“Mau kabur? Mana segampang itu!”Setelah mendengar percakapan Owen dan Yunita secara samar, Andre mengira Owen berencana untuk melarikan diri. Ekspresinya langsung menjadi dingin dan dia buru-buru memberi perintah pada kedua ahli Keluarga Kusnadi itu, “Om, cepat bertindak! Jangan biarkan bajingan itu kabur!”“Baik! Nak, kamu nggak akan bisa kabur! Mati sana!”Setelah mendapat perintah dari Andre, kedua ahli itu segera menyerang ke arah Owen dengan kekuatan yang sangat besar. Mereka juga tahu bahwa bakat bela diri Owen terlalu mengerikan dan potensi perkembangannya tidak terbatas. Dalam menghadapi genius bela diri nan langka seperti Owen, mereka hanya bisa memilih untuk membina hubungan baik dengannya atau langsung membunuhnya agar bisa mencegahnya bertambah kuat.Sekarang, Andre dan Zayden bersikeras ingin menghadapi Owen. Itu berarti mereka memang ditakdirkan untuk menjadi musuh. Demi mencegah Owen balas dendam kelak, mereka juga tidak peduli lagi pada status mereka sebagai orang dar
“Mampus! Bajingan kecil, aku mau tahu apa kamu bisa terlepas dari maut hari ini!”Di sisi lain, Andre, Zayden, dan Amelia menunjukkan ekspresi mengejek dan merendahkan. Mereka bertiga telah menyaksikan kemampuan Owen tadi dan bisa menebak bahwa basis kultivasi Owen mungkin sudah mencapai Semi Alam Tigana.Jika Owen mendengar usul Yunita untuk melarikan diri, Owen pasti berhasil melarikan diri dengan mengandalkan kemampuannya itu. Namun, Owen malah begitu sombong dan bersikeras ingin bertarung. Tindakannya benar-benar bodoh!Mereka bertiga merasa yakin bahwa Owen tidak mungkin mampu melawan 2 petarung tahap awal Alam Tigana sendirian. Jika semuanya berjalan lancar, Owen pasti akan tewas begitu terkena serangan kedua ahli itu. Selain itu, tidak ada kemungkinan lain lagi.Namun, sebelum mereka sempat bergembira, apa yang terjadi selanjutnya sangatlah mengejutkan.“Terima seranganku, Badai Penghancur!” dengus Owen.Kemudian, Owen juga menggunakan jurus andalan terkuatnya untuk menghadapi s
“Mu ... mustahil!”Begitu menyaksikan situasi ini, Yunita yang berdiri di belakang Owen langsung tercengang. Awalnya, dia merasa Owen pasti akan mati karena bersikeras melawan 2 petarung Alam Tigana. Tak disangka, Owen bukan hanya baik-baik saja, tetapi juga mampu mengalahkan kedua ahli Keluarga Kusnadi itu dan membuat mereka terluka parah.Selain itu, bahkan Andre, Zayden, dan Amelia yang berdiri di belakang kedua ahli itu juga terluka akibat satu serangan Owen. Hal ini benar-benar luar biasa! Jadi, dapat dibayangkan betapa terkejutnya Yunita.“Sial! Kenapa jadi begini ....”Andre dan yang lain juga sudah dikejutkan oleh kekuatan Badai Penghancur. Ekspresi mereka terlihat sangat suram dan hati mereka juga langsung tenggelam. Awalnya, mereka mengira basis kultivasi Owen baru mencapai Semi Alam Tigana. Dengan kekuatan gabungan kedua ahli Keluarga Kusnadi yang telah mencapai tahap awal Alam Tigana, menghabisi Owen pasti adalah hal yang mudah. Selain itu, mereka juga sempat berharap untu
‘Kenapa Yunita bisa punya pacar yang begitu hebat .... Aku benar-benar nggak rela ....’Saat melihat tampang gembira Yunita, Amelia yang sedang tergeletak menatap Yunita dan Owen dengan penuh dendam. Sebelumnya, dia pernah berulang kali mengintimidasi Owen karena mengira Owen adalah pacarnya Yunita, juga memiliki status yang rendah.Selain itu, Amelia juga merasa Owen masih tidak seunggul Zayden. Jadi, dia tidak berhenti menargeti Owen agar bisa mempermalukan Yunita Tak disangka, Owen bukan hanya kaya, tetapi juga memiliki basis kultivasi yang begitu tinggi hingga bahkan 2 petarung Alam Tigana juga bukanlah tandingan Owen. Bakat bela diri Owen benar-benar terlalu mengerikan dan potensi perkembangannya kelak sangat tidak terbatas.Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa Owen jauh lebih unggul daripada Zayden dalam aspek mana pun. Menurut Amelia, tidak ada seorang pun dari kalangan generasi muda di Provinsi Tonham yang mampu menandingi Owen. Sayangnya, Owen yang begitu hebat bukanlah pa
