Beranda / Romansa / Pembalasan Termanis Sang Penguasa / (TLS) 154. Kenapa Kamu Kabur Dari Rumah Sakit?

Share

(TLS) 154. Kenapa Kamu Kabur Dari Rumah Sakit?

Penulis: Marrygoldie
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-05 09:12:20

Fokus, Lana. Kamu harus fokus.

Kalimat itu terus berulang-ulang dalam pikiran Svetalan saat dia melilitkan perban di perut Karl. Pasalnya saat melilitkan perban itu, Svetlana harus memeluk Karl. Hal itu yyang membuat kedua pipi Svetlana merona merah.

Biasanya Svetlana akan menjaga jarak atau bersikap kikuk di depan laki-laki. Tapi berbeda dengan Karl. Gadis itu seakan menurunkan kewaspadaannya. Svetlana berpikir mungkin hal ini terjadi karena Karl sudah menolongnya dua kali sehingga membuat gadis itu berpikir jika Karl bukanlah pria yang jahat.

“Sudah selesai. Kamu bisa me ngenakan pakaianmu kembali.” Ucap Svetlana segera memberikan jarak di antara dirinya dan Karl.

“Terima kasih, Lana.” Karl mengambil atasan piyama rumah sakit yang ada di atas lantai.

Svetlana sedang membereskan peralatan yang dia gunakan untuk mengobati Karl sampai tatapannya tertuju pada sesuatu. Dia bisa melihat noda darah di atasan piyama laki-laki itu.

“Tunggu dulu, Karl.” Ucap Svetlana menghentikan Karl yan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan Termanis Sang Penguasa   (TLS) 155. Mengajukan Satu Syarat

    “Karena aku ingin bertemu denganmu.” Svetlana menatap Karl dengan terkejut. “Kamu ingin bertemu denganku? Kenapa?”“Aku pikir kamu akan merasa aneh jika mendengar alasanku.”Gadis itu memicingkan matanya menatap laki-laki di hadapannya. “Aku tidak akan menganggapmu aneh. Jadi bisakah kamu memberitahuku alasannya? Karena mengingat kita tidak dekat. Sangat aneh jika tiba-tiba kamu kabur dari rumah sakit karena ingin menemuiku.”Karl meletakkan sendoknya di atas piring. Kemudian tatapanya tertuju pada Svetlana yang memandangnya dengan tatapan serius. Sebelum mengatakan apapun, Karl mengambil gelas berisi air putih dan menegaknnya sampai setengah gelas. Setelah melegakkan tenggorokkannya, Karl kembali fokus pada Svetlana.“Baiklah, aku akan memberitahumu alasanku kabur dari rumah sakit dan menemuimu. Saat aku tidak sadarkan diri, aku bermimpi tentangmu.”Seketika Svetlana melotot kaget. “Bermimpi tentang aku?”Karl menganggukkan kepalanya. “Ya, aku bermimpi tentang kamu. Sayangnya bukanl

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-05
  • Pembalasan Termanis Sang Penguasa   (TLS) 156. Syarat Dari Karl

    Seketika tubuh Svetlana membeku mendengar syarat yang diajukan oleh Karl. Bahkan matanya melotot kaget. Tapi setik berikutnya akal sehatnya mulai bekerja dan gadis itu langsung menggelengkan kepalanya.“Aku pikir itu bukanlah ide yang bagus. Aku menolak syarat darimu.” Ucap Svetlana berusaha terdengar tegas.Karl terkejut mendengar penolakan Svetlana. Tapi kemudian dia mengangkat kedua bahunya. “Kalau begitu aku tidak janji bisa menjaga mulutku. Mungkin saja aku keceplosan mengenai Stefan.”Svetlana berdiri dan berjalan menghampiri Karl. Kemudian gadis itu duduk di samping Karl. Kedua tangannya meraih tangan Karl. Tatapan Svetlana tampak memohon ke arah Karl.“Aku mohon jangan lakukan itu, Karl. Aku… aku hanya tidak ingin semunya berubah menjadi buruk jika orang-orang tahu aku memiliki anak. Aku mohon jangan katakan pada semua orang.” Suara Svetlana terdengar begitu sedih membuat hati Karl luluh.“Lana, tidak ada yang salah dengan persyaratan yang aku ajukan. Aku tidak akan menyakiti

