Owen langsung terlihat cemas dan panik. Pil peningkat energi sejati terbuat dari banyak bahan obat mahal sehingga energi sejati yang terkandung di dalamnya sangat murni. Biasanya, diperlukan beberapa waktu tertentu untuk pelan-pelan menyempurnakannya.Namun, Yura malah langsung mengonsumsi belasan butir tanpa terlebih dahulu menyempurnakannya. Tindakan itu tentu saja sangat berbahaya!“Apa?”Indra, Heri, dan Yura langsung terkejut. Ekspresi mereka langsung berubah. Terutama Yura, dia langsung merasakan belasan butir pil peningkat energi sejati berubah menjadi energi sejati yang sangat banyak dan tidak berhenti mengalir ke seluruh tubuhnya. Segala sesuatu yang berlebihan pasti tidak bagus. Berhubung energi sejati di tubuh Yura terlalu banyak dan tidak bisa dicernanya, wajahnya mulai memerah, bahkan meridiannya juga terasa seperti akan meledak.Saat melihat kondisi Yura yang memburuk, Indra dan Heri pun panik. Indra bertanya dengan pikiran kacau, “Owen, bagaimana sekarang? Aku mohon cep
“Ayo ikut aku!” kata Owen. Dia tahu situasi saat ini sangat genting dan tidak boleh menyia-nyiakan waktu. Oleh karena itu, dia pun langsung menggendong Yura dan berjalan menuju inti formasi.Setelah memasuki Formasi Pengumpul Energi, Owen meletakkan Yura di samping inti formasi dengan lembut, lalu mengisyaratkannya untuk duduk di atas rumput. Kemudian, dia mengeluarkan jarum akupunktur dan mulai mengerahkan Enam Jarum Takdir. Dia menancapkan satu per satu jarum itu ke titik akupunktur di sekitar dada Yura.Saat menancapkan jarum, Owen tidak berhenti mengalirkan energi spiritual ke tubuh Yura untuk menenangkan energi sejati di dalam tubuhnya. Selain itu, dia juga mengendalikan energi sejati itu agar perlahan-lahan menyatu.Tindakan yang dilakukan Owen sangat menghabiskan energi spiritual. Meskipun ada aliran energi spiritual yang tidak berhenti mengalir ke dalam tubuhnya berkat Formasi Pengumpul Energi, aliran itu terlalu lambat dan tidak bisa menandingi kecepatan konsumsi energi spirit
“Yura, jangan sentuh dia!” Indra langsung terkejut dan buru-buru menarik lengan Yura.“Kakek, kenapa? Owen sudah terluka hingga begini. Kita harus cepat-cepat bawa dia ke rumah sakit ....” Hati Yura sudah kacau. Dia mengentakkan kakinya dengan panik, air matanya juga sudah hampir menetes.“Nggak apa-apa. Dia lagi pakai energinya buat menyembuhkan diri. Lagian, keterampilan medisnya begitu tinggi. Dia pasti punya cara buat menolong dirinya sendiri. Nggak perlu ke rumah sakit kok,” hibur Indra. Dia tahu jelas apabila Owen tidak bisa menolong dirinya sendiri dengan keterampilan medisnya yang begitu tinggi, tidak ada gunanya dia dibawa ke rumah sakit.Yura mengikuti arah pandang Indra dan melihat entah sejak kapan Owen sudah menutup mata dan duduk bersila di atas rumput. Dia sedang menggunakan energinya untuk menekan cederanya.Saat melihat situasi ini, Yura langsung merasa jauh lebih lega. Hanya saja, pandangannya tidak berhenti memperhatikan pergerakan Owen, wajahnya juga masih penuh den
Bukan hanya Owen, bahkan Indra dan Heri juga tercengang. Mereka saling memandang dan segera memahami sesuatu.“Uhuk, uhuk ....” Setelah tersadar, Indra berdeham ringan.Yura pun tersadar dan baru menyadari bahwa tindakannya ini kurang bagus. Dia langsung malu dan buru-buru melepaskan Owen, lalu menunduk dan tidak berani menatap Owen.Owen merasa Yura hanya terlalu senang sehingga bertindak impulsif. Dia tidak berpikir terlalu banyak.“Owen, terima kasih banyak. Kamu bukan cuma sudah menolong Yura, tapi juga membantu basis kultivasinya menerobos sampai tahap menengah Alam Sigana. Selama ini, kamu sudah banyak membantu Keluarga Suwanto. Aku benar-benar nggak tahu harus bagaimana membalas semua jasamu,” ucap Indra dengan penuh terima kasih.Indra, Yura, dan Heri juga menunjukkan ekspresi penuh terima kasih. Terutama Yura, matanya sesekali memancarkan kasih sayang. Hatinya sudah tergerak.“Pak Indra, nggak perlu sungkan. Hal kali ini juga terjadi karena kelalaianku. Kalau aku memperingati