“Menarik! Menarik sekali!”Tepat pada saat kelompok Andre merasa menyesal, tiba-tiba terdengar suara seseorang. Selanjutnya, Max yang bertampang arogan dan sebelah tangannya masih dibalut gips berjalan mendekat bersama 2 pria tua yang memancarkan aura mengesankan.Saat ini, mereka sedang berada di tempat yang agak terpencil di luar toko batu giok. Lagi pula, waktunya masih pagi sehingga tempat ini cukup sepi. Namun, pertarungan Owen dengan kelompok Andre sudah menarik perhatian banyak orang.Jadi, ada banyak orang yang datang untuk menonton pertunjukan dari kejauhan. Mereka ingin mencari tahu apa sebenarnya yang sudah terjadi. Max juga merupakan salah satu orang di antara kerumunan.Kali ini, Max kebetulan melewati tempat ini dan melihat Owen sedang bertarung dengan kelompok Andre. Begitu melihat Owen berhasil mengalahkan kelompok Andre dengan mengandalkan kekuatannya sendiri, Max langsung memimpin kedua pengawalnya berjalan mendekat.“Max!”Begitu melihat Max, ekspresi Owen langsung m
“Gustari, a ... apa kamu itu benar-benar Owen?” tanya Yunita dengan terkejut.Ucapan Gustari sudah secara tidak langsung mengakui bahwa dirinya memang adalah Owen. Selain merasa terkejut, Yunita juga akhirnya tersadar bahwa Gustari yang ada di hadapannya ternyata adalah Owen yang sangat hebat dan misterius, sekaligus pahlawan yang sangat ingin ditemuinya.“Umm ... benar, aku memang adalah Owen,” jawab Owen dengan agak canggung.Berhubung Max sudah mengungkapkan identitas aslinya, Owen hanya bisa mengakuinya. Hanya saja, dia selalu menggunakan nama samaran Gustari di hadapan Yunita. Selain itu, Yunita juga pernah berulang kali mencari tahu tentang Owen darinya. Alhasil, dia malah membohongi Yunita. Berhubung identitas aslinya sudah terbongkar, dia merasa agak malu pada Yunita.“Ternyata begitu! Pantas saja kamu begitu hebat! Aku seharusnya menyadari dari awal kalau kamu itu memang Owen!” ujar Yunita.Sebelumnya, Yunita pernah merasa agak bingung kenapa Gustari yang hanyalah seorang waki
“Pak Andre, cepat pergi!”Max tidak ingin lanjut mendiskusikan masalah ini dengan Owen. Saat Owen masih tenggelam dalam pemikirannya, dia pun buru-buru memberi isyarat kepada kelompok Andre yang tergeletak di atas lantai.Meskipun Keluarga Pangadi tidak pernah berhubungan dengan Keluarga Kusnadi sebelumnya, musuhnya musuh adalah teman. Saat ini, Keluarga Kusnadi sudah bermusuhan dengan Owen, sedangkan Owen juga merupakan musuh Keluarga Pangadi. Max tidak mungkin membiarkan Owen memamerkan kekuatannya dan mencuri perhatian semua orang.Oleh karena itu, Max sengaja ingin menimbulkan masalah untuk Owen, sekaligus membantu Keluarga Kusnadi. Mungkin saja Keluarga Kusnadi akan berguna bagi Keluarga Pangadi kelak.“Oke!”Setelah mendengar peringatan Max, Andre dan yang lain seketika tersadar. Selain itu, mereka sempat beristirahat sejenak sehingga luka mereka sudah agak membaik. Selanjutnya, mereka pun menahan luka masing-masing dan berdiri dengan terhuyung-huyung.“Ayo pergi!” seru Andre. K
“Max, apa kamu bersikeras mau bermusuhan denganku?” tanya Owen dengan ekspresi dingin.Semalam, Tirta dan Max sudah mengutus beberapa ahli untuk menyerang Owen di hotel. Dia masih belum sempat memberi pelajaran pada Max atas hal itu. Sekarang, Max malah makin menjadi-jadi dan tidak berhenti mempersulitnya. Dalam seketika, niat untuk membunuh Max pun melintasi benaknya.“Memangnya kenapa kalau iya?” tanya Max dengan tampang arogan. Dia sama sekali tidak takut pada tatapan membunuh Owen.“Oke, ini permintaanmu sendiri ya. Berhubung kamu begitu ingin mati, akan kukabulkan permintaanmu itu. Memang sudah saatnya kita menyelesaikan dendam kita sebelumnya!” ujar Owen dengan marah.“Hanya dengan mengandalkan kekuatanmu? Konyol banget! Owen, kamu memang sangat kuat dan nggak terkalahkan di kalangan generasi muda. Tapi, Pak Andri dan Pak Heru merupakan petarung tahap menengah Alam Tigana. Aku mau tahu bagaimana kamu bisa melawan dua dari Lima Pengawas Besar Keluarga Pangadi!” ejek Max.Tadi, Max