Share

Bab 5 ( Pil KB )

Penulis: Tri Afifah
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-29 14:18:29

Akbar memasuki sebuah kamar Hotel. Ia sengaja memindahkan tempat persembunyian Wanitanya agar tidak ada yang mengetahui kebenarannya. Setelah mendapatkan pertanyaan dari pelayan restoran itu, Akbar jadi tidak tenang.

"Sayang…" ucapnya seraya merengkuh tubuh wanita yang selama hampir satu tahun ini singgah di hatinya.

"Bagaimana dengan keadaanmu? Sudah baikan?"

Wanita itu menggeleng lemah.

"Kita harus segera pergi ke dokter, Mas."

"Apa ini sudah waktunya?"

Sang wanita mengangguk mengiyakan. Akbar mengelus lembut perut buncit wanita itu.

"Sebentar lagi kita bertemu sayang." Ucapnya seraya mencium perut buncit wanita yang telah dinikahinya secara siri itu.

"Ayo Mas, aku sudah menyiapkan semua kebutuhan yang akan kita perlukan di dalam tas."

"Yakin, semua sudah?"

Wanita bernama Mulan itu tersenyum manis.

"Aduh, Mas perutku sakit sekali." Rengek Mulan sambil menggenggam erat tangan Akbar.

"Baiklah, ayo kita berangkat sekarang ke rumah sakit. Aku pinjam mobilmu, supaya tidak ada yang curiga. dimana kau letakkan tasnya?"

"Itu Mas, di atas kasur."

***

Aku meraih tas selempang kecil yang tergeletak di atas meja kamarku.

PRANG!!!

Jantungku berdetak kencang sekali saat menyaksikan Foto pernikahan ku yang berada di atas meja jatuh begitu saja di lantai. Mungkin saat mengambil tas, Fotonya tersenggol.

Aku tidak langsung membereskan pecahan kaca pigura foto, melainkan memandangi Foto yang telah jatuh.

"Pertanda, apa ini Ya Allah…" aku menjatuhkan tubuhku ke bawah. Entah mengapa, rasanya hatiku begitu sakit saat melihat pemandangan tersebut.

***

Akbar sedang menunggu istrinya di sebuah lorong rumah sakit. Ada rasa sesak di dadanya saat mengingat kejadian pagi tadi saat di rumah bersama dengan Mawar. Sebenarnya dirinya tidak bermaksud untuk memarahi atau mengatainya. Justru dirinyalah orang yang sangat bertanggung jawab atas keharmonisan rumah tangga yang dirasa semakin tak menentu.

"Pak Akbar?"

Akbar mendongak menatap wajah orang yang memanggilnya.

"Bagaimana keadaan istri saya?" tanya Akbar saat menyadari ternyata orang yang memanggilnya adalah seorang dokter yang menangani operasi Caesar Mulan.

"Dalam keadaan baik. Maupun anak yang dilahirkan oleh Ibu Mulan. dan selamat Bapak, Bayi bapak berjenis kelamin laki-laki."

Akbar bernafas lega saat mengetahui keadaan istri dan anaknya yang baik-baik saja. Ia harus bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin sebelum dirinya kembali lagi ke Balikpapan untuk menemui Istri pertamanya.

***

Aku sedang duduk di teras rumah Siti. aku merasa sangat kesepian berada di rumah sendirian. Ya, walaupun ada Mbak Surti yang membantu, tetap saja suasananya berbeda saat ada Mas Akbar di rumah.

Aku sedang menunggu Siti yang sedang masuk ke dalam rumah untuk mengambil makanan dan minuman. Walaupun aku menolak, tetap saja Ia melakukannya.

Tiga menit berselang, sebuah Mobil yang aku kenali memasuki pekarangan rumah Siti.

Ya, siapa lagi kalau bukan Abian. Aku mencoba untuk bersikap tenang dan terlihat biasa saja saat pria jangkung itu turun dari mobilnya.

"Mawar, apa kabar?" Abian menatap wajahku dengan sorot mata yang tak aku pahami.

