“Kak Theresa, cepat menyingkir!”Tepat pada saat Rusli hampir menangkap Theresa, Maggie yang basis kultivasinya paling tinggi di antara mereka bertiga terlebih dahulu bereaksi. Dia segera mendorong Theresa sehingga Rusli gagal menangkapnya.“Sial!”Rusli merasa sangat marah dan segera menyerang Maggie dengan energi sejatinya sehingga Maggie melayang keluar. Kemudian, dia tidak lagi peduli pada Maggie dan lanjut mengincar Theresa.Pada saat ini, Theresa yang didorong oleh Maggie kebetulan jatuh tidak jauh di sisi Yunita. Yunita pun berseru, “Nona Theresa, cepat kabur!”Melihat Rusli yang mendekat, Yunita berencana untuk mendorong Theresa menjauh seperti yang dilakukan Maggie sebelumnya. Namun, semuanya sudah terlambat. Selain itu, Yunita tahu Rusli hendak menangkap Theresa untuk mengancam Owen, juga tahu seberapa penting Theresa bagi Owen. Oleh karena itu, dia segera mengadang di hadapan Theresa tanpa berpikir panjang. Dia berniat memberikan waktu pada Theresa untuk kabur.“Sudah bosan
“Kamu ....”Melihat Rusli yang menyerang Theresa tanpa peduli pada hal lainnya, ekspresi Owen langsung berubah. Dia tentu saja mengetahui niat Rusli. Jika dia menghentikan serangannya, Theresa pasti akan jatuh ke tangan Rusli. Sebaliknya, apabila dia lanjut menyerang Rusli, energi sejati Rusli juga pasti akan membunuh Theresa. Dia tidak bisa menanggung konsekuensi seperti ini.“Owen, jangan pedulikan aku ....”Tepat pada saat ini, Theresa menggertakkan bibirnya, lalu tiba-tiba mengeluarkan Gelang Darah Kematian. Begitu melambaikannya, energi sejati berkekuatan tahap menengah Alam Tigana segera memelesat ke arah Rusli.Setelah menghabiskan waktu mengisinya selama ini, Gelang Darah Kematian sudah terisi dengan 3 serangan penuh. Jadi, Owen pun menyerahkan gelang itu kepada Theresa untuk melindungi diri. Namun, kekuatan serangan Gelang Darah Kematian baru mencapai tahap menengah Alam Tigana yang masih kalah jauh dari kekuatan Rusli.Oleh karena itu, Theresa tidak menggunakan Gelang Darah K
Duk! Setelah membunuh Rusli, Owen menghela napas berat dan terlihat pucat. Sangat jelas bahwa energi spiritualnya sudah terkuras terlalu banyak. Dia buru-buru mengeluarkan sebutir pil peningkat energi spiritual kualitas top dan mengonsumsinya untuk memulihkan energi spiritualnya.“Akhirnya Rusli tewas juga ....”Melihat Rusli sudah mati dan Theresa baik-baik saja, Dirga dan para ahli Keluarga Lisano langsung merasa lega. Selanjutnya, mereka tiba-tiba teringat sesuatu dan buru-buru menghampiri Maggie serta ahli Keluarga Lisano lain yang dilukai oleh Rusli.“Maggie, kamu ... kamu nggak apa-apa, ‘kan?” tanya Dirga dengan khawatir sambil memapah Maggie untuk berdiri.“Ayah, aku baik-baik saja. Kamu nggak usah mengkhawatirkanku,” jawab Maggie sambil menyeka darah dari sudut mulutnya.Saat Maggie mendorong Theresa sebelumnya, Rusli hanya berpikiran untuk menangkap Theresa. Jadi, Rusli menggunakan energi sejati untuk melukai Maggie, tetapi tidak menyerang Maggie secara langsung. Selain memunt
Meskipun Tirta merupakan petarung tahap puncak Alam Tigana, dia sudah terluka parah dan sebelah lengannya juga patah sehingga kekuatannya berkurang banyak. Di bawah perlawanan Junaidi dan para ahli Organisasi Dragmar Tonham Barat, dia masih tidak dapat memimpin para ahli Keluarga Pangadi untuk menerobos pengepungan.Terlebih lagi, setelah melihat Owen membunuh Rusli, Tirta dan para ahli Keluarga Pangadi merasa sangat ketakutan dan putus asa. Semangat tempur mereka juga langsung menurun drastis. Sebaliknya, semangat tempur Junaidi dan para ahli Organisasi Dragmar Tonham Barat meningkat pesat karena mereka memiliki harapan untuk menang. Jadi, mereka pun bertarung dengan makin bersemangat.Hanya saja, Tirta dan para ahli Keluarga Pangadi bukanlah musuh yang mudah dihadapi. Junaidi dan para ahli Organisasi Dragmar Tonham Barat hanya bisa mengulur waktu, tetapi tidak mungkin bisa mengalahkan kelompok Tirta.“Tetua Junaidi, kami akan membantumu!”Saat ini, musuh terkuat yang tersisa hanyalah
