Share

28 (Bimbang)

Penulis: Pramesti GC
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-04 21:38:34

Satria merasa sedih setelah melihat istrinya pergi dengan hati terluka, ia memutuskan mencari tau apa yang terjadi. Perlahan dia masuk ke kamar Lala, melihat maminya begitu bahagia hatinya merasa terharu. Lelaki berparas teduh itu duduk di sisi Lala, ia menatap wajah putri sambungnya itu dengan senyuman hangta, gadis itu nampak belum benar-benar pulih, karenanya ia mungkin tak akan bisa bertanya banyak.

"Oma masih tak percaya ini Lala, syukurlah semua baik-baik saja sayang." Erica tersenyum senang, ia sejak tadi tak ingin jauh dari Lala, tangannya sibuk membelai tubuh Lala, memastikan gadis kecil itu nyaman di tempatnya.

"Iya mam, kita harus bersyukur. Lala sudah merasa baikan?" Satria bertanya saat matanya dan mata Lala saling beradu.

Lala menatap dengan senyum dan menganggukkan kepalanya, ia lalu menatap ke arah pintu seperti menunggu seseorang.

"Apa Lala mencari mama? mama pergi sebentar ke pasar. Ada apa, Lala ingin sesuatu?" Erica kembali bertanya

Gadis itu terdiam dan menunduk.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan Istri Kumal   29 (Rahasia Sri)

    Berkali-kali Satria coba menghubungi Sri, namun tetap saja panggilan darinya tak mendapat jawaban. Ia melihat kembali ke arah Lala yang masih duduk di atas ranjang rawatnya. Satria tak berani membawa Lala turun, masih banyak pemeriksaan yang harus di lewati Lala sebelum dia bisa memutuskan semua baik.Lala sedang mengambar di atas kertas yang Satria ambil dari tas lukis milik gadis itu, saat menyiapkan semuanya, Zui membawa serta peralatan lukis milik Lala dan benat saja, setalah ia sadar sejak tadi Lala tal berhenti mengambar.Satria merasa sebenarnya Lala ingin bicara banyak, tapi mungkin dia tak tau bagaimana memulainya, semoga saja mengambar lebih membuatnya nyaman."Apa ini? wah bagus sekali!" Satria mendekat, gadis itu masih membuat garis beraturan, dia hanya melukis bunga mawar dengaan kelopaknya yang jatuh berguguan.Apakah ini yang di rasakannya? Hatinya rapuh dan gugur seperti dalam gambar?Satria bergumam sendiri, ia merasa ada banyak hal yang ingin di katakan gadis itu, n

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-05
  • Pembalasan Istri Kumal   30

    Perlahan Mobilnya masuk ke pelataran rumah, Sri terdiam di dalam mobil sebentar, melihat Satria sudah menunggu di teras saat dirinya datang. Setelah menghels napas dan mempersiapkan diri, dia turun dan berjalan mendekati suaminya.Hampir lima jam Sri pergi meninggalkan rumah, dan Satria tau istrinya tak benar-benar pergi ke pasar. Wanita berparas ayu itu menatap ke arahnya dan terlihat sempat ragu namun dirinya tetap melangkah masuk.Satria menatap Sri dengan tajam, perlahan lelaki itu turun dari rumah panggungnya dan juga mendekati sang istri."Ada yang ingin kamu jelaskan padaku?" Tatapan mata Satria memberikan rasa takut di hati Sri, belum pernah dia melihat mata bening nan teduh itu menyala seperti saat ini."A_apa maksudmu menjelaskan? Haha, kamu sedang meminta penjelasan apa yang aku belum untuk makan siang kita?" Sri tersenyum canggung."Makan siang?" Kedua alis Satria terangkat.Sri semakin canggung, dia berusaha terlihat tenang namun jantungnya serasa akan melopat lepas dari

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-07
  • Pembalasan Istri Kumal   31