"Baik. janjian sama Siti?"

"Kau juga?"

Abian menggeleng.

"Aku hanya mampir. Tapi, sepertinya takdir kembali mempertemukan kita."

Aku tidak merespon perkataan Abian.

"Sorry, lama. biasa nih perut, nggak bisa diajak kompromi." Siti keluar bersamaan dengan nampan berisi minuman dan makanan. Lalu meletakkannya di atas meja.

"Tiga gelas?" aku melihat minuman yang dibuatkan Siti berjumlah tiga. apakah Ia sengaja mengundang Abian agar bertemu dengan diriku?

"Wait, Wait, wait! Jangan prasangka buruk dong, Mawar. Sudah deh, bahasnya nanti saja. Mending kalian minum dulu. Cuaca lagi panas banget ini."

Aku memandang wajah Siti penuh dengan rasa curiga.

"Bagaimana kabarmu, Mawar?" Abian memandang ke arahku.

"Baik."

Siti nampak melirik sambil memanyunkan bibirnya. Mungkin dalam hatinya berkata 'kau begitu naif, Mawar'.

"Apa tidak ada kesempatan untuk diriku menjadikan dirimu sebagai Istri ku?"

Aku menatap wajah Abian yang masih sama. Tampan dan pastinya menarik kaum hawa untuk tetap ingin memandangi wajah tampannya yang tanpa cela itu.

"Abian, kau harus sedikit waras agar bisa menerima kenyataan bahwa aku adalah istri orang lain."

"Ya, terima kasih atas peringatannya. Tapi, aku tidak bisa."

"Kalian berdua masih jomblo, kenapa tidak menikah saja?"

Plak!

Siti memukul bahuku.

"Sakit, Sit!" decitku.

"Biarin, siapa suruh bawa-bawa namaku ke persoalan kalian." Jawab Siti tak terima.

"Lagian aku juga sebenarnya bingung sama kamu, Bi! Sudah ganteng, tajir, semua yang diinginkan sama manusia di planet bumi ini kamu miliki, tapi tetap saja, masih ngelirik istri orang! Cari yang lain, dong…"

Diam-diam aku tersenyum puas mendengar ucapan Siti. Kali ini yang diucapkannya itu benar adanya.

"Kita lihat saja nanti," Abian mengambil gelas berisi minuman tersebut.

"Kenapa harus es teh?" protesnya tidak suka dengan hal-hal yang berbau dengan teh.

"Oh iya, War. dimana suamimu?"

Aku menelan ludah dengan kasar. Pertanyaan itu sejak tadi telah aku hindari, namun akhirnya Siti menyadari hal itu.

"Lagi di Samarinda."

"Kapan perginya?"

"Tadi pagi."

Siti nampak melirikku dan tidak mengatakan apa-apa.

Abian kembali meletakkan gelas es teh miliknya. Minuman itu tidak jadi Ia sentuh sama sekali.

***

"Baby, boy sayang." Akbar menggenggam erat tangan Mulan.

"Seperti yang kau harapkan, biar dia kelak menjadi seperti dirimu." Jawab Mulan saat memandangi Box Bayi yang ada di dekat ranjang tempat tidurnya.

"Kapan aku bisa pulang, Mas?"

"Kata dokter, mungkin kau akan dirawat selama satu Minggu. Kita percayakan saja semuanya pada dokter."

Mata Mulan mulai berkaca-kaca saat Akbar mengecup lembut keningnya.

"Terima Kasih sayang. Kau telah memberikan diriku seorang anak."

"Lalu, bagaimana dengan Istrimu?"

Akbar mengelus pipi Mulan.

"Aku sudah merencanakan awal yang baik untuknya. dia tidak mungkin memiliki anak, Jagan banyak pikiran. kau harus segera pulih agar kita bisa pulang ke Balikpapan."

"Bersama?"

"Ya, tentu saja."

***

Waktu berlalu begitu cepat.

Aku memilih untuk pulang ke rumah walaupun Siti berusaha untuk meyakinkan diriku agar menginap di rumahnya saja. Beberapa kali juga aku menolak keinginan Abian agar bisa mengantarkan diriku pulang, tapi aku menolaknya.

