Home / Urban / Pembalasan Tuan Muda Terkuat / Bab 419 - Nisan Ketiga Bereaksi

Share

Bab 419 - Nisan Ketiga Bereaksi

Author: Rianoir
last update Last Updated: 2024-12-08 13:28:46
Pupil mata Ryan mengecil saat teringat ramalan sang guru tentang malapetaka yang akan menimpa Rindy.

Mungkinkah inilah takdir yang dimaksud?

Dan semua ini karena dirinya?

'Tidak!' Ryan meraung dalam hati. 'Aku tidak akan membiarkan hal ini terjadi! TIDAK AKAN!'

Amarah dan keputusasaan meledak dalam dadanya.

Di dalam Kuburan Pedang, nisan pedang ketiga mulai berpendar keemasan, seolah beresonansi dengan emosi Ryan yang bergejolak.

Darah merah mengalir di permukaannya, membuatnya tampak bagai baru muncul dari kedalaman neraka.

Mata Ryan memerah saat ia bersiap mengaktifkan batu nisan ketiga.

Namun tepat sebelum ia sempat melakukannya...

"Hei, mengapa kamu tidak mengajakku bertarung!"

Mata Ryan membelalak mendengar suara familiar itu.

Ia menoleh cepat dan melihat seorang gadis kecil berlari mendekat dengan langkah ringan.

Dalam hitungan detik, sosok mungil itu telah muncul di depan Ryan dan Rindy.

Namun alih-alih menaruh perhatian pada mereka, matanya justru tertuju pa
Rianoir

Terima kasih Kak Bellaain1806, Kak Anchou, Kak Khairil, Kak Pengunjung6803, Kak Aditya, Kak Ayub, Kak Andreas, Kak Jhonny, Kak Jaz, Kak Zainal, Kak Yusri, Kak Mulyadi, Kusuma, Kak Yen, Kak Syam, Kak Allierakarim, Kak Ruli, Kak Bagus, Kak Dwi, dan Kak Sofian atas dukungan Gem-nya (⁠.⁠ ⁠❛⁠ ⁠ᴗ⁠ ⁠❛⁠.⁠) Bab Bonus: 2/6 Bab Antrian: 24 Selamat membaca, othor mau tidur dulu, wkwkwkwk (⁠。⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧

| 16
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Rianoir
maksudnya bagaimana kak??
goodnovel comment avatar
Adipati Bms
kurang kerjaan klo mau nyambung terlalu lambat
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 420 - Bunuh Diri

    Mata Marco Luigi bergerak liar ke segala arah, takut melewatkan tanda-tanda serangan. "Orang tua, aku di sini!" Mendengar suara riang itu, Marco Luigi refleks melancarkan serangan dahsyat ke arah sumbernya. Namun sia-sia belaka, ia hanya menghantam udara kosong! "Brengsek!" Sebelum ia sempat pulih dari keterkejutannya, sebuah kepalan tangan mungil berwarna merah muda melesat ke arahnya. "Orang tua, semuanya sudah berakhir!" Marco Luigi terkesiap mendapati gadis kecil itu telah berdiri tepat di hadapannya! Dengan gerakan panik ia mengangkat lengan untuk menangkis tinju tersebut... KRAK! Suara tulang patah yang memuakkan memenuhi udara saat tubuh Marco Luigi terpental menghantam dinding hingga hancur! Semua orang terpana menyaksikan pemandangan itu. Marco Luigi–kultivator dari Gunung Langit Biru yang bahkan mampu mengalahkan Ryan–kini tergeletak tak berdaya dengan tubuh berkedut menahan sakit. "UHUK!" Darah segar menyembur dari mulutnya. Dia yang begitu yakin bisa mengha

    Last Updated : 2024-12-08
  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 421 - Hancurnya Keluarga Quins

