Share

BAB 4

Author: FlutterShy
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Aira segera keluar dan menemui pria itu yang ternyata adalah petugas dari kantor pengadilan agama.

"Ibu Aira yahh?" tanya petugas tersebut.

"Iyah, ada apa yaah Pak?"

"Maaf bu, ini ada surat untuk ibu. Tolong di baca dan segera di tandatangani, biar saya bisa membawanya kembali."

Aira yang segera tahu apa isi dari surat itu, memutuskan tidak ingin membacanya lagi, ia segera menandatangani surat-surat itu, dan mengembalikannya.

"Terimakasih pak, ada lagi yang bisa saya bantu?" Tanya Aira seperti tidak peduli dengan apa yang baru saja ia lakukan, yang membuat petugas itu merasa sedikit bingung dan tidak percaya.

"Tidak bu, makasih yah! Saya permisi!!" Ucap petugas itu yang seketika merasa kasihan pada Aira, namun tidak dapat melakukan apa-apa.

Sebab dia sudah mendengar dari bisik-bisik tetangga disekitar situ bahwa, Aira baru kehilangan putrinya dan yang ia lakukan saat ini, adalah mengantarkan surat cerai, yang sudah pasti akan membuat wanita itu semakin terpuruk.

"Iyah Pak, sama-sama!" ucap Aira yang segera berbalik dan masuk kedalam rumah.

Gelap malam mulai menyelimuti tempat itu, para tetangga yang beberapa hari ini menemani Aira telah kembali ke rumah mereka masing-masing.

Aira yang sejak siang berusaha tegar dan menahan rasa sakit atas perlakuan Ivan yang begitu menyiksa dirinya dengan perceraian yang harus ia terima di hari ketiga paska kepergian putrinya, kini tak sanggup lagi dibendungnya. Tubuhnya luruh ke lantai, karena tungkai kakinya tak mampu lagi menahan bobot tubuhnya.

Tangannya terangkat mengusap buliran bening yang mengalir menuruni wajah pucatnya." Tega kamu Mas, apa salahku?" Aira menepuk-nepuk dadanya yang terasa sesak." Bahkan kau tidak mengantar anak kita ke tempat peristirahatan terakhirnya. Apa salah kami mas? Kayla pasti sangat sedih melihatmu seperti ini."

"Bahkan, kau menceraikanku dengan begitu mudahnya. Tanpa sepatah katapun kau membuangku begitu saja, Mas! mulai hari ini, kau asing bagiku, kita gak pernah saling kenal. Aku telah menguburmu bersama Kayla yang kau sia-siakan dan janin tidak berdosa yang sudah Tuhan ambil lebih dulu, sebelum aku menyadarinya." Aira memeluk lututnya erat-erat, "aku benci kamu Mas! Aku akan mencari keadilan untuk Kayla putriku. Selama ini kalian menyembunyikan sebab penderitaan anakku, aku akan mencari tahu, hal jahat apa yang sudah ibu dan adikmu lakukan padanya, hingga Kaylaku pergi dengan membawa rasa sakitnya."

Aira menumpahkan semua rasa sakit dan kecewanya dalam tangis pilu yang sudah ia tahan seharian ini.

Namun tiba-tiba ia bangkit, dan berjalan gontai menuju cermin, ia menatap dirinya yang begitu menyedihkan.

"Putrimu pergi, karena kamu seperti ini Aira, kamu lemah, kamu tidak berguna!" Sambil menyisir rambutnya yang panjang, ia terus memotivasi dirinya agar lebih kuat lagi.

Hal pertama yang harus ia lakukan adalah mencari pekerjaan, mengingat dirinya saat ini adalah seorang janda, ia tidak mungkin berharap pada Ivan lagi. Setelah itu, baru ia akan menjalankan rencana balas dendamnya.

Seketika kekuatan itu muncul. Kekuatan untuk membalas dendam kematian putrinya, dan pengkhianatan Ivan terhadap dirinya.

***

Tokk-tok-tokk--

Terdengar Ketokan yang lebih kepada gedoran di pintu rumahnya. Aira berusaha bangkit dari tempat tidurnya, tubuh yang lemah disertai beban pikiran yang menindihnya, membuatnya tertatih-tatih menuju pintu sembari melirik jam dinding yang telah menunjukkan pukul 08.00 pagi.

'Siapa yang datang pagi-pagi seperti ini?' pikir Aira.

