Saat ini, basis kultivasi Rachel sudah mencapai tahap akhir Alam Hogana dan hanya berjarak sedikit lagi sebelum mencapai tahap puncak Alam Hogana. Di sisi lain, bakat bela diri Theresa lebih tinggi daripada Rachel. Jadi, basis kultivasinya sudah mencapai tahap puncak Alam Hogana.Dibandingkan dengan kedua wanita ini, Owen justru tidak memiliki kemajuan apa-apa. Basis kultivasi bela dirinya masih terhenti di tahap puncak Alam Hogana. Alasan kenapa basis kultivasi bela dirinya masih belum menerobos adalah karena hambatan kultivasi di antara tahap puncak Alam Hogana dan tahap awal Alam Sigana tidak begitu mudah dilewati.Di sisi lain, Owen lebih memusatkan perhatiannya dalam ilmu kultivasi. Jadi, dia tidak terlalu memperhatikan ilmu bela dirinya. Untungnya, bakat bela dirinya juga sangat unggul. Apalagi, teknik bela diri yang digunakannya adalah teknik bela diri tingkat puncak. Kecepatan kultivasinya pun berkali-kali lipat lebih tinggi daripada orang lain.Meskipun basis kultivasinya masi
Hal yang terpenting adalah, Owen memiliki hubungan yang dekat dengan Keluarga Wijaya. Dulu, Grup Ratu Kosmetik bisa bekerja sama dengan Grup Wijaya juga berkat Owen. Sekarang, Grup Wijaya malah tiba-tiba menghentikan kerja sama dengan Grup Ratu Kosmetik. Hal ini benar-benar berada di luar dugaan Owen dan Theresa.“Owen, ada apa ini? Kenapa Grup Wijaya tiba-tiba menghentikan kerja sama dengan perusahaan kita?” tanya Theresa dengan bingung.“Aku juga nggak tahu. Coba kutanyakan dulu pada Johan,” jawab Owen. Kemudian, dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon Johan.“Halo, Tuan Owen. Apa kamu meneleponku karena masalah penghentian kerja sama?” Terdengar suara Johan begitu telepon tersambung. Dia jelas sudah bisa menebak maksud Owen meneleponnya.“Benar. Johan, kenapa Grup Wijaya tiba-tiba menghentikan kerja sama dengan Grup Ratu Kosmetik? Apa ada masalah dengan produk perusahaan kami?” tanya Owen dengan heran.Saat baru bekerja sama dengan Grup Wijaya dulu, Darius dan Reynold pernah menamb
“Jadi, apa rencanamu sekarang?” Theresa mengerutkan keningnya. Hatinya juga berangsur-angsur tenggelam.Owen baru saja menyelesaikan masalah pembelian bahan obat dengan susah payah. Sekarang, Yura malah melakukan hal yang lebih kejam lagi dengan mengacaukan hubungan kerja sama mereka dengan klien terbesar perusahaan.Hal yang terpenting adalah, sudah jelas bahwa Yura ingin mempersulit Owen. Selanjutnya, Yura mungkin saja masih akan melakukan hal lainnya untuk mempersulit Owen. Jika Theresa dan Owen tidak bisa menyelesaikan akar permasalahannya, masalah yang harus mereka hadapi akan menjadi semakin rumit.“Aku juga nggak tahu harus bagaimana,” jawab Owen sambil memejamkan matanya dengan ekspresi menderita. Utang yang paling sulit dibayar di dunia ini adalah utang perasaan. Semua ini adalah utang yang harus dibayar Owen kepada Yura. Owen benar-benar tidak tahu harus bagaimana menghadapi serangan Yura yang tiada henti ini.Melihat ekspresi Owen yang menderita, Theresa juga merasa sangat
Theresa adalah wanita yang paling dicintai Owen selama ini. Saat ini, dia sudah memutuskan untuk memilih Theresa. Mana mungkin dia mengecewakan Theresa lagi demi Yura? Pertanyaan Theresa itu sangatlah tidak relevan.“Oke, kalau begitu, bersumpahlah!” ujar Theresa dengan serius.“Bersumpah?” Owen pun tertegun. Dia sudah dibuat bingung oleh tindakan Theresa yang aneh ini. Namun, setelah melihat ekspresi Theresa yang serius, dia akhirnya berkata, “Baiklah. Aku bersumpah, kalau bukan kamu yang mengusirku, aku nggak akan meninggalkanmu untuk selamanya.”“Bagus! Bagiku, kata-katamu itu sudah cukup.” Theresa pun tersenyum gembira.“Theresa, apa sebenarnya yang mau kamu lakukan?” tanya Owen dengan bingung.Angelina yang berdiri di samping juga sangat bingung. Dia tidak bisa menebak apa yang ingin dilakukan Theresa.Theresa menggigit bibirnya, seolah-olah sudah membulatkan tekad, lalu berkata, “Owen, sekarang, aku mau kasih kamu satu kesempatan. Carilah Yura dan bicaralah baik-baik dengannya.”