    Ryan tidak akan menunjukkan belas kasihan kepada musuh-musuhnya. Ini adalah prinsipnya. Sejak kembali dari Gunung Langit Biru, ia telah memutuskan untuk menghabisi siapapun yang berani menyinggungnya tanpa ampun. "BERANINYA KAU MEMBUNUH ANAKKU!" Raungan murka Karl Quins memecah keheningan. Dia tahu betul kekuatan Ryan belum pulih sepenuhnya setelah pertarungan dengan Marco Luigi. Tanpa pikir panjang, dia meraih pedang dan menyerang maju bagai orang kesetanan. Kilatan dingin memenuhi udara saat Karl Quins menusukkan pedangnya ke arah Ryan dengan kecepatan mengerikan. "Apakah kamu butuh bantuan?" tanya gadis kecil itu dengan nada riang. "Tidak," Ryan menggeleng sambil memasukkan beberapa pil pengumpul qi ke dalam mulutnya. Senyum dingin tersungging di bibirnya saat ia melesat maju menghadapi serangan itu. Dalam sekejap mata kedua pihak telah berada dalam jarak serang. "BAJINGAN KECIL, MATI SAJA!" Karl Quins berniat menusuk kepala Ryan untuk membalas kematian Oliver. Meski l

    Last Updated : 2024-12-08
  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 422 - Taktik

    Ryan sedang terluka, dan bahkan berdiri saja membuatnya merasa tidak nyaman sekarang. Namun Ryan tetap mempertahankan sikap acuhnya, mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya dengan gerakan santai. "Kalian benar-benar efisien ya?" ujarnya sambil menghembuskan asap rokok ke udara. "Apa kalian sengaja menunggu momen ini? Mengapa kalian harus bersusah payah hanya untuk berhadapan denganku?" Ekspresi Fariz membeku mendengar nada mengejek itu. "Jika kami tidak datang tepat waktu, kau pasti akan membunuh semua orang di sini untuk membungkam mereka," desisnya dingin. "Kami tidak akan membiarkan kekejaman seperti itu terjadi di bawah pengawasan kami!" Ryan tersenyum tipis sambil mematikan rokoknya. "Aku tidak suka membunuh orang, dan aku tidak membunuh orang yang tidak bersalah." 'Tidak suka membunuh orang?' Sudut mulut Fariz berkedut menahan amarah. "Aku akan memberimu dua pilihan," ujarnya tak sabar. "Pertama, ikut dengan kami dan beri penjelasan tentang apa yang terjadi. Atau ked

    Last Updated : 2024-12-08
  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 423 - Gejolak Di Dalam Kuburan Pedang

    Bagaimanapun, Galahad terluka parah karena menyelamatkannya. Ryan merasa berhutang setidaknya sebanyak ini padanya. "Master, saya baik-baik saja..." Galahad berusaha bangkit dengan susah payah setelah menelan pil itu. "Jangan sok kuat. Aku masih butuh bantuanmu untuk banyak hal," Ryan menggeleng tegas. "Pendarahanmu memang sudah berhenti dan pil itu akan menstabilkan lukamu. Tapi ingat, kau tidak boleh menggunakan kekuatanmu untuk sementara waktu." "Baik, Master!" Ryan beralih menatap para praktisidari Guild Round Table. "Masih ada dua sandera dari Keluarga Snowfield di villa. Kawal mereka kembali ke kediaman mereka dengan selamat. Jika ada yang mencoba menghalangi, bunuh tanpa ampun!" Ia lalu menghampiri Rindy dan menggenggam tangannya lembut. "Sudah berakhir sekarang. Ayo pulang." Hanya dengan mendengar kata 'pulang', mata Rindy memerah. Dia bisa melihat betapa lelahnya Ryan. Namun untuk pertama kalinya, dia merasakan kedamaian yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Sejak

    Last Updated : 2024-12-08
  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 424 - Keterkejutan Jackson

