“Jadi, apa rencanamu sekarang?” Theresa mengerutkan keningnya. Hatinya juga berangsur-angsur tenggelam.Owen baru saja menyelesaikan masalah pembelian bahan obat dengan susah payah. Sekarang, Yura malah melakukan hal yang lebih kejam lagi dengan mengacaukan hubungan kerja sama mereka dengan klien terbesar perusahaan.Hal yang terpenting adalah, sudah jelas bahwa Yura ingin mempersulit Owen. Selanjutnya, Yura mungkin saja masih akan melakukan hal lainnya untuk mempersulit Owen. Jika Theresa dan Owen tidak bisa menyelesaikan akar permasalahannya, masalah yang harus mereka hadapi akan menjadi semakin rumit.“Aku juga nggak tahu harus bagaimana,” jawab Owen sambil memejamkan matanya dengan ekspresi menderita. Utang yang paling sulit dibayar di dunia ini adalah utang perasaan. Semua ini adalah utang yang harus dibayar Owen kepada Yura. Owen benar-benar tidak tahu harus bagaimana menghadapi serangan Yura yang tiada henti ini.Melihat ekspresi Owen yang menderita, Theresa juga merasa sangat
Theresa adalah wanita yang paling dicintai Owen selama ini. Saat ini, dia sudah memutuskan untuk memilih Theresa. Mana mungkin dia mengecewakan Theresa lagi demi Yura? Pertanyaan Theresa itu sangatlah tidak relevan.“Oke, kalau begitu, bersumpahlah!” ujar Theresa dengan serius.“Bersumpah?” Owen pun tertegun. Dia sudah dibuat bingung oleh tindakan Theresa yang aneh ini. Namun, setelah melihat ekspresi Theresa yang serius, dia akhirnya berkata, “Baiklah. Aku bersumpah, kalau bukan kamu yang mengusirku, aku nggak akan meninggalkanmu untuk selamanya.”“Bagus! Bagiku, kata-katamu itu sudah cukup.” Theresa pun tersenyum gembira.“Theresa, apa sebenarnya yang mau kamu lakukan?” tanya Owen dengan bingung.Angelina yang berdiri di samping juga sangat bingung. Dia tidak bisa menebak apa yang ingin dilakukan Theresa.Theresa menggigit bibirnya, seolah-olah sudah membulatkan tekad, lalu berkata, “Owen, sekarang, aku mau kasih kamu satu kesempatan. Carilah Yura dan bicaralah baik-baik dengannya.”
Namun, demi menghindari akhir yang tragis dan juga untuk menebus rasa bersalahnya terhadap Yura, Theresa tidak memiliki pilihan lain lagi.“Theresa, maksudmu ....” Owen menatap Theresa dengan ekspresi tidak percaya. Meskipun Theresa tidak mengatakannya dengan jelas, dia sudah mengerti apa maksud Theresa. Theresa bermaksud untuk memberinya sedikit kebebasan dan membiarkannya kembali berhubungan dengan Yura. Hal ini sudah menimbulkan gejolak yang sangat besar di hatinya.“Aku hanya akan berkata sampai di sini. Kamu artikan saja sendiri apa maksudku. Tapi, awas kalau kamu berani tertawa! Aku nggak akan mengampunimu!” Melihat ekspresi Owen yang penuh antusias, Theresa pun memelototi Owen dengan galak.“Oke, oke. Aku akan pergi mencari Yura sekarang juga!” Owen berusaha menahan tawanya, lalu buru-buru pergi, seolah-olah takut Theresa akan berubah pikiran.Sebenarnya, Owen juga tidak tahu apakah maksud Theresa memang seperti yang dipikirkannya atau bukan. Namun, dia tahu jelas bahwa dirinya
“Yura, maaf. Aku yang salah ....” Tepat pada saat ini, terdengar suara muram seseorang. Kemudian, Owen tiba-tiba muncul di hadapan Yura.“O ... Owen?” Yura pun terkejut dan menggosok-gosok matanya karena tidak memercayai penglihatannya. Dia tidak menyangka pada saat dirinya sedang merindukan Owen, Owen benar-benar muncul di hadapannya bagaikan sebuah keajaiban. Dia tentu saja merasa sangat gembira.Untuk sesaat, Yura bahkan hampir langsung melemparkan diri ke dalam pelukan Owen. Namun, setelah mengingat tentang Theresa, dia merasa bagaikan disiram air dingin. Semua semangat dan kegembiraannya juga langsung sirna.“Buat apa kamu datang kemari?” Ekspresi Yura menjadi dingin. Dia berusaha menekan keinginannya untuk melemparkan diri ke dalam pelukan Owen.“Umm ... Theresa yang menyuruhku kemari,” jawab Owen sambil tersenyum canggung.“Theresa?” Yura merasa sangat terkejut. Kemudian, dia terlihat seperti sudah mengerti sesuatu dan berkata dengan marah, “Kenapa? Theresa sengaja menyuruhmu da
