“Nggak bisa! Kelak, aku nggak akan memurnikan pil lagi!” Owen menolak usul Lukas tanpa ragu.“Apa? Kamu nggak mau memurnikan pil lagi? Ke ... kenapa?” Lukas merasa sangat terkejut dan tidak memercayai pendengarannya.“Om Lukas, aku sudah mengembalikan Grup Ora kepada Keluarga Suwanto. Kelak, aku akan membantu mereka memurnikan pil, tapi aku sendiri nggak akan menginjakkan kaki lagi di industri itu!” jawab Owen dengan tegas.Berhubung pembatalan pertunangan sebelumnya sudah melukai Yura, Owen merasa sangat bersalah pada Yura dan Keluarga Suwanto. Dia akan terlihat sangat tidak berhati nurani dengan menginjakkan kaki di industri farmasi dan bersaing dengan Keluarga Suwanto. Jadi, dia tidak akan melakukan hal seperti itu.Saat di acara pertunangan waktu itu, Indra sudah dengan jelas memutuskan hubungan Keluarga Suwanto dengan Owen. Kelak, Keluarga Suwanto seharusnya tidak mungkin mencarinya untuk membantu mereka memurnikan pil lagi. Namun, dia tidak peduli tentang apa yang dipikirkan Kel
Dalam sekejap, ada banyak orang yang merasa terkejut, tetapi juga diam-diam iri pada keberuntungan Owen. Terutama para karyawan pria. Theresa merupakan wanita idaman mereka. Sekarang, wanita idaman mereka sudah direbut Owen. Dapat dibayangkan bagaimana perasaan mereka sekarang....Di kantor presiden direktur.Theresa memberi perintah kepada beberapa satpam untuk memindahkan meja dan kursi Owen ke samping meja kerjanya. Dengan begitu, mereka berdua akan lebih nyaman untuk bekerja bersama.“Owen, sekarang kamu sudah menjabat sebagai presdir perusahaan. Mungkin ada beberapa pekerjaan dan aspek bisnis yang masih belum kamu mengerti. Dalam beberapa hari ini, sebaiknya kita bekerja dalam satu ruangan dulu. Jadi, waktu senggang, aku bisa mengajarimu lebih banyak hal. Nanti kalau kamu sudah lebih mahir, aku baru pindah ke ruangan lain,” jelas Theresa sambil tersenyum.“Oke! Aku tentu saja senang!” jawab Owen dengan bersemangat. Saat baru masuk ke Grup Ratu Kosmetik dulu, harapan terbesarnya a
Pada sore hari, Owen dan Theresa meninggalkan perusahaan dan berencana untuk mencari mitra baru dalam pembelian bahan obat herbal....Goodlife adalah salah distributor bahan obat terbesar di Jenggala selain Keluarga Suwanto. Bisnis utama mereka adalah toko berantai skala besar yang menjual bahan obat herbal.Owen dan Theresa pun pergi ke sebuah toko obat herbal berskala besar di bawah kelola Goodlife. Penanggung jawab toko itu bernama Farhan. Dia adalah seorang pria paruh baya yang berusia sekitar lima puluhan tahun.Begitu bertemu dengan Farhan, Owen langsung menyatakan tujuan kedatangannya. “Pak Farhan, aku ini presdir Grup Ratu Kosmetik, namaku Owen. Grup Ratu Kosmetik ingin bekerja sama dengan toko obat kalian dalam pembelian bahan obat herbal untuk jangka panjang. Ini adalah daftar bahan obat dan kuantitas yang dibutuhkan perusahaan kami. Silakan dibaca dulu.”Owen mengeluarkan selembar dokumen yang sudah dipersiapkan sebelumnya dan menyerahkannya kepada Farhan.“Oke, nggak masal
“Kalian nggak boleh berbisnis dengannya!” Tepat pada saat ini, terdengar suara tidak senang seseorang. Kemudian, Yura berjalan masuk bersama dengan Neil dan Neon.“No ... Nona Yura? Untuk apa kamu datang kemari?” Setelah melihat jelas orang yang berbicara, Farhan langsung terkejut dan buru-buru menyambutnya.Keluarga Suwanto adalah pemasok bahan obat terbesar di Jenggala dan beberapa kota di sekitar, juga merupakan salah satu pemimpin utama dalam industri ini. Sebagai putri Keluarga Suwanto, Yura sudah beberapa kali menunjukkan diri di lingkaran industri ini.Farhan memang hanyalah seorang manajer yang status dan kedudukannya tidak tinggi di dalam industri ini. Namun, dia sudah pernah bertemu dengan Yura secara kebetulan sebanyak dua kali di konferensi bisnis. Jadi, wajar saja dia langsung mengenali Yura.Yura menatap Farhan dan bertanya dengan dingin, “Kamu itu penanggung jawab toko ini?”“Benar, namaku Farhan ....” Farhan tersenyum dan hendak memperkenalkan diri. Namun, sebelum dia s