    'Awalnya aku berniat menggunakan kekuatan batu nisan ketiga di Villa Quins,' batin Ryan memikirkan apa yang terjadi tadi. 'Tapi untunglah gadis kecil itu muncul tepat waktu.' Kepala Ryan berdenyut memikirkan sosok misterius itu. Namanya Lina Jirk–sosok yang memiliki reputasi cukup mengerikan di Gunung Langit Biru, mirip raja iblis dalam wujud gadis kecil. Bahkan sang Guru harus berhati-hati menghadapinya. Jika bukan karena sesuatu yang terjadi padanya, gadis itu tak akan sepatuh ini. 'Mengapa dia mendadak meninggalkan Gunung Langit Biru?' Ryan bertanya-tanya. 'Mungkinkah sesuatu yang besar telah terjadi di sana?' Namun ia segera menggelengkan kepalanya. Bahkan jika sesuatu besar benar-benar terjadi, apa yang bisa ia lakukan dengan kekuatannya saat ini? Tidak ada! "Lupakan saja, aku tak ingin memikirkannya sekarang," gumamnya pelan. "Akan kupikirkan nanti." Ryan kembali memejamkan mata dan mengedarkan teknik Matahari Surgawi. Auranya melonjak drastis, diiringi raungan samar

    Last Updated : 2024-12-09
  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 425 - Tujuan Lina

    "Ryan sayang," Adel menelan ludah sebelum bertanya dengan nada takjub, "bagaimana kau bisa mengenal gadis kecil ini? Rindy bilang dia datang mencarimu... tapi astaga, nafsu makannya luar biasa!" "Aku bahkan sudah memesan makanan cepat saji untuknya. Bagaimana perut sekecil itu bisa menampung begitu banyak makanan?" Lina Jirk mengalihkan perhatiannya dari bungkus keripik yang nyaris kosong. Dengan santai dia menjilati jari-jarinya yang berminyak sebelum menatap Ryan dengan senyum puas. "Ryan, ingat dulu kau pernah bilang makanan di luar enak? Ternyata kau tidak bohong. Kalau saja aku tidak harus kembali dalam beberapa hari, aku bisa betah tinggal di sini hanya untuk makanannya." Ryan memutar bola matanya mendengar komentar itu. "Dengan nafsu makanmu yang seperti monster begini, kau bisa membuatku bangkrut dalam seminggu!" Lina Jirk meraih sebungkus keripik kentang baru, membukanya dengan gerakan ahli. "Jangan berlebihan. Kalau bukan karena aku menghabisi kakek tua itu tadi, kau

    Last Updated : 2024-12-09
  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 426 - Undangan Jackson

    "Aku tanya sekali lagi," desis Lina Jirk berbahaya. "Di mana makananku?" Tekanan spiritual yang mencekam membuat pria itu terhuyung mundur hingga jatuh terduduk. Sedikit darah mengalir dari sudut bibirnya–kekuatan gadis ini terlalu mengerikan! Selain dua praktisi terkuat di ranking grandmaster Nexopolis, siapa lagi yang bisa menahan tekanan spiritualnya? "A-aku tidak tahu..." jawabnya terbata. Tepat pada saat itu, seorang petugas keamanan berlari mendekat sambil membawa kantong plastik besar. Sesuai protokol, makanan pesan antar tidak boleh langsung masuk ke vila dan harus melalui pos keamanan terlebih dahulu. "Permisi, ini makanan pesanan..." belum selesai ia bicara, sosok Lina Jirk telah berubah kabur. Dalam sekejap mata kantong itu telah berpindah tangan dan gadis itu melesat kembali ke dalam vila. Petugas keamanan itu hanya bisa menatap tangannya yang kosong dengan wajah linglung. Ryan melangkah ke pintu, berniat menutupnya. Namun matanya menyipit saat mengenali pri

    Last Updated : 2024-12-09
  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 427 - Kenangan Gunung Langit Biru

    Atmosfer ruangan itu begitu berat hingga terasa mencekik. Fariz tahu betul tabiat tuannya–membunuh bawahan yang gagal bukanlah hal aneh bagi Rendy Zola."Jadi," suara berat Rendy Zola memecah keheningan, "Ryan belum mati?""Ya..." Fariz menelan ludah pahit, merasakan badai yang akan datang."Kau membawa begitu banyak orang, tapi tak bisa membunuh satu sampah kecil?"Nada dingin dalam suara Rendy Zola membuat bulu kuduk Fariz meremang."Ya... tapi..."BRAK!Belum selesai ia bicara, tendangan keras Rendy Zola telah menghantam dadanya."Jangan berani memberi alasan!" raung Rendy Zola murka. "Kalau menghadapi bocah ingusan saja tak mampu, lebih baik kau mati saja!"Fariz berlutut dengan wajah pucat. "Tuan, saya memang tidak berguna. Saya siap menerima hukuman apapun."Rendy Zola mendengus kasar. "Ryan punya identitas khusus. Setelah percobaan pembunuhan yang gagal, aku sudah dapat peringatan! Kita tak bisa menyerangnya terang-terangan sekarang."Otak Fariz berputar cepat mencari jalan kelu