Setelah ia membuka pintu, terlihat beberapa pria bertubuh tinggi tegap dengan tampilan bak preman pasar sedang menatapnya.

"Selamat pagi, apa ini benar rumahnya Ivan Putra Pradana?" tanya seseorang yang lebih seperti ketua.

"Ia, saya is ...." Ucapannya terjeda, kala mengingat statusnya saat ini yang bukan lagi istri Ivan."Ada apa yah pak?" Aira segera mengalihkannya dengan balik bertanya.

"Tolong lihat surat-surat ini bu!" Ucap sang ketua sembari menyodorkan dua lembar kertas ke arah Aira. "Rumah ini beserta seluruh isinya, akan kami sita." Tambahnya.

Degg...

Aira memegang kertas itu dengan tangan bergetar, jelas tertulis di sana bahwa dengan sadar Ivan selaku pemilik rumah telah menyerahkan rumah ini beserta isinya kepada pihak perusahaan sebagai ganti pinjaman dana sebesar 3 Milyar yang tidak mampu ia lunasi.

Aira tersenyum dan kemudian tertawa, ia tidak menyangka Ivan melakukan semua ini tanpa sepengetahuan dirinya.

Beberapa pria itu merasa bingung, dengan pemandangan yang sedang mereka lihat ini.

Betapa tidak, Aira terus saja tertawa."Mas, uang sebanyak itu kamu kemanakan saat Kayla sakit, Mas?" gumam Aira yang kemudian meneteskan airmata.

"Maaf Bu, tolong dibaca baik-baik, apa yang tertulis disana!" ujar pria ketua itu lagi. Aira segera mengangguk dan kembali menatap lembar-lembar kertas di tangannya.

Aira yang melanjutkan baca tertegun, menemukan tanda tangannya di setiap helai kertas itu. Belum lagi ia menetralisir rasa kagetnya, ia sudah disambut lagi dengan hal yang membuatnya tidak habis pikir dan terpukul kala membaca lembaran itu.

Bagaimana tidak, disana tertulis dengan jelas, pernyataan yang telah dibubuhi tanda tangan dirinya, bahwa ia bersedia mengabdi sebagai ART selama setahun penuh tanpa gaji.

"Apa arti semua ini pak?" Aira berusaha meraih dinding rumahnya untuk sekedar bersandar dan menenangkan pikirannya.

"Semua yang tertera disitu sudah jelas dan lengkap dengan tanda tangan ibu kan? Jadi apa yang harus aku jelaskan lagi." Ujar pria yang sejak tadi sudah menyadari, bahwa semua lembaran ini mesti dibuat tanpa sepengetahuan Aira, namun ia hanya ingin menunaikan tugasnya, sehingga tidak dapat melakukan apa-apa.

'Mas Ivan, tega kamu Mas. Kamu naru tanda tangan aku disemua lembaran ini, tanpa sepengetahuan diriku. Jahat kamu Mas!' batin Aira.

"Dek, tanda tangan kamu kok gini? Simpel amat, ini mudah ditiru orang loh dek!" Ivan tersenyum merasa gemas dengan tanda tangan Aira yang lebih mirip paraf atau tanda centang benar, yang biasanya dibubuhi guru disekolah saat memeriksa PR anak-anak murid.

"Ini gampang banget ditiru, ntar ada penipuan, mereka niru tanda tangan kamu, malah kamu yang kualat, mereka malah senang." Ujar Ivan sembari menatap surat nikah milik mereka yang baru saja mereka terima.

"Aku gak tahu, Mas. Bagusnya gimana deh, ajarin dong!" Ucap Aira sembari mencari-cari dimana ia sudah meletakkan penanya. "oh ini ketemu! Ini Mas, ajarin aku bagaimana cara ngebuat tanda tangan yang bagus, biar gak mudah ditiru orang." Pinta Aira pada pria yang baru sebulan menikahinya.

Aira tersenyum, tatkala ingatan itu harus kembali mengisi kepalanya. Bagaimana Ivan tidak dapat melakukan hal ini. Tanda tangan Aira selama ini adalah tanda tangan yang diajarkan Ivan sesuai dengan inisial nama Aira.

"Kamu yang ngajarin aku, dan sekarang kamu yang nipu aku mas!" gumam Aira yang merasakan sakit atas pengkhianatan bertubi-tubi yang Ivan berikan padanya.

