Home / Romansa / Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan / Bab 4 ( Kepergian Mas Akbar )

Share

Bab 4 ( Kepergian Mas Akbar )

Author: Tri Afifah
last update Last Updated: 2023-03-29 14:16:48

Saat Mas Akbar Kembali ke rumah, waktu telah menunjukkan pukul empat sore. Selama lima jam keluar dari rumah, tidak satupun pesan yang Mas Akbar kirimkan untukku. dan anehnya, aku merasa biasa saja. Sepertinya ini menjadi hal biasa yang aku alami selama kurang lebih dua bulan ini, dan itulah sebabnya mengapa aku merasa biasa saja tanpa pesan Mas Akbar.

"Bahkan sampai aku pulang pun, kau tidak mencari keberadaanku!" Mas Akbar tampak seperti orang yang sedang dalam pengaruh Alkohol. Jalannya sempoyongan dan beberapa kali terjatuh dan Berdiri lagi.

Aku yang sedang duduk di sofa sambil menonton televisi hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Mas Akbar.

Sebelum Mas Akbar sampai ke tempat dudukku, aku merekam videonya dengan ponselku.

"Mawar, aku mencintaimu lebih dari Wanita itu."

Bruk! Sekali lagi, Mas Akbar kembali terjatuh ke lantai.

"Tapi…Mulan. dia, Berbeda denganmu."

Mulan?

Aku menggenggam erat ponselku, melampiaskan hasrat ingin mencekik leher suamiku yang sedang Mabuk Alkohol dan wanita yang baru saja diucapkan oleh Mulut manisnya itu.

"Mawar! Aku harus bagaimana, aku mencintaimu dan Mulan. Hahahaaa…"

Karena sudah tidak bisa bersabar lebih lama lagi, aku menelepon seseorang yang akan membantuku.

"Datanglah ke rumahku, Sekarang."

Butuh waktu kurang lebih dua puluh menit agar orang yang aku hubungi itu sampai ke rumah.

"Apa yang terjadi?" Pria dengan kemeja putihnya itu berjalan mendekati tubuh Mas Akbar yang sudah tergeletak di lantai.

"Mas, bangun Mas!"

Ya, dia adalah Agung sepupu Mas Akbar.

"Mbak Mawar, Mas Akbar ini kenapa sih!"

"Mbak juga tidak tahu, yang jelas Ia mabuk. Lebih baik angkat Mas mu itu ke kamar."

Agung nampak terkejut.

"Berat, Mba…" keluhnya.

"Ya sudah, diangkat dan ditaruh di sofa aja."

Agung mengangguk setuju.

Setelah berhasil mengangkat tubuh Mas Akbar dan membaringkannya di atas sofa, Agung segera mendudukkan tubuhnya di sofa.

"Mbak buatkan minuman dulu."

Tak ada jawaban. Agung nampak mengangguk saja tanpa berniat untuk menjawab. Mungkin karena terlalu kelelahan mengangkat tubuh Mas Akbar yang berotot itu, sedangkan tubuhnya tidak terlalu berisi. Bisa dikatakan terlalu kurus untuk pria seusianya.

Setelah mengeluarkan minuman bersoda dari dalam kulkas, aku bergegas menuju tempat Mas Akbar dan Agung beristirahat.

"Ini minumlah…" ucapku seraya menyodorkan minuman kaleng pada Agung. Pria itu langsung menerimanya dengan senang hati.

"Apa yang sebenarnya terjadi, Mbak?"

"Biasa, Masmu itu cemburu pada Mbak tentang Abian. Padahal yang menyinggung soal Abian, Masmu sendiri. Tapi malah dia yang kesal dan marah. eh, pulangnya malah mabuk begini." jawabku jujur.

"Masalahnya, apa mbak sampai Mas Abian di ikut sertakan dalam urusan rumah tangga kalian?"

Aku menghembuskan nafas kasar. Bisa-bisa merembet jika aku terus menjawab pertanyaan Abian.