Bagiku, tidak baik jika aku menerima tawaran Abian. karena bisa jadi hal ini justru menjadi bumerang untuk diriku di kemudian hari.

Karena sudah melakukan sholat Isya di rumah Siti, aku langsung merebahkan tubuhku di atas kasur. Pandangan mataku tiba-tiba saja tertuju pada lemari pakaian suamiku.

Karena semenjak Mbak Surti bekerja di rumah ini, semua hal yang berkaitan dengan Mas Akbar ditangani oleh asisten rumah tanggaku itu termasuk melipat baju-baju Mas Akbar.

Mungkin karena aku kangen, aku ingin memeluk tubuh Mas Akbar melalui baju yang biasa dipakai.

Perlahan aku turun dari kasur dan membuka lemari pakaian Mas Akbar, mengambil kaos berwarna cream yang biasa dipakai di dalam rumah. Saat ingin mengambil kaos tersebut, aku melihat sebuah kresek hitam yang terselip di antara tumpukan baju. Karena penasaran, aku segera mengambilnya.

Mungkin itu hanyalah tumpukan kertas bon makan diluar sana, pikirku.

Tapi saat aku membukanya, aku melihat berbagai macam jenis pil KB. Walaupun aku tidak pernah meminum pil tersebut, tapi aku tidak buta ilmu pengetahuan dunia luar sana.

Ya, aku sangat yakin sekali. Ini adalah pil KB untuk wanita. Lalu, apa yang dilakukan Mas Akbar dengan pil tersebut?

Ya Allah……

Apa Mas Akbar telah merencanakan ini semua?

Tidak menginginkan anak dari rahimku?

Bab terkait

  • Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan   Bab 6 ( Program Bayi Tabung )

    Sudah satu Minggu semenjak kepergian Mas Akbar, aku sama sekali tidak pernah mendapatkan kabar dari suamiku itu. Tidak ada pesan untuk sekedar mengucapkan selamat malam atau mengingatkan untuk jangan sampai telat makan. Semuanya terasa begitu hambar, aku seperti menikah dengan orang asing yang tak aku kenali."Ayah ingin mengajakmu untuk pindah ke Jakarta." Ucap Ayah yang saat ini sedang duduk di sofa ruang tamuku. Ini adalah kedatangan beliau yang begitu mendadak. Biasanya ayah akan datang bersama dengan ibu. Tapi, Kali ini tidak. Pasti ada suatu hal penting yang ingin disampaikan beliau tanpa sepengetahuan Ibu."Tapi aku suka dengan kota ini, Ayah. Balikpapan sangatlah berbeda, suasananya masih aman tidak seperti Jakarta yang penuh dengan polusi udara." "Ayah ingin kau tahu, jika ayah tidak bodoh Mawar. Jika kau tidak juga mengikuti perintah Ayah, bersiaplah untuk menggugat cerai suamimu itu.""Tidak, Ayah.""Beri Ayah satu alasan mengapa kau masih bertahan pada laki-laki brengsek

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-10
  • Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan   Bab 7 (Sebuah Rencana)

    Pagi yang cerah membentang di hadapanku. Aku baru akan berangkat ke rumah Siti setelah mendapatkan izin dari Mas Akbar. ada beberapa hal yang harus aku bicarakan dengan sahabatku itu."Sorry, sayang. Mas tidak bisa mengantarkan dirimu. Karena, ada hal yang harus Mas kerjakan sekarang.""Masalah kantor?" tanyaku penasaran dengan penampilan Mas Akbar. Biasanya saat Ia keluar dari rumah, Ia akan memperhatikan penampilannya. tapi, kali ini penampakannya sangat berbeda. Baju semalam masih Ia pakai, pertanda Mas Akbar belum mandi pagi ini.Aku mengambil sepatu pantofel pada rak sepatu yang berada di teras rumah, lalu memakainya."Iya,""Yakin?""Sayang, aku serius. Aku berangkat dulu, ya." Mas Akbar mengelus lembut kepalaku yang sudah tertutup hijab, lalu mencium sekilas pipiku. ***Akbar berusaha untuk bersikap tenang saat Mawar mulai curiga. Akbar dapat menangkap raut wajah istrinya itu seperti mencari sebuah jawaban atas kebohongan yang Disembunyikannya. Berkali-kali ponsel yang Ia le