    Sri masuk ke kamar Lala setelah menyelesaikan semua pekerjaannya di dapur, gadis itu sudah bangun seperti yang suaminya katakan saat memintnya masuk menemui Lala, berusaha menahan debaran hebat di dadanya, Sri menatap ke arah Lala."Hay sayang, sudah bangun?" Sri melangkah masuk meletakkan baskom berisi air hangat ke atas meja, ia lalu menutup tirai jendela kamar putrinya dan berjalan menyalakan lampu."Apa masih terasa pusing, bagian mana yang sakit?" Sri bertanya dan menatap wajah Lala yang belum mau melihatnya, setelah apa yang di jelaskan Satria, Sri punya keberanian untuk memperbaiki hubungan mereka."Tidak apa-apa sayang, besok mama dan papa akan membawa Lala ke rumah sakit, kita mungkin akan tinggal di sana sedikit lama, jadi Lala harus semangat ya." Ucap Sri, senyumnya terus mengembang berusaha menunjukkan pada Lala dia bahagia atas kesembuhan Lala."Kita harus bersihkan tubuh Lala ya, hari ini mama membawa tiga baju yang berbeda, Lala boleh pilih ingin pakai baju yang mana."

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-08
  • Pembalasan Istri Kumal   32 (Kecemasan Aini)

    Aini berlari dari arah meja makan saat mendengar berita pembuhunan dua orang yang tak asing baginya, dia terduduk di lantai rumahnya, menatap berita dari layar televisi membuat dirinya susah menelan makanan yang baru saja masuk ke dalam mulut. Setelah baru kemarin seorang yang dia kenal di makamkan dengan tragis, kini dua lagi dari mereka menyusul dengan kisah yang nyaris tak masuk akal.Tangannya gemetar melihat jasad di dalam kantung kuning itu diarak masuk ke dalam ambulan."Ini gila!" Ucapnya mulai tak tau bagaimana harus menerima ini semua masuk dalam logika kepalanya."Bagaimana bisa tiga orang yang terlibat dalam satu kejahatan yang sama, mati dalam waktu berurutan? Aku nggak bisa memikirkan hal lain selain ini adalah balas dendam!"Aini mulai berpikir liar, setiap kali ia mengingat pagi tadi dirinya terbangun di tengah kolam setelah semalaman dia di teror habis oleh hantu gadis kecil itu."Apa hantu gadis itu benar-benar ada?" Dia mulai berpikir tak masuk akal."Ma_""Ark! Apa

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-10
  • Pembalasan Istri Kumal   33 (Pertengkaran Aini dan Fandi)

    "Pastikan semua tirai tertutup, jendela terkunci jangan buka pintu untuk siapapun!"Aini menatap tajam pengasuh anak-anaknya, ada hal lain yang ingin dia lakukan sekarang dan tak bisa membawa dua anaknya bersamanya."Baik bu, akan saya ingat." Ucap pengasih anak itu sembari mengantarkan majikan wanitanya keluar dari rumah."Jangan hanya di ingat, tapi di lakukan, kamu ingat untuk menjaga anak-anakku baik-baik!" Aini bicara sambil berjalan keluar dari rumahnya.Ia masuk ke dalam mobil setelah pengasuh wanita itu membukakan gerbang untuknya, dia mengeliarkan mobilnya dan segera meninggalkan kawasan rumah tempatnya tinggal.Mobilnya melaju membelah jalan namun tiba-tiba harus di rem saat sebuah mobil lain keluar dari jalur dan berhenti tepat di depannya.Hampir saja mereka bertabrakan, bahkan kening Aini terbentur setir dengan keras. Wanita itu murka dan keluar dari mobilnya, berjalan tak sabar menghampiri kendaraan yang hampir membuat dirinya juga dalam bahaya."Buka!" Teriaknya menget

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-12
  • Pembalasan Istri Kumal   34 (Pertemuan Yuan)

