“Mu ... mustahil!”Begitu menyaksikan situasi ini, Yunita yang berdiri di belakang Owen langsung tercengang. Awalnya, dia merasa Owen pasti akan mati karena bersikeras melawan 2 petarung Alam Tigana. Tak disangka, Owen bukan hanya baik-baik saja, tetapi juga mampu mengalahkan kedua ahli Keluarga Kusnadi itu dan membuat mereka terluka parah.Selain itu, bahkan Andre, Zayden, dan Amelia yang berdiri di belakang kedua ahli itu juga terluka akibat satu serangan Owen. Hal ini benar-benar luar biasa! Jadi, dapat dibayangkan betapa terkejutnya Yunita.“Sial! Kenapa jadi begini ....”Andre dan yang lain juga sudah dikejutkan oleh kekuatan Badai Penghancur. Ekspresi mereka terlihat sangat suram dan hati mereka juga langsung tenggelam. Awalnya, mereka mengira basis kultivasi Owen baru mencapai Semi Alam Tigana. Dengan kekuatan gabungan kedua ahli Keluarga Kusnadi yang telah mencapai tahap awal Alam Tigana, menghabisi Owen pasti adalah hal yang mudah. Selain itu, mereka juga sempat berharap untu
‘Kenapa Yunita bisa punya pacar yang begitu hebat .... Aku benar-benar nggak rela ....’Saat melihat tampang gembira Yunita, Amelia yang sedang tergeletak menatap Yunita dan Owen dengan penuh dendam. Sebelumnya, dia pernah berulang kali mengintimidasi Owen karena mengira Owen adalah pacarnya Yunita, juga memiliki status yang rendah.Selain itu, Amelia juga merasa Owen masih tidak seunggul Zayden. Jadi, dia tidak berhenti menargeti Owen agar bisa mempermalukan Yunita Tak disangka, Owen bukan hanya kaya, tetapi juga memiliki basis kultivasi yang begitu tinggi hingga bahkan 2 petarung Alam Tigana juga bukanlah tandingan Owen. Bakat bela diri Owen benar-benar terlalu mengerikan dan potensi perkembangannya kelak sangat tidak terbatas.Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa Owen jauh lebih unggul daripada Zayden dalam aspek mana pun. Menurut Amelia, tidak ada seorang pun dari kalangan generasi muda di Provinsi Tonham yang mampu menandingi Owen. Sayangnya, Owen yang begitu hebat bukanlah pa
“Menarik! Menarik sekali!”Tepat pada saat kelompok Andre merasa menyesal, tiba-tiba terdengar suara seseorang. Selanjutnya, Max yang bertampang arogan dan sebelah tangannya masih dibalut gips berjalan mendekat bersama 2 pria tua yang memancarkan aura mengesankan.Saat ini, mereka sedang berada di tempat yang agak terpencil di luar toko batu giok. Lagi pula, waktunya masih pagi sehingga tempat ini cukup sepi. Namun, pertarungan Owen dengan kelompok Andre sudah menarik perhatian banyak orang.Jadi, ada banyak orang yang datang untuk menonton pertunjukan dari kejauhan. Mereka ingin mencari tahu apa sebenarnya yang sudah terjadi. Max juga merupakan salah satu orang di antara kerumunan.Kali ini, Max kebetulan melewati tempat ini dan melihat Owen sedang bertarung dengan kelompok Andre. Begitu melihat Owen berhasil mengalahkan kelompok Andre dengan mengandalkan kekuatannya sendiri, Max langsung memimpin kedua pengawalnya berjalan mendekat.“Max!”Begitu melihat Max, ekspresi Owen langsung m
“Gustari, a ... apa kamu itu benar-benar Owen?” tanya Yunita dengan terkejut.Ucapan Gustari sudah secara tidak langsung mengakui bahwa dirinya memang adalah Owen. Selain merasa terkejut, Yunita juga akhirnya tersadar bahwa Gustari yang ada di hadapannya ternyata adalah Owen yang sangat hebat dan misterius, sekaligus pahlawan yang sangat ingin ditemuinya.“Umm ... benar, aku memang adalah Owen,” jawab Owen dengan agak canggung.Berhubung Max sudah mengungkapkan identitas aslinya, Owen hanya bisa mengakuinya. Hanya saja, dia selalu menggunakan nama samaran Gustari di hadapan Yunita. Selain itu, Yunita juga pernah berulang kali mencari tahu tentang Owen darinya. Alhasil, dia malah membohongi Yunita. Berhubung identitas aslinya sudah terbongkar, dia merasa agak malu pada Yunita.“Ternyata begitu! Pantas saja kamu begitu hebat! Aku seharusnya menyadari dari awal kalau kamu itu memang Owen!” ujar Yunita.Sebelumnya, Yunita pernah merasa agak bingung kenapa Gustari yang hanyalah seorang waki
