“Tumben kamu ambil cuti?” tanya Renata karena Dhira menemani Aldric membuat tugas lalu seharian di rumah.Dhira menoleh sang mama. Dia sejak tadi melamun lalu disadarkan dengan kedatangan sang mma.“Iya, pagi tadi sebenarnya agak malas karena sedang datang bulan, jadi izin libur, tapi Aldric malah mengajak keluar,” jawab Dhira lalu bangun dan duduk bersila di atas ranjang.“Tapi tidak sampai demam, kan?” tanya Renata lalu menyentuh kening Dhira.“Nggak, hanya sakit perut saja seperti biasa,” jawab Dhira.Renata mengangguk-angguk mendengar jawaban Dhira.“Ya sudah, mama pikir kenapa kamu tumben izin nggak ke kantor, padahal besok juga libur,” ucap Renata.Dhira hanya melebarkan senyum, lalu melihat sang mama meninggalkan kamar. Dhira mengambil bantal, lantas memeluk dan meletakkan dagu di atas bantal.Dhira sebenarnya sedang memikirkan Sean, apalagi tadi sangat jelas melihat pria itu di mall.“Apa Sean lupa, ya? Atau dia memang tak mengharapkan balasan? Kenapa aku sangat berharap dia m
Hari berikutnya. Dhira memilih keluar jalan-jalan karena merasa bingung harus apa. Tak biasanya dia pergi di hari libur karena lebih suka menghabiskan waktu di rumah, tapi karena hari ini merasa sangat jenuh membuat Dhira memilih keluar.Dhira pergi ke kafe tempat dirinya pertama kali bertemu Sean, berharap bisa melihat pria itu lagi di sana. Dhira memesan minuman dan duduk di dekat jendela, dia minum sambil memperhatikan jalan, berharap bisa melihat Sean.“Aku seperti orang bodoh,” gumam Dhira sambil menggeleng kepala pelan karena tingkahnya benar-benar di luar prediksi.Dhira sadar jika berada di sana takkan membuatnya bertemu Sean. Dia bisa saja menghubungi, tapi takutnya akan dianggap aneh dan dia takut mengganggu pekerjaan Sean.“Andai aku tahu di mana dia bekerja, pasti lebih mudah karena aku bisa berpura datang mengecek mobil,” gumam Dhira lagi lalu mengembuskan napas kasar.Dhira akhirnya menghabiskan minumannya, lalu memilih meninggalkan kafe karena dia sudah berada di sana cu
Dhira mengikuti mobil yang dikemudikan Sean untuk memastikan apakah Sean benar-benar memiliki kekasih atau bukan. Dia mengawasi dari jauh, melihat Sean bertukar mobil dengan motor, lalu pria itu pergi lagi mengendarai motor.Dhira benar-benar sangat penasaran, hingga melihat Sean berhenti di dekat sebuah kafe lalu turun dari motor. Saat itu, Dhira melihat seorang wanita berjalan menghampiri Sean dengan senyum mengembang, bahkan langsung menggandeng tangan Sean.“Dia benar-benar sudah punya kekasih,” gumam Dhira penuh rasa kecewa.Awalnya Dhira berharap bisa mendekati Sean lalu menjalin hubungan dengan pria itu, tapi sekarang keinginannya itu pupus sudah.“Apa sebenarnya yang kamu harapkan, Dhira.” Dhira tersenyum getir karena merasa sangat sakit.Dhira masih memperhatikan Sean bersama wanita itu, lalu Sean mengemudikan mobil meninggalkan tempat itu.Sean mengajak Milia jalan ke taman, mereka sudah ada di taman lalu berjalan berdua.“Bagaimana dengan rencana kita?” tanya Milia saat mere
“Di mana Dhira?” tanya Dharu yang malam itu datang berkunjung ke rumah.Briana juga mencari keberadaan Dhira yang biasanya berkumpul bersama keluarga sebelum jam makan malam.Renata memandang ke atas saat mendengar pertanyaan Dharu, lalu kembali menatap putranya itu.“Tadi Dhira pergi, tapi saat pulang dia seperti marah atau sedih, entahlah mama juga tidak tahu. Yang jelas saat mama panggil, dia bilang lelah dan mau istirahat, tapi sampai sekarang malah sama sekali belum keluar dari kamar,” jawab Renata menjelaskan.Evan, Dharu, dan yang lain terkejut karena tidak tahu Dhira mengurung diri.“Aku akan coba menemuinya,” ucap Dharu lalu pergi ke kamar Dhira.Dharu sudah berada di depan kamar Dhira, hingga kemudian mengetuk pintu kamar adiknya itu.“Dhira!” Dharu memanggil setelah mengetuk.Tak lama setelah Dharu memanggil, pintu kamar terbuka dan terlihat Dhira yang berpenampilan acak-acakan seperti baru bangun tidur.“Ada apa?” tanya Dhira sambil menatap kembarannya itu.Dharu memperhati