    Mobil Aini memasuki pelataran milik Yuan, anak buah Yuan sudah menunggu di depan dan membuka kan pintu untuk Aini."Terimakasih, apa tuan Yuan sudah menunggu lama?" Aini bertanya sembari merapikan riasannya, wajahnya yang bersih kini nampak semakin cerah dengan bibir merah merona yang baru saja ia poles."Tuan sedang ada tamu, jadi tunggu lah di luar." Ucap seorang lelaki pada Aini."Begitu, baiklah aku akan masuk saja ke kamar biasa." Aini berjalan mendekati rumah, namun tangannya di tarik untuk menjauh."Tidak ada yang boleh masuk sampai Tuan Yuan memberi perintah."Aini berkacak pinggang, seperti nyonya besar matanya membelalak menatap para pengawal Yuan."Aku ini Aini, wanita yang selalu di inginkan tuan kalian, apa aku harus menunggu di sini seperti jalang murahan?"Pengawal berambut cepak itu mencibir dengan jelas." Apa bedanya kamu dengan perempuan murah lain yang datang kemari? Tuan Yuan bukan hanya menidurimu, ada banyak wanita datang dan pergi setiap hari, kamu hanya salah s

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-15
  • Pembalasan Istri Kumal   35 (Lala kembali menurun)

    Entah kenapa amarah Sri tak juga reda, setiap kali dia ingat apa yang sudah di lakukan Aini dan Fandi pada putrinya, Sri tak pernah bisa meredakan gejolak di dadanya sendiri."Mau mandikan Lala?" Erica melihat menantunya menuang rebusan air dalam baskom yang sudah berisi air dingin."Ya ma, tadi masih tidur saat Mei lihat, mungkin sekarang sudah bangun." Ucapnya sembari meletakkan panci kosong ke dalam tempat pencucian."Ya, semalam dia bicara banyak dengan Bapakmu, mungkin itu membuatnya lelah."Sri hanya tersenyum mengiyakan. "Mei ke kamat dulu mam." Ucapnya lalu meninggalkan dapur menuju kamar Lala.Semalam Sri masih ingat jelas bagaimana bapaknya meminta dirinya untuk tak lagi memikirkan balas dendam, bagi lelaki berpengaruh itu hidup Lala jauh lebih bernilai sekarang. Sri tak dapat membantah semalamnamun juga tak bisa begitu saja menerima, sulit baginya memaafkan semua yang sudah membuat gadis kecilnya yang ceria menanggung sendiri semua lara."La, kita mandi dulu sayang."Sri ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-16
  • Pembalasan Istri Kumal   36

    Apakah demensia itu berbahaya?"Sri bertanya dengan cemas, tangannya meremas seperti tak sabar menunggu penjelasan suaminya."Beberapa kasus akan membaik, namun ada juga yang membuat penderitanya terus mengalami gangguan ingatan yang lebih serius." Satria menatap lekat manik mata istrinya."Kamu lihat ini?" Satria menunjuk satu bagian dari gambar otak di layar."Ini bagian di mana Lala mengalami pendarahan dan di sekitarnya adalah jaringan yang mengalami peradangan serta penurunan fungsi.""Kita tak bisa membawa Lala pulang sayang, dia harus di sini untuk pemeriksaan berkala, ini serius." Ucap Satria dan membuat Sri kembali merasa Sri menatap layar dengan seksama, mendengarkan penjelasan Satria yang lebih mudah dia terima meski akhirnya membuat hatinya kembali terasa lebih sakit dan kecewa."Apakah ini bisa sembuh sayang, mengingat Lala masih muda pasti besar kemungkinan dia bisa segera pulih kembalikan?" Sri menatap dua manik mata Satria namun hanya helaan napas yang di dengar."Kit

