"Marisa, jalanan di kota itu relatif macet, apalagi tempat parkirnya nggak mudah didapat. Jadi, mengendarai motor itu lebih praktis. Kamu bisa memarkir mobilmu di sini lebih dulu, lalu pulang seusai membeli barang nanti." Owen tahu bahwa Marisa datang dengan mengemudi mobil, itu tidak sepraktis dan secepat dia mengendarai motor."Eh, oke." Marisa mengangguk, lalu Owen pun memboncengnya meninggalkan restoran itu.....Mal Fortune merupakan sebuah mal besar yang berada paling dekat dengan restoran tersebut.Setelah memarkirkan motornya, Owen pun masuk ke mal bersama Marisa.Mereka berkeliling ke mana-mana. Saat melihat sebuah toko pakaian dengan merek terkenal, Marisa pun menarik Owen untuk masuk ke dalam. Toko pakaian ini memang bukan merek internasional, tetapi merupakan merek ternama dalam negeri. Pelanggan yang ditargetkan adalah kelas menengah hingga ke atas.Luas di dalamnya sangat besar dan terbagi menjadi dua area. Area sebelah kiri adalah pakaian pria dan sebelah kanan adalah pa
"Owen, pakaian itu benda musiman, modelnya sangat mudah ketinggalan zaman. Kita beli yang ini dulu sementara, nggak perlu beli sebanyak itu," ujar Marisa sambil tersenyum dengan canggung."Nggak masalah, pakaianku sedikit, jadi langsung beli beberapa sekaligus juga nggak apa-apa," ujar Owen yang tidak sependapat."Tapi …." Marisa tidak bisa tersenyum lagi. Dia ingin terus membujuk Owen, tetapi Owen sudah menyelanya sebelum dia sempat berbicara."Nggak apa-apa, beli saja semuanya. Kak, aku mau beberapa pakaian ini. Tolong dibungkuskan, ya," ujar Owen dengan bangga."Baik." Karyawan wanita itu tampak sangat bahagia. Dia tidak pernah bertemu pelanggan selugas Owen sebelumnya. Dia segera menyadari bahwa Owen mungkin saja anak orang kaya sehingga sikapnya saat melayani pun menjadi jauh lebih ramah.Selanjutnya, dia bergegas membungkus beberapa pakaian itu seolah-olah takut Owen akan menyesalinya.Saat melihat adegan itu, Marisa sepenuhnya tertegun. Sekarang, Owen sudah selesai membual dan p
“Tapi ....” Marisa merasa serba salah dan tidak bisa mengutarakan kesulitannya.“Sudahlah, kita lihat saja dulu,” ujar Owen. Setelah itu, dia pun menarik Marisa ke area pakaian wanita.Berhubung tidak bisa menolak, Marisa pun diam-diam berdesah, ‘Ya sudahlah. Toh sudah datang, nggak ada salahnya pilih beberapa untuk dicoba dulu. Kalau harganya terlalu mahal, palingan nggak usah beli.’ Setelah berpikir seperti itu, Marisa pun menjadi lebih tenang. Kemudian, mereka memasuki area pakaian wanita.“Nona, beberapa gaun pas badan ini adalah produk terbaik toko kami. Desainnya sangat mewah dan sangat cocok sama auramu. Kamu boleh pilih beberapa untuk dicoba ....” Pegawai wanita itu bersikap sangat ramah. Dia menunjuk ke deretan pakaian yang berisi pakaian wanita mewah, lalu merekomendasikan satu-satu kepada Owen dan Marisa.“Ini ....” Marisa sedikit ragu. Apabila pakaian-pakaian ini adalah produk terbaik toko ini, harganya pasti tidak murah. Dia merasa dirinya pasti tidak sanggup membelinya. N