Namun, demi menghindari akhir yang tragis dan juga untuk menebus rasa bersalahnya terhadap Yura, Theresa tidak memiliki pilihan lain lagi.“Theresa, maksudmu ....” Owen menatap Theresa dengan ekspresi tidak percaya. Meskipun Theresa tidak mengatakannya dengan jelas, dia sudah mengerti apa maksud Theresa. Theresa bermaksud untuk memberinya sedikit kebebasan dan membiarkannya kembali berhubungan dengan Yura. Hal ini sudah menimbulkan gejolak yang sangat besar di hatinya.“Aku hanya akan berkata sampai di sini. Kamu artikan saja sendiri apa maksudku. Tapi, awas kalau kamu berani tertawa! Aku nggak akan mengampunimu!” Melihat ekspresi Owen yang penuh antusias, Theresa pun memelototi Owen dengan galak.“Oke, oke. Aku akan pergi mencari Yura sekarang juga!” Owen berusaha menahan tawanya, lalu buru-buru pergi, seolah-olah takut Theresa akan berubah pikiran.Sebenarnya, Owen juga tidak tahu apakah maksud Theresa memang seperti yang dipikirkannya atau bukan. Namun, dia tahu jelas bahwa dirinya
“Yura, maaf. Aku yang salah ....” Tepat pada saat ini, terdengar suara muram seseorang. Kemudian, Owen tiba-tiba muncul di hadapan Yura.“O ... Owen?” Yura pun terkejut dan menggosok-gosok matanya karena tidak memercayai penglihatannya. Dia tidak menyangka pada saat dirinya sedang merindukan Owen, Owen benar-benar muncul di hadapannya bagaikan sebuah keajaiban. Dia tentu saja merasa sangat gembira.Untuk sesaat, Yura bahkan hampir langsung melemparkan diri ke dalam pelukan Owen. Namun, setelah mengingat tentang Theresa, dia merasa bagaikan disiram air dingin. Semua semangat dan kegembiraannya juga langsung sirna.“Buat apa kamu datang kemari?” Ekspresi Yura menjadi dingin. Dia berusaha menekan keinginannya untuk melemparkan diri ke dalam pelukan Owen.“Umm ... Theresa yang menyuruhku kemari,” jawab Owen sambil tersenyum canggung.“Theresa?” Yura merasa sangat terkejut. Kemudian, dia terlihat seperti sudah mengerti sesuatu dan berkata dengan marah, “Kenapa? Theresa sengaja menyuruhmu da
Pada saat ini, seluruh rasa benci dan dendam Yura terhadap Owen sudah sirna. Mereka berdua pun berpelukan seperti ini untuk beberapa saat ....“Yura, apa-apaan kamu!” Tepat pada saat ini, terdengar teriakan dingin seseorang. Entah sejak kapan, Clinton sudah berdiri di depan pintu ruang latihan. Di belakangnya, ada beberapa tetua Keluarga Suwanto.Mereka datang untuk berlatih bela diri. Tak disangka, mereka malah menyaksikan Yura yang sedang berpelukan dengan seorang pria. Berhubung Owen membelakangi mereka, mereka pun tidak langsung mengenali Owen.“Ayah ....” Yura sangat terkejut dan buru-buru melepaskan diri dari pelukan Owen.“Owen? Buat apa kamu datang kemari?” Begitu mengenali Owen, darah Clinton langsung mendidih.“Umm ....” Owen pun merasa canggung. Keluarga Suwanto sudah memutuskan hubungan dengannya dan pengawal Keluarga Suwanto tidak mungkin membiarkannya masuk. Kali ini, dia diam-diam menyelinap masuk ke kediaman Keluarga Suwanto dengan mengandalkan ilmu bela dirinya yang ti
“Aku .... Om Clinton, maaf. Sekarang, aku masih belum bisa membuat keputusan. Tolong kasih aku sedikit waktu lagi,” jawab Owen dengan serbasalah.Wanita yang paling dicintai Owen adalah Theresa, dia pasti akan memilih Theresa. Hanya saja, dia baru saja menghilangkan kebencian di hati Yura. Tidak mungkin dia membuat pilihan itu di hadapan Yura dan melukai Yura lagi.Intinya, pemikiran Owen dan Theresa hampir sama. Setelah Yura sudah bisa berpikiran terbuka, mungkin saja Yura akan berinisiatif untuk meninggalkan Owen. Jika pikiran Yura tetap tidak terbuka, mereka akan mencari cara lain lagi. Hal yang terpenting adalah, Theresa sudah diam-diam menyetujui hal ini. Jadi, Owen juga tidak perlu khawatir lagi.“Bagus! Ini pilihanmu sendiri ya! Berhubung kamu ingin mati, aku akan mengabulkan permintaanmu itu!” Clinton merasa sangat marah. Dia langsung mengaktifkan energi sejatinya dan hendak menyerang Owen.“Ayah, jangan ....” Yura langsung terkejut dan buru-buru berdiri di hadapan Owen untuk m