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-17

Bab terbaru

  • Pembalasan Istri Kumal   Kejujuran

    Jani mengambil foto di tangan Leon dan memperhatikan lebih jelas, gadis bermata abu itu memang nampak sanggat bahagia bersanding dengan seorang anak lelaki kecil dengan rambut menutup poninya."Ini_" Jani menghentikan kalimat nya dan menatap ke arah Leon."Ya, itu aku. Meski tak kamu ingat kita adalah sahabat kecil Jani..Kata Jani berkaca menatap ke arah Leon, memperhatikan setiap lekuk wajah lelaki nan tampan itu dengan seksama."Benarkah itu dirimu? sahabat yang kadang hadir dalam mimpiku, aku selalu bertanya itu kisah siapa, sebab ta ada yang aku ingat dari masa lalu ku selain karena sepenggal kisah yang ku denggar dari bapak yang membesarkan ku."Jani berkata dalam hati, air mata nya turun tanpa sadar, membuat wajahnya yang putih merona kemerahan sekarang."Ada apa sayang?" "Sekarang aku tau kenapa kamu begitu baik padaku." Ucap nya lirih.Ya, selama ini Jani selalu merasa bersyukur sebab masih di beri hidup lebih lama, mengucap terimakasih pada Leon dalam hatinya sebab memberin

  • Pembalasan Istri Kumal   Cerita rahasia

    "Karena kamu tau segalanya Jani, kamu kehilangan ingatanmu saat mengalami kecelakaan setelah bertemu dengan Lenzia, itu pertemuan terakhirmu, sebab Lenzia menghilang setelahnya." Leon menjelaskan dengan gamblang"Jadi aku pernah bertemu dengan Lenzia?""Ya, dan Aini mencoba juga untuk membunuhmmu."Sri dan Jani sama-sama terkejut, menghadapi kenyataan yang teramat berat sekarang. ""Dan wanita tadi adalah Aini? ." Ucap Jani membuat Sri menatap nya serius."Kalian sudah bertemu Aini?""Iya, kami tak sengaja bertemu dengannya saat aku turun membeli minum, dia hampir membunuh Jani.""Dia terus menyebut ku Lusia.""Ya karena itu yang dia tau, dia hanya mengenal nama Lenzia Jani." Leon kembali menjelaskan dan membuat Jani semakin diam."Dimana kalian bertemu Aini?" Sri penasaran."Di minimarket tengah hutan.""Begitu? aku harus segera mencarinya." Sri berdiri, dia ingin bicara lebih banyak namun Sepertinya Aini jauh lebih Penting sekarang."Sepertinya aku harus permisi dulu, kami sudah lam

  • Pembalasan Istri Kumal   Kenyataan pahit

    Sri tersenyum menyetujui, dirinya memang harus mengatakan banyak hal pada Jani sekarang."Saya janji tidak akan memaksa, bila nona Lusia berkenan saya pergi, saya akan pergi." Ucap Sri jujur, dia tak ingin mengusik Lusia yang sedang sakit namun jika wanita itu meminta penjelasan, Sri tentu saja lebih senang mendengarnya."Baiklah, hanya sebentar saja, tanyakan saja apa yang ingin kamu dengar dan setelah itu istirahatlah."Jani tersenyum dan mengganggukkan kepala. "Terimakasih sayang, terimakasih." Ucap Jani dengan wajah merona, mereka lalu masuk ke dalam kamar Leon.Leon meletakkan Jani ke atas tempat tidur, Jani bersandar pada tempat tidur nya dan Leon menyelimuti wanita itu hingga menutupi sebagian tubuhnya yang putih. Sri duduk di sisi ranjang, melihat betapa Leon memperlakukan Jani dengan istimewa, dia yakin lelaki ini memang tulus mencintai Jani."Katakan segera yang ingin anda katakan." Leon bicara dengan tegas, tak ingin Janin terusik lebih lama lagi.Jani menyentuh lengan keka