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-05
  • Pembalasan Termanis Sang Penguasa   (TLS) 157. Kunjungan Tengah Malam

    Jam sudah menunjukkan jam sebelas malam ketika pintu kamar di mana Liev dan Evelina dirawat terbuka. Seseorang berjalan masuk dan berusaha untuk tidak membuat suara yang bisa membuat dua bersaudara Matvey itu terbangun. Langkahnya tertuju pada ranjang di mana Evelina berbaring. Langkah orang itu terhenti di antara ranjang Evelina dan ranjang Karl yang kosong. Orang yang mengunjungi kamar itu nyaris tengah malam adalah Aleksey. Laki-laki yang mengenakan kemeja biru besar dan jaket abu-abu itu menatap ke arah Evelina yang terlihat begitu damai saat sedang tertidur. Di tangannya menggenggam buket bunga. Laki-laki itu meletakkannya di atas lemari yang ada di samping ranjang Evelina. Sebenarnya Aleksey ingin menjenguk Evelina setelah mengetahui berita jika Evelina sudah berada di rumah sakit. Tapi rasa bersalah membuat Aleksesy menolaknya. Dia masih kesal pada dirinya sendiri karena Evelina diculik di hadapannya. Alekey mengulurkan tangannya untuk menyentuh pipi gadis itu. “Syukurlah k

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-06
  • Pembalasan Termanis Sang Penguasa   (TLS) 158. Kamu Tidak Melakukannya Dengan Sengaja Bukan, Aleksey? 

    “APA?” Seru Evelina dengan suara keras sehingga Aleksey harus menutup kedua telinganya.“Kamu bisa membangunkan semua orang di rumah sakit, Evelina.” Aleksey berusaha menenangkan gadis itu. Agar tidak membuat kegaduhan di rumah sakit.“Aku tidak peduli akan membangunkan siapa, Aleksey. Yang aku pedulikan saat ini adalah apa maksudmu kamu akan pergi ke Inggris? Apakah kamu akan pergi meninggalkanku begitu saja?” Evelina menatap Aleksey dengan tatapan tajam.“Bisakah kamu tenang dulu, Eve? Dan duduklah sini. Aku akan menjelaskannya padamu.” Alekesey menunjuk tempat yang ada di sampingnya.Evelina yang kesal sebenarnya tidak mau menuruti ucapan Aleksey. Tapi karena dia perlu mendengarkan alasan laki-laki itu, sehingga dia mau tidak mau akhirnya duduk di samping Aleksey.“Aku sudah menurutimu dengan duduk di sampingmu. Dan sekarang kamu jelaskan padaku apa alasanmu pergi meninggalkan Moscow?” tanya Evelina tidak sabaran.“Sebenarnya saat aku masih kecil, aku tinggal di Inggris, Eve. Aku t

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-06
  • Pembalasan Termanis Sang Penguasa   (TLS) 159. Kembang Api

    Evelina menggigit piroshki atau roti berbentuk perahu dengan isian daging cincang. Mata gadis itu melotot saat merasakan lezatnya roti itu di dalam mulutnya.“Rasanya enak sekali.” Evelina menatap Aleksey yang berjalan bersama dengannya.Laki-laki yang juga sedang menikmati piroshki itu menganggukkan kepalanya. “Ya, rasanya lezat sekali. Tidak ada yang bisa menandingi kelezatan piroshki.” Aleksey bahkan melahapnya sampai habis dengan sangat cepat.Meskipun sudah tengah malam, tapi untungnya masih ada toko yang buka. Sehingga mereka tidak kelaparan di tengah malam. Langkah Evelina terhenti saat melihat sesuatu. "Aleksey, tunggu aku di sini ya. Aku akan segera kembali." Ucap Evelina dengan bibir menyunggingkan senyuman. "Kamu mau ke mana?" tanya Aleksey menatap gadis itu dengan tatapan bingung. "Aku ingin membeli sesuatu. Jadi tunggu saja di sini. Setelah itu kita kembali ke rumah sakit."Akhirnya Aleksey hanya bisa menganggukkan kepalanya dan melihat gadis itu pergi meninggalkannya.

