“Menarik! Menarik sekali!”Tepat pada saat kelompok Andre merasa menyesal, tiba-tiba terdengar suara seseorang. Selanjutnya, Max yang bertampang arogan dan sebelah tangannya masih dibalut gips berjalan mendekat bersama 2 pria tua yang memancarkan aura mengesankan.Saat ini, mereka sedang berada di tempat yang agak terpencil di luar toko batu giok. Lagi pula, waktunya masih pagi sehingga tempat ini cukup sepi. Namun, pertarungan Owen dengan kelompok Andre sudah menarik perhatian banyak orang.Jadi, ada banyak orang yang datang untuk menonton pertunjukan dari kejauhan. Mereka ingin mencari tahu apa sebenarnya yang sudah terjadi. Max juga merupakan salah satu orang di antara kerumunan.Kali ini, Max kebetulan melewati tempat ini dan melihat Owen sedang bertarung dengan kelompok Andre. Begitu melihat Owen berhasil mengalahkan kelompok Andre dengan mengandalkan kekuatannya sendiri, Max langsung memimpin kedua pengawalnya berjalan mendekat.“Max!”Begitu melihat Max, ekspresi Owen langsung m
“Gustari, a ... apa kamu itu benar-benar Owen?” tanya Yunita dengan terkejut.Ucapan Gustari sudah secara tidak langsung mengakui bahwa dirinya memang adalah Owen. Selain merasa terkejut, Yunita juga akhirnya tersadar bahwa Gustari yang ada di hadapannya ternyata adalah Owen yang sangat hebat dan misterius, sekaligus pahlawan yang sangat ingin ditemuinya.“Umm ... benar, aku memang adalah Owen,” jawab Owen dengan agak canggung.Berhubung Max sudah mengungkapkan identitas aslinya, Owen hanya bisa mengakuinya. Hanya saja, dia selalu menggunakan nama samaran Gustari di hadapan Yunita. Selain itu, Yunita juga pernah berulang kali mencari tahu tentang Owen darinya. Alhasil, dia malah membohongi Yunita. Berhubung identitas aslinya sudah terbongkar, dia merasa agak malu pada Yunita.“Ternyata begitu! Pantas saja kamu begitu hebat! Aku seharusnya menyadari dari awal kalau kamu itu memang Owen!” ujar Yunita.Sebelumnya, Yunita pernah merasa agak bingung kenapa Gustari yang hanyalah seorang waki
“Pak Andre, cepat pergi!”Max tidak ingin lanjut mendiskusikan masalah ini dengan Owen. Saat Owen masih tenggelam dalam pemikirannya, dia pun buru-buru memberi isyarat kepada kelompok Andre yang tergeletak di atas lantai.Meskipun Keluarga Pangadi tidak pernah berhubungan dengan Keluarga Kusnadi sebelumnya, musuhnya musuh adalah teman. Saat ini, Keluarga Kusnadi sudah bermusuhan dengan Owen, sedangkan Owen juga merupakan musuh Keluarga Pangadi. Max tidak mungkin membiarkan Owen memamerkan kekuatannya dan mencuri perhatian semua orang.Oleh karena itu, Max sengaja ingin menimbulkan masalah untuk Owen, sekaligus membantu Keluarga Kusnadi. Mungkin saja Keluarga Kusnadi akan berguna bagi Keluarga Pangadi kelak.“Oke!”Setelah mendengar peringatan Max, Andre dan yang lain seketika tersadar. Selain itu, mereka sempat beristirahat sejenak sehingga luka mereka sudah agak membaik. Selanjutnya, mereka pun menahan luka masing-masing dan berdiri dengan terhuyung-huyung.“Ayo pergi!” seru Andre. K
“Max, apa kamu bersikeras mau bermusuhan denganku?” tanya Owen dengan ekspresi dingin.Semalam, Tirta dan Max sudah mengutus beberapa ahli untuk menyerang Owen di hotel. Dia masih belum sempat memberi pelajaran pada Max atas hal itu. Sekarang, Max malah makin menjadi-jadi dan tidak berhenti mempersulitnya. Dalam seketika, niat untuk membunuh Max pun melintasi benaknya.“Memangnya kenapa kalau iya?” tanya Max dengan tampang arogan. Dia sama sekali tidak takut pada tatapan membunuh Owen.“Oke, ini permintaanmu sendiri ya. Berhubung kamu begitu ingin mati, akan kukabulkan permintaanmu itu. Memang sudah saatnya kita menyelesaikan dendam kita sebelumnya!” ujar Owen dengan marah.“Hanya dengan mengandalkan kekuatanmu? Konyol banget! Owen, kamu memang sangat kuat dan nggak terkalahkan di kalangan generasi muda. Tapi, Pak Andri dan Pak Heru merupakan petarung tahap menengah Alam Tigana. Aku mau tahu bagaimana kamu bisa melawan dua dari Lima Pengawas Besar Keluarga Pangadi!” ejek Max.Tadi, Max