Setelah Tirta menyerah, Junaidi segera memimpin ahli Organisasi Dragmar Tonham Barat untuk menyegel basis kultivasinya dan para ahli Keluarga Pangadi sebelum menangkap mereka. Dengan begitu, pertarungan kali ini akhirnya berakhir juga....Di sisi Owen.Setelah memeriksa denyut nadi Yunita, ekspresi Owen terlihat makin suram.“Owen, bagaimana keadaan Nona Yunita?” tanya Theresa dengan khawatir setelah menyadari ekspresi Owen yang terlihat suram.“Keadaannya sangat buruk. Meridian jantung dan organnya sudah terluka serius. Lukanya jauh lebih parah dari yang kubayangkan,” jawab Owen sambil menghela napas berat.Situasi Yunita dan Theresa sebelumnya berbeda. Sebelumnya, hanya meridian jantung Theresa yang terluka. Saat ini, selain meridian jantung, organ Yunita juga terluka parah. Satu-satunya hal yang patut disyukuri adalah, luka Yunita tersebar lebih rata. Jika hanya melihat luka dari segi meridian jantung, luka Yunita sebenarnya sedikit lebih ringan daripada luka Theresa waktu itu.“J
“Ya sudah, aku kasih Yunita pengobatan pertama dulu. Kalau keadaannya sudah stabil, aku akan lanjut kasih dia pengobatan lagi,” ujar Owen untuk mengalihkan topik pembicaraan.Setelah itu, Owen mengeluarkan sebutir pil lima warna dan menghancurkannya sebelum memasukkannya ke mulut Yunita. Pil lima warna dimurnikan dari buah lima warna. Berhubung bahan obat sakti ini bersifat netral, selain bisa meningkatkan basis kultivasi praktisi seni bela diri secara signifikan, ia juga bisa digunakan sebagai obat.Demi semuanya berjalan lancar, Owen rela mengorbankan sebutir pil lima warna yang sangat berharga demi menekan penyebaran luka Yunita dan membuat kondisi Yunita stabil. Dengan begitu, pengobatan selanjutnya juga akan lebih terjamin keberhasilannya.Syut! Syut! Syut! Setelah Yunita mengonsumsi pil lima warna, Owen menancapkan jarum akupunktur ke titik akupunktur di sekitar organ Yunita.Berhubung sudah mengonsumsi pil pemicu potensi, Owen akan segera memasuki masa lemah. Saat ini, dia tidak
Kemudian, Owen tiba-tiba teringat sesuatu dan berkata, “Pak Kartha, untuk sementara, aku belum bisa mengobati basis kultivasimu yang dimusnahkan. Aku akan melakukannya setelah mengumpulkan bahan obat yang diperlukan.”Saat ini, Owen akan segera memasuki masa lemah. Dia tentu saja tidak bisa mengobati Kartha lagi. Selain itu, memulihkan basis kultivasi bukanlah hal yang mudah. Selain membutuhkan pil pemurni esensi, dia juga membutuhkan bahan obat tambahan lain untuk melakukan pengobatan. Setelah senggang nanti, Owen akan pergi mengumpulkan bahan obat yang diperlukannya dari Keluarga Senjaya, lalu baru memulihkan basis kultivasi Kartha.“Oke. Owen, terima kasih banyak,” jawab Kartha dengan penuh terima kasih.“Ya sudah, Om Dirga, masalah di sini sudah berakhir. Aku pamit dulu, ya. Selama beberapa hari ini, aku akan menetap di Tonham Selatan. Kalau butuh apa-apa, langsung datang cari aku saja di Vila Tasuri,” ujar Owen.Awalnya, Owen datang ke Tonham Selatan karena ingin menjatuhkan Rusl
Keesokan pagi.Setelah beristirahat semalaman dan dirawat oleh Theresa dengan baik, keadaan Owen pun perlahan-lahan pulih. Namun, dia mungkin baru bisa pulih total sore nanti.Drap! Drap! Drap! Tepat pada saat ini, Vince berjalan masuk ke kamar Owen dan melapor, “Tuan Owen, Pak Rowan datang untuk berdiskusi denganmu.”“Oh, oke. Pak Vince, tolong bawa Pak Rowan masuk kemari ya,” jawab Owen setelah berpikir sejenak. Dia bisa menebak tujuan kedatangan Rowan. Rowan seharusnya ingin membicarakan masalah mengenai Wajah Seribu.“Baik,” ucap Vince. Kemudian, dia pun keluar dari kamar. Tidak lama kemudian, dia membawa masuk Rowan dan beberapa ahli Organisasi Dragmar Tonham Selatan.Saat ini, ekspresi Rowan terlihat sangat suram dan suasana hatinya juga tidak begitu bagus. Setelah menerima kabar bahwa Wajah Seribu menyerang markas Organisasi Dragmar Tonham Selatan, dia langsung meninggalkan Tonham Sentral, juga membawa beberapa ahli Organisasi Dragmar Tonham Sentral untuk membantunya menghadap