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-07
  • Pembalasan Termanis Sang Penguasa   (TLS) 160.Evelina Sedang Marah

    Aleksey mencium Evelina dengan inisiatif laki-laki itu sendiri. Itulah yang membuat Evelina terkejut. Karena selama ini Aleksey selalu menghindarinya dan berusaha mendorongnya pergi. Tapi kali ini Aleksey menciumnya. Dalam hatinya Evelina berteriak senang. “Aleksey, apa kamu tahu apa yang baru saja kamu lakukan?” tanya Evelina. Laki-laki yang sedang menyalakan kembang api di tangannya itu langsung menganggukkan kepalanya. Aleksey menatap gadis yang berdiri duduk di sampingnya. “Tentu saja aku tahu. Aku baru saja menciummu.” Evelina terperangah tidak percaya. Dia meletakkan kembang apinya yang sudah padam di atas tanah. Kemudian dia mencubit lengannya sendiri. Seketika gadis itu menjerit saat merasakan cubitannya sangat sakit. “Ada apa Evelina? Apakah kamu merasa sakit?” tanya Aleksey dengan nada cemas. Evelina hanya menampilkan cengiran polos dan menggelengkan kepalanya. “Tidak apa-apa, Aleksey. Hanya saja tadi ada nyamuk dan aku menepuknya terlalu keras sehingga menyakiti tangank

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-09
  • Pembalasan Termanis Sang Penguasa   (TLS) 161.Grandpa Kembali

    “Siapa yang sudah membuat Evelina marah seperti itu?” Evelina yang mengenal suara itu langsung keluar dari selimutnya. Matanya berbinar saat melihat seorang pria berjalan masuk ke dalam ruangan itu. Dia adalah Josef Matvey, sang kakek. "GRANDPA!!!" Seru Evelina. Pria dengan rambut yang sudah memutih itu masih terlihat begitu gagah mengenakan kemeja hitam dan celana jeans biru pudar. Josef berjalan menghampiri ranjang Evelina. Segera gadis itu memeluk sang kakek. "Cucu perempuanku yang cantik. Siapa yang sudah membuatmu marah? Katakan pada Grandpa. Akan Grandpa pastikan jika dia akan mendapatkan balasannya." Ucap Josef dengan berapi-api. Evelina melepaskan pelukannya dan menggelengkan kepalanya. "Tidak, Grandpa. Jangan lakukan apapun padanya." Josef memicingkan matanya menatap cucu perempuannya. "Kenapa aku tidak boleh melakukan apapun? Dia sudah membuat cucu perempuan kesayanganku menjadi marah begini. Mana mungkin pria tua ini diam saja." Josef tidak terima jika dia tidak boleh

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-09
  • Pembalasan Termanis Sang Penguasa   (TLS) 162.Sang Kakek VS Sang Cucu

    “Siapa yang ingin kamu berikan pelajaran, Kakek tua?” Suara itu membuat semua orang menoleh. Mereka bisa melihat Karl berjalan masuk ke dalam ruangan itu dengan menggandeng Svetlana. Tatapan tajam Karl tertuju pada Josef yang juga membalasnya dengan tatapan tajam. “Dasar bocah nakal. Baru juga sadar sudah menemui orang lain. Bukannya menemui orang tuamu dulu. Tidak tahukah kamu kalau kamu sudah membuat mereka khawatir.” Omel Josef. “Aku hanya ingin memastikan jika kekasihku baik- baik saja. Karena itu aku langsung pergi.” Jelas Karl dengan begitu santainya. “Kamu pasti bercanda. Kamu dan Svetlana sudah menjadi sepasang kekasih?” tanya Evelina tidak percaya memandang sang adik. Karl menganggukkan kepalanya. “Ya, kami sudah menjadi sepasang kekasih.” Evelina melayangkan tatapan tajamnya ke arah sang adik. “Jangan menjawabnya, Karl. Aku tidak percaya jika kamu yang mengtatakannya. Svetlana, apakah Karl mengancammu atau bersikap aneh padamu sampai kamu mau menjadi pacarnya?” Svetlan

