Zoya baru saja keluar dari kelas. Dia merasa sangat lelah. Beruntung itu adalah kelas terakhir. Dia hanya tinggal memasukkan beberapa nilai setelah itu dia bisa pulang. "Lama tidak bertemu, Zoya."Tubuh Zoya seketika membeku di tempat saat mendengar suara yang mampu membuat tubuhnya menggigil ketakutan. Saat Zoya mendongak dia bisa melihat seorang pria dengan setelan hitam berdiri di hadapannya. Tatapan pria itu tertuju lurus pada Zoya dan bibirnya menyunggingkan senyuman. Zoya yang sudah mengenal pria itu tahu arti senyuman itu. Bukanlah senyuman ramah, tapi senyuman yang penuh dengan rencana di dalamnya. Ravil Borisov. Seorang CEO perusahaan minyak terbesar di Rusia. Memiliki wajah tampan, bibir manis dan kekayaan membuat semua wanita pasti ingin melompat ke dalam pelukan Ravil. Begitu juga dengan Zoya dulu. Dengan polosnya dia memuja Ravil seakan pria itu adalah satu-satunya pria yang ada dalam dunia ini. Tapi setelah menjalani kehidupan rumah tangga bersama dengan Ravil selama
"Tidak. Itu tidak mungkin." Zoya langsung menggelengkan kepalanya mendengar nama tempat yang disebutkan oleh Liev. "Kenapa tidak mungkin? Rumah keluarga Matvey adalah tempat teraman. Mantan suamimu tidak akan bisa masuk karena penjagaannya ketat." Jelas Liev. Laki-laki itu menyarankan agar Zoya untuk sementara waktu tinggal di rumahnya. Mengingat rumah keluarga Matvey memiliki tingkat keamanan yang tinggi, sehingga Ravil tidak akan bisa masuk dan mengambil alih Zoya. Zoya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tapi tetap saja aku tidak bisa tinggal di rumahmu, Liev. Bahkan jika itu hanya sementara. Aku tidak akan tidur denganmu. Tidak akan pernah."Liev pun memahami alasan Zoya menolak tawarannya. Sebuah kesalahpahaman yang ditangkap oleh wanita itu. Kemudian laki-laki itu tertawa. “Siapa juga yang memintamu untuk tidur denganku, Mrs. Pegova. Rumah keluarga Matvey sangat besar dan memiliki banyak kamar. Kamu bisa menggunakan salah satu dari kamar itu. Jadi kamu tidak perlu tidur denganku.
Kenapa bisa jadi seperti ini? Sial… aku sudah tahu laki-laki mesum ini tetap saja mesum. Gerutu Zoya kesal.Bagaimana dia tidak kesal karena saat ini dia harus memakai kostum yang diinginkan oleh Liev. Dia bisa melihat bayangan di cermin di mana dirinya mengenakan gaun pink muda dengan pinggirin bulu-bulu putih. Bahkan di bagian tengah dada dan perutnya ada bola bulu berwarna putih yang sangat menggemaskan. Di tangannya ada sarung tangan panjang yang mencapai sikutnya. Sarung tangan itu masih menjadi satu set dengan gaun itu sehingga memiliki warna yang sama.Dia menunduk dan melihat potongan gaun itu begitu pendek. Bahkan dia yakin seseorang bisa melihat celana daamnya jika dia menunduk sedikit saja. Kedua kakinya dihiasi oleh stocking jaring berwarna putih. Lalu tatapan Zoya kembali ke arah cermin kamar mandi yang ada di hadapannya. Dia bisa melihat di lehernya melingkar kalung dengan bahan yang sama dengan gaunnya. Di bagian tengah ada lonceng berwarna emas. Sekarang tinggal memaka
Dia tidak menyentuhku? Dia bahkan tidak menciumku lagi? Gumam Zoya dalam hati saat mengganti pakaiannya kembali.Wanita itu memukul kepalanya sendiri. “Bodoh. Bukankah jauh lebih bagus jika dia tidak memukulmu. Dia hanya mengambil foto seksimu. Tidak masalah.”Lalu ingatan Zoya tertuju pada ciuman Liev. Ciuman yang begitu lembut dan menggodanya. Menyingkirkan akal sehatnya dan membuatnya gila. Tak pernah Zoya merasakan ciuman selembut itu. Bahkan Ravil tak pernah menciumnya seperti itu.Mengingat nama mantan suaminya membuat tubuh Zoya menegang. Dia pun sadar jika saat ini nyawanya berada dalam bahasa karena Ravil sudah mengetahui keberadaannya. Lalu dia teringat dengan tawaran Liev. Apakah aku harus menerima tawaran itu? tanya Zoya dalam hati.Akhirnya Zoya memilih bergegas keluar karena dia yakin jika Liev sedang menunggunya. Setelah membuka pintu kamar mandi, Liev sedang duduk dan melihat foto-foto yang dia ambil dari kameranya. Mendengar langkah kaki Zoya membuat laki-laki itu me