Dhira terus memikirkan perselingkuhan yang tadi dilihatnya. Dia tentunya kesal karena wanita yang dicintai Sean, ternyata malah selingkuh di belakang pria itu.“Jika aku memberitahu Sean, apa dia akan percaya?”Dhira benar-benar tidak bisa tenang, apalagi yang diselingkuhi adalah orang yang disukainya. Dia mengambil ponsel, lalu nekat menghubungi Sean.Dhira menunggu panggilan itu dijawab, hingga akhirnya Sean menjawab panggilan itu.“Halo.”Dhira terlihat lega mendengar suara Sean.“Apa kamu sibuk?” tanya Dhira saat panggilannya dijawab Sean.“Tidak juga, ada apa?” tanya Sean balik dari seberang panggilan.“Apa bisa bertemu sebentar, ada hal yang ingin kusampaikan,” jawab Dhira nekat ingin memberitahu Sean meski tanpa bukti.Dhira menunggu balasan dari Sean, hingga pria itu kembali bicara.“Maaf, aku tidak bisa,” balas Sean.Dhira agak kecewa, tapi kemudian kembali bicara.“Aku ingin memberitahumu sesuatu, jika kamu tidak bisa menemuiku, maka dengarkan apa yang akan kukatakan,” ucap
“Tunggu, bisa bicara sebentar?”Riana tiba-tiba mengejar Renata yang baru saja keluar dari kafe setelah berkumpul dengan teman-teman sosialita.Renata menghentikan langkah, lalu menoleh ke Riana yang berjalan menghampirinya.“Kamu dari keluarga Danantya, kan?” tanya Riana memastikan.“Ya, kita sering berkumpul seperti ini, tapi sepertinya kita juga jarang sekali berkomunikasi satu sama lain,” jawab Renata menjelaskan.Riana tertawa kecil mendengar ucapan Renata yang sangat benar, hingga kemudian bertanya, “Apa kita bisa bicara sebentar?”Renata diam menatap Riana, sepertinya dia bisa menebak alasan Riana ingin bicara dengannya.“Tentu,” balas Renata mengiakan ajakan Riana.Keduanya pergi ke restoran yang lebih private agar bisa mengobrol berdua.“Apa kamu mengajakku ke sini untuk membahas ide para wanita itu?” tanya Renata langsung menebak.Riana tersenyum mendengar pertanyaan Renata, hingga kemudian membalas, “Ya, aku tiba-tiba saja berpikir jika ide itu tidak buruk juga.”Renata dia
“Ya, kalau Anda masih ragu. Kenapa Anda tidak mencoba melakukan tes kecil. Mungkin bisa dengan berpura jika tak sanggup memberikan mahar yang keluarga Milia inginkan,” ucap Vino memberi saran.Sean langsung menatap ke Vino, hingga kemudian membalas, “Bagaimana kalau orang tuanya benar-benar berpikir aku tidak sanggup, lalu berniat menikahkan Milia dengan pria lain?”Tentu saja Sean panik jika sampai itu terjadi. Dia takkan pernah rela melepas Milia begitu saja.“Itu jawabannya,” ucap Vino.Vino tahu sebucin apa Sean ke Milia, hingga tak bisa berpikir jernih meski Riana dan dirinya sudah berusaha menasihati.“Apa?” tanya Sean bingung dengan maksud ucapan Vino.“Ya, apa yang Anda katakan, itu adalah jawaban dari semua pertanyaan Anda. Orang tua Milia sepertinya memang hanya ingin harta jika sampai mereka menikahkan Milia dengan pria lain, hanya karena Anda tidak bisa memenuhi keinginan mereka,” ujar Vino menjelaskan.Sean diam sejenak, tapi kemudian membalas, “Tapi Milia tidak seperti i
“Apa minggu ini kamu sibuk?” tanya Renata saat bertemu Dhira di dapur.Dhira baru saja ingin mengambil minum ketika mendengar pertanyaan Renata. Dia menoleh sang mama, lalu balik bertanya, “Memangnya ada apa?”“Tidak ada,” jawab Renata, “mama tiba-tiba saja ingin sekali jalan-jalan denganmu kalau kamu tidak sibuk.”Renata memandang Dhira yang sedang minum. Dia berharap putrinya itu mau pergi bersamanya agar rencananya menjodohkan Dhira dengan anak Riana berjalan lancar.Dhira baru saja selesai minum, sebenarnya agak malas bepergian apalagi setelah Sean tak mempercayai ucapannya hanya karena mereka baru kenal.Namun, melihat sang mama yang begitu berharap kepadanya, membuat Dhira tidak tega jika mengabaikan sang mama.“Baiklah, lama juga tidak pernah jalan dengan Mama,” balas Dhira ingin membuat sang mama senang.Renata langsung mengembangkan senyum mendengar balasan Dhira.“Baiklah, minggu ini kita habiskan waktu berdua saja,” ucap Renata untuk meyakinkan Dhira.Dhira mengangguk memba