    Last Updated : 2024-12-09

Latest chapter

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 505 - Tiba di Riverdale

    Ibu Yura Dustin yang tadinya tak sadarkan diri perlahan membuka mata. "Ibu! Ibu baik-baik saja?" Yura nyaris menangis bahagia. "Air... aku mau air hangat..." pinta sang ibu lemah. Semua orang terkesiap dan menoleh ke arah Ryan. Permintaan itu persis seperti yang ia prediksikan! Seorang pramugari bergegas mengambilkan air hangat. Setelah meminumnya perlahan, warna mulai kembali ke wajah ibu Yura. Wanita itu menatap Ryan dengan sorot mata penuh rasa terima kasih. Namun melihat pemuda itu sedang beristirahat, ia memilih diam. "Berkat pemuda ini aku baik-baik saja," ujarnya lembut pada kerumunan. "Semuanya silakan bubar." Sang dokter masih ingin protes, namun petugas keamanan segera membawanya pergi ke belakang. Keributan mereda, namun tatapan penasaran terus tertuju pada Ryan sepanjang sisa penerbangan. Para penumpang kelas satu yang kebanyakan pebisnis dan tokoh berpengaruh bisa merasakan ada yang istimewa dari pemuda misterius itu. Banyak yang ingin menyerahkan kartu nama,

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 504 - Dirgaukan Banyak Pihak

    Pramugari yang dipanggil segera membuat pengumuman mencari dokter di pesawat. Tak lama kemudian seorang dokter datang memeriksa kondisi wanita itu. "Apa penyakit ibumu?" "Dokter, ibu saya menderita CORD stadium akhir," Yura menjelaskan panik. "Selama ini bergantung pada obat, tapi sekarang obatnya hilang..." "Apa?!" sang dokter melotot. "Kenapa bepergian dengan penyakit seserius itu? Kau tidak tahu ini butuh pengobatan rutin?" Tanpa buang waktu ia memberi instruksi pada pramugari. "Cepat beritahu kapten untuk mendarat di kota terdekat! Kalau tidak, bahkan dokter ajaib pun tak akan bisa menyelamatkannya!" Tepat saat pramugari hendak berlari ke kokpit, sebuah suara tenang terdengar. "Tidak perlu mendaratkan pesawat. Aku bisa menolongnya." Semua mata tertuju pada Ryan. Yura masih panik–dia tahu betul betapa mengerikannya PPOK stadium akhir. Tanpa obat dan peralatan medis profesional, mustahil mengobatinya! Sang dokter mendengus. "Jangan bercanda! Nyawa sedang dipertaruhkan!"

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 503 - Perjalanan Ke Riverdale

    Pagi itu, suasana Bandara Riveria tampak ramai seperti biasa. Di area keberangkatan domestik, Ryan berdiri dengan santai diapit oleh dua wanita cantik–Adel dan Rindy. "Kau yakin tidak mau kami ikut?" tanya Adel dengan nada khawatir. Tangannya menggenggam lengan Ryan erat, enggan melepaskan. Ryan tersenyum tipis. "Tidak perlu. Selain itu, Galahad dan Lancelot akan menjaga kalian selama aku pergi." Ia melirik kedua pengawalnya yang berdiri tak jauh dari sana. "Lagipula, aku hanya pergi sebentar. Paling lama satu minggu." "Tapi..." Adel masih tampak ragu. "Sudahlah," Rindy menyela sambil tersenyum jahil. "Biarkan saja dia pergi. Toh dia pasti akan kembali–kecuali kalau dia berani selingkuh di Ibu Kota." Ryan tertawa kecil mendengar ancaman terselubung itu. Ia mengacak rambut Rindy dengan gemas. "Mana berani aku selingkuh kalau punya dua wanita secantik kalian?" "Gombal!" Rindy menepis tangan Ryan dengan wajah merona. Pengumuman keberangkatan pesawat RD8978 menggema di terminal,