“Ini ....” Begitu mendengar peringatan Andri dan Heru, Max segera tersadar.Kekuatan Owen sangat mendalam dan tidak bisa ditebak sehingga Owen sangat sulit dihadapi. Demi mencegah timbulnya hal yang tidak diinginkan, Tirta pernah berpesan pada Max untuk tidak menyinggung Owen selama dirinya mengasingkan diri.Namun, Max sangat membenci Owen. Saat ini, dia kebetulan bertemu dengan Owen dan juga membawa dua dari Lima Pengawas Besar yang basis kultivasinya sangat tinggi. Dengan kekuatan Andri dan Heru yang sudah mencapai tahap menengah Alam Tigana, Max merasa kedua orang itu sudah cukup kuat untuk menghadapi Owen.Menurut Max, ini merupakan kesempatan yang sangat bagus untuk menghabisi Owen. Jadi, dia tentu saja merasa tidak rela untuk melepaskan Owen.“Pak Andri, Pak Heru, apa kalian bisa menebak seberapa tinggi basis kultivasi Owen dari pertarungan tadi? Kalau kalian beraliansi untuk menghadapinya, apa kalian punya keyakinan untuk mengalahkan atau menghabisinya?” tanya Max setelah berpi
“Baguslah kalau begitu! Owen itu musuh Keluarga Pangadi. Berhubung dia bukan lawan kalian, buat apa kita takut padanya? Kita nggak boleh melewatkan kesempatan bagus ini!”Setelah mendengar analisis Andri dan Heru, Max langsung memiliki kepercayaan diri dan membuat keputusan untuk menyerang Owen. Meskipun Tirta sudah berpesan untuk tidak mencari masalah dengan Owen untuk sementara, yang namanya orang itu harus fleksibel.Saat ini, Max tanpa sengaja bertemu Owen, sedangkan Andri dan Heru juga memiliki keyakinan untuk mengalahkan Owen. Ini benar-benar adalah kesempatan bagus bagi Keluarga Pangadi untuk menghabisi Owen. Jika dia melepaskan Owen, kesempatan sebagus ini belum tentu akan datang lagi.Setelah menimbang pro dan kontranya, Max pun memutuskan untuk mengabaikan pesan Tirta dan hendak menyerang Owen. Selama bisa menjatuhkan Owen, lalu merebut Grup Ora dari tangan Owen, ayahnya pasti akan senang dan tidak menyalahkannya karena mengambil keputusan sendiri. Jadi, dia tidak perlu meras
“Owen, kamu nggak perlu sok hebat! Hari ini, ajalmu sudah tiba! Pak Andri, Pak Heru, cepat bertindak!” perintah Max dengan ekspresi dingin.“Baik! Nak, mati sana!” seru Heru dan Andri. Selanjutnya, mereka pun hendak langsung menyerang Owen.“Berhenti!”Tepat pada saat ini, tiba-tiba terdengar seruan seseorang. Kemudian, Sean, Yosua, dan 2 pria tua yang beraura mengesankan berjalan keluar dari kerumunan.“Sean?”Begitu melihat kemunculan mendadak kelompok Sean, baik Max maupun Yunita dan Owen merasa sangat terkejut. Mereka tidak tahu kenapa kelompok Sean bisa tiba-tiba muncul di tempat ini.Sean, Yosua, dan yang lain segera berjalan menghampiri Owen serta Yunita.“Pak Yosua, Tuan Sean, kenapa kalian tiba-tiba muncul di sini?” tanya Owen dengan bingung.“Pak Gu ... Pak Owen, kami sengaja datang untuk mencarimu karena mau mengundangmu bertamu ke rumah kami,” jelas Sean secara singkat.Berhubung Grup Ora memiliki pengaruh dan keuntungan yang sangat besar, Keluarga Songadi juga sangat mengi
“Sean, Pak Yosua, apa maksud kalian? Apa kalian mau bermusuhan dengan Keluarga Pangadi demi membantu Owen?” tanya Max dengan ekspresi tidak senang.Saat berada di acara bisnis yang diadakan Spencer, Sean sudah berulang kali melawan Max demi membantu Owen. Sekarang, Yosua dan Sean malah tiba-tiba muncul dan mencegah Andri serta Heru untuk menyerang Owen. Sangat jelas bahwa mereka ingin melindungi atau membantu Owen. Jadi, Max tentu saja tidak akan bersikap baik terhadap mereka.“Memangnya kenapa kalau iya? Max, kamu sudah berulang kali mempersulit Pak Owen dan bahkan menyerangnya dengan mengandalkan kekuasaan Keluarga Pangadi di acara bisnis yang diadakan Tuan Spencer sebelumnya.”“Setelah Pak Owen mengalahkanmu, aku dan Nona Yunita yang membujuknya untuk mengampunimu. Tapi, kamu masih belum berubah dan ingin lanjut menindas Pak Owen. Kamu benar-benar keterlaluan!” dengus Sean.Setelah Sean dan Yunita membujuk Owen untuk mengampuni Max, Sean mengira Max akan menyadari kesalahannya dan b