Harganya sudah terlalu mahal. Marisa benar-benar tidak mampu membelinya.“Aku rasa biasa saja. Sudahlah, sebaiknya kita pergi lihat-lihat ke toko lain saja ...,” ujar Marisa. Kemudian, dia mengembalikan beberapa pakaian itu kepada si pegawai wanita.Senyum pegawai wanita itu pun membeku. Dia merasa sangat kecewa. Awalnya, dia mengira Marisa paling tidak akan menyukai 1-2 buah pakaian yang direkomendasikannya. Tak disangka, Marisa ternyata tidak menyukai satu pun.Namun, Marisa sangat cantik. Wajar saja apabila seleranya juga lebih tinggi. Mungkin juga pakaian-pakaian merek menengah ke atas ini bukan selera Marisa. Setelah memikirkan hal ini, pegawai wanita itu tiba-tiba terpikirkan sebuah ide.Dia berjalan ke depan sebuah rak baju, lalu merekomendasikan sebuah gaun pesta kepada Marisa, “Nona, kami punya sebuah gaun pesta yang sangat bagus. Gaun ini didesain oleh seorang perancang busana dalam negeri yang terkenal. Baik bahan maupun modelnya bisa menyaingi banyak produk dari merek kelas
“Mbak, selain gaun ini, semua baju yang dicoba Marisa tadi juga sekalian dibungkus ya!” ujar Owen dengan yakin.“Oke, aku akan segera membuka bonnya!” Pegawai wanita itu sangat gembira. Dia buru-buru mengeluarkan semua pakaian yang dicoba Marisa tadi dan membungkusnya. Senyum di wajahnya sangat cerah.“Mbak, tunggu dulu! Kami nggak mau beli gaun dan baju-baju tadi ....” Marisa langsung terkejut dan buru-buru mencegahnya.“Marisa, semua baju ini bagus banget di kamu. Kenapa nggak mau beli?” tanya Owen dengan heran.“Aku ....” Marisa merasa sangat malu. Namun, dia sudah tidak peduli meskipun berkata jujur akan mempermalukan dirinya. Dia pun berbisik, “Aku nggak punya uang sebanyak itu ....”“Nggak punya uang?” Pegawai wanita itu langsung terkejut setelah mendengarnya. Ekspresinya juga langsung berubah. Tadi, dia mengira bahwa Owen adalah anak dari keluarga kaya dari sikapnya yang royal. Sekarang, dia baru tersadar bahwa kedua orang ini mungkin hanya sok kaya. Bukankah itu artinya dia sud
Marisa menasihati Owen dengan ekspresi gelisah. Dia berharap Owen bisa sadar dan kembali ke jalan yang benar.Saat melihat ekspresi Marisa, Owen merasa sangat lucu. Dia tahu Marisa sudah salah paham, tetapi juga jelas bahwa Marisa bermaksud baik. Oleh karena itu, dia tidak menjelaskan lebih banyak lagi. “Oke, aku nggak bakal judi batu lagi kelak,” jawab Owen sambil tersenyum.Sebelumnya, dia terpaksa harus judi batu demi mendapatkan giok untuk Formasi Pengumpul Energi. Profesi ini terlalu rumit. Dia tidak bisa membayangkan konsekuensinya apabila dia kecanduan dan orang lain menyadari bahwa dia bisa merasakan energi spiritual dari batu giok mentah. Pada saat itu, dia mungkin akan mendatangkan musibah untuk diri sendiri.Oleh karena itu, dia tidak melakukannya lagi setelahnya. Dia juga tidak berencana untuk menghasilkan uang dari profesi ini.“Baguslah kalau begitu.” Setelah mendapat jaminan dari Owen, Marisa pun menjadi tenang. Kemudian, dia seperti teringat sesuatu dan menegur Owen, “O
Marisa tertawa, lalu tiba-tiba tersadar bahwa ucapannya bermakna ambigu. Dia pun langsung merasa sangat malu.Owen hanya bercanda. Jadi, dia juga tidak peduli. Kemudian, dia menunjuk ke sebuah toko kosmetik dan berkata, “Marisa, bukannya kamu mau beli kosmetik? Toko kosmetik itu kayaknya bagus juga. Ayo lihat-lihat!”“Emm.” Marisa mengiakan dengan sedikit tersipu. Setelah itu, mereka pun menghampiri toko kosmetik tersebut. Ini adalah toko kosmetik waralaba berskala besar yang terkenal. Produk utama yang mereka kelola adalah produk kosmetik kelas menengah ke atas dan kelas atas. Di antaranya, ada banyak merek besar internasional. Jenis-jenis kosmetik yang mereka jual juga sangat lengkap, ada produk perawatan kulit, parfum, produk kosmetikal, dan lain-lain.Mungkin karena hari ini adalah hari Sabtu, jadi toko ini sangat ramai. Beberapa pegawai toko sangat sibuk hingga tidak ada orang yang melayani Owen dan Marisa. Setelah berkeliling sebentar, masih belum ada juga karyawan yang menghamp
