Yura menatap Renata dengan marah, tetapi Renata juga sama sekali tidak mengalah. Kedua wanita itu saling memelototi satu sama lain dengan sengit. Tidak ada seorang pun dari mereka yang bersedia mundur. Selanjutnya, mereka berdua mengalihkan pandangan mereka kepada Farhan secara bersamaan dan bertanya, “Pak Farhan, kalian mau jual apa nggak?”“Aku ....” Farhan pun tertegun dan merasa sangat serbasalah. Baik Yura maupun Renata memiliki status yang sangat tinggi, dia tidak mungkin mampu menyinggung mereka. Tidak peduli apa pun jawabannya, hari ini toko obat mereka pasti akan tertimpa musibah.“Kenapa kamu masih bengong! Jawab dong!” Yura dan Renata pun menumpahkan kekesalan mereka pada Farhan.“Nona-nona sekalian, aku mohon lepaskanlah aku ....” Farhan langsung berlutut dan bersujud pada mereka. Dia diam-diam mengeluh dalam hati kenapa dua wanita ini melibatkan dirinya dalam pertengkaran mereka. Jika toko ini benar-benar dihancurkan mereka, bagaimana dia bisa mempertanggungjawabkannya kep
“Cara Yura ini benar-benar efektif!” Owen tersenyum masam, tetapi tidak bisa marah atas tindakan Yura.“Owen, bagaimana ini sekarang? Kalau nggak ada bahan obat, bagaimana perusahaan bisa memproduksi produk kosmetikal?” tanya Theresa dengan khawatir.Saat ini, produk Grup Ratu Kosmetik yang paling bernilai dan berpotensi adalah produk kosmetikal kelas atas yang dikembangkan Owen itu. Tanpa produk-produk kosmetikal ini, perusahaan pasti akan mengalami kerugian besar.“Jangan khawatir. Nanti, aku akan minta bantuan Raja Naldo. Dengan kekuatan dan koneksinya, seharusnya dia bisa membantu kita mendapatkan bahan obat yang diperlukan,” jawab Owen setelah merenung sejenak. Dia hanya bisa menaruh harapan terakhir untuk mendapatkan bahan obat kepada Naldo.Naldo adalah salah satu dari dua pemimpin dunia mafia. Dia mengendalikan setengah wilayah mafia di Jenggala dan beberapa saluran ilegal lainnya. Jika disuruh mendapatkan bahan obat langka yang usianya di atas ratusan tahun, Naldo mungkin tida
Renata dapat melihat kekhawatiran Theresa. Dia pun menjadi cemberut dan memandang Owen dengan tatapan merendahkan. Theresa dan Yura memiliki latar belakang keluarga yang sama dengannya. Kecantikan mereka berdua juga melampaui kecantikannya. Dia benar-benar tidak mengerti kenapa kedua wanita itu bisa memperebutkan seorang pria berengsek seperti Owen. Kadang-kadang, dia sangat curiga ada yang salah dengan otak kedua wanita itu.“Benar juga ....” Theresa pun menjadi malu dan merasa dirinya sudah berpikir kejauhan. Seperti yang dikatakan Renata, Owen hanyalah seorang anak yatim yang sudah pernah bercerai. Lagi pula, Owen juga tidak termasuk tipe cowok yang sangat tampan. Jika hanya dinilai dari penampilan, ada banyak pemuda terkemuka yang jauh lebih tampan dari Owen. Hanya dirinya dan Yura yang terlalu bodoh hingga bisa jatuh cinta kepada Owen.Bagi wanita lain, Owen hanyalah seorang duda yang tidak memiliki nilai apa pun. Di sisi lain, Renata memiliki latar belakang keluarga yang kuat da
“Memangnya kamu nggak jelas siapa sebenarnya yang lagi buat onar di antara kita berdua?” tanya Rosa sambil memelototi Owen. Namun, dia tahu dirinya bukanlah tandingan Owen. Jadi, dia tidak lanjut menyerang Owen lagi.“Apa aku sudah menyinggungmu?” Owen sudah dibuat kebingungan oleh Rosa.“Menurutmu? Yura begitu menyukaimu, tapi kenapa kamu malah melukainya saat di acara pertunangan waktu itu?” tanya Rosa dengan marah.Beberapa hari yang lalu, Rosa juga diundang untuk menghadiri pesta pertunangan Owen dan Yura. Oleh karena itu, dia sangat jelas mengenai hal ini. Selain itu, dia tahu mengenai hubungan di antara Owen dan Keluarga Suwanto yang dekat, juga Yura yang tulus menyukai Owen.Namun, Owen malah bersikap begitu “tidak tahu berterima kasih” di acara pertunangan itu dan mengecewakan Yura. Hal ini membuat Rosa merasa sangat marah.“Ternyata kamu mau menggantikan Yura untuk menghukumku.” Owen pun tersadar, lalu berdesah, “Kak Rosa, aku tahu aku memang sudah bersalah pada Yura. Aku ngga