  • Pembalasan Istri Kumal   Amarah

    "Wanita ini menyebutku Lusia, Leon." Ucap Jani pada Leon membuat Leon juga merasa tak tenang."Dia menyebut Lusia, Leon! Dia tau Lusia!!" Jani terdengar panik, memeluk Leon dalam ketakutan.Leon mendekap mendekap erat Jani, menatap menatap marah pada apa yanh baru saja Aini lakukan, dia tak mengenal Aini, namunn beraninya wanita otu bahkan menyakiti orang yang sangat dia lindungi."Bawa dia pergi!" Ucap Leon kesal, dia ingin membuat. perhitungan pada Aini, namun menenangkan Jani jauh lebih penting sekarang.Leon melihat Aini di bawa paksa pergi, sementara Jani yang ketakutan merosot terduduk di lantai pelataran, dia terus menatap Aini yang menjauh, tak dapat lagi berpikir biaik, Jani berharap semua yang di lalukan bisa membuat nya mengingat sesuatu."Kamu baik-baik saja sayangku?" Leon tertunduk, mendekap Jani penuh penyesalan."Harusnya aku tak meninggalkan mu sendirian. sayang." Ucapnya merutuki kebodohan nya sendiri.Jani menangis kencang, tangisan yang entah kenapa tiba-tiba saja

  • Pembalasan Istri Kumal   Ingatan itu kembali.

    "Jauhkan tanganmu, siapa kamu!" Jani berteriak histeris, tatapannya melihat ke arah dalam minimarket"Kenapa kamu cantik? Aku benci saat kamu cantik!'" Ucap Aini kesal, tangannya terus mencoba menyentuh wajah Jani."Kemari kami sialan!" Aini meremas kuat kerah baju Jani, membuat ia gemetar karena histeris."Tidak!.... tidak!" Ucapnya kencang dan sebuah ingatan masa lalu kembali muncul....Jani melihat wanita berparas mirip dirinya berlari letakutan dengan perut membesar, entah apa yang sudah di lalui hingga gaun putih yang di kenakan berlumur darah dan tanah, dinginya malam bukanlah musuh terbesarnya, dia lebih takut jika bayi dalam dekapan itu lepas dari pelukan. "Jangan mencoba lari Lusia!" Teriakan itu begitu nyaringo dan lantang terdengar.Lusia gemetar dalam tangis, berjongkok pada rimbunya dedaunan kecil dan ilalang, berharap diri nya tak di temukan."Lusia!" Teriakan itu kembali terdengar, tubuh kecil Lusia semakin gemetar."Sabarlah sayang, mama akan membawamu pulang, kita ak

  • Pembalasan Istri Kumal   pertemuan tak terduga

    "Aku ingin tau apa yang terjadi Leon, aku mohon katakan sesuatu." Ucapnya meminta, segala hal yang menimpanya begitu menyiksa dan membuat dirinya bertanya."Perlahan saja sayang, kita akan bicara nanti." Ucap Leon lalu membawa Jani masuk ke dalam mobil mereka.Meninggalkan rumah kosong yang serasa tak asing bagi jani, rumah yang sepertinya sangat dia kenal namun tak bisa di ingat lebih baik.Mobil Leon membelah malam sunyi, melewati hutan yang lebat dengan hanya satu, ldua penerangan minim, mereka hanya berdua saat datang dan pergi, menyisakan kesunyian nyata setiap kali tak ada suara di antara mereka."Kenapa diam?" Tanya Leon, ia masih Melihat Jani terdiam Menatap ke luar jendela."Rasanya aku pernah ada di sini." Ucapnya sembari melihat ke arah rumah kosong di sisi jalan.Leon berhenti mendadak, menatap ke arah rumah kosong di sisinkanan mereka, rumah tangga memang sejak lama tak di tempati, namun kenapa Jani merasa pernah ada di sana?"Kamu yakin pernah ada di sana?"Jani mengangg