"Mana janjimu dihadapan Tuhan, untuk selalu setia dan mencintai hingga maut memisahkan. Kamu pembohong Mas, Kamu hempaskan aku hanya demi harta kekayaan Selena. Kau buang aku bahkan anak-anakmu demi harta dan wanita. Aku ampuni kamu Mas, biar Tuhan yang ngebalas semua ini." Gumam Aira dengan airmata yang terus saja berlinang.

Tak ingin berlarut-larut dalam kesedihan nya, Aira segera mengusap air matanya.

"Pak, kalau boleh tahu Ivan ada dimana yah, apa hari ini dia ngantor?" Tanya Aira ingin mencari tahu keberadaan Ivan saat ini.

"Oh, Pak Ivan udah di pecat, karena perkara ini. Cuma dia, gak di proses lebih lanjut karena udah bersedia, nyerahin rumahnya plush istrinya untuk menjadi ART dirumah Tuan'RK, seminggu sebelum dipecat." Terang pria yang sejak tadi terus menjawab setiap pertanyaan Aira. Sepertinya, dia yang bertanggung jawab penuh akan hal ini.

RK adalah nama dari CEO Perusahaan tempat Ivan bekerja. Aira pun telah mengetahui, bahwa boss dari mantan suaminya itu bukanlah orang yang ramah. Pria dingin dan misterius, Serta kejam dalam memberikan sanksi pada karyawannya yang melakukan kesalahan.

Bahkan tidak ada yang benar-benar tahu, apa kepanjangan dari inisial namanya itu. Semua orang hanya mengenalnya dengan RK tanpa tahu apa kepanjangannya.

Telah beberapa kali Ivan pulang dengan cerita pilu, teman-temannya yang dipecat dengan tidak hormat karena telah melanggar aturan dan ada banyak alasan lagi. Bagi RK sang CEO, disiplin number one, mengingat perusahaan mereka bergerak dibidang jasa.

Dan inilah sanksi yang diberikan untuk Ivan. Aira yang harus menanggung semuanya.

Aira berfikir sejenak, "Aku harus tinggal dimana? Aku harus jadi ART gratis lalu gimana dapatin duit untuk nyari tempat tinggal yang baru." Gumam Aira.

Namun seperti mengetahui kegelisahan hati Aira,"Bu, ibu gak usah mikirin tempat tinggal, ibu kan kerjanya di rumah Pak RK, nanti ibu tinggalnya di sana. Yah memang tanpa di bayar sih, tapi setidaknya untuk tempat tinggal dan makan udah terjamin kok." Terang pria itu lagi, berusaha menghapus kegelisahan hati Aira, karena sejak tadi hingga saat ini dia telah memahami posisi Aira.

"Iyah pak, makasih yah! Kalau begitu, tunggu sebentar. Saya mau ambil pakian saya dan anak saya. Gak lama kok!" ucap Aira setelah mengembalikan lembar-lembar surat tadi.

"Ibu, ada anak yah?" Tanya pria itu kaget.

"Anak saya baru dimakamkan dua hari yang lalu pak! Saya cuma ingin mengambil beberapa potong bajunya untuk dibawa sebagai kenang-kenangan. Tunggu sebentar yah pak!" Aira pun berlalu dan menghilang dibalik pintu.

Betapa kagetnya pria itu, ia tidak menyangka pekerjaannya hari ini membuat hatinya terasa perih kala membayangkan betapa malang nasib yang menimpa Aira.

"Bagaimana jadinya diriku ini, jika wanita ini adalah susan putriku?!" Lirih pria berusia sekitar 40 tahunan itu, merasa prihatin.

Related chapters

  • Pembalasan Istri yang Disia-siakan   BAB 5

    Sebuah koper besar dan satunya lagi sedikit kecil telah teronggok didepan rumah. Pemiliknya sedang berpamitan dengan tetangga sekitar."Bu!" Aira tidak mampu melanjutkan kata-katanya kala menatap wajah Bu'Rita. Sosok yang selama ini banyak berjasa dalam kehidupannya.Bu'Rita dahulu memiliki anak perempuan yang jika masih hidup, ia seumuran Aira. Namun, ia harus meninggal dalam sebuah kecelakaan. Oleh sebab itu, kehadiran Aira seperti mengganti tempat yang kosong itu.Kini mereka harus berpisah dengan alasan yang Aira sembunyikan. Aira tidak ingin, para tetangga terus mengasihani dirinya yang terus saja ditimpa kemalangan. Hingga ia berdalih, akan pergi menenangkan diri di tempat dimana ia dibesarkan, yakni panti asuhan."Anak ibu kuat yah, salam untuk ibu panti. Jangan lupa main kesini, ibu kangen kalau lama gak ketemu." Suara bergetar, disertai tatapan sendu kedua mata tua itu, mampu meremukkan hati Aira. Sebab ia tahu, mereka mungkin tidak akan berjumpa dalam waktu yang lama."Iyah