"Agung, kamu itu kayak nggak kenal siapa Masmu itu. Posesif."

Akhirnya Agung mengangguk mengiyakan jawaban yang aku berikan.

"Ya sudah mbak, sudah mau jam lima lewat ini. Aku pulang dulu ya,"

"Lho, kenapa harus buru-buru? Tadi sudah sholat Ashar belum?"

"Alhamdulillah, sudah mbak. Tapi aku lagi sedang ada janji sama temen, Mbak. Jadi nggak bisa lama-lama."

"Temen apa demen, Gung?"

Agung tertawa mendengar sindiran yang aku berikan padanya. Sepertinya hal yang aku katakan benar adanya. Mungkin, Agung telah memiliki tambatan hati.

***

"Sayang, Kenapa aku berada di Sofa dan tidak di kamar kita?"

Aku terdiam, melihat wajah tampan Suamiku sendiri. Kesadarannya telah pulih setelah aku menunaikan ibadah sholat Isya.

"Kau sudah sadar?"

Alis pria berhidung mancung itu saling bertautan dengan sikap bingungnya.

"Apa maksudmu, sudah sadar? Bukankah aku ketiduran di sofa,"

Aku menggelengkan kepalaku.

"Kau pulang dalam keadaan Mabuk. Kau juga pulang tidak membawa mobilmu."

Mas Akbar Tampak terkejut mendengar ucapanku. Wajahnya seketika memucat sempurna. Mungkin sekelebat bayangan bisa dengan jelas Ia ingat saat sebelum pulang dalam keadaan tak sadar.

"Ya sudah Mas. Aku akan menyiapkan air hangat untukmu."

Mas Akbar hanya diam saja sambil mengalihkan pandangannya ke tempat lain.

Lelahkah dirimu Mas?

Kita hampir sama. Sama-sama saling merasakan bagaimana rasanya lelahnya kehidupan rumah tangga ini. Kalau kau ingin hidup berumah tangga dengan dua wanita sekaligus, beda dengan diriku.

Jalan kita sudah tidak sama Mas. Tapi sebelum itu, aku ingin mengenal siapa sosok wanita penggoda suamiku.

Oh, tunggu dulu.

Wanita penggoda suamiku? Aku tidak sejahat itu, Mas. Aku tidak ingin langsung melabelinya sebagai penggoda dirimu. Aku harus tahu alur kisah cinta kalian berdua, baru setelah itu aku dapat memastikan siapa yang sebenarnya benar-benar bersalah.

Ataukah dirimu menyalahkan diriku karena sampai saat ini diriku belum bisa mengandung anak darimu?

Aku masih ingat, saat di awal tahun kedua pernikahan kita ini aku berinisiatif agar kita mengikuti program kehamilan. Tapi, kau sama sekali tidak terpengaruh dengan keinginanku itu.

Tapi, tadi siang saat di Restoran. Aku dapat melihat raut wajah keterkejutan dirimu saat pelayan itu menanyakan soal kelahiran seorang anak. Apakah Mulan yang kau sebut itu sudah berhasil memberikan dirimu seorang anak, Mas?

***

Keesokan harinya, Mas Akbar terlihat sudah siap untuk berangkat ke Samarinda. Mobil yang kemarin sore tidak dibawa pulang oleh Mas Akbar Pun sudah berada di garasi mobil. Aku tidak tahu siapa yang mengantarkan mobil itu. Mungkin semalam, saat aku dalam keadaan tidur ada orang suruhan Mas Akbar yang mengantarkan Mobil.

"Sayang, mungkin Mas tiga atau empat hari di Samarinda." Mas Akbar memulai sebuah obrolan di atas meja makan.

Aku hanya tersenyum menanggapi perkataan Mas Akbar.

"Sayang jadi menginap di rumah Ayah dan Ibu?"

"Mungkin saja Mas. Aku belum terlalu yakin." Jawabku sambil mengolesi roti tawar dengan selai strawberry.

"Kenapa?"

Aku menghentikan kegiatan mengoleskan selai di roti.

