“Maafkan aku jika keluargaku membuatmu terkejut.” Ucap Karl setelah dokter dan perawat selesai mengobatinya. Svetlana menggelengkan kepalanya. “Tidak apa-apa. Aku hanya sedikit terkejut dengan tindakan kakekmu. Tapi keluargamu benar-benar sangat ramai.” “Maafkan kehebohan yang baru saja terjadi. Tadi Evelina menyebutmu Svetlana. Apakah benar?” Suara itu membuat Svetlana menoleh. Dia bisa melihat Natasha sudah berdiri di dekatnya. Svetlana memberikan senyuman yang sopan sembari menganggukkan kepalanya. “Benar, Svetlana adalah namaku.” “Nama yang bagus. Namaku Natasha, Ibunya Karl.” Natasha tersenyum dan mengulurkan tangannya pada Svetlana. Gadis itu membalas uluran tangan Natasha. “Senang bertemu denganmu, Nyonya Matvey.” “Dan ini adalah suamiku sekaligus ayah Karl namanya Leon.” Natasha memperkenalkan pria yang duduk di atas kursi roda. “Aku berharap kamu tidak merasa terganggu dengan pria yang duduk di kursi roda.” Leon mengulurkan tangannya. Svetlana membalas uluran tangan Le
Sebuah mobil sedan hitam yang terlihat begitu mewah berhenti di depan gedung Moscow P.I. Tchaikovsky Conservatory. Tentu saja mobil itu menarik perhatian banyak orang. Termasuk Irina yang duduk dibalik meja kasir. "Bos, apakah kamu kedatangan tamu eksklusif?" Bisik Anthony salah satu pelayan di kafe itu. Irina menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tahu. Tapi aku tidak mendapatkan informasi akan mendapatkan tamu eksklusif."Tatapan Irina dan Anthony tertuju pada pintu mobil yang terbuka. Terlihat seorang pria turun bangku depan. Kemudian dia meraih gagang pintu mobil di belakang. Membuka pintu itu sehingga seseorang yang duduk di belakang bisa turun. Mata Irina dan Anthony melotot kaget melihat Svetlana turun dari mobil itu. Dia tersenyum pada pria itu dan mengucapkan terima kasih. Setelah itu Svetlana berjalan masuk ke dalam kafe. Irina dan Anthony masih melongo melihat gadis itu. "Hallo, Bos." Sapa Svetlana yang berjalan menuju pintu karyawan. Namun sebelum Svetlana meraih gagang pi
Zoya baru saja keluar dari kelas. Dia merasa sangat lelah. Beruntung itu adalah kelas terakhir. Dia hanya tinggal memasukkan beberapa nilai setelah itu dia bisa pulang. "Lama tidak bertemu, Zoya."Tubuh Zoya seketika membeku di tempat saat mendengar suara yang mampu membuat tubuhnya menggigil ketakutan. Saat Zoya mendongak dia bisa melihat seorang pria dengan setelan hitam berdiri di hadapannya. Tatapan pria itu tertuju lurus pada Zoya dan bibirnya menyunggingkan senyuman. Zoya yang sudah mengenal pria itu tahu arti senyuman itu. Bukanlah senyuman ramah, tapi senyuman yang penuh dengan rencana di dalamnya. Ravil Borisov. Seorang CEO perusahaan minyak terbesar di Rusia. Memiliki wajah tampan, bibir manis dan kekayaan membuat semua wanita pasti ingin melompat ke dalam pelukan Ravil. Begitu juga dengan Zoya dulu. Dengan polosnya dia memuja Ravil seakan pria itu adalah satu-satunya pria yang ada dalam dunia ini. Tapi setelah menjalani kehidupan rumah tangga bersama dengan Ravil selama
"Tidak. Itu tidak mungkin." Zoya langsung menggelengkan kepalanya mendengar nama tempat yang disebutkan oleh Liev. "Kenapa tidak mungkin? Rumah keluarga Matvey adalah tempat teraman. Mantan suamimu tidak akan bisa masuk karena penjagaannya ketat." Jelas Liev. Laki-laki itu menyarankan agar Zoya untuk sementara waktu tinggal di rumahnya. Mengingat rumah keluarga Matvey memiliki tingkat keamanan yang tinggi, sehingga Ravil tidak akan bisa masuk dan mengambil alih Zoya. Zoya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tapi tetap saja aku tidak bisa tinggal di rumahmu, Liev. Bahkan jika itu hanya sementara. Aku tidak akan tidur denganmu. Tidak akan pernah."Liev pun memahami alasan Zoya menolak tawarannya. Sebuah kesalahpahaman yang ditangkap oleh wanita itu. Kemudian laki-laki itu tertawa. “Siapa juga yang memintamu untuk tidur denganku, Mrs. Pegova. Rumah keluarga Matvey sangat besar dan memiliki banyak kamar. Kamu bisa menggunakan salah satu dari kamar itu. Jadi kamu tidak perlu tidur denganku.
