Sean benar-benar tak percaya dengan yang dilihatnya. Bagaimana bisa wanita yang sangat dipercayai dan dia bela mati-matian, ternyata berselingkuh di belakangnya.
Hal itu diperkuat dengan apa yang sekarang sedang Milia lakukan. Pria lain duduk bersama Milia, lalu mencium punggung tangan kekasihnya itu. Bagaimana bisa Sean diam dan menganggap itu hal wajar.
Sean meremas pegangan buket bunga yang dibawa, lantas mendekat ke meja di mana Milia dan pria lain sedang bercanda.
“Terima kasih sudah memberitahuku semua ini.” Sean bicara sambil meletakkan buket bunga di meja.
“Sean!” Milia sangat terkejut sampai berdiri.
Pria yang bersama Milia terlihat tenang menatap Sean.
Milia panik sampai menoleh ke selingkuhannya dan Sean bergantian.
“Sean, aku bisa jelaskan,” ucap Milia dengan ekspresi wajah panik.
Sean tersenyum miring, lalu membalas, “Tidak perlu, aku sudah melihat semuanya.”
S
Hari berikutnya Riana menemui Renata di restoran. Tentu saja mereka bertemu untuk membahas masalah kelanjutan perjodohan Sean dan Dhira.“Akhirnya Sean sadar. Meski ada campur tanganku, tapi setidaknya sekarang Sean bisa lepas dari wanita itu. Sean tahu jika wanita itu berselingkuh dan tak serius dengannya,” ucap Riana.“Syukurlah akhirnya putramu sadar. Dengan begini kamu juga pasti akan lebih tenang,” ucap Renata ikut lega.“Benar,” balas Riana, “bukannya aku tak merestui karena status wanita itu, hanya saja perilaku wanita itu yang buruk, bahkan berselingkuh, membuatku tentunya menolak. Bukankah begitu?”Riana tidak ingin dianggap menghina atau merendahkan karena tak setuju Sean dengan Milia. Dia hanya ingin putranya mendapat istri yang baik, terlepas dari seperti apa status wanita yang jadi pendamping putranya.“Kamu tidak salah, aku juga pasti akan berpikiran sama. Mau kaya atau miskin, yang penting pasangan anak kita baik dan bertanggung jawa
Dhira sangat terkejut mendengar ucapan Renata, bahkan sekarang menatap Renata dengan rasa tak percaya.“Mama mau jodohin aku dengan Sean? Untuk apa?” Dhira terlihat emosi mendengar ucapan sang mama.“Dengerin mama dulu, Dhir.” Renata mencoba menenangkan.Dhira sangat emosi, meski dirinya pernah tertarik dengan Sean, tapi saat melihat sikap pria itu, membuat Dhira tak berminat sama sekali.“Mamanya Sean cerita kalau putranya itu jadi buruk sejak pacaran dengan yang namanya Milia itu. Bahkan hubungan Tante Riana dan Sean jadi memburuk karena Sean tak mau mendengar fakta dari Tante Riana,” ujar Renata menjelaskan.Dhira langsung tersenyum miring mendengar ucapan Renata, memang benar Sean tak mau melihat fakta karena terlalu bucin.“Tapi itu bukan urusan kita, Ma. Mereka juga bukan siapa-siapa kita,” balas Dhira mencoba untuk mengabaikan.“Iya, mama tahu jika bukan urusan
Keesokan harinya. Dhira sudah bersiap ke kantor seperti biasa. Saat baru saja sampai di lantai bawah, Dhira bertemu dengan Renata.“Apa kamu sudah memikirkan apa yang mama bicarakan kemarin?” tanya Renata memastikan lagi.Dhira diam mendengar pertanyaan sang mama, lalu akhirnya menjawab, “Aku akan mencobanya, soal hasil aku tidak bisa menjanjikan.”Renata terlihat semringah mendengar jawaban Dhira, lalu berkata, “Kalau begitu nanti siang kamu datang ke restoran yang sudah mama pesan. Mama sudah menyiapkan makan siang untuk kalian agar lebih saling mengenal dan dekat.”Dhira mengangguk mendengar ucapan Renata, lalu membalas, “Tapi aku harap Mama tidak berharap banyak dari perjodohan ini.“Tidak masalah, yang terpenting kamu mau menjalaninya dulu,” ucap Renata mencoba optimi.Di rumah Sean. Riana sedang sarapan bersama Sean. Dia melirik ke Sean yang hanya diam sejak tadi.“Kamu jangan lupa, Sean. Siang nanti temui Dhira. Dia setuju bertemu denganmu, jadi jangan ingkar apalagi sampai mem
“Mama yakin mau menjodohkanku dengannya?” Begitu pulang, Sean langsung menemui Riana.Riana sedang menikmati kopi saat Sean datang. Wanita itu melirik dan melihat Sean yang terlihat kesal.“Tentu saja yakin. Mama tidak pernah ragu dengan pilihan mama,” balas Riana dengan santainya sambil meletakkan cangkir di meja.Sean menghela napas frustasi, lalu duduk di dekat sang mama.“Dia kasar dan galak. Bahkan dia tidak mau mengalah dan terus menghinaku.” Sean mengadu berharap sang mama memilih calon lain.Riana menatap Sean yang kesal, lalu membalas, “Bagus, setidaknya dia tegas jadi bisa mengarahkanmu dan melawanmu kalau kamu salah jalan.”Sean benar-benar tak bisa berkata-kata mendengar ucapan sang mama.“Sudah mama bilang, mama hanya akan menikahkanmu dengan Dhira. Jika bukan Dhira, maka mama tidak akan merestui.”“Mama yakin, kamu menolak karena ingin kembali ke Milia, kan? Kamu ini memang bodoh, Sean! Kamu benar-benar sudah dibutakan oleh cinta wanita itu!” amuk Riana geram dan tak pe