"Karena aku belum yakin, hanya itu."

"Aku harap kau tidak macam-macam saat aku ke luar kota."

Aku menatap kesal wajah Mas Akbar.

"Macam-macam, bagaimana Mas? Coba terangkan lebih detail agar aku paham dan mengerti arti ucapanmu itu." Selera makanku mendadak hilang mendengar ucapan Mas Akbar yang terkesan menuduhku bermain-main di belakangnya.

Mas Akbar meletakkan kembali roti tawar yang tadi sudah aku olesi dengan selai kacang ke atas piring.

"Aku hanya ingin kau tetap berada di sampingku."

Aku terdiam mendengar ucapan Mas Akbar. Ingin tetap berada disampingku, tapi dia membuat luka di hatiku.

"Baiklah, aku lebih baik pergi saja. Sepertinya suasana hatimu sedang tidak baik."

Belum sempat aku meraih tangannya agar aku cium, Mas Akbar telah melangkahkan kakinya menuju ke pintu.

Aku hanya dapat melihat punggung Mas Akbar yang telah hilang di balik pintu.

"kau benar-benar pergi tanpa memandang wajahku, Mas..." monolog ku pada diri sendiri.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
amymende
makin dibaca makin gak sreg bahasa n susunan kalimatx, sekelas good novel gini?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan   Bab 5 ( Pil KB )

    Akbar memasuki sebuah kamar Hotel. Ia sengaja memindahkan tempat persembunyian Wanitanya agar tidak ada yang mengetahui kebenarannya. Setelah mendapatkan pertanyaan dari pelayan restoran itu, Akbar jadi tidak tenang. "Sayang…" ucapnya seraya merengkuh tubuh wanita yang selama hampir satu tahun ini singgah di hatinya. "Bagaimana dengan keadaanmu? Sudah baikan?" Wanita itu menggeleng lemah. "Kita harus segera pergi ke dokter, Mas." "Apa ini sudah waktunya?" Sang wanita mengangguk mengiyakan. Akbar mengelus lembut perut buncit wanita itu. "Sebentar lagi kita bertemu sayang." Ucapnya seraya mencium perut buncit wanita yang telah dinikahinya secara siri itu. "Ayo Mas, aku sudah menyiapkan semua kebutuhan yang akan kita perlukan di dalam tas." "Yakin, semua sudah?" Wanita bernama Mulan itu tersenyum manis. "Aduh, Mas perutku sakit sekali." Rengek Mulan sambil menggenggam erat tangan Akbar. "Baiklah, ayo kita berangkat sekarang ke rumah sakit. Aku pinjam mobilmu, supaya tidak ad

    Last Updated : 2023-03-29
  • Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan   Bab 6 ( Program Bayi Tabung )

    Sudah satu Minggu semenjak kepergian Mas Akbar, aku sama sekali tidak pernah mendapatkan kabar dari suamiku itu. Tidak ada pesan untuk sekedar mengucapkan selamat malam atau mengingatkan untuk jangan sampai telat makan. Semuanya terasa begitu hambar, aku seperti menikah dengan orang asing yang tak aku kenali."Ayah ingin mengajakmu untuk pindah ke Jakarta." Ucap Ayah yang saat ini sedang duduk di sofa ruang tamuku. Ini adalah kedatangan beliau yang begitu mendadak. Biasanya ayah akan datang bersama dengan ibu. Tapi, Kali ini tidak. Pasti ada suatu hal penting yang ingin disampaikan beliau tanpa sepengetahuan Ibu."Tapi aku suka dengan kota ini, Ayah. Balikpapan sangatlah berbeda, suasananya masih aman tidak seperti Jakarta yang penuh dengan polusi udara." "Ayah ingin kau tahu, jika ayah tidak bodoh Mawar. Jika kau tidak juga mengikuti perintah Ayah, bersiaplah untuk menggugat cerai suamimu itu.""Tidak, Ayah.""Beri Ayah satu alasan mengapa kau masih bertahan pada laki-laki brengsek