    Last Updated : 2024-10-29
  • Pembalasan Istri yang Disia-siakan   BAB 6

    RK yang segera mengingat wanita yang sedang menyiram bunga di bawah sana terus memperhatikannya. Semua yang Aira lakukan tak lolos dari tatapan mata amber milik sang penguasa Mension mewah itu."Donny, cari tahu, sejak kapan wanita itu bekerja disini. Aku tidak pernah melihatnya sebelum hari ini. Apakah dia baru disini?" Ucap RK ingin memastikan apa yang sedang ia pikirkan."Baik tuan, aku akan segera mencari tahu informasi tentang dirinya." Ujar Donny dan segera meninggalkan tuannya untuk mencari informasi lengkap tentang Aira.Sementara itu, Ivan yang mulai resah dan gelisah dengan keputusannya, diam-diam mencari tahu kabar tentang Aira dan putrinya yang ditinggalkan dalam keadaan kritis menunggu operasi di rumah sakit.Drrtt...drrrttt...Getaran handphone di atas nakas samping tempat tidur, membuat seorang yang sedang tertidur pulas, harus terbangun dari tidurnya."Hhmm, ada apa?" Jawab orang itu dengan suara serak, khas bangun tidur."Bu, ibu dimana? Ibu tolong chek Kayla sudah ke

    Last Updated : 2024-10-29
  • Pembalasan Istri yang Disia-siakan   BAB 7

    "Ohh, bukan siapa-siapa!" Jawab RK singkat.'lagian wanita yang aku temui di rumah sakit, kesulitan untuk membayar uang operasi anaknya. Kalau itu adalah dirinya, dia pasti saat itu lagi berbahagia dengan uang milyaran rupiah yang dipinjam suaminya, jadi mereka tidak mungkin orang yang sama. Mungkin hanya kebetulan, ia hanya sedikit mirip dengan wanita malang itu.' batin RK.RK dan Donny sangat membenci Ivan karena tindakan yang dia lakukan dalam menyelewengkan dana perusahaan dengan dalih meminjam uang. Setelah mereka mengetahui hal itu, Ivan disuruh harus menggantinya segera. Hal ini yang membuat Ivan kelabakan hingga mengambil langkah menyerahkan rumahnya pada pihak perusahaan. Karena dirasa kurang, akhirnya Aira yang digunakan untuk menutupi sisanya.Tujuan RK menyetujui perihal tawaran Ivan tentang istrinya yang akan diserahkan sebagai ganti untuk menutupi sebagian hutangnya, tidak lain untuk menyiksa wanita itu.Karena menurut RK, wanita semuanya sama, Ivan bisa terlilit hutang

    Last Updated : 2024-10-29
  • Pembalasan Istri yang Disia-siakan   BAB 8

    Ivan yang mendengar hal itu terperangah tak percaya, "a-apa, ibu ngomong apa tadi? jaringan disini agak kurang bagus, Ivan tidak bisa dengar apa yang ibu bilang tadi!" kelit Ivan dengan tubuh yang gemetar karena hal yang baru saja ia dengar. Dalam hatinya Ivan berharap bahwa ia sudah salah mendengar."Kamu gak salah dengar, Van! Kayla memang sudah gak ada dan Aira ibunya, sudah dibawah pergi. Kata Bu'RT sih, dia kembali ke panti asuhan, untuk nenangin diri. Sepertinya dia udah berbohong sama tetangga sekitar, kali aja dia malu kan?!" Ketus Dewi ibunya Ivan."Kok ibu ngomongnya gitu, jahat banget. Aira seperti itu, mesti untuk jaga nama baik Ivan, Bu!" Lirih Ivan merasa sedih karena kehilangan putrinya dan Aira yang harus memikul beban berat akibat perbuatannya sendiri."Mana bisa gitu, Van? Ibu yakin dia malu untuk ngakuin kalo dia itu udah jadi pembantu sekarang di rumah mantan majikan kamu itu, jadi sok-sok bilang mau nenangin diri, halahh!" suara nyaring khas ibu-ibu penggosip, dit

