memakai kembali blazer yang baru saja dibuka olehnya."Maaf, sekarang aku sedang sibuk mempersiapkan pernikahan aku dengan Ale. Tidak punya waktu luang untuk pergi berkencan ganda seperti anak remaja," sahut Alice.Mendengar ucapan Alice barusan perasaan Enzo merasa tersentil. Laki-laki itu hanya ingin bisa lebih mengenal dan sering bertemu dengan wanita yang akan menjadi adik iparnya."Maafkan aku Alice. Tadinya aku berpikir kalau kita sering bertemu akan mudah untuk saling mengenal sesama keluarga nantinya. Aku harap kedepannya kita bisa menjadi keluarga yang memiliki hubungan baik," ujar Enzo.Alice hanya diam sambil membuka beberapa gambar desain baju yang akan di-launching untuk 3 bulan yang akan datang. Bagi dia tidak perlu dengan melakukan kencan ganda pun dia sudah tahu orang seperti apa Enzo dan Caroline itu."Ya, sayangnya aku bukan orang yang suka pergi dengan orang yang jelas-jelas membenci aku. Takutnya yang

  • Pembalasan Untuk Keluarga Mantan Suami    Bab 26. Hilda Bertemu Evans

    Bab 26Enzo mengikuti Hilda yang akan menemui orang yang tadi ditelepon olehnya. Laki-laki yang bernama Evans dan terasa tidak asing baginya nama itu.Mobil Hilda memasuki kawasan apartemen kelas menengah. Enzo berhenti di depan pintu masuk bangunan yang terdiri dari 10 lantai itu, agar tidak ketahuan oleh ibunya.Enzo memilih jalan kaki dan masuk ke sana dengan diam-diam. Lift menunjukkan lantai 7 saat berhenti, maka laki-laki itu pun naik ke sana untuk mencari tahu orang yang ditemui oleh ibunya.Saat sampai ke lantai itu tidak ada seorang pun yang bisa dia tanyai. Padahal hari masih menunjukkan pukul 18:30 petang. Senyum Enzo terukir saat melihat ada seorang perempuan muda keluar dari lift."Maaf, Nona. Di mana apartemen milik Evans?" tanya Enzo dengan ramah."Evans? Oh. Ini," jawab perempuan itu sambil menunjuk pintu di samping kanan Enzo, yang berarti sebelah kiri jika datang dari lift.Merasa ini adalah satu-satunya kesempatan dia untuk mengetahui informasi tentang lEvans, maka E

  • Pembalasan Untuk Keluarga Mantan Suami    Bab 25. Album Foto Chloe

    Bab 25Alice dan Alejandro menghabiskan waktu liburan bersama di kediaman George. Mereka ingin tahu siapa Chloe Ivory itu sebenarnya. Wanita yang sudah mengandung dan melahirkan Alejandro ke dunia ini."Ini adalah foto ibumu sejak masih bayi sampai dewasa," kata George sambil menyerahkan beberapa album foto yang di simpan di atas meja. Alejandro mengambil album foto yang paling atas. Potret yang tersimpan rapi di dalam sana adalah seorang bayi mungil yang lucu. Laki-laki mengusap wajah bayi perempuan itu dengan lembut. Ada getaran dalam tubuhnya saat melihat mata bening yang terpampang jelas di sana.'Mom.' Alejandro memanggil di dalam hatinya."Dia bayi yang cantik," ucap Alice dengan lirih.Air mata milik Alice pun tiba-tiba mengalir. Ada rasa rindu terhadap bayi-bayi yang pernah dia kandung dalam rahimnya. Seandainya saja mereka bisa lahir ke dunia ini, pastinya kehidupan dia akan terasa berbeda."Ya, kamu benar," balas Alejandro. Tangan kekar milik Alejandro membalik lembar album

  • Pembalasan Untuk Keluarga Mantan Suami    Bab 24. Informasi Tentang Masa Lalu Alice

    Bab 24 Tamara pergi berlibur dengan Robin ke pantai Miami. Wanita itu benar-benar merasa sangat bahagia saat ini. Senyum lebar dan kerlingan mata cantiknya selalu menghiasi wajah dia. "Apa kamu menyukainya, Sayang?" tanya Robin sambil memeluk tubuh Tamara dari belakang. "Ya, aku sangat suka!" teriak Tamara, tapi suaranya tertelan suara deburan ombak. Angin pantai yang bertiup kencang menerbangkan rambut dan ujung kain sarung pantai mereka. Kini keduanya sedang berjalan di pinggir pantai, sesekali kali mereka terkena sapuan ombak. "Sayang, katanya akan ada pesta kembang api di kapal pesiar. Apa kamu mau ikut?" tanya Robin saat melihat iklan di layar Billboard yang ada di dekat hotel tempat mereka menginap. "Apa kamu ingin mendatangi pesta itu?" tanya Tamara balik. "Asalkan bersama denganmu, pasti akan menyenangkan," balas Robin dengan senyum tampannya yang membuat Tamara terpesona. "Baiklah kita ikut pesta itu," ucap Tamara akhirnya. Tamara harus mengeluarkan uang puluhan rib

DMCA.com Protection Status