    Last Updated : 2023-04-10
  • Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan   Bab 7 (Sebuah Rencana)

    Pagi yang cerah membentang di hadapanku. Aku baru akan berangkat ke rumah Siti setelah mendapatkan izin dari Mas Akbar. ada beberapa hal yang harus aku bicarakan dengan sahabatku itu."Sorry, sayang. Mas tidak bisa mengantarkan dirimu. Karena, ada hal yang harus Mas kerjakan sekarang.""Masalah kantor?" tanyaku penasaran dengan penampilan Mas Akbar. Biasanya saat Ia keluar dari rumah, Ia akan memperhatikan penampilannya. tapi, kali ini penampakannya sangat berbeda. Baju semalam masih Ia pakai, pertanda Mas Akbar belum mandi pagi ini.Aku mengambil sepatu pantofel pada rak sepatu yang berada di teras rumah, lalu memakainya."Iya,""Yakin?""Sayang, aku serius. Aku berangkat dulu, ya." Mas Akbar mengelus lembut kepalaku yang sudah tertutup hijab, lalu mencium sekilas pipiku. ***Akbar berusaha untuk bersikap tenang saat Mawar mulai curiga. Akbar dapat menangkap raut wajah istrinya itu seperti mencari sebuah jawaban atas kebohongan yang Disembunyikannya. Berkali-kali ponsel yang Ia le

    Last Updated : 2023-04-11
  • Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan   Bab 8 ( Keserakahan Akbar )

    Jam telah menunjukkan pukul empat sore, tapi tanda-tanda kepulangan Mas Akbar belum bisa dipastikan. Ponselnya juga tidak aktif."Apa Akbar sudah biasa pulang tanpa kabar, Mawar?" ibu mertuaku nampak tersenyum getir, menatap diriku yang terlihat begitu gelisah."Tidak, Bu. biasanya juga Mas Akbar memberi kabar kalau pulang telat." Bohongku, untuk menutupi aib suamiku itu."Ibu benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikirannya. Sebenarnya kau sudah tau belum, siapa Selingkuhan Akbar?"Ku Gelengkan Kepalaku, rasanya tidak terlalu etis jika membahas wanita yang sama sekali belum aku kenal."Seandainya kau tahu, ibu akan ikut andil dalam memarahi pelakor itu. Wanita itu harus diberikan pelajaran. Mawar, benarkah kau tidak masalah bertahan di samping pria yang sudah menghianati dirimu?" ibu meraih tanganku, lalu digenggamnya begitu erat."Ibu akan mendukung sepenuhnya keputusan yang akan kau buat, jadi jangan pernah ragu untuk datang langsung pada ibu."Aku mengangguk mengiyakan, rasan

    Last Updated : 2023-04-13
  • Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan   Bab 9 ( Bersiap Untuk Berperang)

    Butuh waktu selama dua bulan untuk bisa mendapatkan semua informasi tentang Mulan, Selingkuhan Suamiku itu. Ternyata selama ini Ia tinggal di sekitar lokasi perumahan yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggalku. Ini benar-benar hal yang tak pernah aku pikirkan sebelumnya."Jadi, kau tahu benar keseharian Mulan?" aku bertanya karena rasa penasaran yang begitu memuncak. tak sabar rasanya, berkenalan dengan seorang wanita idaman lain suamiku."Bahkan, ada orang yang membantu kita. Rumah yang berada tepat di sampingnya itu sudah diberi sertifikat atas namamu, tapi bukan dengan nama Mawar, melainkan Rose. Katanya, Ia mendukung aksimu." Jawab Siti begitu antusiasnya."Kau tidak takut, kalau itu semua adalah jebakan? Bisa saja dari pihak Suamiku atau Selingkuhannya itu tahu gerak gerik kita selama ini.""Big No! Selingkuhan Akbar adalah orang biasa yang di ambil Akbar dari panti asuhan,di Jawa tengah. Jadi, kemungkinan kecil seorang anak yatim piatu memiliki koneksi besar sehingga mampu m