    Last Updated : 2024-10-29
  • Pembalasan Istri yang Disia-siakan   BAB 9

    'lahh, ibu mau ke panti, gimana ini!?' batin Aira."Ehm, beneran, Sekarang ibu mau ke panti?" Aira kalang kabut memikirkan alasan apa yang harus ia gunakan, agar Bu'Rita membatalkan niatnya."Iyaa, ini lagi tunggu Taxi pesanan ibu. Kamu lagi di Panti kan?" balas Bu'Rita yang membuat Aira semakin panik.Aira tidak menyangka, kebohongannya akan terbongkar secepat ini. Terlebih lagi pada Bu'Rita, ada rasa sedih di hatinya, kalau harus jujur tentang semuanya. Bukan karena malu, namun ia tidak ingin membebani mereka yang sudah dengan tulus menyayangi dan membantunya selama ini."Bu ...!" lirih Aira."Ada apa, Ai?" tanya wanita paruh baya itu pelan, sebab mendengar panggilan itu."Ibu Maafkan Aira! Aira sudah bohong sama ibu." Aira menghela nafas dalam-dalam dan membuangnya kasar. "Aira terpaksa, Bu! Aira tidak ingin terus dikasihani karena nasib malang yang terus menerus menimpa Aira!" Suasana sedikit hening, namun menit kemudian, "Ibu sudah tahu nak, tapi sepertinya yang ibu dengar ini a

    Last Updated : 2024-10-29
  • Pembalasan Istri yang Disia-siakan   BAB 10

    Aira tidak mampu menahan tawanya, memikirkan ternyata Tuan yang dia anggap genit selama ini sebenarnya bukanlah Tuan, melainkan salah satu anak buah dari Tuannya. Dia terus mengerjakan pekerjaannya dengan sesekali tersenyum menahan tawa karena kesalah pahamannya selama ini. Dia bahkan menolak mentah-mentah dalam hati, statement yang disampaikan teman sesama ARTnya, kalau Tuan mereka adalah pribadi yang super dalam segala hal. Super dingin, super jahat dan yang paling digilai kaum hawa yakni super tampan. "Gila, untung ajah, saat mereka ngomong, aku hanya menjadi pendengar setia tanpa tanggapan apapun. Waduhh, bisa bahaya!" ujarnya sembari terkekeh geli tak habis pikir dengan kebodohannya."Donny, kenapa dia terus saja tertawa, apa dia sudah tidak waras, karena mengerjakan kekacauan yang kau buat, hmm?" Ujar RK sembari berdiri dari balik jendela kamarnya di lantai dua Mension itu."Bisa jadi, dia belum tahu , ada hukuman yang lebih parah lagi yang sedang menantinya. Mungkin, habis i

    Last Updated : 2024-10-29
  • Pembalasan Istri yang Disia-siakan   BAB 11

    Aira tersentak kaget, kala mendengar suara dingin sedingin suhu dikutub utara yang membuatnya membeku di tempat."Kamu tuli yah? berdiri kamu!" bentakan itu membuat Aira merasakan sekujur tubuhnya gemetar. "Ya Tuhanku, tolong aku!" gumam Aira sambil berdiri dari tempat duduknya tadi. Tak lupa ia membawa serta makanan dan minuman yang tergeletak di atas rumput taman itu, yang belum terjamah sama sekali oleh dirinya.Aira segera berbalik dan seperti biasa, ia menunduk sedalam-dalamnya, tidak berani menatap sosok gagah yang sedang berdiri dihadapannya."Apa yang kamu lakukan disini?" tanya RK dengan raut wajah datarnya. Aira tidak mengeluarkan sepatah katapun, ia hanya mengangkat wadah berisi coklat serta sebuah sandwich yang masih terbungkus rapi dengan wrapping paper, menunjukkannya pada RK."Maafkan aku tuan, aku tidak bermaksud me ...," belum selesai Aira berbicara, "aku tanya apa yang kau lakukan disini, malam-malam seperti ini?!" sela RK dengan nada sedikit meninggi.Moodnya yang s

