Yanisa terlihat sombong dan sudah tidak sabar untuk menonton pertunjukan. Namun, baru saja dia selesai berbicara, dia langsung merasakan tatapan tajam seseorang tertuju padanya. Dia pun mendongak, lalu melirik ke arah Harrison. Apa ini hanya perasaannya? Kenapa Harrison sepertinya sudah bertambah marah?“Bu Natalie, bukalah tasmu. Kalau kamu memang nggak curi kalung itu, seluruh aula ini benar-benar harus disegel supaya para karyawan bisa menggeledah semua tamu. Dengan begitu, kalungnya Bu Vivian pasti ditemukan,” tambah seseorang dari kerumunan.“Natalie, buka saja tasmu. Kalau kamu lanjut menolak, orang-orang malah akan makin menyalahkanmu dan juga mencurigaimu,” ujar Merry. Kata-katanya memang terdengar perhatian, tetapi dia sebenarnya memiliki niat lain.“Natalie, kamu ....” Chandra menatap Natalie dengan kecewa, lalu menghela napas.Saat melihat ayahnya merasa begitu yakin bahwa dirinya yang mencuri kalung Vivian, Natalie mau tak mau teringat ucapan dingin yang dilontarkannya 6 ta
Berhubung buktinya sudah sangat kuat, tidak ada lagi yang perlu dikatakan.“Kenapa jadi begini ....”Begitu melihat kalung itu dikeluarkan dari dalam tasnya Natalie, Chandra merasa sangat terkejut hingga tidak dapat berkata-kata.“Natalie, kenapa kamu berbuat begitu ....” Merry juga berpura-pura terkejut dan lanjut berkata, “Biarpun kamu hidup susah di luar selama ini, kamu juga nggak boleh melakukan hal seperti ini dong! Mana boleh kamu curi barang Bu Vivian!”Berhubung pertunjukan sudah dimulai, Yanisa juga mulai bersandiwara dan berkata, “Kak, Bu Vivian sudah mengundangmu ke pesta ini, kenapa kamu malah membalas kebaikannya dengan melakukan hal seperti ini? Kamu bukan orang seperti itu. Ini semua pasti hanya salah paham, ‘kan?”Saat menatap Natalie, ada kilatan dingin yang melintasi mata Yanisa.Yanisa bergumam dalam hati, ‘Natalie, kamu sendiri yang mengeluarkan kalung itu. Sekarang, sidik jarimu sudah tertinggal di kalung itu. Nggak peduli apa pun yang kamu lakukan, kamu nggak mun
“Natalie, aku tahu kamu nggak menyukaiku. Dulu, setelah mengkhianati ayahmu dan meninggalkan Keluarga Kurniawan, ibumu nggak pernah menghubungimu lagi sehingga nggak ada yang menjagamu. Aku juga kasihan sama kamu yang hidup menderita. Aku harap kita bisa menyelesaikan salah paham di antara kita, lalu mendengar kamu memanggilku ibu.”Merry sengaja mengungkit tentang ibunya Natalie yang mengkhianati Chandra dulu. Dia ingin orang-orang tahu Natalie memiliki kehidupan pribadi yang kacau karena menapaki jejak ibunya.“Kak, Ibu benar-benar tulus menyayangimu. Selama ini, Ibu selalu merindukanmu,” tambah Yanisa.“Konyol banget!” cibir Natalie. Dia malas meladeni ibu dan anak itu lagi. Hari ini adalah hari ulang tahun Vivian yang patut dirayakan. Namun, wanita-wanita jalang ini malah tidak berhenti menimbulkan masalah. Jika begitu, jangan salahkan dirinya lagi.“Pak Harrison ....” Natalie menatap Harrison lekat-lekat, lalu bertanya, “Kamu sendiri yang bilang Keluarga Cendana nggak akan memfitn
“Aku sudah puas mendengar kata-kata itu.” Natalie menggenggam tangan Vivian sambil tersenyum.Kemudian, Natalie lanjut berkata, “Sekarang, ada orang yang sengaja menjebakku. Aku rasa, orang itu harus ditemukan. Kalau nggak, bagaimana aku bisa mempertanggungjawabkannya pada semua orang yang ada di sini? Mereka sudah menyaksikan pertunjukan yang begitu panjang. Sudah saatnya mereka menonton pertunjukannya sampai akhir.”Saat berbicara, Natalie terlihat penuh percaya diri. Sepasang mata indah Natalie juga berhasil membuat Vivian terlena.“Pak Harrison, ada sedikit masalah ....” Saat ini, Felix sudah kembali. Dia berjalan ke sisi Harrison, lalu berkata dengan suara yang rendah, “CCTV dalam ruang istirahat Bu Vivian bermasalah. Kami sudah minta orang untuk memperbaikinya, tapi ....”Kemudian, Felix hanya menggeleng pelan. Artinya sudah sangat jelas, CCTV itu tidak bisa diperbaiki dan rekamannya sudah musnah. Dengan begitu, Natalie pun tidak bisa membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah.“Re