    Last Updated : 2023-04-17
  • Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan   Bab 10 ( Antara Hak Dan Kewajiban)

    Aku sedikit terkejut saat berbelanja di sebuah Mall, kedua mataku menangkap sosok tubuh yang sama persis seperti yang sudah aku kenali dari berbagai gambar dan juga video. MULAN! Wanita bertubuh kecil dan memiliki warna kulit eksotis itu terlihat sedang memilih-milih perlengkapan bayi. Aku tersenyum senang, akhirnya tanpa harus bersusah payah, Ikan yang ingin aku pancing, datang sendiri tanpa harus aku susah payah untuk meraihnya. Belum selesai rasa keterkejutan yang aku alami, sesosok pria yang aku kenali sedang menghampiri Mulan. Sambil menggendong seorang bayi!Hebat! apakah itu anak mereka? Wah, Mas Akbar. Kau menyumpal kandunganku dengan berbagai pil KB, agar aku tak dapat hamil. Tapi lihatlah Selingkuhanmu itu, kau benar-benar manusia terkejam yang pernah aku kenal Mas!Untuk saat ini, aku harus pergi meninggalkan mereka. Karena posisiku sungguh tidak aman karena Mas Akbar terlihat begitu posesif terhadap Mulan dan tentu saja, anak mereka!Sakit hati? Jangan lupa untuk menanyaka

    Last Updated : 2023-04-18
  • Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan   Bab 11 ( Bertemu Wanita Pilihan Suamiku)

    Mulan mempercepat langkah kakinya, berharap jika yang datang adalah Akbar suaminya. Karena satu jam yang lalu, Akbar memberi kabar bahwa dirinya sedang dalam perjalanan menuju pulang, setelah semalam Akbar bermalam di rumah istri pertamanya, yaitu diriku sendiri.Ceklek!Pintu utama terbuka. Senyum Mulan berangsur memudar setelah tahu bukanlah Akbar orang yang telah mengetuk pintunya. "Hallo," ucapku ramah sambil tersenyum menatap wajah Mulan. Meneliti setiap lekuk wajah wanita yang telah berhasil menembus hati terdalam suamiku."Maaf, Anda siapa?" Mulan terlihat tidak suka dengan kehadiranku."Aku adalah tetangga baru sebelah rumahmu. Perkenalkan, namaku Rose."Mulan tidak langsung menjabat tanganku, Ia masih setia memandangi wajahku dengan tatapan mata penuh curiga."Em, baiklah. Sepertinya kehadiranku tidak terlalu diterima. Aku minta maaf, karena sudah mengganggu waktu anda, maaf saya permisi.""Oh, tidak. Bukan begitu…aku hanya sedang menunggu kepulangan suamiku. Jadi, sedikit t

    Last Updated : 2023-04-19
  • Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan   Bab 12 ( Bersiap Untuk Terbakar)

    "Apakah mas mendengar dengan jelas ucapan dokter tadi, bahwa sakit perut yang mas alami karena kebanyakan makan yang mengandung asam dan pedas. Tapi, aneh sekali, setahu aku, Mas bukanlah pecinta makanan pedas. Lagi pula, aku sangat jarang membuatkan makanan pedas untuk mas makan. Jangan-jangan, mas suka jajan sembarangan ya?"mas Akbar membuang pandangannya ke arah lain. Kedua matanya itu nampak takut untuk menatap wajahku."Mas?""Tidak sayang, oh…mungkin saja waktu ada acara di luar kantor. Mas tidak sengaja makan, makanan yang kurang sehat." jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya ke arah lain.Aku hanya mengangguk mengiyakan, malas untuk menambah suasana yang kurang nyaman ini. Lagi pula, memang diriku lah yang mencampurkan obat pencuci perut ke dalam makanannya. Ini adalah sebuah permulaan pembalasan dendam seorang istri pada suami yang kurang ajar Seperti mas Akbar. Pria seperti dirinya harus merasakan rasa sakit. Itu adalah tekad kuat yang ada dalam diriku.Setelah dipikir-pik