“Om Naldo, makasih ya,” ucap Owen. Setelah menyelesaikan masalah bahan obat, dia pun menjadi jauh lebih tenang.“Kita itu bukan orang asing, kamu nggak usah bersikap begitu sungkan denganku. Owen, sudah waktunya makan malam. Jarang-jarang kamu datang kemari, bagaimana kalau kita makan malam bersama?” undang Naldo sambil tersenyum.“Nggak usah deh ....” Baru saja Owen hendak menolak, Naldo sudah menyela.“Waktu itu, kamu sudah membantu meningkatkan basis kultivasiku hingga mencapai Alam Rigana. Aku masih belum sempat berterima kasih kepadamu. Hari ini, kamu nggak boleh nolak undanganku. Aku mau bersulang denganmu dan menyatakan rasa terima kasihku,” ucap Naldo dengan bersemangat.“Hmm ... oke deh.” Berhubung Naldo sudah berkata begitu, Owen juga tidak bisa menolak lagi....Sekitar jam tujuh lebih, Owen baru kembali ke rumah. Theresa, Rachel, dan yang lain baru saja selesai makan malam.“Owen, kamu sudah pulang ya. Gimana masalah pembelian bahan obatnya?” Melihat Owen yang sudah kembali
Saat ini, basis kultivasi Rachel sudah mencapai tahap akhir Alam Hogana dan hanya berjarak sedikit lagi sebelum mencapai tahap puncak Alam Hogana. Di sisi lain, bakat bela diri Theresa lebih tinggi daripada Rachel. Jadi, basis kultivasinya sudah mencapai tahap puncak Alam Hogana.Dibandingkan dengan kedua wanita ini, Owen justru tidak memiliki kemajuan apa-apa. Basis kultivasi bela dirinya masih terhenti di tahap puncak Alam Hogana. Alasan kenapa basis kultivasi bela dirinya masih belum menerobos adalah karena hambatan kultivasi di antara tahap puncak Alam Hogana dan tahap awal Alam Sigana tidak begitu mudah dilewati.Di sisi lain, Owen lebih memusatkan perhatiannya dalam ilmu kultivasi. Jadi, dia tidak terlalu memperhatikan ilmu bela dirinya. Untungnya, bakat bela dirinya juga sangat unggul. Apalagi, teknik bela diri yang digunakannya adalah teknik bela diri tingkat puncak. Kecepatan kultivasinya pun berkali-kali lipat lebih tinggi daripada orang lain.Meskipun basis kultivasinya masi
Hal yang terpenting adalah, Owen memiliki hubungan yang dekat dengan Keluarga Wijaya. Dulu, Grup Ratu Kosmetik bisa bekerja sama dengan Grup Wijaya juga berkat Owen. Sekarang, Grup Wijaya malah tiba-tiba menghentikan kerja sama dengan Grup Ratu Kosmetik. Hal ini benar-benar berada di luar dugaan Owen dan Theresa.“Owen, ada apa ini? Kenapa Grup Wijaya tiba-tiba menghentikan kerja sama dengan perusahaan kita?” tanya Theresa dengan bingung.“Aku juga nggak tahu. Coba kutanyakan dulu pada Johan,” jawab Owen. Kemudian, dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon Johan.“Halo, Tuan Owen. Apa kamu meneleponku karena masalah penghentian kerja sama?” Terdengar suara Johan begitu telepon tersambung. Dia jelas sudah bisa menebak maksud Owen meneleponnya.“Benar. Johan, kenapa Grup Wijaya tiba-tiba menghentikan kerja sama dengan Grup Ratu Kosmetik? Apa ada masalah dengan produk perusahaan kami?” tanya Owen dengan heran.Saat baru bekerja sama dengan Grup Wijaya dulu, Darius dan Reynold pernah menamb
“Jadi, apa rencanamu sekarang?” Theresa mengerutkan keningnya. Hatinya juga berangsur-angsur tenggelam.Owen baru saja menyelesaikan masalah pembelian bahan obat dengan susah payah. Sekarang, Yura malah melakukan hal yang lebih kejam lagi dengan mengacaukan hubungan kerja sama mereka dengan klien terbesar perusahaan.Hal yang terpenting adalah, sudah jelas bahwa Yura ingin mempersulit Owen. Selanjutnya, Yura mungkin saja masih akan melakukan hal lainnya untuk mempersulit Owen. Jika Theresa dan Owen tidak bisa menyelesaikan akar permasalahannya, masalah yang harus mereka hadapi akan menjadi semakin rumit.“Aku juga nggak tahu harus bagaimana,” jawab Owen sambil memejamkan matanya dengan ekspresi menderita. Utang yang paling sulit dibayar di dunia ini adalah utang perasaan. Semua ini adalah utang yang harus dibayar Owen kepada Yura. Owen benar-benar tidak tahu harus bagaimana menghadapi serangan Yura yang tiada henti ini.Melihat ekspresi Owen yang menderita, Theresa juga merasa sangat