Begitu memikirkan kalung itu mungkin dicuri, suasana di seluruh lokasi pun menjadi tegang. Ini adalah pesta ulang tahun Vivian dan yang membantu menyelenggarakan pesta ini adalah Keluarga Cendana. Semua orang yang hadir memang merupakan tokoh terkemuka dari kalangan atas Kota Burka, tetapi masih perlu mengandalkan bantuan Keluarga Cendana kelak. Siapa yang berani mencuri di area kekuasaan Keluarga Cendana, apalagi mencuri barang tokoh utama malam ini?Berhubung sudah menimbulkan keributan sebesar ini, masalah ini pasti harus diselidiki dengan jelas. Ada beberapa orang yang mulai merasa khawatir. Malam ini, pelakunya seharusnya tidak akan selamat.“Kayaknya, yang selalu bersama Bu Vivian itu Bu Natalie, ‘kan?”Begitu ucapan itu dilontarkan, semua orang langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah Natalie. Setelah insiden Natalie jatuh, semua orang melihat Vivian membawa Natalie ke ruang istirahat pribadinya. Kemudian, mereka berdua juga kembali ke aula bersama. Selama waktu itu, hanya
Setelah menerima isyarat dari Yanisa, Tiffany lanjut berkata, “Bu Natalie, hanya ucapanmu saja nggak akan bisa meyakinkan orang lain. Lagian, yang kamu bawa malam ini juga cuma tas pesta itu, ‘kan? Kalau nggak, kamu tunjukkan saja tasmu pada semua orang. Dengan begitu, kamu bisa membuktikan semuanya tanpa perlu memberi terlalu banyak penjelasan.”Begitu mendengar ucapan itu, Natalie pun menatap Tiffany. Di sisi lain, Tiffany yang ditatap seperti itu merasa agak ragu. Dia sengaja berkata seperti itu karena ingin menantang Natalie. Setelah menemukan bukti dari tas Natalie, apa pun yang dikatakan Natalie juga tidak akan berguna lagi.Namun, Natalie sama sekali tidak terlihat gugup. Sebaliknya, tatapan Natalie yang agak menakutkan itu malah membuat Tiffany merasa gugup dan takut. Apa mungkin Natalie sudah menyadari sesuatu? Tidak mungkin! Dia telah melakukan segala sesuatu dengan sempurna. Meskipun ada yang ingin menyelidiki hal ini, tidak akan ada bukti yang bisa ditemukannya.“Pak Daniel
Yanisa terlihat sombong dan sudah tidak sabar untuk menonton pertunjukan. Namun, baru saja dia selesai berbicara, dia langsung merasakan tatapan tajam seseorang tertuju padanya. Dia pun mendongak, lalu melirik ke arah Harrison. Apa ini hanya perasaannya? Kenapa Harrison sepertinya sudah bertambah marah?“Bu Natalie, bukalah tasmu. Kalau kamu memang nggak curi kalung itu, seluruh aula ini benar-benar harus disegel supaya para karyawan bisa menggeledah semua tamu. Dengan begitu, kalungnya Bu Vivian pasti ditemukan,” tambah seseorang dari kerumunan.“Natalie, buka saja tasmu. Kalau kamu lanjut menolak, orang-orang malah akan makin menyalahkanmu dan juga mencurigaimu,” ujar Merry. Kata-katanya memang terdengar perhatian, tetapi dia sebenarnya memiliki niat lain.“Natalie, kamu ....” Chandra menatap Natalie dengan kecewa, lalu menghela napas.Saat melihat ayahnya merasa begitu yakin bahwa dirinya yang mencuri kalung Vivian, Natalie mau tak mau teringat ucapan dingin yang dilontarkannya 6 ta
Berhubung buktinya sudah sangat kuat, tidak ada lagi yang perlu dikatakan.“Kenapa jadi begini ....”Begitu melihat kalung itu dikeluarkan dari dalam tasnya Natalie, Chandra merasa sangat terkejut hingga tidak dapat berkata-kata.“Natalie, kenapa kamu berbuat begitu ....” Merry juga berpura-pura terkejut dan lanjut berkata, “Biarpun kamu hidup susah di luar selama ini, kamu juga nggak boleh melakukan hal seperti ini dong! Mana boleh kamu curi barang Bu Vivian!”Berhubung pertunjukan sudah dimulai, Yanisa juga mulai bersandiwara dan berkata, “Kak, Bu Vivian sudah mengundangmu ke pesta ini, kenapa kamu malah membalas kebaikannya dengan melakukan hal seperti ini? Kamu bukan orang seperti itu. Ini semua pasti hanya salah paham, ‘kan?”Saat menatap Natalie, ada kilatan dingin yang melintasi mata Yanisa.Yanisa bergumam dalam hati, ‘Natalie, kamu sendiri yang mengeluarkan kalung itu. Sekarang, sidik jarimu sudah tertinggal di kalung itu. Nggak peduli apa pun yang kamu lakukan, kamu nggak mun