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 502 - Persiapan Ke Riverdale

    Ryan menepuk bahu Lancelot dengan gestur menenangkan. "Masalah ini tidak mendesak," ujarnya tenang. "Aku akan berangkat ke Ibu Kota lebih dulu. Kau dan yang lain dari Guild Round Table bisa menyusul nanti. Saat ini, fokusmu haruslah meningkatkan kekuatan." "Baik, Ketua Guild," Lancelot membungkuk hormat. Setelah berpamitan dengan kedua bawahannya, Ryan teringat sesuatu. Eagle Squad pasti memiliki pengaruh di Ibu Kota–akan lebih mudah jika mereka yang mengatur perjalanannya. Baru saja ia hendak menghubungi Sammy Lein, sebuah mobil yang terparkir di luar vila membunyikan klakson. Ryan menggeleng geli sebelum melangkah menuju kendaraan itu. Seperti dugaannya, Sammy Lein dan Patrick telah menunggu di dalam. "Jangan bilang kalian menunggu di sini selama sepuluh hari," godanya sambil masuk ke dalam mobil. "Aku tak akan percaya." Sammy Lein tertawa canggung. "Tuan Ryan mungkin tidak tahu, tapi Eagle Squad telah beberapa kali mencoba menemui Anda. Nona Rindy selalu mengatakan Anda

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 501 - Pedang Pembelah Langit

    "Muridku," suaranya bergema dalam kekosongan, "di dunia ini terdapat 3000 Dao Besar dan Dao Kecil yang tak terhitung jumlahnya! Sepanjang hidupku, aku menekuni Dao Pembantaian dan niat pedang." Pedang Suci Caliburn berdengung di tangannya, beresonansi dengan kata-katanya. "Pedang adalah raja dari segala senjata. Baik untuk menyerang maupun bertahan, tak ada yang menandinginya!" "Pedang Pembelah Langit yang akan kuwariskan padamu memiliki tiga jurus. Setiap jurus mengandung hukum Dao Agung yang kusempurnakan. Jika kau memiliki kekuatan yang cukup, teknik ini mampu menghancurkan langit itu sendiri!" "Itulah mengapa ia dinamakan Pedang Pembelah Langit!" Lelaki tua itu mengacungkan Caliburn tinggi-tinggi. Niat pedang yang terpancar darinya begitu pekat hingga membuat udara bergetar. Ryan bahkan bisa merasakan jantungnya berdegup kencang hanya dengan menatapnya. "Jurus pertama–Naga Membelah Langit!" Pedang di tangannya bergerak bagai kilat, menciptakan bayangan naga raksasa yang me

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 500 - Latihan

    Sebagai kultivator yang baru mengenal enam ranah–Body Tempering, Qi Gathering, Foundation Establishment, Golden Core, Nascent Soul, dan Heavenly Soul–Ryan paham betul besarnya kesenjangan kekuatan mereka. Setiap ranah terbagi menjadi sembilan tingkat. Dan kini, sebagai kultivator Foundation Establishment, ia harus menghadapi praktisi ranah Nascent Soul! 'Bagaimana mungkin aku bisa menang?' batinnya frustrasi. Seolah membaca pikirannya, lelaki tua itu melepaskan sinar pedang ke arah kepala Ryan. Dalam sekejap ia telah muncul di hadapan pemuda itu. "Kau ingin tahu mengapa aku menggunakan ranah yang jauh lebih tinggi?" suaranya dalam dan berat. "Akan kuberitahu!" "Dao Pembantaian berada di ambang hidup dan mati," lelaki tua itu melanjutkan dengan nada serius. "Dengan teknik ini, kau bahkan bisa membunuh mereka yang jauh lebih kuat darimu!" Dia menghentakkan pedangnya, menciptakan gelombang tekanan yang membuat Ryan terhuyung. "Jika kau mampu bertahan dari seranganku, kelak saat meng