Setelah melihat putranya akhirnya tiba, Vivian pun mengeluh, “Akhirnya kamu datang juga! Kalau nggak, Nattie benar-benar akan ditindas orang!”Ucapan Vivian membuat semua orang merasa makin penasaran. Sebab, ucapan itu menyiratkan bahwa Natalie dan putranya memiliki hubungan yang cukup dekat. Apa mungkin mereka itu sepasang kekasih?Liam menyapa ibunya, lalu memandang Natalie dan menjawab, “Jangan khawatir, serahkan saja semuanya padaku.”Setelah menyaksikan hal ini, Yanisa merasa agak terkejut. Berhubung Grup Henley bekerja sama dengan Grup Cendana, Yanisa pernah bertemu dengan Liam beberapa kali. Liam biasanya tidak pernah menonjolkan diri. Di dalam dunia bisnis, Liam bukanlah orang yang begitu lembut. Semua orang dari komunitas yang sama pernah mengatakan bahwa untung saja Grup Henley adalah mitra bisnis Grup Cendana. Jika tidak, Harrison akan memiliki lawan yang kuat.Sikap Liam terhadap Natalie terlihat jelas berbeda dengan sikapnya terhadap wanita lain. Atas dasar apa Natalie me
Tiffany adalah pengikut Yanisa. Sepertinya, IQ-nya juga lumayan rendah. Dinilai dari ucapannya, seharusnya ada orang yang menyuruhnya melakukan hal ini. Namun, dia malah tidak tahu bahwa dirinya sudah diperalat orang lain. Dia benar-benar bodoh.Hari ini, Natalie sudah menyia-nyiakan cukup banyak waktu. Dia tidak tertarik untuk lanjut bermain lagi. Baru saja dia hendak mengetik sesuatu di ponselnya, Liam tiba-tiba berkata, “Aku nggak tahu kenapa kamu bisa mengucapkan hal seperti itu dengan sangat yakin. Orang lain mungkin saja tergoda oleh kalung ibuku, tapi Nattie nggak mungkin tergoda.”Tiffany tidak menyangka Liam masih tetap membela Natalie. Baru saja dia hendak membantah, Liam sudah mengambil sebuah kotak kecil yang indah dari tangan Vivian dan berkata, “Ini adalah hadiah ulang tahun yang diberikan Nattie pada ibuku.”Liam membuka kotak itu, lalu menunjukkan mutiara merah muda alami yang besar itu kepada semua orang.“Wow!”“Ya ampun, ini pertama kalinya aku melihat mutiara dengan
Layar proyektor mulai berkedip, sedangkan suara yang dikeluarkan juga sangat bising dan menusuk telinga. Semua orang pun langsung menoleh ke arah proyektor. Di hotel sebagus ini, tidak mungkin terjadi insiden seperti layar proyektor rusak. Namun, layar proyektor yang tadinya masih memutar ucapan selamat ulang tahun pun tiba-tiba padam.“Ada apa ini? Kenapa proyektor ini tiba-tiba padam? Cepat cari orang untuk memperbaikinya!”Tepat pada saat semua orang mulai heboh, layar proyektor itu kembali menyala. Hanya saja, yang diputar di proyektor itu bukan lagi ucapan selamat ulang tahun, melainkan pemandangan di ruang istirahat Vivian.Di layar proyektor, terlihat jelas Vivian masuk ke ruang istirahat bersama Natalie. Berhubung merasa khawatir pada Natalie, dia menarik Natalie untuk duduk di kursi. Kemudian, dia melepaskan kalungnya dan meletakkannya di atas meja. Tas Natalie juga diletakkan di atas meja. Selanjutnya, terlihat Vivian membantu Natalie mengeringkan gaunnya sambil mengobrol.
“Bu, silakan ikut kami ke kantor polisi. Mohon kerja samanya dalam penyelidikan.”“Bukan aku! Bukan aku .... Di ....” Tiffany langsung jatuh terduduk di lantai dan berteriak histeris. Namun, setelah merasakan tatapan mengintimidasi seseorang dari kerumunan, dia tidak berani berbicara lagi. Saat diseret polisi, Tiffany lanjut membantah, “Aku nggak salah. Aku cuma nggak terima Bu Vivian begitu menyukai wanita yang bukan siapa-siapa itu. Dia pasti sudah memanipulasi Bu Vivian! Wanita itu nggak layak! Nggak layak! Kalian nggak tahu seberapa nggak tahu malu dia dulu! Biarpun masih muda ....”Setelah Tiffany dibawa pergi oleh polisi, semua orang masih lanjut berdiskusi. Namun, masalah ini akhirnya berakhir juga.“Masalahnya sudah beres dan waktunya juga sudah cukup larut. Aku pamit dulu ya,” ujar Natalie.Liam melangkah maju, lalu berbalik ke arah Harrison dan berkata, “Pak Harrison, tolong temani orang tuaku dulu ya. Aku mau antarkan Nattie pulang.”Seusai berbicara, Liam juga membungkuk h