Zoya berdiri dengan sangat gugup saat berhadapan dengan kedua orang tua Liev. Dia bisa melihat Natasha yang berdiri di samping Leon yang duduk di kursi rodanya. Mereka berdua menatap Zoya dan Liev secara bergantian. Liev baru saja menjelaskan situasi yang di hadapi oleh Zoya. Membuat wanita itu merasa gugup karena harus berhadapan dengan orang tua Liev. Dia berpikir orang tua Liev akan berpikir dirinya menggoda putranya dan memanfaatkan putra mereka.“Ravil Borisov? Aku pernah mendengar kabar jika dia adalah orang yang aneh.” Gumam Leon.Natasha menoleh ke arah suaminya. “Aneh seperti apa yang kamu maksud, Leon?”“Banyak orang yang mengatakan jika dia sangat suka diperhatikan. Dan kabarnya ada orang yang tidak mau memberikan perhatian kepadanya. Membuat Ravil marah dan menghancurkan orang itu. Aku pikir dia lebih ke tipe orang yang gila.” Cerita Leon.Natasha menganggukan kepalanya. “Kalau begitu dia adalah tipe orang yang berbahaya. Kalau begitu Liev, antarkan Zoya ke kamar tamu. Set
Seminggu berlalu, tapi Ravil belum menemukan kesempatan untuk berbicara dengan Zoya. Setiap kali dia mendatangi kampus tempat wanita itu bekerja, dia tidak bisa bertemu dengannya. Dan juga Zoya tidak pulang ke apartemennya. Akhirnya Ravil menyuruh seseorang untuk menyelidikinya. “Jadi Zoya berada di rumah keluarga Matvey?” ucap Ravil setelah seseorang yang ditugaskannya untuk menyeldiki keberadaan Zoya melaporkan padanya.Pria dengan tinggi nseratus delapan puluh sentimeter itu menganggukkan kepalanya. “Benar, Mr. Borisov.”“Apakah kamu sudah menyelidiki keluarga Matvey?”Pria itu menganggukkan kepalanya. “Sudah, Mr. Borisov. Berdasarkan informasi yang saya kumpulkan, keluarga Matvey adalah keluarga terpandang di Moscow. Mereka melakukan investasi besar di beberapa perusahaan. Kepala keluarga mereka bernama Leon Matvey menagalami kecelakaann yang membuat mereka lumpuh. Dan bersama istrinya, bernama Natasha, mereka memiliki tiga anak kembar. Anak pertama Liev Matvey, kedua adalah Evel
Karl memarkirkan motor sportnya di tempat parkir. Karena ada Svetlana di belakangnya, Karl tidak mengendarai benda itu dengan sangat kencang dia tidak ingin gadis itu ketakutan. Setelah Svetlana turun dari atas motornya, Karl ikut turun. Dia melepaskan helmnya dan meletakkan di atas motor. Kemudian dia meluhat Svetlana kesulitan melepaskan helmnya. Sehingga Karl menunduk untuk membantu gadis itu melepaskan helm.“Apa aku tidak salah lihat? Karl memboncengkan cewek?” ucap seorang gadis yang tidak jauh dari mereka.“Karl punya pacar? Oh, tidak. Ini benar-benar langka.” Bisik orang-orang di sekitar Karl dan Svetlana.Setelah melepaskan helmnya, Karl membantu merapikan rambut Svetlana. Menatanya dengan rapi. Setelah itu meletakkannya dia atas motor. Karl menggandeng tangan Svetlana dan berjalan masuk ke dalam gedung kampus. Tentu saja semua orang terpana melihat pemandangan itu.“Karl, apakah tidak sebaiknya kamu melepaskan pegangan tanganmu?” tanya Svetlana.“Memangnya kenapa? Kamu tidak
“Apa kamu sudah dengar? Karl dan Svetlana berpacaran?” ucap seorang gadis berambut pirang panjang berjalan bersama sang kekasih. Laki-laki yang berdiri di samping gadis itu menganggukkan kepalanya. “Ya, aku melihatnya sendiri. Karl menggandeng gadis itu saat ke kampus.” Petrov yang berbaring di kursi panjang langsung menegakkan tubuhnya saat mendengarkan pembciaraan itu. Petrov adalah pria berambut ikal yang nyaris memperkosa Svetlana di kamar mandi perempuan. Saat itu dia gagak melancarkan rencananya bersama teman-temannya gara-gara Karl. “Maksim, apa kamu mendengarnya?” tatapan Petrov tertuju pada teman satu kampus yang saat ini sedang menonton video bersama yang lainnya. Maksim menoleh ke arah Petrov. “Mendengar apa, Petrov?” “Mengenai Karl yang sudah punya kekasih.” Maksim menghela nafas berat mendengar Petrov yang terlihat antusias. “Sebaiknya kamu tidak mengusiknya, Petrov. Dia bukanlah orang yang mudah kita usik.” Tatapan tajam Petrov teruju pada Maksim. “Bukanlah orang