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 499 - Ramalan Nasib Lucas

    Di sebuah bangunan megah nan misterius di Ibu Kota, Lucas Ravenclaw duduk dengan tenang sembari menyeka pedangnya yang berwarna merah darah. Pedang itu berpendar dengan energi qi yang tak kalah kuat dari Pedang Suci Caliburn. Meski tak melepaskan aura apapun, kehadirannya saja sudah menciptakan tekanan berat yang membuat orang biasa kesulitan bernapas. Di hadapannya, seorang lelaki tua berambut putih berlutut dengan tubuh gemetar. "Tuan Lucas, saya telah menyelidiki orang-orang yang mengikuti Anda hari ini. Mereka berasal dari Provinsi Riveria, namun asal-usul sebenarnya masih belum jelas." "Heh," Lucas Ravenclaw mendengus dingin. "Sudah bertahun-tahun berlalu, belum ada yang berani berbuat kurang ajar seperti ini. Apakah mereka ingin mati?" "Terus selidiki. Begitu tahu siapa yang mengirim mereka, bunuh semuanya. Jangan sisakan satu pun." Lelaki tua itu mengangguk patuh sebelum teringat sesuatu. "Tuan Lucas, mengapa Anda tiba-tiba kembali ke Ibu Kota kali ini?" Lucas Ravenclaw

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 498 - Kabar Lucas Ravenclaw

    Ryan melepaskan pelukannya dari Rindy dan duduk di sofa. Ia tak ingin membuat kedua gadis itu khawatir dengan menceritakan pertarungannya melawan Sergei Anri dan Departemen Penanggulangan Bencana Supranatural. "Hanya urusan bisnis biasa," jawabnya santai. "Beberapa masalah kecil yang harus diselesaikan." Meski ekspresi kedua gadis itu menunjukkan ketidakpercayaan, mereka memilih tidak mendesak lebih jauh. Jika Ryan memilih menyembunyikan sesuatu, pasti ada alasannya. Ryan bangkit untuk mengambil segelas air. Saat meneguknya, ia teringat sesuatu yang penting. "Ada yang harus kuberitahu pada kalian," ujarnya serius. "Aku perlu berlatih dalam isolasi selama sepuluh hari ke depan untuk sebuah terobosan penting dalam kultivasiku." Ia meletakkan gelasnya sebelum melanjutkan, "Selama sepuluh hari ini, aku akan mengurung diri di kamar lantai tiga. Galahad dan beberapa praktisi dari Guild Round Table akan berjaga di luar. Jika kalian perlu keluar, mereka harus menemani kalian." "Penga

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 497 - Tanpa Ampun

    "Tuan Ryan, kumohon lepaskan ayahku!" jeritnya serak. Jika sang ayah tewas, Keluarga Anri akan kehilangan pilar pendukungnya! Meski merasa kasihan pada temannya, Juliana tetap berkata tegas, "Tuan Ryan, Anda tidak perlu mempertimbangkan perasaan saya. Dia pantas mati." Jika Sergei Anri dibiarkan hidup, dia pasti akan mencari kesempatan membalas dendam. Dan saat itu terjadi, keluarga Herbald pasti akan terseret. Melihat Juliana tak berniat campur tangan, Riselotte semakin putus asa. "Tuan Ryan, aku bersedia melakukan apapun! Kumohon lepaskan ayahku!" "Membiarkannya pergi?" tanya Ryan tenang. Mendengar nada lunak itu, harapan membuncah dalam dada Riselotte dan Sergei Anri. "Ya, ya!" Riselotte mengangguk penuh semangat. Namun detik berikutnya, kilatan dingin melesat–kepala Sergei Anri terpisah dari tubuhnya. "Mengapa aku harus mendengarkanmu?" suara Ryan bergema dingin memenuhi ruangan. "Jika kulepaskan dia hari ini, siapa yang akan melepaskanku di masa depan?" "Tidak membunuhmu

DMCA.com Protection Status