“Pak Andre, cepat pergi!”Max tidak ingin lanjut mendiskusikan masalah ini dengan Owen. Saat Owen masih tenggelam dalam pemikirannya, dia pun buru-buru memberi isyarat kepada kelompok Andre yang tergeletak di atas lantai.Meskipun Keluarga Pangadi tidak pernah berhubungan dengan Keluarga Kusnadi sebelumnya, musuhnya musuh adalah teman. Saat ini, Keluarga Kusnadi sudah bermusuhan dengan Owen, sedangkan Owen juga merupakan musuh Keluarga Pangadi. Max tidak mungkin membiarkan Owen memamerkan kekuatannya dan mencuri perhatian semua orang.Oleh karena itu, Max sengaja ingin menimbulkan masalah untuk Owen, sekaligus membantu Keluarga Kusnadi. Mungkin saja Keluarga Kusnadi akan berguna bagi Keluarga Pangadi kelak.“Oke!”Setelah mendengar peringatan Max, Andre dan yang lain seketika tersadar. Selain itu, mereka sempat beristirahat sejenak sehingga luka mereka sudah agak membaik. Selanjutnya, mereka pun menahan luka masing-masing dan berdiri dengan terhuyung-huyung.“Ayo pergi!” seru Andre. K
“Max, apa kamu bersikeras mau bermusuhan denganku?” tanya Owen dengan ekspresi dingin.Semalam, Tirta dan Max sudah mengutus beberapa ahli untuk menyerang Owen di hotel. Dia masih belum sempat memberi pelajaran pada Max atas hal itu. Sekarang, Max malah makin menjadi-jadi dan tidak berhenti mempersulitnya. Dalam seketika, niat untuk membunuh Max pun melintasi benaknya.“Memangnya kenapa kalau iya?” tanya Max dengan tampang arogan. Dia sama sekali tidak takut pada tatapan membunuh Owen.“Oke, ini permintaanmu sendiri ya. Berhubung kamu begitu ingin mati, akan kukabulkan permintaanmu itu. Memang sudah saatnya kita menyelesaikan dendam kita sebelumnya!” ujar Owen dengan marah.“Hanya dengan mengandalkan kekuatanmu? Konyol banget! Owen, kamu memang sangat kuat dan nggak terkalahkan di kalangan generasi muda. Tapi, Pak Andri dan Pak Heru merupakan petarung tahap menengah Alam Tigana. Aku mau tahu bagaimana kamu bisa melawan dua dari Lima Pengawas Besar Keluarga Pangadi!” ejek Max.Tadi, Max
“Ini ....” Begitu mendengar peringatan Andri dan Heru, Max segera tersadar.Kekuatan Owen sangat mendalam dan tidak bisa ditebak sehingga Owen sangat sulit dihadapi. Demi mencegah timbulnya hal yang tidak diinginkan, Tirta pernah berpesan pada Max untuk tidak menyinggung Owen selama dirinya mengasingkan diri.Namun, Max sangat membenci Owen. Saat ini, dia kebetulan bertemu dengan Owen dan juga membawa dua dari Lima Pengawas Besar yang basis kultivasinya sangat tinggi. Dengan kekuatan Andri dan Heru yang sudah mencapai tahap menengah Alam Tigana, Max merasa kedua orang itu sudah cukup kuat untuk menghadapi Owen.Menurut Max, ini merupakan kesempatan yang sangat bagus untuk menghabisi Owen. Jadi, dia tentu saja merasa tidak rela untuk melepaskan Owen.“Pak Andri, Pak Heru, apa kalian bisa menebak seberapa tinggi basis kultivasi Owen dari pertarungan tadi? Kalau kalian beraliansi untuk menghadapinya, apa kalian punya keyakinan untuk mengalahkan atau menghabisinya?” tanya Max setelah berpi
“Baguslah kalau begitu! Owen itu musuh Keluarga Pangadi. Berhubung dia bukan lawan kalian, buat apa kita takut padanya? Kita nggak boleh melewatkan kesempatan bagus ini!”Setelah mendengar analisis Andri dan Heru, Max langsung memiliki kepercayaan diri dan membuat keputusan untuk menyerang Owen. Meskipun Tirta sudah berpesan untuk tidak mencari masalah dengan Owen untuk sementara, yang namanya orang itu harus fleksibel.Saat ini, Max tanpa sengaja bertemu Owen, sedangkan Andri dan Heru juga memiliki keyakinan untuk mengalahkan Owen. Ini benar-benar adalah kesempatan bagus bagi Keluarga Pangadi untuk menghabisi Owen. Jika dia melepaskan Owen, kesempatan sebagus ini belum tentu akan datang lagi.Setelah menimbang pro dan kontranya, Max pun memutuskan untuk mengabaikan pesan Tirta dan hendak menyerang Owen. Selama bisa menjatuhkan Owen, lalu merebut Grup Ora dari tangan Owen, ayahnya pasti akan senang dan tidak menyalahkannya karena mengambil keputusan sendiri. Jadi, dia tidak perlu meras