“Pergi. Mama tidak membutuhkanmu!”Sean memandang ke Riana yang tak mau didekatinya. Semalam sang mama pingsan di depan kamar lalu dilarikan ke rumah sakit. Saat sadar di pagi hari, Riana tidak mau melihat Sean di sana.“Tapi Mama harus makan,” ucap Sean mencoba sabar.Riana memandang ke Sean, lalu tersenyum kecut mendengar ucapan Sean.“Untuk apa? Mama lebih baik sakit bahkan mati daripada harus menghadapimu yang seperti ini!” amuk Riana.“Kamu tahu, mama capek, Sean. Mama capek melihatmu keras kepala sampai buta dan tidak bisa melihat mana yang baik dan buruk. Berapa usiamu, hah? Sampai-sampai kamu tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk! Percuma kamu terlihat dewasa jika pikiranmu masih kekanak-kanakan!” amuk Riana lagi dengan napas tak beraturan.Sean hanya diam mendengar ucapan Riana, belum lagi sang mama memalingkan muka darinya.Saat Riana baru saja selesai mengamuk, Renata dan Dhira datang ke sana karena dihubungi pembantu Riana jika wanita itu masuk rumah sak
“Kamu yakin mau menikah, bukan karena keinginan Mama?” tanya Dharu saat menemui Dhira di kamar.Dhira memandang ke Dharu, lalu menganggukkan kepala.“Iya,” jawab Dhira tapi tak semangat seperti biasanya.“Tapi Papa bilang kamu mau menikah karena Mama menjodohkanmu.”Dharu terkejut saat mendengar kabar kalau Dhira sudah memutuskan untuk menikah. Malam itu dia dan Briana ke sana untuk ikut menerima lamaran dari Sean.“Iya memang Mama menjodohkan, tapi ternyata Mama menjodohkanku dengan pria yang aku kenal. Pria yang dulu nolong aku,” jawab Dhira menjelaskan agar Dharu tidak salah paham.“Pria yang menolongmu? Maksudmu pria yang menolongmu waktu kamu mau diculik?” tanya Dharu memastikan.Dhira mengangguk-angguk membalas pertanyaan Dharu.Dharu menatap Dhira yang kembali diam. Dia merasa aneh karena Dhira tak seperti biasanya.“Tapi, kalau kamu merasa tidak yakin dengan pernikahan ini. Jangan dipaksakan, jangan sampai kamu menderita,” ucap Dharu mengingatkan. Dia takkan bisa membiarkan ad
Milia sedang berbelanja siang itu. Dia sekarang sangat senang karena sudah putus dari Sean dan bisa bersama dengan Ryan, pria yang menjadi selingkuhannya.“Hidupku rasanya menyenangkan sekali,” gumam Milia sambil berjalan menenteng paper bag berisi barang belanjaannya.Saat melewati toko elektronik, Milia menghentikan langkah karena ekor matanya menangkap gambar berita yang sedang ditayangkan oleh salah satu televisi swasta.Milia membalikkan badan menghadap televisi besar itu, hingga melihat berita yang sedang ditayangkan.Salah satu acara di stasiun televisi itu sedang meliput berita tentang rencana pernikahan anak-anak dari dua keluarga kaya dan berpengaruh di kota itu.“Sean.” Milia terkejut melihat foto Sean dipampangkan di sana.“Tidak, tidak mungkin. Pasti hanya mirip saja,” gumam Milia tak percaya jika foto di berita adalah Sean. Meski begitu Milia masih mencoba memperhatikan, hingga dia benar-benar tak percaya jika itu Sean. Apalagi di sana tertulis jelas nama Sean Gumantara.
Milia masih menunggu resepsionis menghubungi Sean. Dia sangat yakin jika Sean pasti mau menemuinya. Milia masih memperhatikan hingga melihat resepsionis mengangguk-anggukkan kepala. Dia pun penuh percaya diri mengira Sean akan datang.“Bagaimana?” tanya Milia setelah resepsionis menutup telepon.Resepsionis tersenyum, lalu menjawab, “Maaf sekali, Pak Sean tidak bisa menemui Anda karena beliau sedang sibuk. Untuk jadwal janji temu juga penuh sampai satu bulan kemudian, jadi beliau benar-benar tidak bisa menemui Anda.”Milia mengepalkan telapak tangan. Dia benar-benar tak menyangka jika Sean akan mengabaikan dirinya.“Apa kamu yakin? Mana mungkin Sean tidak mau menemuiku?” tanya Milia tak percaya.“Ya, memang Pak Sean bilang begitu. Saya harap Anda paham,” jawab resepsionis tetap sopan meski Milia terlihat menjengkelkan.Milia terlihat sangat kesal. Dia tidak terima jika Sean tak mau menemuinya.**Di ruangan Sean. Dia masih berpikir apakah Milia sudah pergi. Dia ingin sekali menemui, ta