“Keluarga Suwanto sudah menyediakan bahan obat, sedangkan kamu yang memurnikannya. Jadi, semuanya dibagi rata saja ...,” ujar Indra sambil membagikan 180 butir pil peningkat energi sejati berkualitas tertinggi kepada Owen.“Nggak perlu begitu banyak. Sebelumnya, aku sudah ambil sebotol pil peningkat energi spiritual. Kasih saja aku 100 butir pil peningkat energi sejati,” jawab Owen sambil menggeleng. Dia hanya mengambil 100 butir pil peningkat energi sejati.Jika itu dulu, Owen pasti akan memberikan semua pil peningkat energi sejati kepada Keluarga Suwanto. Sekarang, dia sudah melakukan kultivasi ganda. Selain itu, Theresa dan Rachel juga sudah mulai berlatih seni bela diri. Jadi, mereka juga memerlukan pil peningkat energi sejati.“Kalau begitu, terima kasih,” ucap Indra sambil tersenyum. Keluarga Suwanto adalah keluarga seni bela diri kuno. Pil peningkat energi sejati sangat berguna bagi mereka. Jadi, Ketika Owen hanya mengambil 100 butir dan meninggalkan lebih dari 260 butir untuk
Saat melihat Owen yang menjadi kesal dibuat Rachel, Theresa menahan senyumnya, lalu membela Owen.“Kak, aku cuman bercanda kok. Kamu bukan siapa-siapanya, ‘kan? Buat apa kamu membelanya?” goda Rachel sambil terkekeh.“Sembarangan! Ma ... mana ada aku membelanya,” jawab Theresa dengan malu.“Oh, benarkah? Kukira ada yang sakit hati!” goda Rachel lagi.“Ka … kamu benar-benar usil! Aku malas meladenimu,” kata Theresa dengan malu sambil memelototi Rachel. Kemudian, dia mengambil sebutir pil peningkat energi sejati dan mengonsumsinya. Saat melihat wajah Theresa yang merona merah, hati Owen pun tergerak. Dia diam-diam mengacungkan jempol pada Rachel, lalu diam-diam memujinya dalam hati. Rachel benar-benar tidak mengecewakannya. Kemudian, Rachel pun mengedipkan matanya dengan ceria. Hanya mereka berdua yang tahu maksud semua ini.Setelah itu, ketiga orang masing-masing mengonsumsi sebutir pil peningkat energi sejati. Pil itu langsung meleleh dalam mulut dan berubah menjadi energi sejati murn
Bukan hanya begitu. Di bawah bantuan Rachel, hubungan Owen dengan Theresa sudah menjadi jauh lebih dekat. Berhubung keduanya menghabiskan waktu bersama setiap hari, perasaan mereka juga berkembang pesat. Satu-satunya hal yang kurang hanyalah kesempatan.Hari ini adalah hari Sabtu. Owen dan Theresa tidak perlu bekerja, sedangkan Rachel juga tidak perlu kuliah.“Kak Theresa, jarang-jarang hari ini semuanya bisa istirahat. Gimana kalau kita bertiga pergi jalan-jalan dan menonton di bioskop?” tanya Rachel. Dia merangkul lengan Theresa sambil tersenyum senang.“Benar. Dengar-dengar, ada sebuah film komedi bagus yang sedang ditayangkan. Kita boleh nonton itu,” tambah Owen sambil mengangguk. Dia tahu jelas Rachel sedang membuat kesempatan untuknya. Selain sifat yang agak unik, Rachel sebenarnya lumayan baik terhadap Owen.“Emm ... oke.” Theresa ragu sejenak, lalu mengangguk setuju. Jika hanya jalan-jalan dan menonton berdua dengan Owen, itu tidak ada bedanya dengan kencan. Dengan sikapnya ya
Di kediaman Keluarga Leonard.Alden dan Fredi sedang berada di ruang tamu.“Ayah, bukannya kamu bilang sudah mengundang orang dari dunia mafia untuk menghadapi Owen? Sudah lewat beberapa hari kok masih belum ada kabar?” tanya Fredi dengan cemas.“Nggak usah cemas. Sabar saja dulu! Kali ini, yang kuundang itu Fendy Lesmana. Keterampilan bela diri dan kekuasaannya bahkan jauh lebih kuat daripada Rendy. Dia pasti bisa menghadapi Owen dengan gampang!” jawab Alden dengan santai sambil menyeduh teh.Meskipun belum pernah menyaksikan kehebatan keterampilan bela diri Owen sebelumnya, Fendy adalah seorang bos besar di dunia mafia dan juga didukung oleh Raja Utaram. Biarpun keterampilan bela diri Owen sangat tinggi, dia tetap hanya seorang diri dan tidak mungkin bisa melawan Fendy.“Emm, benar juga.” Fredi mengangguk, lalu menjadi lebih lega.Tepat pada saat ini, terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa. Kemudian, seorang pengurus rumah berjalan masuk dan berkata, “Pak Alden, ada seseorang