Menurut perhitungan Owen, harga pasaran produk kosmetikal yang didistribusikan oleh Grup Wijaya diperkirakan sekitar 12 juta hingga 14 juta. Namun, harga jual sekarang mencapai 24 juta per setnya. Bukankah ini terlalu mahal?"Satu setnya 24 juta dan kamu bilang itu mahal? Hei, orang miskin, nggak usah berlagak kaya kalau nggak punya uang," hardik pramuniaga wanita itu.Saat ini, ekspresi di wajahnya tampak kesal dan tidak ramah. Dia sudah memberitahu Owen dengan jelas barusan bahwa Owen bisa kembali mencari dirinya jika sudah pasti membeli. Namun sekarang, dia yang sudah mengorbankan jam istirahatnya malah mendengar Owen mengatakan bahwa harganya terlalu mahal. Bukankah aneh jika dia tetap bersikap ramah terhadap Owen?"Ini ...." Owen yang dimarahi pramuniaga toko merasa sangat canggung.Di kartu banknya masih ada sekitar 140 atau 160 miliar, 20 juta lebih tentu bukan nilai yang besar baginya. Hanya saja perbedaan harga kosmetikal dari pabrik berbeda jauh dari harga pasaran. Hal ini me
“Nona Yunita, terima kasih sudah menolongku ....”Theresa berjalan ke sisi tempat tidur, lalu mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada Yunita yang sudah menolongnya dari tangan Rusli. Ini juga merupakan alasan utama kenapa dia tidak meninggalkan kamar Yunita.“Nona Theresa, kalau kamu benar-benar ingin berterima kasih padaku, apa kamu boleh setujui sebuah permintaanku ...,” ujar Yunita sambil menggigit bibirnya. Dia terlihat seperti sudah membuat sebuah keputusan.“Permintaan apa?” tanya Theresa. Setelah berpikir sejenak, da samar-samar bisa menebak apa permintaan Yunita.“Aku ingin bergabung dengan kalian. Kelak, aku mau hidup bersama kalian ...,” jawab Yunita dengan tatapan penuh harap.Sebelumnya, Yunita tidak berhenti berpikir untuk merebut Owen dari Theresa dan Yura karena menyukai Owen. Sekarang, setelah mengalami musibah sebesar ini, pikirannya sudah terbuka. Berhubung tidak mungkin bisa merebut Owen dari mereka, dia pun berencana untuk bergabung dengan mereka. Ini juga meru
“Nggak ada yang mustahil! Pak tua, semuanya sudah berakhir. Mati sana! Terima seranganku, Tinju Phoenix!” dengus Owen.Kemudian, Owen langsung mengerahkan jurus andalan terkuatnya tanpa ragu. Gelombang energi yang luar biasa kuat segera terpancar dari tinjunya, lalu memelesat ke arah Danu. Owen berencana untuk langsung membunuh Danu supaya bisa mengakhiri pertarungan ini secepat mungkin.“Jangan ....”Saat merasakan kekuatan mengerikan dari Tinju Phoenix, Danu pun ketakutan. Dia langsung melompat tanpa ragu dan berniat untuk melarikan diri. Sayangnya, kekuatan Owen jauh lebih tinggi dari kekuatannya. Selain itu, Tinju Phoenix merupakan jurus spiritual tingkat puncak yang kekuatannya sangat mengerikan.Selanjutnya, baru saja Danu melompat ke udara, tubuhnya sudah terhantam serangan Tinju Phoenix dan meledak menjadi kabut darah. Hidupnya yang dipenuhi dengan kejahatan akhirnya berakhir juga.“Ini ....”Begitu melihat Owen berhasil membunuh Danu hanya dengan satu serangan, semua orang pun
