Jantung Angelina juga berdebar. Owen sudah bersusah payah membantu perusahaan mendapatkan kesempatan untuk bekerja sama dengan Grup Wijaya. Jika masalah ini menjadi kacau karena harga, kerugiannya akan cukup besar."Pak Denny, kalau Anda nggak puas dengan harganya, perusahaan kami bisa mengurangi beberapa poin persentasenya. Tapi, kami hanya bisa mengurangi persentasenya sebanyak lima poin. Ini adalah batas minimum perusahaan kami," kata Angelina dengan tulus. Demi menunjukkan ketulusan terbesarnya, dia langsung mengungkapkan batas minimum.Denny menggelengkan kepalanya, lalu tersenyum dan berkata, "Bukan begitu, kalian salah paham dengan maksudku. Aku nggak bilang kalau harganya tinggi, aku malah merasa harganya agak rendah.""Harganya rendah?" tanya Angelina dengan kebingungan.Dia pun tercengang dan tidak berani memercayai apa yang telah didengarnya. Angelina telah bekerja cukup lama dan telah membahas kerja sama lebih dari puluhan kali. Pelanggan selalu mengatakan harganya tinggi d
Owen tersenyum, lalu menjelaskan kepada Angelina secara singkat tentang apa yang telah terjadi."Kamu punya keterampilan medis? Beneran atau bohong, nih? Kamu nggak sedang menipuku, 'kan?" seru Angelina yang sangat kaget.Saat menunggu lampu lalu lintas di persimpangan jalan, dia pun menoleh ke arah Owen dan menatapnya dengan curiga. Bahkan, ekspresi Angelina ini seakan-akan seperti sedang melihat alien.Owen menjawab dengan santai, "Tentu saja beneran! Memangnya aku kurang kerjaan sampai-sampai harus menipumu? Buat apa?""Kalau kamu punya keterampilan medis, kenapa kamu nggak menjadi dokter di rumah sakit? Kenapa malah jadi sekretaris di perusahaan kami?" Angelina masih tidak mau memercayainya. Dia selalu merasa bahwa Owen ini tidak dapat dipercaya.Owen baru saja minum banyak alkohol dengan Johan di hotel. Sekarang, dia agak mabuk dan wajahnya menjadi sedikit merah. Owen pun berkata, "Kalau kamu nggak percaya pada keterampilan medisku, aku akan membuktikannya kepadamu!""Bagaimana ka
"Tapi, kamu nggak perlu khawatir. Aku akan membukakan resep untukmu sekarang. Selama kamu minum obat tradisional selama tiga hari berturut-turut, aku jamin penyakitmu akan sembuh," kata Owen.Owen melihat ada kertas dan pulpen di dalam mobil. Dia pun menuliskan resep di atas kertas."Kamu! Sialan!" umpat Angelina. Emosinya hampir meledak dan dia yang sudah sangat malu bahkan sangat ingin menggigit Owen.Angelina memang memiliki sosok yang sangat menawan dan ada banyak pria yang mengejarnya, tetapi Owen adalah orang pertama yang berani melecehkannya secara terang-terangan!Tittt! Tittt! Tittt!Saat ini, lampu hijau telah menyala dan banyak mobil di belakang membunyikan klakson karena mobil Angelina tidak kunjung jalan. Angelina yang suasana hatinya buruk pun menginjak gas dan hampir menabrak bagian belakang kendaraan yang ada di depannya. Setelah menyeberangi jalan, Angelina segera menghentikan mobil di pinggir jalan.Owen yang baru saja selesai menulis resep mendongak dan melihat kelu
Raut wajah Owen tampak kesal, seolah-olah memiliki dendam kesumat."Siapa suruh kamu asal bicara. Mampus!" Angelina tertawa karena merasa lucu dengan ekspresi jengkel Owen.Akan tetapi, saat teringat dengan "ejekan" Owen barusan, wajah cantik Angelina sontak menjadi sedikit panas."Anggap saja aku sial, oke?" Owen yang sedang kesal pun berjalan masuk ke perusahaan tanpa menoleh sedikit pun.Angelina sudah menyadari kesalahannya dalam hal ini. Jadi, dia bergegas mengejar Owen, lalu menarik lengan Owen dan berkata, "Oke, aku tahu aku salah. Aku minta maaf, ya. Kamu jangan marah lagi.""Minta maaf? Serius?" Owen tampak sangat terkejut, lalu mendongak dan menatap Angelina dengan ragu. Dia tidak menyangka Angelina yang memiliki sifat sombong ini bisa berinisiatif meminta maaf padanya. Bukankah hal ini sangat aneh?Raut wajah Angelina seketika tersipu, dia lalu berujar, "Aku serius. Selain itu, terima kasih karena sudah membantuku saat di Grup Wijaya.""Nggak perlu sungkan, kita adalah teman