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-10

Bab terbaru

  • Pembalasan Termanis Sang Penguasa   Special Chapter Part 3

    Kebun binatang adalah destinasi wisata yang cocok untuk keluarga. Karena itulah Karl membawa Svetlana dan Stefan ke sana. Karl mendorong kereta bayi di mana Stefan duduk di dalamnya tampak begitu bersemangat. Bahkan kedua tangannya memukul-mukul pahanya yang gendut dan terus terkekeh saat melihat sesuatu yang menarik.Langkah mereka terhenti saat melihat ada dua cabang jalan. Karl dan Svetlana melihat papan yang menunjukkan tujuan kedua jalan itu. Jika memilih jalan ke kiri, maka mereka akan masuk ke dalam dunia air. Kalau jalan kalan ke kanan, mereka akan meneruskan perjalanan mereka menjelajahi kebun binatang.“Bagaimana jika kita melihat dunia air lebih dahulu. Baru setelah itu kita melanjutkan perjalanan?” Karl memberikan usul.Svetlana menganggukkan kepalanya. “Ide yang bagus. Kalau begitu ayo kita pergi ke dunia air.”Karl tersenyum sembari menganggukkan kepalanya. Kemudian dia mendorong kereta bayi Stefan dan berjalan bersama dengan Svetlana. Tiba-tiba dari arah berlawana ada b

  • Pembalasan Termanis Sang Penguasa   Special Chapter Part 2

    Sebuah mobil sedan hitam berhenti di depan universitas Lomonosov Moscow State. Aleksey yang duduk di belakang mengambil tasnya.“Jam berapa saya harus menjemput, Tuan muda?” tanya Viktor yang mengendarai mobil itu.Tatapan Aleksey tertuju pada pria itu. “Jam dua siang. Akrena aku akan pergi bersama Evelina setelah selesai kuliah.”Viktor tersenyum melihat sang tuan muda tampak bahagia saat membicarakan tentang kekasihnya.Pria itu menganggukkan kepalanya. “Baik, Tuan muda. Saya akan menjemput anda dan Nona Matvey jam 2 siang. Sampai jumpa nanti, Tuan muda.”Aleksey menganggukkan kepalanya. “Sampai jumpa nanti, Viktor.”Laki-laki itu berjalan keluar dari mobilnya. Dia menyampirkan tas ransel di bahu kanannya. Aleksey terlihat begitu tampan dengan mengenakan kaos putih dan dipadukan dengan kemeja hitam kotak-kotak putih yang sengaja tidak dikancingkan. Celana hitam dan sepatu sneakers putih membuat penampilan laki-laki itu semakin menawan. Sehingga tidak heran jika banyak tatapan tertuj

  • Pembalasan Termanis Sang Penguasa   Special Chapter Part. 1

    Tahun ajaran baru menjadi acara paling sibuk untuk BEM. Tidak hanya banyak kegiatan yang harus mereka urus, tapi juga harus memberikan banyak pengarahan bagi mahasiswa-mahasiswa baru. Tapi sesuatu paling ditunggu semua mahasiswa baru. Suasana kampus seketika menjadi riuh saat Ketua dan Wakil Ketua BEM datang. Wajah tampan Liev dan Roman menjadi bagian favorit para mahasiswa. "Kak Liev, bisakah aku foto denganmu?" tanya salah satu gadis cantik yang menatap Liev dengan malu-malu. Liev menyunggingkan senyuman membuat semua mahasiswi terpesona. "Baiklah. Kita bisa foto bersama. Berikan ponselmu." Liev mengulurkan tangannya. Gadis itu memberikan ponselnya kepada Liev. Laki-laki itu membuka aplikasi kamera kemudian berpose bersama gadis itu. Liev menekan tombol untuk mengambil beberapa foto mereka. Setelah itu Liev mengembalikan ponsel itu kepada pemiliknya. "Terima kasih, Kak Liev." Gadis itu memandang fotonya bersama dengan Liev. Bibirnya menyunggingkan senyuman senang. "Kak Liev,