“Natalie, aku tahu kamu nggak menyukaiku. Dulu, setelah mengkhianati ayahmu dan meninggalkan Keluarga Kurniawan, ibumu nggak pernah menghubungimu lagi sehingga nggak ada yang menjagamu. Aku juga kasihan sama kamu yang hidup menderita. Aku harap kita bisa menyelesaikan salah paham di antara kita, lalu mendengar kamu memanggilku ibu.”Merry sengaja mengungkit tentang ibunya Natalie yang mengkhianati Chandra dulu. Dia ingin orang-orang tahu Natalie memiliki kehidupan pribadi yang kacau karena menapaki jejak ibunya.“Kak, Ibu benar-benar tulus menyayangimu. Selama ini, Ibu selalu merindukanmu,” tambah Yanisa.“Konyol banget!” cibir Natalie. Dia malas meladeni ibu dan anak itu lagi. Hari ini adalah hari ulang tahun Vivian yang patut dirayakan. Namun, wanita-wanita jalang ini malah tidak berhenti menimbulkan masalah. Jika begitu, jangan salahkan dirinya lagi.“Pak Harrison ....” Natalie menatap Harrison lekat-lekat, lalu bertanya, “Kamu sendiri yang bilang Keluarga Cendana nggak akan memfitn
“Aku sudah puas mendengar kata-kata itu.” Natalie menggenggam tangan Vivian sambil tersenyum.Kemudian, Natalie lanjut berkata, “Sekarang, ada orang yang sengaja menjebakku. Aku rasa, orang itu harus ditemukan. Kalau nggak, bagaimana aku bisa mempertanggungjawabkannya pada semua orang yang ada di sini? Mereka sudah menyaksikan pertunjukan yang begitu panjang. Sudah saatnya mereka menonton pertunjukannya sampai akhir.”Saat berbicara, Natalie terlihat penuh percaya diri. Sepasang mata indah Natalie juga berhasil membuat Vivian terlena.“Pak Harrison, ada sedikit masalah ....” Saat ini, Felix sudah kembali. Dia berjalan ke sisi Harrison, lalu berkata dengan suara yang rendah, “CCTV dalam ruang istirahat Bu Vivian bermasalah. Kami sudah minta orang untuk memperbaikinya, tapi ....”Kemudian, Felix hanya menggeleng pelan. Artinya sudah sangat jelas, CCTV itu tidak bisa diperbaiki dan rekamannya sudah musnah. Dengan begitu, Natalie pun tidak bisa membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah.“Re
Setelah melihat putranya akhirnya tiba, Vivian pun mengeluh, “Akhirnya kamu datang juga! Kalau nggak, Nattie benar-benar akan ditindas orang!”Ucapan Vivian membuat semua orang merasa makin penasaran. Sebab, ucapan itu menyiratkan bahwa Natalie dan putranya memiliki hubungan yang cukup dekat. Apa mungkin mereka itu sepasang kekasih?Liam menyapa ibunya, lalu memandang Natalie dan menjawab, “Jangan khawatir, serahkan saja semuanya padaku.”Setelah menyaksikan hal ini, Yanisa merasa agak terkejut. Berhubung Grup Henley bekerja sama dengan Grup Cendana, Yanisa pernah bertemu dengan Liam beberapa kali. Liam biasanya tidak pernah menonjolkan diri. Di dalam dunia bisnis, Liam bukanlah orang yang begitu lembut. Semua orang dari komunitas yang sama pernah mengatakan bahwa untung saja Grup Henley adalah mitra bisnis Grup Cendana. Jika tidak, Harrison akan memiliki lawan yang kuat.Sikap Liam terhadap Natalie terlihat jelas berbeda dengan sikapnya terhadap wanita lain. Atas dasar apa Natalie me
Tiffany adalah pengikut Yanisa. Sepertinya, IQ-nya juga lumayan rendah. Dinilai dari ucapannya, seharusnya ada orang yang menyuruhnya melakukan hal ini. Namun, dia malah tidak tahu bahwa dirinya sudah diperalat orang lain. Dia benar-benar bodoh.Hari ini, Natalie sudah menyia-nyiakan cukup banyak waktu. Dia tidak tertarik untuk lanjut bermain lagi. Baru saja dia hendak mengetik sesuatu di ponselnya, Liam tiba-tiba berkata, “Aku nggak tahu kenapa kamu bisa mengucapkan hal seperti itu dengan sangat yakin. Orang lain mungkin saja tergoda oleh kalung ibuku, tapi Nattie nggak mungkin tergoda.”Tiffany tidak menyangka Liam masih tetap membela Natalie. Baru saja dia hendak membantah, Liam sudah mengambil sebuah kotak kecil yang indah dari tangan Vivian dan berkata, “Ini adalah hadiah ulang tahun yang diberikan Nattie pada ibuku.”Liam membuka kotak itu, lalu menunjukkan mutiara merah muda alami yang besar itu kepada semua orang.“Wow!”“Ya ampun, ini pertama kalinya aku melihat mutiara dengan