    Last Updated : 2024-10-29
  • Pembalasan Istri yang Disia-siakan   BAB 12

    RK kemudian berjongkok dan mengelus-elus kepala Peco anjing kesayangannya. "Heyy buddy, apa kau menyukainya?" Ucap RK sembari tersenyum geli, mendengar kata-katanya sendiri.Sementara itu, Aira yang segera kembali ke kamarnya, segera mengambil posisi di sudut kamar, dan kemudian duduk di lantai, memeluk lututnya erat-erat sembari terisak. Sejak mendengar fitnahan mantan ibu mertuanya dari Bu'Rita, Aira sudah berusaha menguatkan hatinya, dan menerima semua itu dengan lapang dada. Ia tidak ingin membuka chat dari Ivan karena ingin move on dari rasa sakitnya. Namun, saat RK menanyakan perihal sakit yang di derita Kayla, membuat tubuhnya gemetar, kala mengenang kembali hari-hari, dimana putrinya menahan rasa sakitnya tanpa ada kepedulian sedikitpun dari Ivan ayahnya.Aira menangis, luka yang perlahan mulai sembuh, kini kembali menganga hanya karena satu pertanyaan dari majikannya.Sakit hati yang perlahan ia kubur, kini menguak ke permukaan, seluruh ingatan tentang bagaimana Ivan mengab

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Pembalasan Istri yang Disia-siakan   BAB 88

    Aira sangat terkejut dengan apa yang dirinya dengar, dia tidak pernah menyangka kalau RK melakukan semua ini. Meskipun dalam hatinya, dia tahu pasti bahwa RK bukanlah seseorang yang akan memilihnya, tanpa tahu latarbelakang dirinya, namun dengan menjadikan Selena, putri CEO PT.Bintang Laut itu seorang tukang kebun, itu out of mind banget, pikirnya. "Kamu kenal dia, Mas?" tanya Aira pelan. "Musuh istriku, adalah musuhku!" jawab RK singkat, namun membuat Aira terperangah. "Udahh, lupakan Dia, nanti besok aku akan memperkenalkan Nyonya Mension ini secara resmi pada semua Pekerjaku, termasuk si siapa namanya tadi?" "Selena, Mas!" "Iyah, Dia!" ucap RK sembari tersenyum semanis madu pada Aira yang masih bingung dengan apa yang sudah diperbuat suaminya ini. Ada rasa bahagia yang perlahan merayapi hati Aira, namun bersamaan dengan itu, ada rasa takut dan cemas jika sesuatu yang buruk terjadi pada suaminya karena hal ini. Aira memandang RK lekat-lekat, perlahan tangannya terangkat dan

  • Pembalasan Istri yang Disia-siakan   BAB 87

    Aira terkejut dengan sosok yang sedang berdiri kikuk dihadapannya. Wanita itu terlihat tertunduk sedalam-dalamnya karena takut pada Aira. Namun, Aira yang masih tidak dapat mencerna hal ini semakin bingung. Selena bisa berada satu atap dengan dirinya adalah satu keanehan, ditambah dengan tingkahnya yang menurut Aira sedikit aneh, tidak seperti Selena yang Ia kenal. "Ma-maafkan saya nyonya, saya sedikit merasa pusing, jadi kesini untuk mengambil Air. Saya tidak akan melakukannya lagi. Permisi!" jawabannya membuat Aira segera mencubit tangannya sendiri. "Mami gak lagi mimpi kok, sini menunduk!" ucap Brian sembari menarik tangan Aira agar menunduk ke arahnya. Brian melayangkan sebuah kecupan hangat, di Pipi ibunya. "Kan? Berasa gak?" tanya Bri sembari terkekeh geli, karena senang bisa menggoda sang Mami. "Idih, anak Mami genit banget sii!" "Saya permisi Nyonya!" "Selena tunggu!" Aira mengeryitkan kening, karena wanita itu terlihat bingung dengan panggilannya. "Bu' Aira, saya