  • Pembalasan Termanis Sang Penguasa   (TLS) 182.Benar-Benar Aleksey [THE END]

    “Bahkan kamu juga tidak punya waktu untuk Aleksey-mu?”Evelina memicingkan matanya ke arah laki-laki itu. "Siapa kamu? Kenapa kamu tahu soal Aleksey?"Laki-laki itu menyunggingkan senyumannya. "Karena aku aku adalah Aleksey."Evelina terdiam mendengar ucapan laki-laki itu. Namun detik berikutnya, Evelina melayangkan tamparan yang membuat semua orang terkejut melihatnya. Termasuk Irina yang berdiri di dekat Evelina. Dada gadis itu naik turun dengan cepat menunjukkan berapa emosinya dirinya. "Apa kamu sedang merendahkan Aleksey-ku? Apa kamu tidak tahu seperti apa Aleksey yang aku sayangi? Jangan pernah menyamakan dirimu dengan Aleksey-ku. Karena kalian tidak akan pernah sama." Evelina tidak bisa menahan tangisnya. Dia pun berbalik dan bergegas berlari keluar. Saat laki-laki itu hendak keluar, Karl menahan bahunya. Tatapan tajam yang membunuh dilayangkan Karl ke arah laki-laki itu. "Bos, aku tidak ingin membuat keributan. Jadi aku akan keluar sebentar mengurus bocah sialan yang membua

  • Pembalasan Termanis Sang Penguasa   (TLS) 181.Dua Karyawan Menghasilkan Keuntungan Tinggi

    “Bos, apakah tidak apa-apa membiarkan mereka bekerja di sini?” tanya Svetlana kepada Irina yang duduk di meja kasir.Tatapan Irina tertuju pada Evelina dan Karl yang sedang berjalan mondar-mandir dalam kafe untuk melayani pengunjung. “Tidak masalah. Lagipula mereka mendatangkan keuntungan untukku.” Irina tersenyum penuh arti.Svetlana memicingkan matanya ke arah sang bos. “Apa maksudmu mendatangkan keuntungan untuk mereka, Bos?”Irina menghela nafas berat. Kemudian tatapannya tertuju pada karyawannya itu. “Svetlana apakah kamu tidak menyadari jika pacarmu itu tampan? Kamu lihat banyak para gadis datang ke kafe ini untuk melihat ketampanan pacarmu.”Svetlana menoleh dan melihat Karl yang sedang meletakkan cangkir kopi di atas meja. Dia bisa melihat gadis yang dilayani itu memandang Karl dengan tatapan terpesona. Entah kenapa hal itu membuat Svetlana merasa sangat kesal.“Bos, bukankah menyebalkan memanfaatkan ketampanan pacarku untuk meningkatkan pengungjung kafe?” Svetlana tampak cem

  • Pembalasan Termanis Sang Penguasa   (TLS) 180.Kehidupan Kelam Svetlana

    “Tidak masalah. Karena sebenarnya kita berpacaran di dua dunia.” Svetlana menoleh dan seketika wajahnya berubah pucat saat melihat Karl berdiri tidak jauh darinya. Bibir laki-laki itu menyunggingkan senyuman. “A-apa yang membawamu kemari, Karl? Bagaimana dengan Stefan?” tanya Svetlana.“Stefan sedang bersama dengan ibumu.” Karl berjalan menghampiri Svetlana. Membuat gadis itu melangkah mundur. Namun dia tidak bisa melangkah terlalu jauh karena pantatnya menyentuh meja dapur. Karl yang sudah berada di dekat Svetlana langsung meletakkan kedua tangannya menyentuh meja dapur itu untuk memerangkap gadis itu. Svetlana yang gugup tampak kesulitan menelan ludahnya sendiri.“Kamu tidak akan menyakiti perasaanku karena sebenarnya aku adalah Ares, Svetlana. Atau aku harus memanggilmu Lucia?”Seketika Svetlana melotot kaget mendengar ucapan Karl. “Ka-kamu tahu jika aku adalah Lucia?”Karl menganggukkan kepalanya. “Ya, aku tahu.”“Sejak kapan?”“Sebenarnya aku sudah mulai curiga saat dulu kamu