Pada saat ini, seluruh rasa benci dan dendam Yura terhadap Owen sudah sirna. Mereka berdua pun berpelukan seperti ini untuk beberapa saat ....“Yura, apa-apaan kamu!” Tepat pada saat ini, terdengar teriakan dingin seseorang. Entah sejak kapan, Clinton sudah berdiri di depan pintu ruang latihan. Di belakangnya, ada beberapa tetua Keluarga Suwanto.Mereka datang untuk berlatih bela diri. Tak disangka, mereka malah menyaksikan Yura yang sedang berpelukan dengan seorang pria. Berhubung Owen membelakangi mereka, mereka pun tidak langsung mengenali Owen.“Ayah ....” Yura sangat terkejut dan buru-buru melepaskan diri dari pelukan Owen.“Owen? Buat apa kamu datang kemari?” Begitu mengenali Owen, darah Clinton langsung mendidih.“Umm ....” Owen pun merasa canggung. Keluarga Suwanto sudah memutuskan hubungan dengannya dan pengawal Keluarga Suwanto tidak mungkin membiarkannya masuk. Kali ini, dia diam-diam menyelinap masuk ke kediaman Keluarga Suwanto dengan mengandalkan ilmu bela dirinya yang ti
“Aku .... Om Clinton, maaf. Sekarang, aku masih belum bisa membuat keputusan. Tolong kasih aku sedikit waktu lagi,” jawab Owen dengan serbasalah.Wanita yang paling dicintai Owen adalah Theresa, dia pasti akan memilih Theresa. Hanya saja, dia baru saja menghilangkan kebencian di hati Yura. Tidak mungkin dia membuat pilihan itu di hadapan Yura dan melukai Yura lagi.Intinya, pemikiran Owen dan Theresa hampir sama. Setelah Yura sudah bisa berpikiran terbuka, mungkin saja Yura akan berinisiatif untuk meninggalkan Owen. Jika pikiran Yura tetap tidak terbuka, mereka akan mencari cara lain lagi. Hal yang terpenting adalah, Theresa sudah diam-diam menyetujui hal ini. Jadi, Owen juga tidak perlu khawatir lagi.“Bagus! Ini pilihanmu sendiri ya! Berhubung kamu ingin mati, aku akan mengabulkan permintaanmu itu!” Clinton merasa sangat marah. Dia langsung mengaktifkan energi sejatinya dan hendak menyerang Owen.“Ayah, jangan ....” Yura langsung terkejut dan buru-buru berdiri di hadapan Owen untuk m
Sebenarnya, Owen bersedia berbaikan dengan Yura bukan hanya karena mendapat pencerahan dan persetujuan dari Theresa. Sikap Rosa dan Johan sebenarnya juga memberi pengaruh yang cukup besar kepadanya.Johan dan Rosa termasuk teman lama Owen. Berhubung mereka berdua juga merasa tindakan Owen kali ini sudah keterlaluan, Owen juga seharusnya sadar dan menebus kesalahannya.Namun, satu-satunya hal yang membuat Owen merasa kewalahan adalah bagaimana dia harus menangani masalah perasaannya dengan Yura. Ini bukanlah masalah sepele.“Umm ... baguslah kalau kamu sudah sadar.” Johan tersenyum sejenak, lalu bertanya, “Tuan Owen, apa kamu berencana meninggalkan Theresa dan kembali ke Keluarga Suwanto?”“Nggak, aku nggak akan meninggalkan Theresa!” jawab Owen dengan tegas.“Nggak? Jadi, bagaimana dengan Nona Yura?” Johan merasa terkejut dan mengira dirinya sudah salah dengar.“Aku dan Yura sudah berbaikan. Tapi, aku nggak berniat untuk meninggalkan Theresa,” jawab Owen dengan tenang.Begitu mendengar
Owen menggenggam tangan lembut Theresa, lalu berterima kasih dengan tulus kepadanya. Jika bukan karena kebaikan Theresa, dia pasti tidak memiliki kesempatan untuk menebus utangnya kepada Yura.“Aku nggak butuh ucapan terima kasih darimu. Kalau kamu benar-benar mau berterima kasih kepadaku, kelak kamu harus bersikap baik kepadaku dan nggak boleh meninggalkanku!” ujar Theresa dengan lembut. Kemudian, dia bersandar ke dalam pelukan Owen.Sebenarnya, Theresa mengetahui penderitaan yang dirasakan Owen selama ini. Dia tidak tega melihat Owen menanggung semua penderitaan itu sendirian. Oleh karena itu, dia baru membuat pengecualian dengan memberikan satu kesempatan lagi kepada Owen dan Yura.Wanita lain mungkin tidak mampu melakukan hal seperti ini, tetapi Theresa berbeda. Dia bahkan bersedia mati karena tidak bisa mendapatkan Owen. Jadi, tidak masalah baginya untuk memberikan sedikit kelonggaran kepada Owen.“Theresa, tenang saja. Aku nggak akan meninggalkanmu selama sisa hidupku!” Owen meme