“Ya, apa yang kamu katakan benar! Nggak peduli dia dalang penculikan Theresa atau bukan, niatnya saja sudah buruk. Theresa nggak boleh bersamanya,” kata Jerremy dengan suara yang dalam dan seberkas cahaya dingin melintas di matanya.Dia awalnya ingin memberi Owen kesempatan demi Theresa. Namun sekarang, dia telah berubah pikiran.Di sisi lain, Owen dan Theresa telah tiba di kediaman Keluarga Lestari. Owen belum pernah ke kediaman Keluarga Lestari dan ini baru pertama kalinya dia bertemu dengan Jerremy dan Lukas sebagai pacarnya Theresa. Jadi, Owen merasa agak gugup.Di ruang tamu, Jerremy dan Lukas agak terkejut karena tidak menyangka bahwa Theresa akan membawa Owen ke kediaman mereka. Namun, ini juga hal yang mereka inginkan. Kedua belah pihak dapat mengungkapkan kebenarannya saat ini agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan di masa depan.“Halo Kakek Jerremy, halo Om Lukas. Aku secara khusus menyiapkan 400 butir pil peningkat energi sejati tingkat pertama sebagai buah tangan
Jerremy berkata dengan datar, lalu mengisyaratkan Lukas untuk mengembalikan pil peningkat energi sejati itu kepada Owen."Ini …." Owen sontak tertegun.Dia tahu bahwa Keluarga Lestari sangat membutuhkan pil peningkat energi sejati, jadi dia sengaja menyiapkan hadiah ini. Namun, Owen sama sekali tidak menyangka Jerremy akan menolaknya!"Kakek, ini adalah niat baik Owen. Kenapa kamu menolaknya?" Theresa sedikit tidak bisa menahan perasaannya."Theresa, aku sudah mendengar hubunganmu dengan Owen dari ayahmu. Jawab yang jujur, apa kamu sedang menjalin hubungan dengan Owen?" tanya Jerremy dengan suara berat.Wajah cantik Theresa seketika memerah, lalu dia mengakuinya dengan lugas, "Ya, benar. Owen sekarang adalah pacarku.""Nggak bisa, aku dan kakekmu nggak akan setuju!" bentak Lukas yang langsung melangkah maju."Kakek, apa kamu juga nggak setuju?" Theresa terkejut, lalu menatap Jerremy dengan ekspresi memohon.Theresa tahu bahwa Jerremy sangat menyayanginya. Dengan hubungan mereka, Jerrem
"Aku …." Owen tertegun. Dia sama sekali tidak menyangka Lukas bisa menyimpulkan bahwa dia adalah dalang di balik semua ini. Dalam sekejap, Owen kehabisan kata-kata dan tidak tahu bagaimana menjelaskannya."Benar! Owen, waktu itu kamu mempertaruhkan nyawamu melawan penjahat itu demi menolongku. Kamu punya keterampilan bela diri begitu hebat, kenapa kamu bisa berakhir seperti itu?" tanya Theresa yang tampak tertegun dan akhirnya menyadari keanehan tersebut.Dia pernah melihat keterampilan bela diri Owen dan tahu bahwa Owen bisa melawan puluhan penjahat sekaligus. Dengan kekuatan seperti itu, melawan kedua penjahat adalah hal yang sangat mudah. Owen sama sekali tidak perlu mengorbankan diri seperti itu untuk menyelamatkannya, kecuali Owen sengaja berpura-pura.Saat memikirkan hal itu, Theresa yang awalnya sangat memercayai Owen pun mulai goyah."Theresa, sebenarnya saat itu aku sama sekali nggak bisa bela diri," jawab Owen dengan tidak berdaya. Owen ingin menjelaskan, tetapi dia tidak ta
Semua hal ini cukup untuk membuktikan bahwa Owen memang bermasalah!"Theresa, aku nggak melakukannya, aku benar-benar tulus kepadamu. Aku bisa bersumpah, aku dulu nggak pernah berniat untuk mengincar kekuasaan Keluarga Lestari, apalagi sampai menaikkan statusku dengan mengandalkan Keluarga Lestari," ucap Owen dengan sangat tulus."Oh, ya? Saat kamu menolong aku waktu itu, kenapa kamu nggak menangkap penjahatnya dan malah sengaja membungkam mereka?" tanya Theresa sambil menggigit bibirnya. Saat ini hatinya sangat kacau, Theresa tidak tahu apakah dia harus memercayai Owen atau tidak."Barusan aku sudah bilang kalau saat itu aku nggak bisa keterampilan bela diri. Aku sudah sangat beruntung bisa tetap hidup setelah melawan mereka, gimana mungkin aku mampu menangkap mereka?" ucap Owen dengan ekspresi yang sedih."Oke, aku akan percaya kamu nggak punya keterampilan bela diri waktu itu. Tapi, kenapa keterampilan bela dirimu bisa mendadak berubah menjadi sehebat ini dalam waktu singkat yang ha