"Bu Theresa, aku sudah menyelesaikan tugasku dengan baik. Setelah melalui kerja keras dan kegigihanku, akhirnya Grup Aulion mau mengalah. Mereka sudah setuju untuk mengurangi margin keuntungan menjadi 5%.""Selain itu, manajer umum Grup Aulion juga sudah menandatangani kontraknya. Selanjutnya, Anda hanya perlu tanda tangan dan kontrak ini bisa berlaku kapan saja," ujar Reynold sambil tersenyum bangga. Kemudian, dia menyerahkan dokumen di tangannya kepada Theresa.Itu adalah dokumen kontrak dengan Grup Aulion!"Hebat! Nggak disangka, Pak Reynold berhasil menegosiasikan kerja samanya secepat ini. Pak Reynold memang layak menjadi genius penjualan profesional. Kamu adalah pilar perusahaan di masa depan!""Iya, Pak Reynold memang sangat hebat. Bahkan, manajer umum Grup Aulion juga bersedia tanda tangan lebih dulu. Orang lain mungkin nggak bisa melakukannya."....Para eksekutif perusahaan terus memuji. Satu per satu dari mereka juga mengacungkan jempol kepada Reynold."Pak Reynold, kamu mel
Begitu memikirkan hal ini, tepat saat Theresa sedang mempertimbangkan untuk menerima pendapat semua orang, Owen dan Angelina sudah kembali. Mereka mendorong pintu ruang rapat dan berjalan masuk."Hei, Pak Owen sudah kembali. Bagaimana perkembangan masalah negosiasi kerja sama dengan Grup Wijaya? Melihat raut wajahmu yang memerah, apa mungkin kamu merasa malu bertemu orang karena nggak ada perkembangan apa pun?" ejek Reynold."Mungkin saja begitu." Ada banyak eksekutif yang juga ikut tertawa bersama-sama.Sebelum Owen sempat menjawab, beberapa eksekutif yang berada dekat dengannya menyadari ada yang tidak beres. Dia pun berujar, "Eh, ada bau alkohol di tubuhnya!"Begitu ucapannya terdengar, semua orang di dalam ruangan itu langsung murka."Apa? Apa mungkin wajahnya memerah bukan karena malu, tapi karena minum alkohol?"Semua orang tertegun dan saling memandang satu sama lain. Mereka pun segera memahami apa yang sedang terjadi."Bagus sekali. Kamu malah diam-diam pergi minum alkohol deng
Berhubung Owen sendiri yang memberi kesempatan, Reynold tidak keberatan mengambil kesempatan itu untuk menghancurkannya.“Benar!”“Kali ini, tindakannya sangat keterlaluan! Dia harus dipecat!”“Kalau karyawan perusahaan terpengaruh sama tindakan buruknya kelak, perusahaan kita mana bisa beroperasi lagi!”Para eksekutif perusahaan sangat marah dan mendukung pendapat Reynold.Theresa pun merasa kewalahan. Bagaimanapun juga, Owen adalah penyelamatnya. Dia tentu saja tidak mungkin memecat Owen hanya karena masalah sepele seperti ini.Namun, amarah semua orang juga tidak bisa diabaikan. Apabila dia terus-menerus membela Owen, bagaimana dia bisa memberikan penjelasan kepada para eksekutif?“Diam! Siapa bilang Owen nggak berhasil dapatin kesempatan kerja sama dengan Grup Wijaya? Dasar sok tahu!” teriak Angelina. Dia membela Owen pada saat yang tepat.“Apa? Memangnya kalian sudah berhasil dapatin kesempatan kerja sama dengan Grup Wijaya?”Semua orang sangat terkejut. Mereka saling memandang de
Theresa tidak memercayai penglihatannya.“Serius!” jawab Angelina sambil mengangguk.Saat Denny mengusulkan tentang keuntungan 10% dan memperpanjang jangka waktu kontrak, Angelina juga sangat terkejut. Jadi, dia mengerti perasaan Theresa saat ini.“Bagus, bagus banget! Angelina, kamu benar-benar hebat bisa dapatin kesempatan kerja sama dengan Grup Wijaya! Ka ... kamu sudah menciptakan mukjizat!”Saat ini, Theresa yang biasanya terlihat tenang pun melompat kegirangan dan memeluk Angelina. Theresa tahu Owen tidak pandai berbisnis dan juga bukan seorang profesional. Jadi, dia tidak berpikir bahwa semua ini berkat Owen. Dia malah berpikir semua ini adalah jasa Angelina.“Apa? Jangan-jangan ... kontraknya asli?”Reynold dan para eksekutif lainnya langsung tercengang.“Nggak mungkin! Bu Theresa, apa kamu nggak salah baca?”Reynold terlihat tidak percaya. Dia buru-buru mengambil kontrak yang terletak di atas meja dan membacanya. Saat melihat jelas tanda tangan Denny dan stempel perusahaan Gru