“Akhirnya basis kultivasiku menerobos juga! Pak tua, sekarang, kamu sudah boleh mati dengan tenang!”Owen membuka kedua matanya, lalu menatap ke arah Danu dengan tatapan yang sangat tajam dan menakutkan.“Nak, arogan sekali kamu! Memangnya kenapa kalau kamu beruntung bisa menerobos mencapai Alam Legana? Basis kultivasimu baru menerobos dan kamu bahkan belum sempat mengokohkannya. Kamu bukan tandinganku! Mati sana!” dengus Danu. Dia sama sekali tidak takut pada Owen.Seusai berbicara, Danu tidak ingin lanjut bicara omong kosong dengan Owen lagi. Dia langsung menyerang ke arah Owen dengan kekuatan yang sangat besar. Dia berencana untuk lanjut membunuh Owen sebelum Owen sempat mengokohkan basis kultivasinya.“Benar! Memangnya kenapa kalau basis kultivasinya sudah menerobos ....”Setelah mendengar ucapan Danu, semua anggota Keluarga Chandika juga langsung merasa jauh lebih lega.Di sisi lain, Graham, Juskitar, Surya, dan orang lainnya baru saja merasa agak senang dan mulai menaruh sedikit
“Haha .... Akhirnya berakhir juga!”Melihat Graham yang terluka parah dan tidak mampu melawan lagi, Danu langsung tertawa terbahak-bahak. Saat ini, kelompok Graham yang memiliki kemampuan terkuat sudah dijatuhkannya. Selanjutnya, yang tersisa hanyalah Owen, Juskitar, Surya, dan orang lain yang bisa dihadapinya dengan mudah.Dengan begitu, pihak Keluarga Chandika sudah termasuk meraih kemenangan. Jadi, dapat dibayangkan betapa gembiranya Danu.“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”Selain Danu, Setiawan dan para ahli Keluarga Chandika lainnya juga bersorak gembira.“Gawat .... Kali ini, tamatlah riwayat kita ....”Di sisi lain, Juskitar, Surya, dan orang lainnya merasa bagaikan sudah disambar petir. Mereka langsung merasa putus asa. Meskipun memiliki keuntungan dalam jumlah, Danu merupakan seorang petarung Alam Legana yang tidak mungkin bisa mereka lawan. Jika tebakan mereka tidak meleset, yang menanti mereka selanjutnya adalah kematian. Selain itu, tida
Gluk! Owen memanfaatkan kesempatan ini untuk mengeluarkan pil spiritual suci dan mengonsumsinya.Awalnya, Owen berencana untuk menyerahkan pil penawar ratusan racun kepada kelompok Graham supaya bisa menawarkan racun mereka. Namun, Graham sudah terluka akibat serangan Danu, sedangkan kelompok Tristan juga terluka parah dan telah kehilangan semangat tempur. Jadi, sudah tidak ada gunanya Owen menawarkan racun mereka.Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Owen saat ini hanyalah bertaruh apakah dirinya bisa memanfaatkan kesempatan saat hambatan kultivasinya menunjukkan kelonggaran untuk menerobos hambatan kultivasi mencapai Tingkat Pemahaman Agung dengan mengandalkan pil spiritual suci. Dengan begitu, pihak mereka mungkin masih memiliki harapan untuk menang.“Owen, aku akan menahan Danu sebisa mungkin. Kamu harus manfaatkan kesempatan ini untuk kabur! Setelah berhasil kabur, carilah cara untuk balaskan dendam Organisasi Dragmar Tonham Sentral ....”Saat ini, Graham berusaha untuk berdiri sa
“Cari mati kamu!”Saat merasakan serangan kuat Owen dari punggungnya dan melihat Owen telah membunuh Jordan, Danu merasa sangat marah. Dia mau tak mau menghentikan serangan lanjutannya terhadap kelompok Graham, lalu mengerahkan kekuatan yang luar biasa untuk menangkis serangan Owen.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Tinju Phoenix dan serangan Danu saling berhantaman dengan kuat. Selanjutnya, serangan Danu segera merobek pertahanan Tinju Phoenix dan sisa kekuatannya menghantam tubuh Owen dengan kuat.“Gawat!”Ekspresi Owen langsung berubah drastis. Dia buru-buru melangkah mundur dengan cepat supaya bisa menghindari sisa kekuatan dari serangan Danu. Apa daya, basis kultivasi Danu telah mencapai Alam Legana yang jauh lebih tinggi dari kekuatan Owen. Tidak peduli secepat apa pun dia melangkah mundur, dia tetap tidak dapat melepaskan diri dari ruang lingkup serangan Danu. Tubuhnya pun tersapu sisa energi sejati itu dan terpental ke lantai.Pfft! Pfft! Setelah mendarat di lan