Pufft!Owen memuntahkan darah segar, tubuhnya langsung terpental keluar dan terjatuh ke lantai dengan keras. Beberapa pil peningkat energi sejati yang ada di tangannya juga ikut terlempar."Ayah, kamu …," teriak Theresa.Saat melihat Owen dipukul hingga muntah darah oleh Lukas, Theresa merasa sangat sedih. Pada saat itu, dia hampir tidak menahan diri dan ingin memeriksa cedera Owen. Namun, begitu teringat Owen adalah seorang penipu yang terus-menerus membohongi dan memperalat dirinya, Theresa akhirnya menekan rasa sedih dalam hatinya. Dia pun memalingkan wajahnya dan tidak menggubris Owen lagi.Owen merasa sangat kecewa. Dia sama sekali tidak masalah menerima pukulan dari Lukas barusan, tetapi sikap acuh tak acuh Theresa benar-benar membuat Owen merasa sangat terluka."Owen, aku sudah berbelas kasihan karena mengingat kamu pernah menolong ayahku. Tapi, kalau kamu masih menjerat Theresa lagi kelak, jangan salahkan aku benar-benar bertindak kejam!" ucap Lukas yang memperingatkan dengan s
Selama ini, Owen selalu bekerja keras dan memang tidak terlihat seperti memiliki niat buruk apa pun. Namun, Theresa mendadak teringat dengan perkataan yang pernah Darius katakan di hadapannya itu.Waktu itu, saat Owen dan Keluarga Suwanto mencapai kesepakatan untuk urusan bahan baku obat, Darius pernah menyatakan bahwa Owen memiliki ambisi yang besar dan mungkin telah bersekongkol dengan Keluarga Suwanto untuk mengambil alih perusahaan.Hal ini sejalan dengan kekhawatiran kakek dan ayahnya.Bukan hanya itu saja, saat berada di tempat tinggal Fendi, Yura juga sengaja melemparkan tatapan memprovokasi kepada Theresa dan tampak sangat memusuhinya.Semua hal ini cukup untuk membuktikan bahwa Owen tidak sesederhana seperti yang terlihat. Dalam sekejap, Theresa terpengaruh oleh fitnah yang dilontarkan Darius dan menjadi semakin curiga dengan motif Owen."Owen, aku sangat berterima kasih untuk kontribusi yang kamu berikan kepada perusahaan selama beberapa waktu ini, tapi itu nggak mengartikan
Owen merasa hatinya sangat sakit. Meskipun saat ini dia sangat sedih, dia tidak ingin menunjukkan sisi lemahnya di hadapan Theresa dan yang lainnya. Dia tetap mempertahankan sedikit martabatnya yang tersisa dan berjalan keluar dengan penuh wibawa.Setelah melihat kepergian Owen, hati Theresa sangat kacau. Dia merasa sedih, seolah-olah sudah kehilangan sesuatu yang paling penting baginya.“Ayah, nggak peduli Owen berniat buruk atau nggak, dia sudah berkorban begitu banyak demi perusahaan selama ini. Biarpun nggak berjasa, dia sudah bekerja keras. Aku bisa mengerti kamu menyuruhnya pindah dari rumahku. Tapi, buat apa kamu mengusirnya dari Grup Ratu Kosmetik?” tanya Theresa dengan ekspresi tidak senang.Meskipun Theresa merasa sangat kesal karena “tertipu” oleh Owen, dia tidak pernah berpikir untuk mengusir Owen dari perusahaan karena memikirkan pengorbanan Owen untuk perusahaan selama ini.“Theresa, mau membasmi sesuatu ya harus dari akarnya! Masalahnya sudah mencapai titik ini, sekarang
Rendy langsung terkejut dan tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya.“Nggak apa-apa ....” Owen juga tidak mungkin membicarakan masalah asmara kepada pria paruh baya seperti Rendy. Jadi, dia pun menuangkan alkohol untuk dirinya sendiri dan langsung menenggaknya lagi.“Tuan Owen, alkohol ini lumayan keras. Kalau kamu terus minum seperti ini, kamu bakal cepat mabuk,” nasihat Rendy. Dia bisa melihat bahwa Owen memiliki masalah, tetapi tidak bersedia menceritakannya. Jadi, dia juga tidak bisa berbuat apa-apa.“Mau mabuk, ya mabuk saja. Kalau sudah mabuk, aku bisa melupakan semuanya! Bukannya itu sangat bagus?” tanya Owen sambil tersenyum masam. Kemudian, dia lanjut menenggak alkoholnya.“Pelan-pelan minumnya .... Sudahlah, sebaiknya kutemani kamu minum!” Rendy merasa sangat tidak berdaya. Dia juga menuangkan alkohol untuk dirinya, lalu menemani Owen minum bersama.Kring!Tepat pada saat ini, ponsel Owen berdering. Suasana hatinya sedang sangat buruk. Dia tidak tahu siapa yang menelepon