Perasaan Owen sangat tidak karuan saat melihat kerja sama di antara Goodlife dan Grup Ratu Kosmetik dirusak oleh Yura. Dia tidak menyangka setelah beberapa hari tidak bertemu, dia akan bertemu dengan Yura dalam situasi seperti ini.“Yura, apa maumu?” desah Owen.“Menurutmu? Memangnya kamu sendiri nggak jelas apa yang sudah kamu lakukan?” tanya Yura dengan dingin. Dia menatap Owen dengan penuh kebencian.Saat berada di acara pertunangan beberapa hari yang lalu, Owen membatalkan acara pertunangan mereka karena harus menyelamatkan Theresa. Yura bisa mengerti dan tidak menyalahkan Owen atas hal itu. Namun, setelah menyelamatkan Theresa, Owen malah langsung kembali pada Theresa dan mencampakkannya. Dia tidak bisa memaafkan Owen atas hal ini.Pepatah mengatakan, hanya ada perbedaan tipis di antara cinta dan benci. Insiden itu sudah membuat cinta Yura kepada Owen berubah menjadi benci. Ini juga merupakan alasan utama kenapa dia mengakhiri kerja sama Keluarga Suwanto dengan Grup Ratu Kosmetik
Namun, setelah melihat penampilan Theresa yang sedikit lebih cantik dari Yura dan namanya yang terdengar tidak asing, Farhan tiba-tiba tersadar dan bertanya dalam hati, ‘Jangan-jangan wanita cantik di belakang Owen itu Theresa Lestari, wanita tercantik dari empat wanita tercantik di Jenggala?’Begitu memikirkan hal ini, Farhan pun tercengang. Meskipun belum pernah bertemu dengan Theresa sebelumnya, dia sudah mendengar tentang reputasi wanita tercantik dari empat wanita tercantik di Jenggala itu. Dia tidak menyangka dua dari empat wanita tercantik di Jenggala akan merebutkan seorang pria. Saat ini, dia merasa dirinya sudah hampir kehilangan kewarasannya.“Owen, berhubung kamu bersikap begitu kejam terhadapku, jangan salahkan aku juga melakukan hal yang sama!” Yura menahan air mata dan rasa sakit di hatinya, lalu kebencian kembali menghiasi matanya yang indah. Mulai sekarang, dia akan mengubur semua rasa cintanya kepada Owen dan hanya menyisakan kebencian yang tak berujung.“Kak Niel, Ka
“Owen, ka ... kamu kenapa? Kamu nggak apa-apa, ‘kan?” Theresa langsung ketakutan dan buru-buru memapah Owen untuk berdiri.“Menyebalkan! Owen, apa kamu sudah gila? Kenapa kamu nggak menghindar?” teriak Yura dengan marah. Dia pun tidak bisa menahan air matanya lagi.Sebenarnya, Yura sangat ingin menghampiri Owen dan memeriksa lukanya. Namun, setelah melihat Theresa yang berada di belakang Owen, dia pun menghentikan langkah kakinya.“Yura, apa kamu sudah puas?” Owen menghela napas panjang. Suaranya mengandung kegetiran yang tidak dapat dideskripsikan dengan kata-kata.“Belum! Selama kamu belum kembali ke sisiku, aku akan membencimu selamanya!” ujar Yura dengan marah. Namun, air mata yang membasahi pipinya malah menunjukkan kesedihan dan kelemahan hatinya.“Yura, aku memang bersalah padamu. Kalau kamu bisa merasa lebih baik dengan memukulku, pukul saja aku sampai kamu merasa puas!” kata Owen dengan tidak berdaya.“Oke, kamu sendiri yang bilang ya! Asal kamu tahu, satu seranganku ini saja
“Sial!” Ekspresi Owen langsung berubah drastis karena dia akhirnya mengerti maksud Yura. Kemudian, dia melambaikan tangannya dan buru-buru menyimpan kembali energi spiritualnya. Sayangnya, semuanya sudah terlambat. Sebagian energi spiritual yang masih tersisa langsung menghantam dada Yura dengan kuat.Wajah Yura pun memucat dan ada sedikit darah yang mengalir keluar dari sudut bibirnya. Dia terdesak mundur beberapa langkah sebelum mampu berdiri tegak lagi. Untungnya, Owen sempat menyimpan kembali sebagian besar energi spiritualnya. Jika tidak, serangan itu mungkin sudah merenggut nyawa Yura.“Yura, ka ... kamu nggak apa-apa, ‘kan? Aku bukan sengaja mau melukaimu,” tanya Owen dengan panik. Dia sudah tidak bisa mempertahankan sikap tenangnya seperti tadi.Bagaimanapun juga, Owen bukanlah manusia yang tidak berperasaan. Meskipun wanita yang paling dicintainya adalah Theresa, dia sudah menghabiskan begitu banyak waktu bersama Yura. Selain itu, Yura juga sudah banyak membantunya. Jadi, dia