  • Pembalasan Istri Kumal   Aini

    Aini menjerit di depan toko, dia takut sebab Fandi sudah meninggalkan dirinya sendiri di tempat asing, pegawai toko juga ketakutan sekarang, Aini bisa saja melukai orang karena tertekan. "Wanita murahan!" Tiba-tibsa saja kalimat itu keluar dari bibir Aini, dia teringat pernah menyebut nama itu begitu sering dulu.Aini terduduk di trotoar jalan, uang yang di genggamnya ia lepas begitu saja, ia menatap nanar ke jalan yang sepi, seakan dirinya bisa saja tenggelam dalam gelap.Aini mengingat betul dia pernah hidup mewah, namun entah kenapa sekarang semua hanya bergantung pada saat orang memberinya perhatian dan cinta. "Kenapa kamu pergi mas!" Aini menangis lagi, kali ini bayang wajah Arka suaminya tergambar jelas, lelaki itu bahkan telah damai sekarang.Aini begitu mengingat bagaimana Arka yang tak pernah berbuat jahat padanya dulu, masih menjadi lelaki yang menempati hatinya selain Satria. Dia bahkan rela menyingkirkan semua rintangan yang ada hanya untuk menempati ruang yang tak lagi

  • Pembalasan Istri Kumal   pelarian dari wanita masalalu

    Sementara Fandi dengan perasaan tak menentu memutuskan pulang ke Solo, dia tak ingin mendapat masalah dengan bertemu lelaki seperti tuan Cien. Bergegas dia berjalan ke kamar dan melihat Kila tertidur dengan baju terbuka."Ada apa Sayang?" Kila bertanya dengan cemas, melihat Fandi membuka lemari baju dan mengemasi barangnya."Ayo pulang sekarang." Ucapnya kesal terus di tanya namun Kila masih tak memahami situasi yang ada."Kenapa mendadak pulang?""Ya karena kita memang harus pulang Kila!" Ucap Fandi kesal. "Bantu aku berbenah dan jangan banyak tanya!" Ucapnya lagi lalu melanjutkan lagi menata pakaiannya.Dengan kesal Kila medekat, menarik kopernya juga ke depan lemari dan ikut memasukkan barang-barangnya."Padahal kita baru berapa hari di sini!" Ucapnya ketus."Kalau kau mau di sini terus, silahlan! aku mau pulang!" Ucap Fandi lagi dengan nada tinggi, dia benci sekali saat Kila merajuk tanpa alasan.Fandi menatap Kila dengan wajah tak suka."Harus nya kau malu bilang begitu, aku suda

  • Pembalasan Istri Kumal    Kenangan yang tersibak

    "Kau tau tempat ini?" Leon bertanya dengan alis terangkat.Jani menggelengkan kepalanya, meski merasa tak asing namun dirinya tak dapat mengenali lingkungan tempatnya barada sekarang."Aku tak tau, ada sesuatu di sini?" Jani berusaha mengingat, namun tak dapat menemukan serpihan cerita dari tempatnya berada sekarang."Ayo kita masuk, mungkin kamu akan menemukan jawabannya. " Ucap Leon membuka pintu mobil nya dan segera berjalan ke sisi yang lain."Ayo keluar." Ucap Leon lagi, menarik jemari kecil Jani keluar dari dalam mobil mereka."Aku tak mengerti." Jani masih mematung di tempat, takut bila Leon berbuat sesuatu yang mungkin membuat dirinya merasa kecewa."Kau hanya perlu mengikuti kata hatimu, tak ada yang perlu di mengerti Jani, aku tak akan pernah membuatmu merasa terluka, percayalah!" Ucap Leon meyakinkan wanita di hadapannya itu.Mata Jani keluar menelisik ke sekitar tempatnya berdiri, sebuah pelataran kecil dengan pohon mangga besar di dekat pagar rumah itu, membuat hati kecil

DMCA.com Protection Status