Kenapa bisa jadi seperti ini? Sial… aku sudah tahu laki-laki mesum ini tetap saja mesum. Gerutu Zoya kesal.Bagaimana dia tidak kesal karena saat ini dia harus memakai kostum yang diinginkan oleh Liev. Dia bisa melihat bayangan di cermin di mana dirinya mengenakan gaun pink muda dengan pinggirin bulu-bulu putih. Bahkan di bagian tengah dada dan perutnya ada bola bulu berwarna putih yang sangat menggemaskan. Di tangannya ada sarung tangan panjang yang mencapai sikutnya. Sarung tangan itu masih menjadi satu set dengan gaun itu sehingga memiliki warna yang sama.Dia menunduk dan melihat potongan gaun itu begitu pendek. Bahkan dia yakin seseorang bisa melihat celana daamnya jika dia menunduk sedikit saja. Kedua kakinya dihiasi oleh stocking jaring berwarna putih. Lalu tatapan Zoya kembali ke arah cermin kamar mandi yang ada di hadapannya. Dia bisa melihat di lehernya melingkar kalung dengan bahan yang sama dengan gaunnya. Di bagian tengah ada lonceng berwarna emas. Sekarang tinggal memaka
Dia tidak menyentuhku? Dia bahkan tidak menciumku lagi? Gumam Zoya dalam hati saat mengganti pakaiannya kembali.Wanita itu memukul kepalanya sendiri. “Bodoh. Bukankah jauh lebih bagus jika dia tidak memukulmu. Dia hanya mengambil foto seksimu. Tidak masalah.”Lalu ingatan Zoya tertuju pada ciuman Liev. Ciuman yang begitu lembut dan menggodanya. Menyingkirkan akal sehatnya dan membuatnya gila. Tak pernah Zoya merasakan ciuman selembut itu. Bahkan Ravil tak pernah menciumnya seperti itu.Mengingat nama mantan suaminya membuat tubuh Zoya menegang. Dia pun sadar jika saat ini nyawanya berada dalam bahasa karena Ravil sudah mengetahui keberadaannya. Lalu dia teringat dengan tawaran Liev. Apakah aku harus menerima tawaran itu? tanya Zoya dalam hati.Akhirnya Zoya memilih bergegas keluar karena dia yakin jika Liev sedang menunggunya. Setelah membuka pintu kamar mandi, Liev sedang duduk dan melihat foto-foto yang dia ambil dari kameranya. Mendengar langkah kaki Zoya membuat laki-laki itu me
Zoya berdiri dengan sangat gugup saat berhadapan dengan kedua orang tua Liev. Dia bisa melihat Natasha yang berdiri di samping Leon yang duduk di kursi rodanya. Mereka berdua menatap Zoya dan Liev secara bergantian. Liev baru saja menjelaskan situasi yang di hadapi oleh Zoya. Membuat wanita itu merasa gugup karena harus berhadapan dengan orang tua Liev. Dia berpikir orang tua Liev akan berpikir dirinya menggoda putranya dan memanfaatkan putra mereka.“Ravil Borisov? Aku pernah mendengar kabar jika dia adalah orang yang aneh.” Gumam Leon.Natasha menoleh ke arah suaminya. “Aneh seperti apa yang kamu maksud, Leon?”“Banyak orang yang mengatakan jika dia sangat suka diperhatikan. Dan kabarnya ada orang yang tidak mau memberikan perhatian kepadanya. Membuat Ravil marah dan menghancurkan orang itu. Aku pikir dia lebih ke tipe orang yang gila.” Cerita Leon.Natasha menganggukan kepalanya. “Kalau begitu dia adalah tipe orang yang berbahaya. Kalau begitu Liev, antarkan Zoya ke kamar tamu. Set
Seminggu berlalu, tapi Ravil belum menemukan kesempatan untuk berbicara dengan Zoya. Setiap kali dia mendatangi kampus tempat wanita itu bekerja, dia tidak bisa bertemu dengannya. Dan juga Zoya tidak pulang ke apartemennya. Akhirnya Ravil menyuruh seseorang untuk menyelidikinya. “Jadi Zoya berada di rumah keluarga Matvey?” ucap Ravil setelah seseorang yang ditugaskannya untuk menyeldiki keberadaan Zoya melaporkan padanya.Pria dengan tinggi nseratus delapan puluh sentimeter itu menganggukkan kepalanya. “Benar, Mr. Borisov.”“Apakah kamu sudah menyelidiki keluarga Matvey?”Pria itu menganggukkan kepalanya. “Sudah, Mr. Borisov. Berdasarkan informasi yang saya kumpulkan, keluarga Matvey adalah keluarga terpandang di Moscow. Mereka melakukan investasi besar di beberapa perusahaan. Kepala keluarga mereka bernama Leon Matvey menagalami kecelakaann yang membuat mereka lumpuh. Dan bersama istrinya, bernama Natasha, mereka memiliki tiga anak kembar. Anak pertama Liev Matvey, kedua adalah Evel