    Last Updated : 2023-05-01

Latest chapter

  • Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan   Bab 177 ( Sebuah Akhir)

    Perasaanku saat ini sedang dalam keadaan kurang nyaman. Setelah Abian pamit akan melakukan sesuatu yang berkaitan dengan keluarga Akbar, entah mengapa perasaan ini tak menentu."Belum ada kabar?" tanya Mama yang saat ini duduk di sebelahku.aku menggeleng sambil terus mencoba untuk menghubungi nomer telpon Abian."Sebentar lagi juga Abian memberi kabar. Jangan terlalu mengkhawatirkan keadaan ini. Polisi juga sudah memiliki bukti yang cukup kuat untuk menangkap Sandoro." Papa memotong pembicaraan kami. Pria paruh baya itu terlihat asyik menikmati teh hangat dan pisang goreng buatan Mama."Tapi, Pa…tidak biasanya Abian bersikap seperti ini." Jawabku sambil memaksakan senyum."Coba cek ponselmu, siapa tahu saja sudah ada berita penangkapan Sandoro."Aku menuruti kemauan Papa dan melihat berita terbaru yang menyuguhkan video penangkapan Sandoro.Mama yang melihat ekspresi wajahku menyimpulkan sesuatu dan segera menyalakan layar televisi. "Benar dugaan Papa," lirih Mama sambil mengelus lem

  • Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan   Bab 176 ( Ditangkapnya Sandoro)

    Dunia Akbar runtuh dalam hitungan detik. Kedua matanya masih menatap tak percaya dua tubuh yang tanpa busana saat ini saling melekat dan berkeringat bersama menapaki gairah cinta yang tiada tara.Tak ada yang bersuara, semuanya tenggelam dalam pikiran masing-masing."Mas Akbar…" lirih Mulan, dengan linangan air mata yang membasahi pipinya.Akbar ambruk begitu saja, tubuhnya terasa begitu lemah. Kalau dimasa lalu, Ia menyakiti Hati Mawar dengan menyetubuhi wanita lain, kini Akbar harus menanggung beban derita yang entah bisa disembuhkan atau tidak selama sisa umurnya, karena melihat dengan jelas tubuh istrinya kini disetubuhi oleh Ayahnya sendiri."Akbar!" teriak Sania panik melihat anaknya jatuh terduduk di lantai.Sania hanya mampu memeluk tubuh Akbar sambil menangis menjerit pilu, merasakan rasa sakit yang akan Akbar tanggung seumur hidupnya."Apa ini, Bu? Kenapa nasibku Seperti ini? Aku memiliki ayah monster dan wanita yang…" tangisnya pecah. Pria tegap itu menangis dalam pelukan Sa

  • Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan   Bab 175 ( Rahasia dibalik Rahasia)

    Dengan perasaan yang kacau, Akbar memutuskan untuk menemui orang tuanya yang saat ini berada di rumah. Ingatannya kembali pada saat pertama kalinya Ia bertemu dengan Mulan yang saat itu sedang diTawan oleh beberapa Orang yang mengaku telah membayar mahal gadis desa itu. Tidak ada kecurigaan sama sekali. Ia benar-benar merasa iba atas hal yang terjadi pada Mulan saat itu.Sampai pada akhirnya, dirinya mulai menyadari bahwa Ia jatuh cinta pada gadis desa yang sangat berbeda sekali dengan Mawar.Mulan sangatlah lembut dan selalu membutuhkan pertolongannya. Sebagai seorang Pria, Ia merasa sangat dibutuhkan dan dihargai."Sial!" teriaknya frustasi. Mobil yang dikendarainya melaju sangat cepat agar cepat sampai ke rumah orang tuanya.Sesampainya di rumah, Akbar segera memarkir mobilnya dan berlari ke dalam rumah, mencari sosok pria yang sangat ingin ia temui."Akbar?" Sania tersenyum menatap anak semata wayangnya itu. Wajah Akbar tampak begitu merah, Seperti menahan sesuatu."Dimana Ayah, Bu

  • Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan   Bab 174 ( Lebih Baik Dicintai daripada Mencintai)

    "Aku belum selesai bicara!" cegah Akbar, merasa pernyataan Abian terdengar begitu mengusik hatinya."Apa lagi yang ingin kau dengar?" Abian berbalik dan menatap wajah Akbar. Dua pria tampan itu terlihat memiliki ekspresi sama-sama dingin dan hal itu membuat suasana semakin tegang saja."Ayahmu ada di balik semua ini. Cobalah untuk berpikir, apa yang membuat kehidupan rumah tanggamu dengan Mawar berantakan. Kalau kau selalu beralasan kau berselingkuh karena perilaku seksual yang menyimpang, lalu atas dasar apa seorang wanita seperti Mulan mau tinggal dengan orang yang tak normal seperti dirimu!"Akbar sama sekali tidak menyangka, ucapan Abian begitu menusuk hati dan pikirannya. Pria itu ingin sekali menghajar habis-habisan Abian, namun Ia berusaha untuk tetap tenang dan mendengarkan alasan, mengapa Abian begitu ngotot untuk menyalahkan ayahnya."Kita sama-sama seorang Pengusaha dan memiliki banyak uang untuk mengetahui hal-hal yang ingin kita ketahui. Kalau kau tidak begitu peduli denga

  • Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan   Bab 173 ( Tuduhan Yang Sama)

    "Apa yang membuatmu datang kemari?"tanyaku penasaran pada sosok yang saat ini berdiri di hadapanku.Akbar tidak menjawab, kepalanya celingukan mencari keberadaan seseorang."Apa yang sebenarnya kau inginkan, Akbar? Lebih baik kau pulang saja."Saat hendak melewati tubuh Akbar, pria itu mencekal lenganku, membuatku terpaksa menghentikan langkah kaki dan kembali memandang wajahnya."Aku ingin kita memulai sebuah lembaran baru. Mulan Seperti hilang ditelan bumi. Wanita itu meninggalkan diriku begitu saja." Ucapnya sambil tersenyum menatap wajahku.Aku segera menepis tangan Akbar, dadaku bergemuruh menahan diri agar tidak mengucapkan kata-kata kasar. Aku tidak ingin pengunjung Restoran terganggu dengan kemarahanku.Tak ingin berlama-lama, aku bergegas meninggalkan Akbar. Berjalan keluar Restoran."Mawar, tunggu!"tak kusangka, Akbar masih saja mengejarku sampai ke tempat parkir."Apa sih yang kau inginkan!" sentakku dengan perasaan kesal setengah mati melihat polah tingkah Akbar yang kekan

  • Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan   Bab 172 ( Luka Lama Bersemi kembali)

    Bab 172Luka dalam hati selamanya akan menjadi sesuatu yang tidak pasti, jika tidak terobati dengan baik. Semuanya akan terasa indah jika bisa menyikapi hal itu dengan baik.Seperti halnya dengan diriku, tiga buka pasca perceraianku dengan Akbar, hati ini seperti tanaman yang baru saja tumbuh dan akan memulai sebuah perjalanan yang panjang.Akbar?Terakhir kali aku mendengar kabarnya. Pria itu masih mencari keberadaan Mulan, istri keduanya yang sampai saat ini tidak diketahui keberadaannya. Setiap kali otakku kembali membayangkan masa lalu itu, bukan hanya rasa sakit, melainkan rasa kasihan.Kami bertiga memiliki alasan untuk menjadi korban. Ya, korban ketidakadilan atas keegoisan seorang Sandoro. Abian telah memiliki semua bukti yang mengarah pada mantan mertuaku itu.Pria paruh baya itu adalah alasan pertama, kenapa rumah tanggaku dan Akbar hancur berantakan. Walaupun, pada dasarnya kembali lagi pada diri sendiri akan sebuah kekuatan Cinta, yang Akbar tidak memiliki itu semua.Pria i

  • Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan   Bab 171 ( Malu-malu kucing)

    Aku menatap wajah pria yang kini tengah menatap wajahku dengan sorot mata penuh harap. Wajah tampannya yang terlihat dingin seperti hilang ditelan bumi saat berhadapan dengan diriku. Cintanya bagaikan sebuah air yang terus mengalir membasahi seluruh isi hatiku."Mawar?" kembali Abian menyadarkan diri ini untuk mendapatkan jawaban yang diinginkannya."Apakah harus secepat ini?" aku mencoba untuk mengulur waktu yang ada. Bukan bermaksud untuk menyakiti hati Abian, hanya saja aku merasa masalahku dengan Akbar belum selesai sepenuhnya. Lagipula, Masa iddahku belum sepenuhnya selesai.Abian terlihat tersenyum. Lebih tepatnya memaksakan senyumannya.Merasa tidak nyaman, aku memalingkan wajah ke arah lain. Berlama-lama bertatap muka langsung dengan Abian membuat kesehatan jantungku berdegup kencang sekali."Baiklah, ayo aku antar pulang." Abian mengalihkan pembicaraan dan lebih memilih untuk membuat diriku merasa nyaman berada di dekatnya.***Mulan meremas ujung roknya, menyalurkan rasa tid

  • Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan   Bab 170 ( Melepaskan Bukan Berarti Kalah )

    "Lagi pula, istrimu itu Mulan bukan Mawar! Pikiranmu Mulan, tapi mulutmu menyebut nama Mawar. Akbar, cobalah untuk mengerti dan pahami hal-hal yang akhir-akhir ini terjadi."Akbar menghempaskan tubuhnya pada Sofa empuk dan menyandarkan tubuhnya. Pikirannya benar-benar kacau. Mendapatkan kabar bahwa Ia telah resmi bercerai dalam kondisi kehilangan Mulan, membuat otaknya terasa begitu berat untuk berpikir."Kenapa tidak bertanya pada ayahmu?" Sania menatap wajah Akbar dan berusaha untuk meyakinkan anak semata wayangnya itu untuk dapat melihat sebuah kenyataan bahwa Ayahnya selama ini telah mempermainkan kehidupannya secara tidak langsung."Apa hubungannya dengan Ayah?" Akbar menegakkan tubuhnya dan menatap wajah Ibunya itu.Sania memutar bola matanya, malas untuk berdebat tentang persoalan yang sebenarnya sepele tapi begitu memuakkan untuk dibahas."Ibu, tolong katakan yang sebenarnya terjadi. Aku benar-benar tak paham atas semua yang terjadi.""Apa ingatanmu sudah tidak bekerja dengan b

  • Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan   Bab 169 ( Ternyata Wanita Spesial Itu Aku)

    Perlahan Abian melepaskan pelukannya dan memutar tubuhku agar berhadapan dengannya. Pria itu nampak begitu serius menatap wajahku dengan sorot mata yang tak dapat aku artikan."Aku akan menikah Mawar, apa kau mendengarnya?" sederet kalimat itu kembali mencuat keluar dari mulut Abian, menyisakan sedikit rasa perih di hatiku. Aku belum dapat mengetahui isi hatiku sebenarnya, namun akhir-akhir ini memang wajah Abian selalu berada dalam pikiranku."Mawar," sekali lagi. Pria itu terlihat begitu putus asa dengan kediamanku. "Abian, aku tahu selama beberapa tahun terakhir kau mencintaiku. Tapi, ini salah. Kau akan menikahi gadis itu. Jadi, tak lantas jika kau mengatakan bahwa kau mencintaiku." Jawabku tanpa berani memandang wajah Abian. Kepalaku tertunduk sambil sesekali mengusap keringat di keningku.Tangan Abian meraih tanganku, menggenggamnya begitu erat."Kaulah segalanya Mawar, orang yang akan aku nikahi adalah dirimu."Kepalaku mendongak menatap wajah Abian. "Apa maksudmu?""Orang yan

DMCA.com Protection Status