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-11
  • Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan   Bab 8 ( Keserakahan Akbar )

    Jam telah menunjukkan pukul empat sore, tapi tanda-tanda kepulangan Mas Akbar belum bisa dipastikan. Ponselnya juga tidak aktif."Apa Akbar sudah biasa pulang tanpa kabar, Mawar?" ibu mertuaku nampak tersenyum getir, menatap diriku yang terlihat begitu gelisah."Tidak, Bu. biasanya juga Mas Akbar memberi kabar kalau pulang telat." Bohongku, untuk menutupi aib suamiku itu."Ibu benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikirannya. Sebenarnya kau sudah tau belum, siapa Selingkuhan Akbar?"Ku Gelengkan Kepalaku, rasanya tidak terlalu etis jika membahas wanita yang sama sekali belum aku kenal."Seandainya kau tahu, ibu akan ikut andil dalam memarahi pelakor itu. Wanita itu harus diberikan pelajaran. Mawar, benarkah kau tidak masalah bertahan di samping pria yang sudah menghianati dirimu?" ibu meraih tanganku, lalu digenggamnya begitu erat."Ibu akan mendukung sepenuhnya keputusan yang akan kau buat, jadi jangan pernah ragu untuk datang langsung pada ibu."Aku mengangguk mengiyakan, rasan

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-13
  • Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan   Bab 9 ( Bersiap Untuk Berperang)

    Butuh waktu selama dua bulan untuk bisa mendapatkan semua informasi tentang Mulan, Selingkuhan Suamiku itu. Ternyata selama ini Ia tinggal di sekitar lokasi perumahan yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggalku. Ini benar-benar hal yang tak pernah aku pikirkan sebelumnya."Jadi, kau tahu benar keseharian Mulan?" aku bertanya karena rasa penasaran yang begitu memuncak. tak sabar rasanya, berkenalan dengan seorang wanita idaman lain suamiku."Bahkan, ada orang yang membantu kita. Rumah yang berada tepat di sampingnya itu sudah diberi sertifikat atas namamu, tapi bukan dengan nama Mawar, melainkan Rose. Katanya, Ia mendukung aksimu." Jawab Siti begitu antusiasnya."Kau tidak takut, kalau itu semua adalah jebakan? Bisa saja dari pihak Suamiku atau Selingkuhannya itu tahu gerak gerik kita selama ini.""Big No! Selingkuhan Akbar adalah orang biasa yang di ambil Akbar dari panti asuhan,di Jawa tengah. Jadi, kemungkinan kecil seorang anak yatim piatu memiliki koneksi besar sehingga mampu m

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-17
  • Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan   Bab 10 ( Antara Hak Dan Kewajiban)

    Aku sedikit terkejut saat berbelanja di sebuah Mall, kedua mataku menangkap sosok tubuh yang sama persis seperti yang sudah aku kenali dari berbagai gambar dan juga video. MULAN! Wanita bertubuh kecil dan memiliki warna kulit eksotis itu terlihat sedang memilih-milih perlengkapan bayi. Aku tersenyum senang, akhirnya tanpa harus bersusah payah, Ikan yang ingin aku pancing, datang sendiri tanpa harus aku susah payah untuk meraihnya. Belum selesai rasa keterkejutan yang aku alami, sesosok pria yang aku kenali sedang menghampiri Mulan. Sambil menggendong seorang bayi!Hebat! apakah itu anak mereka? Wah, Mas Akbar. Kau menyumpal kandunganku dengan berbagai pil KB, agar aku tak dapat hamil. Tapi lihatlah Selingkuhanmu itu, kau benar-benar manusia terkejam yang pernah aku kenal Mas!Untuk saat ini, aku harus pergi meninggalkan mereka. Karena posisiku sungguh tidak aman karena Mas Akbar terlihat begitu posesif terhadap Mulan dan tentu saja, anak mereka!Sakit hati? Jangan lupa untuk menanyaka