Dibandingkan dengan Juskitar dan Surya yang dipenuhi dengan rasa putus asa, Owen terlihat jauh lebih tenang. Dulu, dia yang menjatuhkan Tangan Beracun. Demi menghadapi Tangan Beracun sebelumnya, dia pernah meracik pil penawar ratusan racun untuk menawarkan Lima Racun Pelemas Otot.Saat ini, Owen kebetulan masih memiliki puluhan butir pil penawar ratusan racun. Meskipun kelompok Graham sudah keracunan, begitu dia memberikan pil penawar ratusan racun kepada mereka, pihak mereka masih memiliki kesempatan untuk meraih kemenangan.Begitu memikirkan hal ini, Owen segera menghentikan pertarungannya dengan Jordan, lalu melompat dan hendak menghampiri kelompok Graham untuk menawarkan racun mereka.“Owen, kamu mau kabur? Mana segampang itu!”Jordan salah paham bahwa Owen ingin melarikan diri setelah melihat situasinya sudah terbalik. Dengan dendam mendalam di antara dirinya dengan Owen, dia tentu saja tidak akan membiarkan Owen melarikan diri. Oleh karena itu, dia langsung bergerak dan menghalan
“Pak Graham, kalian yang memaksaku! Berhubung begitu, jangan salahkan aku lagi! Mati sana!”Melihat para ahli Keluarga Chandika yang jatuh dalam bahaya, ekspresi Danu terlihat sangat suram. Dia tahu dirinya harus segera mengakhiri pertarungan ini secepatnya untuk mencegah timbulnya korban jiwa dari pihak Keluarga Chandika. Oleh karena itu, Danu segera melambaikan kedua lengan bajunya yang menyebarkan kabut putih ke arah kelompok Graham. Kabut putih itu segera berubah menjadi serbuk yang memenuhi udara dan menyelimuti kelompok Graham. “A ... apa ini? Gawat! Ini racun!”Saat merasakan keanehan serbuk berwarna putih itu, kelompok Graham pun tercengang. Mereka berempat buru-buru menahan napas dan melangkah mundur dengan cepat untuk keluar dari jangkauan serbuk putih tersebut.Sayangnya, semuanya sudah terlambat. Serbuk putih itu dapat memasuki tubuh mereka melalui pori-pori. Ditambah dengan jarak mereka berempat yang terlalu dekat dengan Danu, tubuh mereka sudah menyerap serbuk putih itu
“Cuma seseorang yang pernah kukalahkan saja berani bersikap searogan ini? Dasar nggak tahu diri!” cibir Owen.Owen sudah pernah bertarung 2 kali dengan Jordan. Setiap kali, Jordan selalu terluka dan melarikan diri. Jadi, Owen tentu saja tidak takut pada Jordan. Tanpa berpikir panjang, dia segera mengerahkan Jari Bencana Bumi yang berkekuatan luar biasa kuat untuk menangkis serangan Jordan.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Jari Bencana Bumi dan Cakar Pemakan Jiwa saling berhantaman dengan kuat.Namun, berbeda dengan sebelumnya, Jari Bencana Bumi yang dikerahkan Owen kali ini tidak dapat menembus pertahanan serangan Jordan, malah berhasil dikalahkan oleh serangan Jordan.Selain itu, berhubung Owen baru mengonsumsi pil pemicu potensi dan efek obatnya masih belum sepenuhnya bekerja, serangan Jordan bukan hanya mengalahkan serangan Owen, tetapi sisa kekuatannya juga membuat Owen terdesak mundur beberapa langkah.“Jordan, nggak disangka ternyata basis kultivasimu sudah menero