  • Pembalasan Istri yang Disia-siakan   BAB 86

    Setelah menjawab panggilan Bent, dalam sekejap wajah sumringah RK hilang entah kemana. Kini tampilan dingin dengan sorot mata yang tajam, seperti mampu melihat hingga ke kedalam jiwa seseorang. Aira yang paham dengan sikap itu, tidak ingin bertanya. Dirinya takut akan salah berucap, dan pria bengis disebelahnya ini akan marah. Ya, meskipun telah resmi menjadi istri pria dingin itu, Aira masih tetap saja menganggap dirinya Bossnya yang dingin dan sangat ditakuti seluruh pekerja di Mension mewah yang sekarang sudah menjadi miliknya juga. Aira hanya terdiam dan meraih tangan suaminya untuk di pegang erat-erat, sambil terus menatap jalanan yang mulai dipenuhi cahaya lampu jalan, sebab malam mulai perlahan menyapa mereka. Brian yang mengetahui ayahnya sedang dalam mode yang tidak boleh diganggu, hanya terdiam ditempatnya duduk. "Bri, Mami pangku yahh?" Bujuk Aira, sebab Brian sangat membenci di pangku karena merasa dirinya sudah besar. Namun, pria kecil itu tahu kegelisahan hati ibun

  • Pembalasan Istri yang Disia-siakan   BAB 85

    Refleks RK menghadang pria yang menyapa Aira itu. Pria dengan tampilan awut-awutan, rambut yang diikat ke belakang, tanda tak pernah dipotong. Wajah yang kusam dan tubuh yang kurus, menjelaskan betapa memprihatinkannya, keadaan pria itu. "Ai ... Tolong maafin Mas, kita pulang yukk! Mas kangen Ai," ucap pria itu yang adalah Ivan, mantan suami Aira, sambil berusaha meraih tangan Aira dari balik tubuh RK yang menjulang tinggi dihadapannya. "Jangan berfikir untuk menyentuh tangannya, atau aku akan mematahkan tanganmu!" ketus RK. "Menyingkir kau, aku hanya ingin bicara dengan istriku," ucap Ivan penuh percaya diri. RK mengeraskan rahangnya, tatapan membunuh, dirinya tujukan pada Ivan. Rasanya, jika tidak ada istri dan anaknya saat ini, mungkin Ivan sudah pergi bertemu putrinya Kayla sekarang. Aira tahu, RK sedang dalam kemarahan yang jika Ivan melanjutkan dramanya, maka dirinya akan berakhir tragis. "Mas, aku mau pulang," ucap Aira sembari meraih tangan RK dan memberikan Bri padany

  • Pembalasan Istri yang Disia-siakan   BAB 84

    "Apa ...?" RK menatap istri yang sangat dirindukan ini dengan tatapan sendu. "Sayang, ini aku suamimu, tolong jangan lupakan aku, Ai!" ucap RK sembari meraih tangan Aira, dan mengecupnya dalam-dalam, sambil menutup mata, meresapi kebahagiaan yang datang, namun hanya setengah. "Mas ...!" ucap Aira lembut sambil mengusap rambut coklat yang sudah terlihat besar karena tidak dipotong itu, dengan penuh kasih sayang. "Bagaimana aku bisa melupakan, satu-satunya alasan aku bertahan dan kembali kesini. Dirimu dan Bri lah kekuatan dan alasanku. Aku cinta kamu, Mas!" ucap Aira sembari mengecup tangan suaminya. "Maafkan aku, aku hanya bercanda!" tambah Aira. RK terdiam cukup lama dan segera memeluk Aira erat-erat. "Tidak masalah sayang, asalkan itu hanya tipuan, aku tidak akan mempedulikannya, sebab aku sedang sangat bahagia karena dapat mendengar suara istriku dan tatapan sayang darinya seperti saat ini." RK tak henti-hentinya menciumi tangan pasien wanita itu yang adalah istrinya. "Ming

  • Pembalasan Istri yang Disia-siakan   BAB 83

    Pesan singkat disertai foto itu, membuat Andi kebingungan. Disisi lain, anak dalam kandungan Tantri yang terancam meninggal sebab sudah memasuki bulan ke 8, sedangkan diseberang sana sedang terjadi sesuatu yang membuat Andi mematung ditempatnya berdiri. "Apa ini, Mah?" Andi meremas rambutnya kuat-kuat. Dia berjalan gontai dan terduduk di kursi-kursi taman, yang berada dekat dengan parkiran. "Selena ... Dimana kamu, Nak! Papa bingung harus bagaimana," lirih Andi sembari menunduk. "Maaf Tuan, apa yang harus saya lakukan?" ucap salah satu orang kepercayaannya yang masih belum memahami apa yang dilihat Andi di handphonenya, sehingga dirinya bereaksi seperti ini. "Tolong, hubungi siapa saja yang ada dirumah, tolong selamatkan istriku, tolong!" Andi memohon untuk istri yang tadi telah Ia abaikan. Seluruh tubuhnya bergetar, bagaikan kilatan petir yang menyambar dengan kecepatannya beberapa detik, namun mampu menghancurkan. Dirinya menerima kiriman pesan dari istrinya yang mengatakan,