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-18
  • Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan   Bab 11 ( Bertemu Wanita Pilihan Suamiku)

    Mulan mempercepat langkah kakinya, berharap jika yang datang adalah Akbar suaminya. Karena satu jam yang lalu, Akbar memberi kabar bahwa dirinya sedang dalam perjalanan menuju pulang, setelah semalam Akbar bermalam di rumah istri pertamanya, yaitu diriku sendiri.Ceklek!Pintu utama terbuka. Senyum Mulan berangsur memudar setelah tahu bukanlah Akbar orang yang telah mengetuk pintunya. "Hallo," ucapku ramah sambil tersenyum menatap wajah Mulan. Meneliti setiap lekuk wajah wanita yang telah berhasil menembus hati terdalam suamiku."Maaf, Anda siapa?" Mulan terlihat tidak suka dengan kehadiranku."Aku adalah tetangga baru sebelah rumahmu. Perkenalkan, namaku Rose."Mulan tidak langsung menjabat tanganku, Ia masih setia memandangi wajahku dengan tatapan mata penuh curiga."Em, baiklah. Sepertinya kehadiranku tidak terlalu diterima. Aku minta maaf, karena sudah mengganggu waktu anda, maaf saya permisi.""Oh, tidak. Bukan begitu…aku hanya sedang menunggu kepulangan suamiku. Jadi, sedikit t

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-19
  • Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan   Bab 12 ( Bersiap Untuk Terbakar)

    "Apakah mas mendengar dengan jelas ucapan dokter tadi, bahwa sakit perut yang mas alami karena kebanyakan makan yang mengandung asam dan pedas. Tapi, aneh sekali, setahu aku, Mas bukanlah pecinta makanan pedas. Lagi pula, aku sangat jarang membuatkan makanan pedas untuk mas makan. Jangan-jangan, mas suka jajan sembarangan ya?"mas Akbar membuang pandangannya ke arah lain. Kedua matanya itu nampak takut untuk menatap wajahku."Mas?""Tidak sayang, oh…mungkin saja waktu ada acara di luar kantor. Mas tidak sengaja makan, makanan yang kurang sehat." jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya ke arah lain.Aku hanya mengangguk mengiyakan, malas untuk menambah suasana yang kurang nyaman ini. Lagi pula, memang diriku lah yang mencampurkan obat pencuci perut ke dalam makanannya. Ini adalah sebuah permulaan pembalasan dendam seorang istri pada suami yang kurang ajar Seperti mas Akbar. Pria seperti dirinya harus merasakan rasa sakit. Itu adalah tekad kuat yang ada dalam diriku.Setelah dipikir-pik

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-01
  • Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan   Bab 13 ( Aku Membutuhkan Dirimu, Abian! )

    Mas Akbar tidak menyerah begitu saja. Ia bergegas menyusul diriku yang sedang membereskan bekas makanan di meja makan. Belum sempat melangkahkan kakiku menuju ke dapur, dari arah belakang Mas Akbar memeluk erat tubuhku."Jangan marah ya. Mas akan berusaha untuk membuat rumah tangga kita bahagia selamanya.""Selamanya?" aku tersenyum getir mendengar ucapan Mas Akbar. Begitu pandai mulut manisnya itu untuk berbohong pada diriku."Iya, selamanya." Mas Akbar semakin mempererat pelukannya."Baiklah, nanti akan kita bahas lagi Mas. Kali ini, aku harus membereskan ini semua."Mas Akbar mengerti maksud ucapanku. Ia Pun melepaskan pelukannya padaku. Tanpa berbalik menatap wajah Mas Akbar, aku melanjutkan langkahku ke arah dapur. Masih ada rasa kesal membelenggu hatiku atas sikap Mas Akbar yang terlalu banyak melontarkan kata-kata cinta. Padahal, kata Cintanya itu hanyalah omong kosong belaka. ***Ketika kembali ke dalam kamar, aku melihat Mas Akbar sedang tertidur. Sepertinya aku sudah benar-

