Share

76. (Bukan) Kesempatan Kedua

"A… apa?"

"Kali ini ayo, kita perjelas. Kamu masih cinta sama dia atau keraguan kamu murni karena ikut campur mamah kamu tentang anak kamu? Yang mana yang benar?"

"Karena nasihat mamah aku yang realistis, dan ya karena anak aku," jawab Linar tercekat.

"Kalau begitu, ini nggak bisa dibiarkan, Linar. Dengar! Kali ini aku akan bantu kamu, sekarang kamu kirim nomor ponsel dan alamat kantornya sama aku dan aku akan menemuinya." Raif bangkit berdiri sambil mengeluarkan dompet dan meletakkan beberapa lembar cash,

"Raif, kamu nggak perlu sampai segitunya, aku menceritakan semua ini ke kamu, bukan untuk minta bantuan kayak gini!"

"Yah, terus apa, Lin? Aku tahu kamu masih kecewa dengan semua yang telah terjadi sama kamu, dan kamu nggak akan mau kembali lagi kalau bukan desakan mamah kamu 'kan? Brengsek! Dia memaksa kamu lewat mamah kamu, dasar orang kaya picik! Dari awal dia memang nggak pernah menutupi kedoknya yang picik dan sombong!"

"Raif," ucap Linar lelah,

"Aku cuma punya waktu hari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status