  • Pembalasan Istri yang Disia-siakan   BAB 82

    Karena kesal dengan perkataan Tantri yang menyuruh ibunya untuk menelpon Andi, Tuti gegas merampas handphone Dewi dan membantingnya."Beraninya kalian, ingin menelepon suamiku! Seharusnya kalian itu malu!" geram Tuti."Kalau begitu, kamu ajah Ti, tolong antar Tantri ke rumah sakit! Kalau sampai nanti ada apa-apa sama anakku, kamu harus tanggung jawab, karena ini adalah salahmu!" ucap Dewi sedikit menekan.Tuti yang mendengar hal itu jadi serba salah, "ehh ... Iya juga, kalau ada apa-apa sama perempuan sialan ini, pasti aku yang bakal disalahin. Apalagi, anak itu adalah anak Mas'Andi, bisa kacau nanti masalahnya." Tuti membatin, sambil menatap kasar Tantri yang sedang sangat kesakitan.Namun, sebelum Tuti mengambil keputusan, tiba-tiba terdengar suara yang sangat dirinya kenali."Tantri kamu kenapa?" ucap Andi yang baru saja muncul dari balik pintu."Mas tolongin anak kita Mas, aku kesakitan ini! Aahhh ...," lirih Tantri.Tanpa menghiraukan keberadaan istrinya, Andi gegas menggendong T

  • Pembalasan Istri yang Disia-siakan   BAB 81

    "Kakak!" Gadis cantik itu gegas menenggelamkan tubuhnya kedalam pelukan hangat pria gagah yang sedang berdiri menatapnya dengan tatapan bahagia dan rindu. "Kakak ... Aku selalu menunggumu mengunjungiku di asrama, tapi kakak sudah tidak pernah muncul lagi! Aku rindu!" gadis itu menangis tersedu-sedu. "Heyy, tenangkan dirimu! Ody sudah sangat besar, dan sangat cantik, apa ada pria nakal yang menggangu adikku disekolah?" tanya pria itu. "Tidak, mereka selalu takut pada para bodyguard rahasiku. Aku sudah seperti tuan putri lemah yang selalu di kawal 24 jam." "Ohh ya? Ayahmu pasti melakukan hal itu, untuk memastikan kau tetap aman." "Bukan ayah, tapi kau, kakak! Berhentilah membodohiku. Meskipun aku seperti ini, aku selalu mendapatkan nilai bagus, meskipun tidak pernah mendapat juara kelas," ucapnya sambil terkekeh geli. Mereka akhirnya saling menatap dan tertawa terbahak-bahak. "Ya sudahlah, kau jangan terlalu pintar. Cukup kepintaran itu dimiliki RK saja. Kalau kau bisa menaklukk

  • Pembalasan Istri yang Disia-siakan   BAB 80

    RK terpaku menatap wajah gadis dihadapannya ini. Ada desiran aneh, RK terus menatap wajah cantik itu lekat-lekat. "Kak, kakak!" Audrey sedikit mengeraskan suaranya, sebab RK menatapnya dengan tatapan yang terlihat sendu dan begitu dalam. Mendengar suara melengking itu, RK terkaget dan segera melepaskan genggaman tangannya yang begitu kuat. "Kann ... tanganku kesakitan, Ayoo tiup! Sakit tahu," kesal gadis itu meniup dan memijat tangannya sendiri secara perlahan. RK kemudian berbalik menatap Bent yang berada di anak tangga dua tingkat di bawah dirinya. "Sudah kubilang," ucap Bent sembari memamerkan tawa terpaksanya. RK kemudian melanjutkan langkah kakinya, meninggalkan Audrey yang kesakitan. Namun, disaat yang bersamaan Audrey tertegun, mengingat tatapan sendu sang penguasa Starlight itu. 'ada apa dengan tatapan itu? meskipun mereka tidak pernah memberitahukan semuanya padaku. Tapi aku bukan anak kecil lagi, aku tahu kau adalah kakakku, dan sebagai adikmu, aku bisa merasakan kese

DMCA.com Protection Status