Share

BAB 80

“Dwita??” tanya Azzalyn, seperti memastikan siapa perempuan yang mengangkat telepon Bintang.

Azzalyn berniat menanyakan keadaan Reinhart yang berada di rumah Bintang. Tak disangka, saat ia meneleponnya, yang terdengar justru suara seorang wanita di seberang sana.

“Iya. Kenapa kalau ini aku? Ngapain kamu pagi-pagi udah nelfon Kak Bintang?!” suara Dwita terdengar judes.

“Memangnya kenapa? Nggak ada larangan kan kalau aku nelfon dia? Kamu siapa sampai protes kayak gitu?” balas Azzalyn tak kalah sengit.

“Kak Bintang mau ngantar aku pergi kerja. Jangan ganggu dia!”

“Bodo amat! Lagian kamu sendiri aja pagi-pagi udah ada di sana dan minta antar kerja. Kamu pikir Bintang ikhlas ngantar kamu? Ingat, tempat kerja kamu sama Bintang itu berlainan arah. Kamu minta antar kerja, bisa-bisa dia yang terlambat ngantor. Dasar anak nggak punya pikiran!”

“Nggak peduli. Yang penting Kak Bintang ngantarin aku. Bilang aja kamu iri...”

Belum sempat Dwita menyelesaikan kalimat, Bintang sudah merebut po
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status