  • Pembalasan Termanis Sang Penguasa   (TLS) 179. Mencuri-Curi Waktu

    Ares : Karena semalam tidak bisa bermain bersama, bagaimana jika malam ini?Svetlana membaca pesan itu dan mengela nafas berat. Pasalnya seharusnya semalam dia bermain game bersama dengan Ares. Tapi karena Karl berada di rumahnya sehingga gadis itu tidak memiliki kesempatan untuk bermain game. Gadis itu tidak tahu apakah dia bisa main bersama Ares malam ini atau tidak.Svetlana : Aku tidak bisa janji. Tapi jika bisa, aku akan menghubungimu.Ares : Apakah kamu sangat sibuk? Atau kamu sedang menjalin hubungan dengan seseorang? Sepertinya aku sulit sekali menghubungimu.Gadis itu langsung melotot membaca pesan itu. Dia tidak menyangka jika Ares akan menebak situasinya dengan tepat sasaran. Svetlana hendak membalas pesan dari kekasih dalam gamenya, tiba-tiba gadis itu kembali dikejutkan dengan pesan dari Ares yang baru saja masuk.Ares : Kamu mengatakan jika kamu tidak mau pacaran di dunia nyata. Tapi sekarang kamu justru pacaran di dunia nyata. Apakah kamu tidak menyayangiku lagi, Lucia?

  • Pembalasan Termanis Sang Penguasa   (TLS) 178. Sedikit Pelajaran Dari Karl

    Sedikit pelajaran yang dimaksud oleh Karl adalah membiarkan Ravil dan kedua anak buahnya berlari hanya dengan menggunakan celana pendek. Di belakang mereka ada enam anjing German Shepherd yang terlihat garang sedang mengejar mereka. Akhirnya Karl bisa mengeluarkan anjing peliharaan milik keluarga Matvey.Anjing German Shepheard memiliki indera penciuman yang tajam. Sehingga ketika Karl menyodorkan pakaian mereka ke hidung anjing dengan rambut berwarna coklat hitam itu, mereka akan terus mengejar orang yang memiliki bau yang sama. Mereka tidak akan berhenti sampai mendapatkannya. Karena itu ketika Ravil memutuskan untuk berbelok dan memisahkan diri dari anaki buahnya, tetap saja ada dua anjing yang mengejarnya. Karena dua anjing itu sudah menciu bau Ravil. Tentu saja pemandangan ini menjadi bahan tertawaan orang. Termasuk Zoya, Liev dan semua orang yang berada di kafe itu. Zoya tidak menyangka Ravil yang biasanya terlihat begitu arogan dan menampilkan penampilan terbaiknya sekarang b

  • Pembalasan Termanis Sang Penguasa   (TLS) 177. Tatapan Yang Mampu Membuat Ketakutan

    Ravil tampak kesal karena perkiraannya meleset. Dia begitu senang saat Zoya mengatakan akan menemuinya. Tapi dia tidak menyangka jika Zoya tidak datang sendirian. Tidak hanya membawa Liev tapi juga membawa beberapa anggota mafia Zeno yang dipimpin oleh Valdo. Sebenarnya Zoya sendiri juga tidak tahu akan berakhir seperti ini. Dia juga terkejut saat melihat Liev datang bersama beberapa pria yang mengenakan setelan gelap.Zoya mencondongkan tubuhnya untuk berbisik di telinga Liev. "Apakah tidak masalah membawa banyak orang seperti ini? Mereka bahkan memenuhi kafe ini.""Tenang saja, aku sudah menyewa kafe ini. Jadi tidak masalah dengan pemilik kafe." Tatapan Liev tertuju pada Irina yang mengacungkan dua jempol tangannya. Setelah mengetahui jika Zoya akan menemui mantan suaminya yang berbahaya, Karl menyarankan Liev untuk menyewa kafe tempat Svetlana bekerja. Dengan begitu Karl juga bisa ikut mengawasi pertemuan itu. "Zoya, tidak bisakah kita membicarakannya di tempat yang lebih tenang

DMCA.com Protection Status