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-02

Bab terbaru

  • Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan   Bab 177 ( Sebuah Akhir)

    Perasaanku saat ini sedang dalam keadaan kurang nyaman. Setelah Abian pamit akan melakukan sesuatu yang berkaitan dengan keluarga Akbar, entah mengapa perasaan ini tak menentu."Belum ada kabar?" tanya Mama yang saat ini duduk di sebelahku.aku menggeleng sambil terus mencoba untuk menghubungi nomer telpon Abian."Sebentar lagi juga Abian memberi kabar. Jangan terlalu mengkhawatirkan keadaan ini. Polisi juga sudah memiliki bukti yang cukup kuat untuk menangkap Sandoro." Papa memotong pembicaraan kami. Pria paruh baya itu terlihat asyik menikmati teh hangat dan pisang goreng buatan Mama."Tapi, Pa…tidak biasanya Abian bersikap seperti ini." Jawabku sambil memaksakan senyum."Coba cek ponselmu, siapa tahu saja sudah ada berita penangkapan Sandoro."Aku menuruti kemauan Papa dan melihat berita terbaru yang menyuguhkan video penangkapan Sandoro.Mama yang melihat ekspresi wajahku menyimpulkan sesuatu dan segera menyalakan layar televisi. "Benar dugaan Papa," lirih Mama sambil mengelus lem

  • Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan   Bab 176 ( Ditangkapnya Sandoro)

    Dunia Akbar runtuh dalam hitungan detik. Kedua matanya masih menatap tak percaya dua tubuh yang tanpa busana saat ini saling melekat dan berkeringat bersama menapaki gairah cinta yang tiada tara.Tak ada yang bersuara, semuanya tenggelam dalam pikiran masing-masing."Mas Akbar…" lirih Mulan, dengan linangan air mata yang membasahi pipinya.Akbar ambruk begitu saja, tubuhnya terasa begitu lemah. Kalau dimasa lalu, Ia menyakiti Hati Mawar dengan menyetubuhi wanita lain, kini Akbar harus menanggung beban derita yang entah bisa disembuhkan atau tidak selama sisa umurnya, karena melihat dengan jelas tubuh istrinya kini disetubuhi oleh Ayahnya sendiri."Akbar!" teriak Sania panik melihat anaknya jatuh terduduk di lantai.Sania hanya mampu memeluk tubuh Akbar sambil menangis menjerit pilu, merasakan rasa sakit yang akan Akbar tanggung seumur hidupnya."Apa ini, Bu? Kenapa nasibku Seperti ini? Aku memiliki ayah monster dan wanita yang…" tangisnya pecah. Pria tegap itu menangis dalam pelukan Sa

  • Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan   Bab 175 ( Rahasia dibalik Rahasia)

    Dengan perasaan yang kacau, Akbar memutuskan untuk menemui orang tuanya yang saat ini berada di rumah. Ingatannya kembali pada saat pertama kalinya Ia bertemu dengan Mulan yang saat itu sedang diTawan oleh beberapa Orang yang mengaku telah membayar mahal gadis desa itu. Tidak ada kecurigaan sama sekali. Ia benar-benar merasa iba atas hal yang terjadi pada Mulan saat itu.Sampai pada akhirnya, dirinya mulai menyadari bahwa Ia jatuh cinta pada gadis desa yang sangat berbeda sekali dengan Mawar.Mulan sangatlah lembut dan selalu membutuhkan pertolongannya. Sebagai seorang Pria, Ia merasa sangat dibutuhkan dan dihargai."Sial!" teriaknya frustasi. Mobil yang dikendarainya melaju sangat cepat agar cepat sampai ke rumah orang tuanya.Sesampainya di rumah, Akbar segera memarkir mobilnya dan berlari ke dalam rumah, mencari sosok pria yang sangat ingin ia temui."Akbar?" Sania tersenyum menatap anak semata wayangnya itu. Wajah Akbar tampak begitu merah, Seperti menahan sesuatu."Dimana Ayah, Bu

  • Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan   Bab 174 ( Lebih Baik Dicintai daripada Mencintai)

    "Aku belum selesai bicara!" cegah Akbar, merasa pernyataan Abian terdengar begitu mengusik hatinya."Apa lagi yang ingin kau dengar?" Abian berbalik dan menatap wajah Akbar. Dua pria tampan itu terlihat memiliki ekspresi sama-sama dingin dan hal itu membuat suasana semakin tegang saja."Ayahmu ada di balik semua ini. Cobalah untuk berpikir, apa yang membuat kehidupan rumah tanggamu dengan Mawar berantakan. Kalau kau selalu beralasan kau berselingkuh karena perilaku seksual yang menyimpang, lalu atas dasar apa seorang wanita seperti Mulan mau tinggal dengan orang yang tak normal seperti dirimu!"Akbar sama sekali tidak menyangka, ucapan Abian begitu menusuk hati dan pikirannya. Pria itu ingin sekali menghajar habis-habisan Abian, namun Ia berusaha untuk tetap tenang dan mendengarkan alasan, mengapa Abian begitu ngotot untuk menyalahkan ayahnya."Kita sama-sama seorang Pengusaha dan memiliki banyak uang untuk mengetahui hal-hal yang ingin kita ketahui. Kalau kau tidak begitu peduli denga

  • Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan   Bab 173 ( Tuduhan Yang Sama)

    "Apa yang membuatmu datang kemari?"tanyaku penasaran pada sosok yang saat ini berdiri di hadapanku.Akbar tidak menjawab, kepalanya celingukan mencari keberadaan seseorang."Apa yang sebenarnya kau inginkan, Akbar? Lebih baik kau pulang saja."Saat hendak melewati tubuh Akbar, pria itu mencekal lenganku, membuatku terpaksa menghentikan langkah kaki dan kembali memandang wajahnya."Aku ingin kita memulai sebuah lembaran baru. Mulan Seperti hilang ditelan bumi. Wanita itu meninggalkan diriku begitu saja." Ucapnya sambil tersenyum menatap wajahku.Aku segera menepis tangan Akbar, dadaku bergemuruh menahan diri agar tidak mengucapkan kata-kata kasar. Aku tidak ingin pengunjung Restoran terganggu dengan kemarahanku.Tak ingin berlama-lama, aku bergegas meninggalkan Akbar. Berjalan keluar Restoran."Mawar, tunggu!"tak kusangka, Akbar masih saja mengejarku sampai ke tempat parkir."Apa sih yang kau inginkan!" sentakku dengan perasaan kesal setengah mati melihat polah tingkah Akbar yang kekan

  • Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan   Bab 172 ( Luka Lama Bersemi kembali)

    Bab 172Luka dalam hati selamanya akan menjadi sesuatu yang tidak pasti, jika tidak terobati dengan baik. Semuanya akan terasa indah jika bisa menyikapi hal itu dengan baik.Seperti halnya dengan diriku, tiga buka pasca perceraianku dengan Akbar, hati ini seperti tanaman yang baru saja tumbuh dan akan memulai sebuah perjalanan yang panjang.Akbar?Terakhir kali aku mendengar kabarnya. Pria itu masih mencari keberadaan Mulan, istri keduanya yang sampai saat ini tidak diketahui keberadaannya. Setiap kali otakku kembali membayangkan masa lalu itu, bukan hanya rasa sakit, melainkan rasa kasihan.Kami bertiga memiliki alasan untuk menjadi korban. Ya, korban ketidakadilan atas keegoisan seorang Sandoro. Abian telah memiliki semua bukti yang mengarah pada mantan mertuaku itu.Pria paruh baya itu adalah alasan pertama, kenapa rumah tanggaku dan Akbar hancur berantakan. Walaupun, pada dasarnya kembali lagi pada diri sendiri akan sebuah kekuatan Cinta, yang Akbar tidak memiliki itu semua.Pria i

  • Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan   Bab 171 ( Malu-malu kucing)

    Aku menatap wajah pria yang kini tengah menatap wajahku dengan sorot mata penuh harap. Wajah tampannya yang terlihat dingin seperti hilang ditelan bumi saat berhadapan dengan diriku. Cintanya bagaikan sebuah air yang terus mengalir membasahi seluruh isi hatiku."Mawar?" kembali Abian menyadarkan diri ini untuk mendapatkan jawaban yang diinginkannya."Apakah harus secepat ini?" aku mencoba untuk mengulur waktu yang ada. Bukan bermaksud untuk menyakiti hati Abian, hanya saja aku merasa masalahku dengan Akbar belum selesai sepenuhnya. Lagipula, Masa iddahku belum sepenuhnya selesai.Abian terlihat tersenyum. Lebih tepatnya memaksakan senyumannya.Merasa tidak nyaman, aku memalingkan wajah ke arah lain. Berlama-lama bertatap muka langsung dengan Abian membuat kesehatan jantungku berdegup kencang sekali."Baiklah, ayo aku antar pulang." Abian mengalihkan pembicaraan dan lebih memilih untuk membuat diriku merasa nyaman berada di dekatnya.***Mulan meremas ujung roknya, menyalurkan rasa tid

  • Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan   Bab 170 ( Melepaskan Bukan Berarti Kalah )

    "Lagi pula, istrimu itu Mulan bukan Mawar! Pikiranmu Mulan, tapi mulutmu menyebut nama Mawar. Akbar, cobalah untuk mengerti dan pahami hal-hal yang akhir-akhir ini terjadi."Akbar menghempaskan tubuhnya pada Sofa empuk dan menyandarkan tubuhnya. Pikirannya benar-benar kacau. Mendapatkan kabar bahwa Ia telah resmi bercerai dalam kondisi kehilangan Mulan, membuat otaknya terasa begitu berat untuk berpikir."Kenapa tidak bertanya pada ayahmu?" Sania menatap wajah Akbar dan berusaha untuk meyakinkan anak semata wayangnya itu untuk dapat melihat sebuah kenyataan bahwa Ayahnya selama ini telah mempermainkan kehidupannya secara tidak langsung."Apa hubungannya dengan Ayah?" Akbar menegakkan tubuhnya dan menatap wajah Ibunya itu.Sania memutar bola matanya, malas untuk berdebat tentang persoalan yang sebenarnya sepele tapi begitu memuakkan untuk dibahas."Ibu, tolong katakan yang sebenarnya terjadi. Aku benar-benar tak paham atas semua yang terjadi.""Apa ingatanmu sudah tidak bekerja dengan b

  • Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan   Bab 169 ( Ternyata Wanita Spesial Itu Aku)

    Perlahan Abian melepaskan pelukannya dan memutar tubuhku agar berhadapan dengannya. Pria itu nampak begitu serius menatap wajahku dengan sorot mata yang tak dapat aku artikan."Aku akan menikah Mawar, apa kau mendengarnya?" sederet kalimat itu kembali mencuat keluar dari mulut Abian, menyisakan sedikit rasa perih di hatiku. Aku belum dapat mengetahui isi hatiku sebenarnya, namun akhir-akhir ini memang wajah Abian selalu berada dalam pikiranku."Mawar," sekali lagi. Pria itu terlihat begitu putus asa dengan kediamanku. "Abian, aku tahu selama beberapa tahun terakhir kau mencintaiku. Tapi, ini salah. Kau akan menikahi gadis itu. Jadi, tak lantas jika kau mengatakan bahwa kau mencintaiku." Jawabku tanpa berani memandang wajah Abian. Kepalaku tertunduk sambil sesekali mengusap keringat di keningku.Tangan Abian meraih tanganku, menggenggamnya begitu erat."Kaulah segalanya Mawar, orang yang akan aku nikahi adalah dirimu."Kepalaku mendongak menatap wajah Abian. "Apa maksudmu?""Orang yan

DMCA.com Protection Status